Anda di halaman 1dari 3

GHIBAH

Apa itu Ghibah ?


Kata seorang ulama tafsir, Imam Masruq, “Ghibah adalah membicarakan
keburukan seseorang yang tidak disukai kepada orang lain agar didengar.
Lalu disini pertanyaanya “Bagaimana jika yang disebutkan sesuai kenyataan?”
dalam sebuah hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, “Jika sesuai
kenyataan berarti engkau telah mengghibahnya. Jika tidak sesuai, berarti engkau
telah memfitnahnya.” (HR. Muslim).
Ghibah (menggunjing) termasuk dosa besar, namun sedikit yang mau menyadari
hal ini. Seringkali kita melakukan dosa ini tanpa sadar. Imam Nawawi
Rahimahullah menyebutkan, “Ghibah adalah sesuatu yang amat jelek, namun
tersebar dikhalayak ramai. Yang bisa selamat dari tergelincirnya lisan seperti ini
hanyalah sedikit. Ghibah memang membicarakan sesuatu yang ada pada orang
lain, namun yang diceritakan adalah sesuatu yang ia tidak suka untuk
diperdengarkan pada orang lain. Sesuatu yang diceritakan bisa jadi pada badan,
agama, dunia, diri, akhlak, bentuk fisik, harta, anak, orang tua, istri, pembantu,
budak, pakaian, cara jalan, gerak-gerik, wajah berseri, kebodohan, wajah
cemberutnya, kefasihan lidah, atau segala hal yang berkaitan dengannya. Cara
ghibah bisa jadi melalui lisan, tulisan, isyarat, atau bermain isyarat dengan mata,
tangan, kepala atau semisal itu.”
Perumpamaan dosa untuk orang yang suka gibah?
Dosa yang akan diperoleh dari orang yang melakukan ghibah adalah ibarat
memakan daging saudaranya yang sudah mati. Firman Allah Ta’ala, “Dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa
jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujurat: 12). Imam Asy
Syaukani Rahimahullah dalam kitab tafsirnya mengatakan, “Allah Ta’ala
memisalkan ghibah (menggosip orang lain) dengan memakan bangkai seseorang.
Karena bangkai sama sekali tidak mengetahui siapa yang memakan dagingnya. Ini
sama halnya dengan orang yang hidup juga tidak mengetahui siapa yang
menggunjing dirinya”.
(HR. Ahmad dan Abu Dawud) Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda, “Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang
memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai (mencakari) wajah-wajah
mereka dan dada dada mereka. Maka aku bertanya :”Siapakah mereka wahai
Jibril?” Jibril berkata, Mereka adalah orang orang yang memakan daging daging
manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan manusia”

Bagaimana Cara Bertaubat dari Ghibah ?


Berkata Al ‘Alamah Syaikh Utsaimin Rahimahullah, “Jika yang dighibahi telah
mengetahui bahwa engkau telah mengghibahinya, maka engkau harus datang
kepadanya dan meminta agar dia merelakan perbuatanmu. Namun jika dia tidak
tahu, maka janganlah engkau mendatanginya (tetapi hendaknya) engkau
memohon ampun untuknya dan engkau membicarakan kebaikan kebaikannya di
tempat tempat yang engkau mengghibahinya. Karena sesungguhnya kebaikan
kebaikan bisa menghilangkan kejelekan kejelekan. Engkau bisa berkata: “Ya
Allah ampunilah dia”, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda, “Kafarah (penebus dosa) untuk orang yang kau ghibahi adalah engkau
memohon ampunan untuknya” (HR. Harits Bin Abu Usamah). Maka bertaubatlah
kita dengan banyaknya dosa ghibah (gosip) yang dilakukan.

Adakah Ghibah yang Diperbolehkan ?


ada ghibah diperbolehkan tetapi dengan tujuan yang benar, darurat dan syar’i
yang tidak mungkin tercapai tujuan tersebut tanpa melakukan ghibah ini.
Imam Nawawi Rahimahullah dalam Riyadus Shalihin menyebutkan enam ghibah
yang dibolehkan adalah:
Pertama : Seseorang terzhalimi mengadukan kepada pihak yang berwenang dan
dia mempunyai pengaruh terhadap orang yang menzhalimi.
Kedua : Meminta bantuan untuk mengubah kemungkaran, menasihati dan
mengembalikan pelaku kemaksiatan kepada jalan kebenaran.
Ketiga : Meminta pendapat dan solusi dari seorang yang ‘alim tang persoalan
yang dihadapi.
Keempat : Memperingatkan seluruh kaum muslimin akan kejahatan yang
dilakukan seseorang.
Kelima : Kepada seseorang yang terang terangan menampakkan kemaksiatannya,
kefasikannya, kemungkarannya dan kebid’ahannya.
Keenam : Dengan tujuan mudah dikenal dengan menyebutkan julukan yang ada
pada seseorang.
Namun perlu diperhatikan semestinya kita harus terus berhati hati dalam perkara
dosa besar ini. Karena hal ini tak jarang terjadi dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, kampus, masjid, kantor maupun melalui media-media yang dengan
sangat mudah di akses baik disengaja maupun tak disengaja.
Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat tulisan yang singkat ini, semoga Allah Ta’ala
menjauhkan dari setiap dosa besar termasuk pula perbuatan ghibah. Semoga Allah
Ta’ala memberi taufik untuk menjaga lisan dan sikap ini supaya senantiasa
berkata dan berbuat yang baik.

Oleh : Reo Adi Syahputra


(Kepala Sekolah SMAS Ibnu Abbas Wahdah Islamiyah Muna)
Sumber dari: https://wahdah.or.id/ghibah-dosa-besar-yang-kita-perbuat-setiap-
hari/

Terima kasih kepada mba resti yang telah menyampaikan materinya sangat
bermanfaat sekali ya mengenai berbakti kepada orang tua, semoga dapat dijadikan
pondasi untuk kita untuk menjaga kebaktian kita thd ortu
Solat tepat waktu
Berbakti kpd ortu
Jihad dijalan allah

Anda mungkin juga menyukai