Anda di halaman 1dari 11

BERBAIK SANGKA,

By :
RENDAH HATI DAN kelompok 12
PEMAAF
HUSNUZAN

A. PENGERTIAN HUSNUZAN

Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka


lawan katanya adalah suuzan yang berarti berburuk
sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah
cara pandang seseorang yang membuatnya melihat
segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki
sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala
sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan hatinya
bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya.
Sebaliknya orang yang pemikirannya
senantiasa dikuasai oleh sikap suuzan selalu
akan memandang segala sesuatu jelek, seolah-
olah tidak ada sedikit pun kebaikan dalam
pandanganya, pikirannya telah dikungkung oleh
sikap yang menganggap orang lain lebih rendah
dari pada dirinya. Sikap buruk sangka identik
dengan rasa curiga, cemas, amarah dan benci
padahal kecurigaan, kecemasan, kemarahan dan
kebencian itu hanyalah perasaan semata yang
tidak jelas penyebabnya, terkadang apa yang
ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang
lain sama sekali tak terbukti.
Kembali kepada husnuzan, secara garis besar
dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan
dengan sifat tawakal, sabar dan ikhlas dalam
menjalani hidup.
2.Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan
dengan sikap percaya diri dan optimis serta
inisiatif
3.Husnuzan kepada sesama manusia,
ditunjukan dengan cara senang, berpikir
positif dan sikap hormat kepada orang lain
tanpa ada rasa curiga.
B. MACAM-MACAM HUSNUZAN

1. Husnuzan Kepada Allah


Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri
adalah adalah sifat husnuzan kepada Allah, sikap ini
ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala
kehendak allah terhadap hamba-Nya. Karena banyak hal yang
terjadi pada kita seperti musibah membuat kita secara tidak
langsung menganggap Allah telah tidak adil, padahal sebagai
seorang mukmin sejati semestinya kita harus senantiasa
menganggap apa yang ditakdirkan Allah kepada kita adalah
yang terbaik.
Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah,
akan tetapi jangan sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya
menyalahkan Allah sebagai Penguasa Takdir. Sikap terbaik yang dapat
dilakukan adalah dengan cara segera menata hati dan perasaan
kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang ditakdirkan Allah
kepada hamba-Nya mengandung hikmah. Inilah yang disebut dengan
sikap husnuzan kepada Allah.
Sebagai seseorang mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas
apa yang terjadi terhadap hamba-Nya, karena itu kita semestinya
berpikir optimis, yakin bahwa rahmat dan karunia yang diberikan Allah
kepada manusia tidak akan pernah putus. Sebagaimana Firman Allah
Swt :

Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu (Q.S.Al-Araf : 156)


Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah
dalam segala hal dan keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat
hamba-Nya, ketika kita senang dan suka karena mendapatkan rezeki dan
kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya saat kita dalam keadaan nestapa
dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan hendaknya tetap ber-
husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh Allah,
baik berupa kenikmatan maupun cobaan tentu mengandung banyak
hikmah dan kebaikan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits
Qudis yang artinya :
Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia
berprasangka baik maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia
berprasangka buruk maka akan mendapatkan leburukan (H.R.at-Tabrani
dan Ibnu Hiban).
2. Husnuzan terhadap Diri Sendiri

Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah


berperasangka baik terhadap kemampuan yang dimilki oleh diri
sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri dan tidak merasa
rendah diri di hadapan orang lain. Orang yang memiliki sikap
husnuzan terhadap diri sendiri akan senantiasa memiliki semangat
yang tinggi untuk meraih sukses dalam setiap langkahnya. Sebab ia
telah mengenali dengan baik kemempuan yang dimilikinya, sekaligus
menerima kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat
menetahui kapan ia harus maju dan tampil di depan dan kapan harus
menahan diri karena tidak punya kemampuan di bidang itu.
3. Husnuzan terhadap Sesama Manusia

Husnuzan terhadap sesama manusia artinya adalah berprasangka baik


terhadap sesama dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap
apriori. Semua orang dipandang baik sebelum terbukti kesalahan atau
kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan.
Orang yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya akan
memiliki banyak teman, disukai kawan dan disegani lawan.

Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses


dalam pergaulan, baik pergaulan di Sekolah, keluarga, maupun di
lingkungan masyarkat. Sebab tidak ada pergaulan yang rukun dan
harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu dengan
individu lainnya.
C. CONTOH PERILAKU HUSNUZAN

1. Husnuzan kepada Allah dan Sabar Menghadapi Cobaan-Nya

Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan qadar
yang diberikan Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya, karena Allah
Swt. bertindak terhadap hamba-Nya seperti yang disangkakan kepada-Nya,
kalau seorang hamba berprasangka buruk kepada Allah Swt., maka buruklah
prasangka Allah kepada orang tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya,
maka baik pulalah prasangka Allah kepada hamba-Nya.

Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah :


a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan.
c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d. Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan
Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri
dan meyakini akan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Husnuzan kepada
diri sendiri dapat ditunjukkan dengan sikap gigih dan optimis. Gigih berarti
sikap teguh pendirian, tabah dan ulet atau berkemauan kuat dalam usaha
mencapai sesuatu cita-cita. Sedangkan optimis adalah sikap yang selalu
memiliki harapan baik dan positif dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah :
1. Membentuk pribadi yang tangguh
2. Menjadikan seseorang teguh pendirian dan tidak mudah terpengaruh
3. Menjadikan seseorang kreatif.
4. Menyebabkan tidak gampang putus asa dan menyerah terhadap
keadaan
5. Berinisiatif, artinya pelopor atau langkah pertama atau senantiasa
berbuat sesuatu yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja
keras dan etos kerja yang tinggi. Adapun ciri-ciri orang penuh inisiatif adalah
kreatif dan tidak kenal putus asa

Anda mungkin juga menyukai