Anda di halaman 1dari 3

Anggi Riyanti

Mahasiswa PPL IAIN Purwokerto

Ceramah HD

Indahnya Berbaik Sangka (Husnudzan)

Assalamualaikum Wr.Wb

Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu,, semoga kita senantiasa diberi kenikmatan
oleh Allah SWT.

Hubungan baik antara manusia yang satu dengan yang lain, dan khususnya antara
muslim yang satu dengan muslim lainnya merupakan sesuatu yang harus diupayakan dengan
sebaik-baiknya.

Hal ini karena Allah SWT telah menggariskan bahwa mumin itu bersaudara (QS. Al-
Hujurat: 10). Oleh sebab itulah segala bentuk sikap dan sifat yang akan memperkokoh dan
memantapkan persaudaraan harus ditumbuhkan dan dipelihara, sedangkan segala bentuk
sikap dan sifat yang dapat merusak ukhuwah harus dihilangkan. Dan agar hubungan ukhuwah
islamiyah itu tetap terjalin dengan baik, salah satu sifat positif yang harus di penuhi adalah
husnudhon (Berbaik Sangka).

Oleh karena itu, apabila kita mendapatkan informasi negatif tentang sesuatu yang
terkait dengan pribadi seseorang, apalagi seorang muslim, maka kita hrus melakukan
tabayyun (pengecekan) terlebih dahulu sebelum mempercayai, apalagi meresponnya secara
negatif, Allah SWT berfirman yang artinya, Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat: 6).

Macam-macam Husnudhon ada 3 :

1. Husnudhon kepada Allah

Husnudhon kepada Allah (Positive Thinking) yaitu selalu berpikir positif


terhadap rencana Allah. Musibah, Bencana, kesulitan akan dipandang sebagai
cobaan atau ujian yang harus di hadapi dengan sabar, ikhlas, dan tawakal.
Husnudhon kepada Allah hukumnya wajib yang harus di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Contohnya, Allah menunda kesuksesan, belum berhasil apa
yang di inginkan, memperoleh kegagalan dalam berkarya, mendapat musibah
sakit atau kecelakaan, belum berprestasi di sekolah, sulit untuk memperoleh
pekerjaan, atau belum di berkan kesembuhan oleh Allah SWT, dsb.

Semua itu harus dihadapi dengan sabar, tetap bertakwa dan terus berjuang
dengan penuh optimis agar tidak menjadi kufur nikmat.

2. Husnudhon terhadap Diri Sendiri

Husnudhon terhadap diri sendiri yaitu sikap dan perilaku orang beriman
dan bertakwa kepada Allah, seperti, menerima apa adanya dengan tetap berbaik
sangka kepada Allah, tidak menyesali keadaan dan keberadaannya, misalnya
mempunyai fisik tidak sempurna (cacat), nama yang menurutnya tidak bagus,
jenis kelamin yang tidak di inginkan, keadaan orangtua yang tidak kaya, tidak
memiliki kesempurnaan keluarga, atau kelemahan lainnya.

Tapi ia tetap bersyukur kepada Allah karena telah di ciptakannya menjadi


sebaik-baik makhluk (manusia) walaupun tidak sesempurna dengan orang
kebanyakan, dan berterimakasih kepada orang tuanya, khususnya ibu yang telah
melahirkannya, semua manusia dihadapan Allah adalah sama kecuali
ketakwaannya. (QS Al-Hujurat: 13).

Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda, yang artinya Sesungguhnya


Allah tidak melihat pada wajah-wajahmu, juga tidak pada tubuh-tubuhmu, tetapi
Dia melihat pada hatiku. (HR. Imam Bukhori).

3. Husnudhon terhadap Orang Lain

Husnudhon terhadap sesama manusia adalah sikap dan perilaku orang beriman
dan bertakwa yang senantiasa berprasangka baik terhadap sesama manusia. Ia
memahami bahwa buruk sangka terhadap orang lain adalah dosa. (QS. Al-
Hujurat:12).

Di dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari ada suka dan duka, susah dan
senang selalu silih berganti, kita pernah melihat teman, tetangga kita mengalami
kebahagiaan dan banyak uang, atau kehidupannya selalu senang, kadang hati kita
terusik dan berkata, Pantaslah dia senang atau kaya, karena ia atau orangtuanya
korupsi, curang, atau kejahatan lainnya. Hal itu adalah sikap buruk sangka.

Orang mukmin akan merasakan senang dan memberikan ucapan selamat bila
orang lain mendapatkan kesuksesan, naik pangkat, memperoleh rizki yang
melimpah. Ia menyadari bahwa sesama mukmin adalah bersaudara, maka tidak
pantas sesama mukmin saling mencurigai, bukankah sesama muslim itu
bersaudara. (QS. Al-Hujurat: 10).

Subhanalloh... jadikanlah kami semua orang-orang yang berbaik sangka


kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain.

Rupanya hanya itu yang bisa saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya
mohon maaf.

Wabillahitaufik walhidayah

Wassalamualaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai