Anda di halaman 1dari 15

Penerbit El-Batusaniy Press,

Jl. Talun Km. 1 Patosan, Sedayu, Muntilan, Magelang

Penulis Editor Setter Art Design

: Hermawan : Millati Islamiyah : Ahmad Lutfi H. : Ajeng Rosalinda

(10411022) (10411025) (10411040) (10411042)

Kata Pengantar

Pendidikan merupakan media untuk menggugah kesadaran kritis siswa dan dipahami sebagai aksi kultural untuk memanusiakan manusia. Pendidikan juga merupakan daya upaya untuk memajukan budi pekerti diri dan manusia dalam relasi yang kompleks dengan realitas sosialnya. Dalam konteks ini pendidikan diarahkan untuk membangun kemampuan kritis siswa dengan mengedepankan etika dan estetika. Dalam mengedukasikan proses pendidikan buku berperan sebagai media ajar yang mampu berfluktuasi sesuai dengan kebutuhanya. Buku sebagai media ajar harus tumbuh agar dapat memainkan peranya sebagai stimulus dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif dan konsrtuktif. Modul mengenai Khusnudzan hadir sebagai jembatan yang akan mengarahkan siswa kepada inti kecerdasan yang sesungguhnya mengenai materi yang dibahas di dalamnya. Dengan metode pembelajaran yang terperinci dan terarah serta relah disesuaikan dengan pendidikan berbasis karakter, diharapkan siswa siap diajak untuk memasuki wacana pembelajaran yang sistematis dan inovatif. Siswa juga diarahkan untuk menjadi manusia yang berkarakter, religius, kreatif, mandiri dan memiliki semangat kebangsaan dan cinta sesuatu.

Yogyakarta, November 2012

Tim penyusun

DAFTAR ISI

Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji Kompetensi Dasar :

1. Menjelaskan perilaku Khusnudzan 2. Menyebutkan contoh perilaku Khusnudzan kepada Allah, diri sendiri dan sesama manusia 3. Membiasakan perilaku Khusnudzan Nilai Pendidikan Karakter 1. Menghargai prestasi 2. Kerja keras 3. Tanggung jawab

KHUSNUDZAN

A. Pengertian Khusnudzan Kata Khusnudzan berasal dari bahasa Arab yaitu Khusnun yang berarti baik dan Dzannun yang berarti persangkaan atau dugaan. Menurut istilah, Khusnudzan adalah berprasangka baik pada Allah, kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Kebalikan dari Khusnudzan (berprasangka baik) adalah Suudzan (berprasangka buruk). Istilah lain dari Khusnudzan adalah Positive Thinking, yaitu berfikir positif terhadap suatu hal.

B. Macam-Macam Khusnudzan Sikap Khusnudzan atau sangkaan baik terbagi menjadi tiga macam. Yaitu Khusnudzan kepada Allah, diri sendiri dan sesama manusia atau . Adapun penjelasanya sebagai berikut:

1. Khusnudzan kepada Allah Khusnudzan kepada Allah SWT adalah berprasangka baik kepada Allah SWT dengan menerima apa yang telah diberikan Allah baik itu yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan, sekecil apapun kesulitan yang dihadapi. Sikap Khusnudzan kepada Allah SWT harus selalu

dikedepankan. Kita harus menerima dengan ikhlas apapun takdir yang telah ditetapkan, baik itu merupakan takdir baik maupun takdir buruk. Sifat Khusnudzan kepada Allah harus tetap ada karena dibalik semua yang Allah takdirkan kepada kita adalah sebuah Ibrah (pelajaran) dari apa yang kita alami, sehingga menjadi bekal yang penting dalam kehidupan. Selain itu juga akan memudahkan kita bersifat Qanaah (menerima apa adanya). Musibah, bencana dan kesulitan dipandang sebagai cobaan atau ujian yang harus dihadapi dengan sabar dan tawakal. Karena setiap umat Islam pasti akan mendapat cobaan dari Allah sekecil apapun musibah itu. Allah SWT berfirman:


Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh

malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacammacam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Berbaik sangka terhadap semua ketentuan Allah merupakan jalan terbaik bagi seorang mukmin. Dalam setiap usaha yang

diikhtiarkan manusia ada ketrkaitan kekuasaan Allah mengenai hasil jerih payahnya tersebut. Apabila manusia berkhusnudzan kepada Allah maka akan memberikan yang terbaik bagi orang tersebut. Manusia hanya berusaha namun keputusan akhir akan berada di tangan Allah.1 Khusnudzan kepada Allah SWT tidak hanya sebatas ucapan lisan saja namun benar-benar direfleksikan dalam bentuk tindakan nyata, antara lain sebagai berikut:2 a. Mencintai Allah SWT, dibuktikan dengan sikap senang mendengar panggilan-Nya, senang menjalankan perintah-Nya dan senang pula kepada orang-orang yang menjalankan perintah-Nya. Allah berfirman dalam QS Ali Imran: 31 yang berbunyi:


Artinya: Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosadosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. b. Taat kepada Allah, dibuktikan dengan selalu menjalankan perintah dan selalu menjauhi laranganya. Allah berfirman:


Artinya: Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat c. Selalu mohon ampunan-Nya, tindakan ini dilakukan agar kita menyadari bahwa diri kita penuh dosa, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Adanya kesadaran ini diharapkan

Tim Fokus SMK, Fokus Pendidikan Agama Islam, jilid 1a Semester Gasal, Malang: CV. Kalimasada, hlm. 26-28 Mukhtar. Nashikun, Pendidikan Agama Islam untuk SMK dan MAK Kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga. 2011. Hlm. 53-54.

membangkitkan semangat untuk selalu memohon ampunan-Nya dimana saja berada. Allah berfirman:

Artinya: maka aku berkata (kepada mereka), Mohon ampunan kepada Tuhanmu, sungguh Dia Maha Pengampun. Seorang muslim yang memiliki perilaku Khusnudzan kepada Allah akan bersikap sebagai berikut: a. Bersifat optimis bahwa usaha positif yang dilakukan dengan bertawakal akan memperoleh pertolongan dari Allah SWT hingga berhasil. Misalnya usaha positif yang dilakukan dengan belajar atau menuntut ilmu pengetahuan yang berguna baik di dunia maupun di akhirat. Tujuan yang mulia tersebut Insya Allah akan tercapai bila belajarnya itu sungguh-sungguh disertai doa kepada Allah, dan hasilnya diserahkan kepada Allah. Allah berfirman:

-
Artinya: dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. b. Senantiasa tulus, tidak berkeluh kesah apabila mendapatkan ujian atau gagal berusaha. Muslim yang berprasangka baik kepada Allah tentu tidak akan gelisah atau putus asa bila ditimpa musibah, sebab ia menyadari bahwa hal itu merupakan ujian dari Allah. Allah berfirman:

Artinya: tiap-tiap jiwa akan mengalami kematian, dan akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. c. Senang melihat orang lain yang mendapat kebahagiaan atau kesuksesan dengan cara menghindari sikap menggunjung (gibah) atau mencari-cari kesalahan orang lain serta berburuk sangka. d. Ikut merasa iba atau prihatin terhadap orang lain yang mendapat musibah.3

2. Khusnudzan terhadap diri sendiri Khusnudzan terhadap diri sendiri berarti berprasangka baik terhadap dirinya sendiri seperti menerima apa adanya dengan tetap berbaik sangka terhadap Allah SWT. Tidak menyesali keadaan dan keberadaanya. Hidup ini pasti menerima cobaan seperti mendapat cacat, miskin, sakit, tidak mempunyai kesempurnaan keluarga dan lain sebagainya. Kita harus tetap bersyukur karena Allah menciptakan dengan sebaik-baiknya makhluk. Dengan demikian manusia harus percaya diri dalam melakukan usaha dalam setiap kehidupan itu. Khusnudzan kepada diri sendiri ea\rat kaitanya dengan sifat percaya diri. Kita yakin bahwa kita sanggup melakukan banyak hal. Kita merasa bahwa apa yang kita miliki bagi manusia adalah yang terbaik bagi diri kita. dengan demikian akan tercipta ketenangan dalam belajar dan bekerja. Adapun sikap yang menunjukkan sifat Khusnudzan pada diri sendiri pada kehidupan sehari-hari antara lain: a. Senantiasa bersikap optimis b. Percaya diri alam melakukan sesuatu
3

Tim Fokus SMK, Fokus Pendidikan Agama Islam, jilid 1a Semester Gasal, Malang: CV. Kalimasada, hlm. 28.

c. Gigih dan tekun untuk mencapai sesuatu yang diinginkanya d. Rajin belajar dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya e. Kreatif, inofatif dan dinamis f. Rela berkorban Banyak lagi manfaat yang ditimbulkan akibat khusnudzan kepada diri sendiri, seperti dalam beraksi dengan orang lain. Yakin bahwa diri kita adalah orang baik dan mudah menerima orang lain apa adanya. Jika sikap ini sudah tumbuh dalam diri kita, orang lain akan mengakui bahwa diri kita adalah orang baik dan mudah bergaul. Sama halnya dengan dalam belajar atau menuntut ilmu. Kita yakin mudah menerima pelajaran tanpa harus selalu menggantungkan nasib kepada teman kita. jika sikap ini sudah tumbuh dalam diri kita maka perilaku begatif dalam belajar seperti malas, mencontek dan lain sebagainya tidak akan terjadi.

3. Khusnudzan kepada sesama manusia Khusnudzan terhadap sesama manusia adalah sikap dan perilaku orang beriman dan bertaqwa yang senantiasa berprasangka baik

terhadap sesama manusia. Kita harus memahami bahwa berburuk sangka pada orang lain merupakan dosa. Adapun sikap yang menunjukkan perilaku Khusnudzan kepada sesama manusia, antara lain: a. Menjauhi prasangka buruk kepada orang lain. Apabila mendengar (berita/gosip), wajib diteliti dahulu keberadaanya b. Menjauhi perilaku mencari-cari kesalahan orang lain c. Menghindari perilaku dan sikap menggunjing atau gibah d. Menunjukkan rasa iba atau prihatin apabila teman kita mendapatkan musibah atau kesulitan 4. Hikmah Khusnudzan a. Menumbuhkan rasa lega, tentram dan damai secara lahir batin

b. Optimis dalam menghadapi hidup karena meyakini dibalik kesulitas pasti ada kemudahan c. Menumbuhkan sikap optimis, dinamis dan lain sebagainya

RANGKUMAN

Khusnudzan kepada Allah berarti berprasangka baik kepada-Nya dengan mensyukuri segala hal yang diterima tanpa membanding-bandingkan dengan yang lain.

Khusnudzan kepada Allah ditunjukkan dengan mencintai-Nya, taat kepada-Nyadan selalu memohon ampun kepada-Nya. Khusnudzan kepada diri sendiri berarti yakin bahwa apa yang dimiliki sebagai manusia adalah yang terbaik bagi dirinya. Khusnudzan kepada sesama manusia berarti berbaik sangka terhadap apapun yang dilakukan orang lain atas dasar ketidak tahuan atau ketidak pastian.

GLOSARIUM

Khusnun Suu Dzannun

: baik : buruk atau jelek : persangkaan atau dugaan

DAFTAR PUSTAKA Tim Fokus SMK, Fokus Pendidikan Agama Islam, jilid 1a Semester Gasal, Malang: CV. Kalimasada, hlm. 26-28 Mukhtar. Nashikun, Pendidikan Agama Islam untuk SMK dan MAK Kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga. 2011

SOAL LATIHAN

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang benar! 1. Berprasangka baik disebut ... a. Suuzzan b. Zalim c. Khusnuzzan d. Hasud e. Curiga 2. Berikut ini termasuk sikap Khusnuzzan kepada Allah, kecuali ...
a. Bersyukur bila memperoleh nikmat b. Bersabar bila menderita musibah c. Berusaha dan berdoa agar kebutuhannya terpenuhi d. Senantiasa bertawakal kepada Allah e. Dengan sengaja berbuat dosa karena Allah maha pengampun

3. Contoh perilaku dari berburuk sangka pada diri sendiri ialah ... a. Berani mengeluarkan pendapat dan berbuat

b. Benyak brinisiatif yang positif c. Tidak mau berkenalan dan bergaul dengan tetangga d. Gigih dalam mencari rizki yang halal e. Rajin belajar dan giat mencari ilmu

B. Jawablah pertanyaan ini dengan jelas dan benar ! 1. Apakah yang kamu ketahui tentang Khusnuzzan? jelaskan! 2. Apa yang kamu ketahui tentang optimis? jelaskan!

C. Isilah kolom di bawah ini ! Pernyataan Menurut saya, Khusnudzan merupakan sikap yang terpuji Jika ada salah satu teman SS S TS STS

yang sedang tertimpa musibah kita cukup cuek saja Keterangan: SS S TS STS : Sangat Setuju : Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju

KUNCI JAWABAN

A. Pilihan ganda 1. C 2. B 3. C

B. Essay 1. Berbaik sangka 2. Salah satu dari sikap Khusnudzan

C. Kolom 1. SS 2. STS

Anda mungkin juga menyukai