Anda di halaman 1dari 2

PIDATO TENTANG PRASANGKA BAIK (HUSNUZAN)

Nama : Kania Dea Safira

Kelas : X IPA 2

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah Alhamdulillah hirabbil ‘alamin washolatu washala mu’ala ashrafil


ambiya iwal mushalin wa’ala alihi waashabihi rasulillahi ajma’il ammaba’du.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja-puji syukur atas kehadirat Allah SWT, berkat
limpahan rahmat serta nikmatnya kita semua masih dapat berkumpul di tempat ini dalam
keadaan sehat wal ‘afiyat dan tanpa adanya halangan sedikitpun.

Tidak lupa shalawat serta salam kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau yang telah membawa kita keluar dari zaman kegelapan
menuju zaman yang terang benderang saat ini dalam Islam.

Teman-teman pada kesempatan ini saya akan berpidato tentang HUSNUZAN. Kita
semua tahu bahwa bahwa prasangka baik itu merupakan sifat penting yang harus dimiliki
setiap manusia. Tetapi, apakah prasangka baik itu ? Prasangka baik atau husnuzan adalah
sikap netral dan cara pandang yang membuatnya melihat sesuatu secara positif. Lawan dari
husnuzan yakni suudzan yang berarti berburuk sangka. Jangan sampai kita berburuk sangka
kepada orang lain hanya karena orang tersebut pernah melakukan kesalahan. Sungguh hal
demikian tidak dibenarkan oleh islam.

Dalam Hadist Riwayat Bukhori dijelaskan tentang larangan berprasangka buruk yang
artinya sebagai berikut : “Jauhkanlah dirimu dari prasangka buruk, karena sesungguhnya
prasangka itu itu adalah perkataan yang paling dusta”.

Teman-teman, secara garis besar husnuzan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu
husnuzan kepada Allah SWT, husnuzan kepada diri sendiri, dan husnuzan pada sesama
manusia. Husnuzan pada Allah dapat kita tunjukkan dengan sifat tawakkal, sabar, dan ikhlas
dalam menjalani hidup. Husnuzan pada diri sendiri dapat kita tunjukkan dengan sikap
percaya diri dan optimis serta inisiatif. Sedangkan husnuzan pada sesama manusia dapat kita
tunjukkan dengan cara senang, berpikir positif dan sikap hormat-menghormati.
Husnuzan kepada Allah adalah hal yang wajib kita lakukan, kita harus berbaik sangka
kepada Allah ketika Allah menetapkan suatu ketetapannya kepada kita. Karena mungkin
sesuatu yang baik menurut kita, namun belum tentu baik menurut Allah. Adapun Husnuzan
kepada orang lain juga sangat penting untuk dilakukan karena dengan berbaik sangka
terhadap orang lain, maka pergaulan hidup sesama manusia atau pun saudara muslim akan
lebih harmonis.

Maka kesimpulan yang dapat kita ambil, kita haruslah selalu berprasangka baik karena ,
dengan berprasangka baik, kita akan mendapatkan kebaikan dan dijauhkan dari penyakit hati
seperti ; dendam, iri hati dan yang lainnya.

Adapun jika sifat suudzan (berburuk sangka) masih melekat pada hati kita, maka
segeralah kita untuk berusaha menjauh dari sifat itu, karena jika sifat tersebut merajai kita,
disitulah sebenarnya bujukan setan yang pada akhirnya akan menyesatkan kita dengan
pikiran buruk kita.

Oleh sebab itulah kita harus menjauhi sifat berburuk sangka terhadap siapapun.
Karena dengan kita selalu berprasangka baik terhadap siapapun kita dapat memperoleh
hikmah serta manfaatnya, antara lain : Kehidupan rohani yang tentram, tenang, tanpa
dibayangi rasa takut, was-was, semua takdir dianggap baik, rendah hati dan selalu evaluasi
diri serta menahan diri untuk memberikan reaksi terhadap masalah yang timbul dan terjadi.

Sekian pidato dari saya, jika terdapat luput kata, saya mohon maaf sebesar-besarnya,
Mudah-mudahan yang saya sampaikan tadi membawa manfaat bagi kita semua, Amin Amin
ya raball ‘alamin. Wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai