Anda di halaman 1dari 3

PIDAT0 TENTANG GHIBAH

Assalamualaikum wr.wb.
Allamdulillah Alhamdulillah hillazi hadana lihaza wama kunna lina tadiyah laula
anhadanallah. Asyhadualah ila hailallah waasyhaduanna muhammadarasulullah lanabia ba’da
amma ba’du.
Syukur alhamdulilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya dan hidayahnya, sehingga kita masih diberi kesempatan pada hari dalam keadaan yang
sehat. Tak lupa, kita lantunkan shalawat kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
karena Beliaulah petunjuk jalan yang benar yakni ajaran Islam dan semoga kelak kita mendapat
syafaatnya.
Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan sepatah dua kata yang Insya Allah ada
manfaatnya bagi kita semua. Saya akan menyampaikan ceramah singkat berjudul Ghibah.
Tentunya kita sudah sama-sama tahu apa yang dimaksud dengan Ghibah. Ghibah adalah
menggunjing keburukan atau menceritakan keburukan orang lain. Ghibah dapat merujuk kepada
gosip murahan yang akan berkembang luas kalau sampai dilebih-lebihkan apalagi kalau tanpa
bukti. Lantas kalau ghibah tumbuh subur maka muncul lah fitnah.
Ghibah ada karena rasa tidak suka atau tidak senang karena melihat orang lain baik
beralasan maupun tidak. Sehingga ada kalimat yang beredar di masyarakat “Tetangga yang beli
AC, dia yang kedinginan. Tetangga yang beli kompor baru, dia yang kedinginan dan tetangga
yang beli kipas angin, dia yang terputar. Masya Allah”
Ada pula prasangka buruk, “Dia bisa rangking satu karena sering nyontek kalau
ulangan.” Padahal Allah Maha Melihat, tahu bahwa yang rangking satu itu sering belajar sampai
larut malam. Pun sangat keterlaluan, apa yang dipikirkannya dan membuat stimulasi asal-asalan
pun disebarkan di masyarakat. Mengompori setiap orang agar membenci orang yang kita tidak
senangi tersebut. Astagfirullah.

Padahal Rasulullah bersabda, yang artinya:


“Jika kamu berbicara (menyampaikan ucapan) tentang sesuatu perkara kepada suatu
kaum, padahal perkara itu tidak terjangkau (tidak dipahami) oleh akal pikiran mereka, niscaya
akan membawa fitnah di kalangan mereka.” (HR. Muslim)
Hadis ini secara serta merta memberikan kita nasihat agar lidah kita gunakan jangan
sampai membeberkan keburukan orang lain, apalagi itu sebuah kebohongan karena bisa
menimbulkan fitnah dan akibatnya bisa berdampak buruk di masyarakat.
Allah berfirman: walfitna tu asaddu minal qatli
bahwa fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.
Memfitnah bisa membunuh karakter seseorang di masyarakat. Semua orang akan
menjauhinya bahkan keluarganya sekalipun. Sebuah kebenaran dan sering terjadi di masyarakat,
menghargai kesalahan yang jumlahnya hanya satu dibanding kebaikan yang sudah berpuluh-
puluh dibuktikan. Astagfirullah.
Dan, jangan sampai kita semua menggunjingkan orang apalagi sampai menfitnahnya?
Selain merugikan orang lain, juga akan merugikan orang lain pula.
Ghibah dan fitnah yang tidak terbukti, pasti meruncingkan pikiran agar membuktikan di
hadapan semuanya bahwa “saya tidak salah”, “saya tidak melakukan apapun” atau “pasti ada
orang lain di balik semua ini”. Lantas kalau diri memberontak membuktikan diri tidak bersalah,
biasanya langkah apapun akan ditempuh bahkan cara salah sekalipun. Bersikap demikian justru
tidak akan menyelesaikan masalah dengan mudah malah memperkeruh. Lebih baik sabar.
Innallaha ma’ssabirin.
“Allah bersama orang-orang yang sabar”
Kesabaran tidak ada batasnya yang ada batasnya adalah manusia.
Jika memang kita digunjing atau difitnah marilah kita intropeksi diri, betulkah apa yang
mereka tuduhkan? Adakah sebenarnya sikap yang membuat mereka sampai berkata demikian?
Lantas tidak adakah pembelaan diri? Membela diri dengan bersabar, berdoa kepada Allah
semoga mereka mendapatkan hidayah, kemudian berusaha menjelaskan kepada mereka bahwa
apa yang mereka katakan tidak betul (kalau memang tidak betul). Kalaupun sudah berusaha
belum ada hasilnya, serahkan semua kepada Allah, karena Dia akan mengungkapnya bersama
waktu yang berjalan.

Hadirin Rahimakumullah….
Semoga kita selalu menggunakan lisan dengan mengatakan kebenaran, bukan malah
sebaliknya. Sudah, penuhi pikiran bahwa berkata kebohongan adalah sebuah dosa dan termasuk
ke dalam ciri-cir orang munafik. Untuk itu marilah basahi lisan kita dengan dzikir serta doa
kepada Allah SWT.

Terima kasih atas perhatiannya. Semoga apa yang saya sampaikan ada manfaatnya.
Kalaupun ada kekurangan datanganya dari saya karena kesempurnaan hanyalah milik Allah.

Wassalamualaiakum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai