Manfaat Iman
Iman adalah istilah yang berkaitan dengan kepercayaan dan keyakinan seseorang. Penggunaan istilah
iman biasanya berhubungan dengan konteks atau topik keagamaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iman merupakan kepercayaan (yang berkenan dengan
agama), keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya.
Iman berasal dari bahasa Arab dari kata dasaramana - yu'minu - imanan, yang berarti beriman atau
percaya. Adapun definisi iman menurut bahasa berarti kepercayaan, keyakinan, ketetapan atau
keteguhan hati.
Dalam Islam, iman terdiri dari enam perkara yang dikenal dengan rukun iman yang wajib dimiliki oleh
setiap muslim. Beriman tanpa memercayai satu di antara dari enam rukun iman tersebut maka gugurlah
keimanannya.
Jadi, memercayai dan mengimani keenamnya bersifat wajib dan tidak bisa ditawar sedikit pun. Makin
baik kualitas imannya, akan makin baik pula perilaku dan akhlaknya dalam kehidupan.
Berikut ini manfaat iman bagi kehidupan orang Islam, dilansir dari Buku Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X terbitan Kemdikbud, Rabu (8/2/2023).
Orang yang beriman hanya percaya kepada Allah Swt. Jika Allah Swt. berkehendak memberikan
pertolongan maka tidak ada kekuatan apa pun yang mampu menghalangi-Nya.
Sebaliknya jika Allah Swt. berkehendak menimpakan bencana maka tidak ada kekuatan apa pun yang
sanggup menahan-Nya.
Iman mampu menghilangkan perilaku syirik, percaya terhadap kesaktian benda-benda keramat, tahayul,
khurafat dan sebagainya.
Dalam kehidupan saat ini, banyak manusia yang takut menyampaikan kebenaran karena takut
menghadapi risiko, termasuk risiko kematian.
Dalam hal ini, orang yang beriman yakin sepenuhnya bahwa kematian adalah hak prerogatif Allah Swt.
sehingga berani mengatakan kebenaran, meski terasa pahit, bahkan berisiko menghadapi kematian
sekalipun.
Tidak ada seorang pun yang akan luput dari ujian dan musibah dalam kehidupan. Dalam hal ini akan
nampak sekali perbedaan menghadapi musibah dan ujian bagi orang yang beriman dan orang yang tidak
beriman.
Orang beriman akan cenderung bersikap tenang (sakinah) dan tenteram (muthmainah) dalam
menghadapi masalah.
Kedekatan dan tawakalnya kepada Allah Swt. akan menumbuhkan sikap penyerahan diri kepada Allah
Swt. dan senantiasa sabar dalam kondisi seberat apa pun.
Kehidupan yang baik bagi seorang mukmin adalah kehidupan yang senantiasa hanya berisi hal-hal yang
baik. Iman akan menuntun seseorang untuk menyeleksi perbuatan baik yang patut dilakukan, dan
perbuatan buruk yang harus dihindari.
Hal ini sesuai firman Allah Swt. dalam QS. An-Nahl/16: 97 berikut ini:
"Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
pasti akan Kami (Allah) berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan
pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Keyakinan terhadap rida Allah Swt. akan memengaruhi seseorang untuk senantiasa melakukan sesuatu
dengan penuh keikhlasan.
Iman akan menuntun seseorang untuk senantiasa hanya berharap rida Allah Swt. sebagaimana firman
Allah Swt. dalam QS. al-An'am/6: 162 berikut ini:
"Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah
Swt. Tuhan seluruh alam."
Orang yang beriman adalah orang yang beruntung dalam hidupnya karena selalu berjalan di arah yang
benar.
Orang beriman selalu mengikuti petunjuk dan larangan Allah Swt. sesuai firman Allah Swt. dalam QS. Al-
Baqarah/2: 5 berikut ini:
"Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Kristalisasi dari iman adalah akhlak seorang mukmin. Oleh karena itu akhlak, tingkah laku dan perbuatan
seorang mukmin akan senantiasa dikendalikan oleh iman.
Orang yang beriman akan memiliki self security system atau sistem keamanan diri manakala ia
dihadapkan pada godaan maksiat, godaan mengonsumsi makanan dan minuman yang haram, kesulitan
mengendalikan emosi dan lain sebagainya.
Dengan adanya sistem keamanan dan pengendalian diri yang baik itulah, akan mencegah datangnya
penyakit, baik penyakit jasmani maupun penyakit rohani bagi seorang mukmin.
B. Manfaat Islam
Ajaran agama islam berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadist, sebagain pedoman hidup bagi manusia
di muka bumi. Setiap perintah, setiap larangan memiliki makna yang sungguh luar biasa bagi
keberlangsungan hidup manusia. Perintah dan larangan dari Allah memiliki dasar ilmiah yang kuat,
sesuai dengan kajian hukum-hukum alam semesta ini.
Islam adalah agama yang bersa populasi di dunia. Menurut religionpopulation, Islam adalah agama
terbesar pada tahun 2014 mencapai kurang lebih 22 % dari sekitar 7 Miliar penduduk dunia. Di
Indonesia sendiri Islam adalah agama yang paling banyak pemeluknya, dengan angka yang sangat sangat
dominan yaitu sebesar 88 % dari sekitar 204 juta jiwa penduduknya. Indonesia juga menjadi Negara
yang paling banyak jumlah penduduk dunia diantara negara islam lainnya.
Begitu banyak manfaat memeluk agama islam ini, sebagai pedoman hidup yang banar ini. Berikut
manfaat pasti yang didapatkan jika utuh dalam menjalankan ajaran Islam Rahmatan Lil Alamin (Rahamat
Bagi Alam Semesta) :
Islam bukanlah agama yang terbelakang dan bukan agama yang bodoh, justru nilai-nilai islam
mengajarkan kita untuk memiliki alasan yang kuat dalam melakukan suatu hal. Ini adalah esensi dari
sifat ilmiah, dimana setiap hasil dituntut untuk memiliki pertanggungjawaban yang kuat.
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.”
Allah senantiasa menyeru kepada kita untuk berpikir rasional dalam bertindak. Bekal akal pikiran yang
diberikan kepada manusia memiliki potensi yang luar biasa. Dengan akal kita bisa membedakan mana
yang haq dan yang bathil mana yang baik dan yang buruk. Dalam surat Yunus ayat 100 Allah berfirman:
“…dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Sudah jelas bahwa ajaran islam adalah agama rasional. Kita akan senantiasa terbiasa dengan berpikir
rasional dalam menghadapi masalah kehidupan, karena itu perintah Allah tuhan semesta alam.
Jika SQ dan IQ sudah berkembang, maka masih dibutuhkan satu faktor lagi dalam hidup ini untuk bisa
sukses, yaitu EQ atau bisa disebut Emotional Question. Kita seharusnya bisa mengatur emosi kita untuk
hal-hal yang positif. Dalam islam, EQ kita dilatih untuk bersikap empatif terhadap orang lain. Dalam surat
An Nisa ayat 1, Allah berfirman:
ٰ اللّـه الَّذى تَسٓاءلُونَ بهۦ واَأْلرْ حام ۚ َّن
اللّـهَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا ٰ ۟ ُواتَّق
َ َ ِإ َ ِِ َ َ ِ َ وا َ
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu
sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu.”
Manusia sesuai kodratnya adalah makhluk sosial, tidak bisa lepas dari bantuan dari orang lain. Manfaat
memeluk agama islam, mengharuskan kita untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain dengan
saling tolong menolong dan saling mengingatkan, sehingga akan terbentuk sikap empati dalam diri kita.
Islam bukan agama Pemalas. Nilai-nilai islam justru mengajarkan kita untuk senantiasa berusaha dengan
baik. Jika kita memiliki keinginan, usaha tetap harus dilakukan dan tetap berdoa kepada Allah sebagai
motivasi kita dalam proses menjalani usaha tersebut.
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.”
Allah memerintahkan kita untuk senantiasa berusaha untuk merubah nasib kita. Ini akan membuat kita
menjadi pribadi yang tangguh, dan siap menghadapi segala tantangan hidup. Di Dunia kerja, Etos kerja
kita akan meningkat jika paradigma kerja sesuai perintah Allah tersebut menjadi pemahaman kita.
Bahkan Allah mengibaratkan bahwa Mereka yang beriman adalah yang jauh dari tempat tidur. Dalam
surat As-sajdah ayat 15, Allah berfirman:
“lambung mereka jauh dari tempat tidur sedang mereka berdo’a pada Tuhannya dengan rasa takut”
“maka bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”
Allah memerintahkan kita untuk bertanya kepada yang lebih ahli jika kita tidak mengetahui. Itu artinya
kita mesti belajar kepada yang lebih tahu. Dengan begitu kita akan memiliki wawasan baru. Namun
bagaimana jika tidak ada orang lain yang ahli? Allah memerintahkan kepada kita untuk menemukan
jawabannya dengan cara berpikir, sehingga kita selayaknya ilmuan baru yang menemukan ilmu
pengetahuan baru. Seperti Ibnu sina, Ibnu Khaldun, Al-jabar, Al-farabi, dll. Penjelasan agar kita berpikir
tercantum dalam Surat Al hasyr ayat 21:
“Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.”
5. Menyehatkan Jasmani
Banyak sekali peneliti yang tertarik untuk meneliti manfaat ibadah dalam islam, mengenai shalat seperti
manfaat shalat tahajud dan puasa bagi kesehatan manusia. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang
takjub dan akhirnya tertarik masuk agama islam.
Dalam Shalat, kita seperti mendapatkan energi yang luar biasa untuk meningkatkan kesehatan fisik kita.
Seperti yang di katakan Hazrat Syah Maqshud, bahwa gerakan shalat bisa menyelaraskan aspek pikiran,
kata-kata dan tindakan. Hal ini mampu meningkatkan kesehatan dan penyembuhan fisik. Para pakar
berpendapat bahwa gerakan shalat seperti gerakan yoga yang mampu mengaktifkan, merangsang, serta
mengalirkan kelenjar pineal.
Bagaimana dengan ibadah yang lain? Puasa baru-baru di teliti oleh Andang W Gunawan yang akhirnya
menemukan bahwa berpuasa adalah detoksifikasi yang paling baik. Detoksifikasi adalah proses
pembersihan racun di dalam tubuh. Luar biasa bukan, tidak hanya mendapat pahala namun juga baik
untuk kesehatan kita.
Islam termasuk agama yang tidak suka adanya kerusakan. Islam mengajarkan kita untuk berbuat bijak
terhadap alam. Alam diciptakan oleh Allah untuk kita kelola dengan baik, sudah seharusnya kita tidak
berbuat dzalim kepada alam yang kita tinggali ini.
Manfaat agama dalam kehidupan manusia, tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik namun
menjalankan ibadah dalam islam, akan memberi ketenangan jiwa bagi kita. Hal itu dikemukakan oleh
Dr.Bahar Azwar, seorang ahli bedah dan supersialis bedah onkologi dari RSCM yang mengatakan :
“Shalat Bagi kesehatan adalah seperti operasi gabungan yang dilakukan oleh semua sistem tubuh seperti
aliran getah bening, pernapasan, pengembangan dan kempisan paru, pijatan usus, makanan, darah,
olahraga tulang dan otot, penglihatan, mata yang dipusatkan, kerangka, pencernaan, pendengaran,
rohani yang diserahkan mutlak kepada Allah, serta sistem tubuh lainnya”.
Bahkan ada seorang Doktor dari Amerika yang tertarik masuk islam saat meneliti tentang kajian syaraf
ketika sujud.
Kita hidup di dunia ini memiliki tujuan yang jelas. Perintah Allah kepada kita di dunia adalah sebagai
pengatur alam semesta ini. Mengelola dengan baik dan menciptakan tatanan masyarakat yang baik
seperti yang firmankan oleh Allah pada surat Al Baqarah ayat 30 :
“Ingatlah kertika Tuhanmu berfirman kepada malaikat : “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
kholifah di muka bumi”
Ayat ini akan menginspirasi pekerjaan yang kita lakukan, atau bagi yang yang akan berkarir akan
menginspirasi karir yang akan kita jalani. Prinsipnya kita sebagai manusia harus bekerja sama dalam
mengelola bumi ini. Dimanapun kita berada, dan apapun jabatan kita, tetap harus diarahkan untuk bisa
memberikan yang baik baik manusia lain dan keseimbangan alam ini. Sehingga akan tercipta masyarakat
yang Rahmatan lil alamin.
Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk saling berlomba-lomba di dalam kebaikan.
Menciptakan teknologi, ilmu pengetahuan, karya bagi masyarakat, dsb. Dengan begitu akan tercipta
peradaban manusia yang unggul.
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-
lombalah (dalam membuat) kebaikan.”
Kompetisi yang sehat yang seharusnya kita bangun. Bukan kompetisi yang salah seperti konflik dan
kecurangan. Karena Islam berpandangan dengan kompetisi yang sehat justru akan membawa manusia
kepada kemajuan zaman yang lebih baik.
Manfaat memeluk agama islam, akan senantiasa diingatkan dan merasa harus saling bersikap adil
kepada sesama manusia.
“Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai bicara, matahari dan bulan dengan perhitungan dan
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan keduanya tunduk kepada-Nya (hukum Allah) dan meninggikan
langit dan meletakkan hukum keseimbangan (mizan), supaya kamu tidak melampaui batas-batas hukum
keseimbangan dan tegakkanlah hukum keseimbangan itu dengan seimbang (adil) dan jangan kamu
mengurangi keseimbangannya.”
Agama islam memiliki ajaran moral yang baik, memerintahkan umatnya untuk memiliki moralitas
dengan standar hak kewajiban yang dimiliki setiap manusia. Dapatkan apa yang menjadi hak kita, dan
lakukan apa yang menjadi kewajiban kita. Dengan begitu moralitas kita akan terjaga.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akherat dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
Bukan berarti di dunia kita tidak boleh mendapatkan kebahagiaan. Kita masih boleh mendapatkan
kebahagiaan karena itu adalah fitrah dari manusia, namun jangan sampai kita melampaui batas yang
akhirnya membuat kita dzalim kepada orang lain, alam, bahkan dzalim terhadap diri sendiri.
Islam mengajarkan kita untuk mau berkorban untuk orang lain. Jikalau kelas kita berada diatas, tidak
salahnya jika kita mengulurkan tangan dengan membantu saudara muslim yang kesusahan. Dalam surat
Al Maidah ayat 2, Allah berfirman:
ٰ ٰ ۟ ُوا َعلَى ا ْثم و ْال ُع ْد ٰون ۚ واتَّق
۟ ُاون ۟ ُاون
ِ وا اللّـهَ ۖ ِإ َّن اللّـهَ َش ِدي ُد ْال ِعقَا
ب َ ِ َ ِ ِإْل َ وا َعلَى ْالبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َع َ َوتَ َع
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat
berat siksa-Nya.
Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-
nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”
Shalat merupakan ibadah yang memiliki fungsi penyelesaian masalah. Jika kita melihat sejarah turunnya
perintah shalat, yaitu ketika Rasulullah mendapatkan masalah dan dengan proses isra’mi’raj yang
akhirnya turunlah perintah shalat. Jika kita memahami bahwa fungsi Shalat selain untuk menyembah
Allah juga sebagai fungsi penyelesaian masalah. Dengan kita shalat akan menenangkan pikiran dan
mempengaruhi kita untuk bisa menyelesaiakan setiap masalah.
Islam mengajarkan kita untuk hidup dalam kesederhanaan, tidak berlebihan dan memakan harta orang
lain. Dengan begitu dampak hidup yang baik akan kita dapatkan. Kesederhanaan dengan dilandasi
ibadah tulus kepada Allah akan membuat hati kita menjadi tenteram. Di dalam surat Ar Ra’ad ayat 28
Allah berfirman:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Ketika kita sudah menjalankan hidup didunia dengan kesederhanaan hidup, keadilan kepada manusia
dan alam, ketaqwaan yang kesemuanya dilandasi nilai-nilai ketauhidan maka Surga yang akan menjadi
balasan kita.
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang orang yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi
mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.”
17. Sumber Motivasi Terbesar
Untuk bisa sukses setiap manusia tidak hanya butuh IQ yang tinggi namun juga SQ. Agama islam
memberikan energi spiritual dalam diri sehingga menunjang manusia untuk senantiasa menjalani
kesibukan sehari-harinya dengan motivasi yang tinggi.
Para pakar Psikologi sepakat bahwa semakin tinggi sumber motivasinya maka semakin tinggi usaha yang
akan dilakukan oleh orang tersebut. Dalam islam motivasi bersumber dari tuhan. Motivasi ketauhidan
inilah yang membuat umat muslim mendapatkan energi spiritual yang sangat luar biasa. Sehari-hari
usaha yang dilakukan didasari atas nilai-nilai ketauhidan.
Allah maha kuat lagi maha perkasa, paradigma itulah yang membuat umat muslim senantiasa berserah
diri kepada Allah.
Begitu banyak manfaat Islam yang akan kita dapatkan. Karena islam bukanlah agama yang berasal dari
buatan manusia melainkan adalah agama dari pencipta semesta Alam. Semoga kita bisa mendapatkan
manfaat islam sepenuhnya, dan menjadi pribadi yang mendalami islam secara khafah.
Ajaran islam sendiri mengajarkan nilai-nilai yang sangat kompleks terkait hukum-hukum kehidupan
manusia di dalam bermasyarakat. Aturan tentang ekonomi, politik, keluarga, budaya, kesehatan,
pendidikan, Moral, Hukum, dan system-sistem kemasyarakatan yang lain termaktub jelas di dalam
kandungan nilai-nilai Islam. Itu artinya islam sudah seperti sendi-sendi nilai bagi manusia dalam
menjalankan kehidupannya di dalam masyarakat.
Dengan ajaran tauhidnya, islam mengajak manusia untuk mengabdi kepada Allah sebagai tuhan semesta
alam, dengan menjadi manusia yang beriman, yang mengerjakan amal shaleh, mengatur hukum-hukum
sosial yang baik, tidak berbuat aniaya terhadap manusia lain serta alam, sehingga selanjutnya akan di
janjikan oleh Allah kehidupan yang layak di akhirat nanti dengan mendapatkan
Surga Allah yang merupakan kenikmatan terbesar yang jauh melebihi kenikmatan di dunia. Islam adalah
konsepsi nilai yang lengkap untuk kehidupan bermasyarakat, bahkan ada yang menyebutkan bahwa
konsepsi islam lebih dari hanya sekedar agama. Karena ada konsepsi nilai subtantif yang bisa di dapat
berupa nilai-nilai keadilan dalam kehidupan bermasyarakat.
C. Manfaat Ihsan
M. Sholikhin mengatakan dalam buku Filsafat dan Metafisika dalam Islam, secara harfiah ihsan adalah
berbuat baik. Orang yang berbuat ihsan disebut muhsin.
Sholikhin turut menafsirkan maksud hadits Jibril mengenai ihsan. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW
tersebut, kata Solikhin, ihsan adalah ajaran tentang penghayatan yang pekat akan hadirnya Tuhan dalam
hidup.
Penghayatan tersebut dapat dilakukan melalui penghayatan diri yang sedang menghadapi dan berada di
depan hadirat-Nya untuk beribadah.
Ibnu Taimiyyah menegaskan dalam al-Iman bahwa makna ihsan melebihi iman. Menurutnya, pelakunya
lebih khusus daripada pelaku iman. Sebab, dalam ihsan sudah terkandung iman dan Islam.
Sementara itu, Ali Abdul Halim Mahmud menjelaskan dalam buku Pendidikan Rohani, pada dasarnya
ihsan adalah inti dan esensi keimanan. Orang mukmin yang selalu beramal saleh akan mengupayakan
untuk mencapai kedudukan ihsan.
"Usaha untuk mencapai kedudukan ihsan adalah amalan yang mulia. Kalau manusia dapat mencapainya
dalam kehidupan dunia berarti dia telah memenuhi kehidupannya di dunia dengan amal yang saleh,
yang bersumber dari keimanan kepada Allah dan hari akhirat," jelas Ali.
Disebutkan dalam buku Aqidah Akhlaq karya Taofik Yusmansyah, sederhananya ihsan berarti kebaikan.
Al-Raghib al-Ashfani menyebut ihsan lebih tinggi dari keadilan.
Taofik menjelaskan lebih lanjut bahwa ihsan adalah hasil akhir atau implikasi dari proses keimanan dan
keislaman seseorang. Dalam hal ini, ihsan lahir dari keyakinan dan ketundukan bahwa segala motivasi
hanya karena Allah SWT semata.
Ada sejumlah manfaat berbuat ihsan. Syaikh Mahmud Al-Mishri menyebut dalam Mausu'ah min Akhlaq
RasulillahShallallahu Alaihi wa Sallam berikut di antaranya:
Ihsan menjadi barometer yang mengukur tingkat kesuksesan manusia dalam menjalani kehidupannya.
Orang yang menjadikan ihsan sebagai jalan hidupnya adalah orang yang paling dekat kepada hati
manusia yang ada di sekitarnya.
Ihsan dapat membuat sebuah masyarakat menjadi kuat, hati para anggotanya saling bertautan, dan
menebarkan cinta dan keharmonisan di dalamnya.
Ihsan adalah sarana bagi sebuah masyarakat untuk maju dan berkembang.
Ihsan menjadi sarana untuk mendapatkan berkah terhadap umur, harta, dan keluarga.
Ihsan adalah sarana untuk menghidupkan rasa takut kepada Allah dan sarana untuk memperoleh
rahmat-Nya.
Ihsan dapat menjadi sarana membersihkan seluruh virus jiwa, seperti kebimbangan, kesalahpahaman,
buruk sangka, dan seterusnya.