Anda di halaman 1dari 3

Assalamu'alaikum wr. Wb.

Segala puji bagi Allah yang menguasai seluruh alam. Yang memberikan kesehatan kepada
kita semua sehingga kita dapat hadir pada tempat yang berbahagia ini dan tak lupa pula
selawatdan salam semoga tetap dilimpahkan kepada seorang Nabi yang tidak akan ada Nabi
sesudahnya, yaitu Nabi Muhammad Saw. Dan kepada keluarga dan sahabatnya sekalian.

Yang terhormat pimpinan balai pengajian ini, yang terhormat ustad-ustad semua, dan yang
saya banggakan rekan-rekan sekalian.

Baiklah untuk mempersingkat waktu saya akan memulai pidato saya yang berjudul “Agama
Islam Pilihanku”.

Marilah kita senantiasa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mensyukuri
nikmat-nikmat-Nya. Terlebih, nikmat paling besar yang tidak didapatkan oleh setiap orang,
bahkan oleh kebanyakan manusia, yaitu nikmat dikaruniai agama Islam. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman,

َ‫ت ِب ُمؤْ ِمنِين‬


َ ‫ص‬ ِ َّ‫َو َمآأ َ ْكث َ ُر الن‬
ْ ‫اس َولَ ْو َح َر‬
“Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun engkau sangat
menginginkannya.” (Yusuf: 103)

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga karunia yang paling besar ini, dengan
bersungguh-sungguh dalam berpegang teguh dengan ajarannya. Bukan menjadi orang yang
sekadar mengaku beragama Islam, namun tidak mau membuktikan keislamannya.
Hadirin rahimakumullah,
Islam adalah agama yang menuntut pemeluknya untuk menyerahkan diri kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan seluruh jenis perbuatan syirik sekaligus orang-orang
yang melakukannya. Islam juga agama yang dibangun di atas pondasi dan penopang yang
disebut rukun Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya :
“Agama Islam dibangun di atas lima hal: Persaksian bahwasanya tidak ada sesembahan
yang benar kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah.” (Muttafaqun ‘alaih)

Pada hakikatnya, merupakan kesalahan besar bila ada yang menganggap bahwa seseorang
akan tetap di atas keislamannya selama dirinya mengaku muslim dan mengakui kebaikan
ajaran Islam, meskipun dirinya di atas akidahnya orang-orang jahiliyah, sehingga masih
terjatuh pada syirik besar dan tidak mewujudkan dua kalimat syahadat yang merupakan
pondasi Islam. Di samping itu, merupakan suatu kebodohan yang nyata bila ada yang
menyangka bahwa seorang muslim tidak mungkin akan keluar dari agamanya meskipun
dirinya terjatuh dalam perbuatan memperolok-olok ajaran Islam, seperti memperolok-olok
disyariatkannya memakai cadar, memelihara jenggot, mengangkat kain di atas mata kaki, dan
yang semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala memperingatkan perbuatan memperolok-olok
agama, meskipun hanya dengan maksud bersenda-gurau dalam firman-Nya,

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang perbuatan memperolok-olok Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabatnya), tentulah mereka akan menjawab,
“Sesungguhnya kami hanyalah bersenda-gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah,
“Apakah terhadap Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya, kamu selalu berolok-olok? Tidak
ada udzur bagi kalian. Kalian telah kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65—66)

Oleh karena itu, setiap muslim wajib mengenal agamanya dengan sebenar-benarnya,
serta mengamalkan ajarannya. Sebab, ketidaktahuannya terhadap ajaran Islam bisa
menyebabkan dirinya terjatuh pada perbuatan syirik dan pembatal-pembatal keislaman
lainnya.

Hadirin rahimakumullah,
Barang siapa memerhatikan keadaan umat yang tidak mendapatkan hidayah Islam atau tidak
menjalankan aturan-aturan Islam dalam kehidupannya, baik di masa lampau, maupun di masa
kini, dia akan mendapatkan keadaan yang penuh ketidakteraturan. Mereka hidup dalam
keadaan tidak tenteram dan diliputi rasa khawatir, serta saling menyakiti satu sama lain. Hal
ini sebagaimana terjadi di masa jahiliyah, misalnya, yaitu zaman sebelum diutusnya Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam di Jazirah Arab. Di masa itu, manusia hidup dalam keadaan
diliputi kebodohan, kegelapan, dan kerusakan. Karena kebodohannya, mereka tidak
mengenal Rabb-nya dan terjatuh pada peribadatan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka bersyukurlah karena kita dilahirkan di jaman yang modern dan dalam agama yang
diridhai oleh Allah SWT, dan jadikanlah Agama islam ini sebagai agama kita untuk selama-
lamanya. Amin yarabbal ‘alaamin,,,,,

Saya rasa hanya ini yang dapat saya sampaikan,, lebih dan kurang saya minta maaf,, saya
akhiri kalam dengan wabillahitaufik walhidayah,, Wassalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh,,,,

Anda mungkin juga menyukai