Anda di halaman 1dari 4

Marilah kita mempertahankan kepatuhan, memperkuat keimanan, serta meningkatkan

ketaqwaan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Alloh karena kita telah diciptakan sebagai
makhluk yang bisa membangun relasi di muka bumi ini.
Sebagai makhluk sosial tentu kita tidak bisa terlepas dari berhubungan dengan orang lain.
Keharmonisan berinteraksi dengan orang lain merupakan hal yang diinginkan oleh setiap
insan yang bijaksana. Hal ini tentu tidak akan terwujud jika di dalam hati manusia masih
terdapat prasangka buruk.
huznudzon dapat diartikan ke dalam bahasa yakni berpikir atau menduga sesuatu yang baik
kepada sesama umat manusia dan juga Allah SWT. Sebagai umat Islam yang baik, berbaik
sangka memang sangat dianjurkan
Maka, berbaik sangka kepada sesama umat manusia sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan
berbaik sangka, maka kita akan mendapatkan manfaat hingga hikmah dari Allah SWT.
Terlepas dari hal tersebut perlu diketahui juga bahwa berbaik sangka atau huznudzon ini
terbagi menjadi beberapa macam yaitu
1. Berbaik sangka kepada Alloh
Saat Allah SWT telah menetapkan sesuatu apapun untuk kita, tak jarang kadang kita merasa
tidak cocok atau sedikit tidak menerima. Namun kita harus selalu berprasangka baik kepada
Allah SWT, karena pada nantinya kita akan mendapatkan hikmah dari kejadian yang sudah
ditakdirkan tersebut. Perlu diketahui bahwa huznudzon kepada Allah ini terbagi menjadi
berapa macam yaitu dalam ketaatan, dalam nikmat dari Allah hingga huznudzon dalam
menghadapi ujian serta ketika melihat ciptaan Allah.
2. Berbaik sangka kepada diri sendiri

Kita harus tetap bersyukur kepada Alloh SWT karena sudah menciptakan kita menjadi
sebaik-baiknya makhluk. Dengan begitu, kita juga akan percaya kepada diri sendiri, lebih
gigih serta berinisiatif dalam berbuat dan menjalani kebaikan.
Alloh berfirman dalam surat at-tin ayat 4

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

3. berbaik sangka kepada sesama manusia


Allah Swt. berfirman dalam Qs. Al-Hujurat ayat 12:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena


sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.”
Allah Swt. mengingatkan kita untuk menjaga hal yang mendasar dalam menjaga kerukunan
dan keharmonisan, yaitu menjaga perasaan kita agar senantiasa berprasangka baik kepada
sesama Muslim. Kita tahu, adanya kerusuhan yang terjadi di dunia nyata, keributan yang
terjadi di dunia maya, itu semua tidak terlepas dari awal mula prasangka yang buruk terhadap
sesama.
Diriwayatkan dari Sahabat Umar bin Khottob bahwa Rosululloh Saw. bersabda :
“Sungguh, janganlah kamu menyangka terhadap kalimat yang keluar dari saudaramu sesama
Muslim kecuali dengan prasangka yang baik.”
Imam Al-Ghazzali menuturkan dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin bahwa kita tidak berhak untuk
berprasangka buruk kepada orang lain kecuali ketika telah jelas bagi kita keburukan tersebut
dan tidak memungkinkan untuk menta’wil keburukan tersebut dengan kebaikan.
Dampak positif dari husnuzan (berbaik sangka) terhadap sesama manusia adalah
a)  Hubungan persaudaraan lebih harmonis atau lebih baik.
b)  Selalu bahagia atas kebahagiaan orang lain.
c)  senantiasa dicintai oleh sesama, karena orang lain tidak pernah dirugikan oleh dirinya.
d) Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama manusia.
e)  menjauhkan seseorang dari perbuatan keluh kesah, iri, dengki, memfitnah, mengadu domba,
dendam dan menggunjing.
Oleh karena itu, Jama’ah jumat rohimakumulloh,
Marilah kita tetap menjaga hati kita dengan prasangka yang baik, agar tercipta kerukunan
dan keharmonisan baik di dunia nyata maupun dunia maya.
KHUTBAH KEDUA

Anda mungkin juga menyukai