Anda di halaman 1dari 1

JANGAN MENCARI-CARI KESALAHAN ORANG LAIN

Entah mengapa, ada dari kita yang punya kecenderungan untuk mencari-cari kesalahan orang
lain dan mengkritiknya. Sebenarnya boleh-boleh saja mengkritik seseorang, tapi dalam
menyampaikan kritik, sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik, santun dan bijak. Tidak
menyampaikan dengan cara yang menyudutkan dan menyalahkan.

Dalam mengkritik, kita harus bijak. Cobalah bertanya pada diri sendiri, bagaimana bila kita
berada di posisi orang yang kita kritik, tanpa mempertimbangkan kebenaran dan
kemampuannya?

Kita juga harus memeriksa kembali apa motif kita mengkritik. Tanyakan juga apa keuntungan
yang kita raih setelah mengkritik dan mencari-cari kesalahan orang lain. Sudah mampukah kita
berbuat lebih baik darinya? Ketahuilah, tidak ada orang yang luput dari salah dan khilaf.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata
yang baik atau diam” (Muttafaq ‘Alaihi)

Demikianlah, lidah seseorang itu sangat berbahaya sehingga dapat mendatangkan banyak
kesalahan. Imam Ghazali menghitung ada 20 bencana karena lidah antara lain berdusta, ghibah,
adu domba, saksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang
lain, menghina orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, dsb.

Umat islam tidak diperbolehkan untuk mencari-cari kesalahan orang lain lalu
menyebarkannya apalagi berusaha mempermalukan orang tersebut di depan umum.

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Aku peringatkan kepada kalian tentang
prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan
janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang kejelekan dan mencari-cari
kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian
hamba Allah yang bersaudara” (H.R Bukhari, no (6064) dan Muslim, no (2563).

Firman Allah SWT berikut ini: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-
sangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. (QS. Al Hujuraat : 12)

Dari Abdullah bin Umar ra, ” suatu hari Rasulullah SAW naik ke atas mimbar, lalu menyeru
dengan suara yang tinggi :”Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan
iman itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin,
janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari-cari aurat mereka. Karena orang yang
suka mencari-cari aurat saudaranya sesama muslim, Allah akan mencari-cari auratnya.
Dan siapa yang dicari auratnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia
berada di tengah tempat tinggalnya (HR. At Tirmidzi, HR. Ahmad dan Abu Dawud)

(Yang dimaksud dengan aurat disini adalah aib/cela atau cacat, kejelekan dan kesalahan.
Dilarang mencari-cari kejelekan/kesalahan seorang muslim untuk kemudian diungkapkan kepada
manusia – tuhfatul Ahwadzi).

Bagi seorang mukmin yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah, wajib mengerti bahwa
“perkataan” itu termasuk amalannya yang kelak akan dihisab: amalan baik maupun buruk.
Karena pena Ilahi tidak mengalpakan, tidak pernah lalai ataupun menghapuskan satupun
perkataan yang diucapkan manusia. Ia pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal.
َّ ‫للاه أعلَم ِبال‬
Ingatlah bahwa semuanya, kelak harus kita pertanggungjawabkan. ‫ص َواب‬ ُّ ‫َو‬

Dewi Yana, disunting dari


https://jalandakwahbersama.wordpress.com/2009/08/14/jangan-mencari-cari-kesalahan-orang-lain/

Anda mungkin juga menyukai