Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Memelihara lisan
Disusun Guna memenuhi Tugas Pembelajaran PAI dan BP
Guru Pengampu: Ikhsanudin, S.Pd.

Disusun oleh:
Jumiati (14)
Lintang Nayla R (19)
Nadylla Rahmawati (23)
Syifa Apriyani Susanti (32)

KELAS XI-4
SMA NEGERI 1 AMPEL
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hukum Islam adalah hukum yang mengatur kehidupan manusia di didunia
dalam rangka mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat. Hukum Islam
mencakup semua aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat, dalam hubungan diri sendiri, manusia lain, alam
lingkungan maupun dengan 1 Tuhan. Dengan demikan, hukum Islam mengatur
semua aspek kehidupan manusia agar seorang muslim dapat melaksanakan
ajaran Islam secara utuh. Utuh disini berarti semua aspek sudah diatur oleh
hukum secara detail, sebab hanya masalah ibadah yang telah diatur hukum
secara ketat, selain itu, yaitu hal-hal yang berkenaan dengan kehidupan social
atau muamalah, hukum hanya memberikan landasan hukum yang memberi
makna dan arah bagi manusia. Namun, secara operasional urusan muamalah
diserahkan kepada manusia. Hanya prinsip-prinsip dasar bagi hubungan
tersebut 2 didasari hukum sehingga aspek-aspek kehidupan manusia dapat
terwujud .
Hukum Islam diturunkan untuk seluruh umat manusia disuatu tempat dan
zaman sampai kehidupan alam ini berkhir kelak pada hari kiamat. Hukum
Islam memiliki karekteristik yang khas, karena itu ia bersifat universal dan
abadi. Hal ini karena selain beribadah yang baik kepada Allah Swt. juga harus
baik kepada sesama manusia baik tindakan ataupun perkataan (lisan), Lisan
merupakan salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Lisan
merupakan anggota badan manusia yang cukup kecil jika dibandingkan
anggota badan yang lain. Akan tetapi, ia dapat menyebabkan pemiliknya
ditetapkan sebagai penduduk surga atau bahkan dapat menyebabkan
pemiliknya dilemparkan ke dalam api neraka.
Membiasakan berkata baik atau berdiam dari perkataan buruk menjadi
sifat Mukmin sejati. Sebaliknya, perkataan buruk memiliki efek dan tempat
yang buruk dalam Islam. Perkataan yang mencela, mencaci dan sejenisnya
tidak hanya dibenci oleh manusia secara fitrah, tetapi juga disalahkan oleh
Malaikat. Suatu waktu Rasulullah sedang berkumpul bersama para Sahabat,
tiba-tiba datang seseorang mencaci Abu Bakar. Abu Bakar diam dan tidak
merespon. Kemudian ia kembali mencaci, Abu Bakar tetap diam dan tidak
merespon. Ketiga kali ia kembali mencaci, dan Abu Bakar meresponnya. Maka
Rasulullah beranjak meninggalkan majelis. Abu Bakar mengikuti Rasulullah
dan bertanya: “Apakah engkau marah kepadaku wahai Rasulullah? Rasulullah
menjawab: “Malaikat telah turun dari langit, menyalahkan perkataan orang
tadi, namun saat engkau mengomentarinya datanglah setan, dan aku tidak
mendatangi tempat jika di sana setan hadir”. (HR. Abu Dawud).

2
Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini
menjadi bermakna dan bernilai ibadah, Allah SWT menyerukan umat manusia
untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk. Allah SWT berfirman :
“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan
perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi manusia.”... (QS. 17: 53)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari menjaga lisan?
2. bagaimana cara menghindari fitnah,ghibah dan buhtan.
3. Bagaimana cara menjaga lisan?
C. Tujuan Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari menjaga lisan.
2. Untuk mengetahui cara menghindari fitnah,ghibah , dan buhtan.
3. Untuk mengetahui cara dari menjaga lisan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian menjaga lisan


mengutip Bahaya Lisan oleh Abdullah Gymnastiar, manusia yang
beruntung adalah orang yang bisa memanfaatkan waktunya untuk meraih
keuntungan dunia dan akhirat, seperti mengisi waktunya dengan berzikir
kepada Allah SWT. Sementara manusia paling merugi adalah orang yang
membuang waktunya dengan sia-sia, seperti berkata hal yang tidak bermanfaat.
Rasulullah SAW bersabda, "Setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan
dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma'ruf dan
nahi munkar serta berzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla." (HR. Tirmidzi).
Lisan sangat berpotensi untuk menjerumuskan pada kebinasaan, sekaligus
menentukan derajat kemuliaan dan kehormatan seseorang. Sebab itu, siapa
yang menginginkan kemenangan beserta limpahan pahala, hendaklah ia benar-
benar menjaga lisannya.
Berikut ini beberapa keutamaan bagi seorang Muslim yang mampu menjaga
lisan seperti yang dihimpun dari Reuni Ahli Surga (Sejumlah Amalan Penting
Penghuni Surga Saat di Dunia) oleh Ahmad Abi Al-Musabbih.
1. Memiliki kedudukan tinggi sebagai seorang Muslim
2. Dijanjikan surga
3. Dijauhkan dari kebinasaan
4. Mendapatkan ridha Allah SWT
5. Dekat dengan Nabi Muhammad SAW di surga kelak
B. Cara menghindari fitnah,ghibah dan buhtan.
Cara dari menghindari fitnah,ghbah dan buhtan adalah sebagai berikut :
1. Berkumpul dengan orang shaleH

4
Tidak dapat dipungkiri jika pergaulan merupakan hal yang dapat
membawa dampak besar pada kehidupan sehari-hari seseorang.
Maka agar terhindar dari pergaulan yang salah, ada baiknya
seorang muslim harus memilih dengan siapa ia berkumpul. Dalam
hadits, Rasululah bersabda:"Permisalan teman yang baik dan teman
yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang
pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu
minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya,
dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya.
Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai
pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap." (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)
2. Menjaga lidah
Seseorang dapat ghibah karena dirinya tidak bisa menjaga lidah
dan mulutnya untuk berkata sesuatu yang baik. Ketika tahu apa
yang akan dibicarakan merupakan hal yang buruk, lebih baik tidak
usah dikatakan, supaya terhindar dari bahaya lisan. Dari Sahl bin
Sa'ad ra, Rosululloh Muhammad saw bersabda:"Barangsiapa yang
dapat memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa
yang ada di antara kedua tulang rahangnya – yakni mulut atau
lidah, serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya, maka saya
memberikan jaminan syurga untuknya." (Muttafaq 'alaih)
3. Menyadari bahwa ghibah adalah Perbuatan yang buruk
Sudah dijelaskan sebelumnya, dalam Alquran surat Al Hujurat ayat
12 bahwa ghibah merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah
karena termasuk dalam perbuatan yang buruk. Agar tidak
melakukan ghibah, seseorang harus menyadari bahwa ghibah
adalah perbuatan yang dilarang oleh Allah karena keburukan yang
didapat tidak hanya pada orang yang menjadi bahan pembicaraan
melainkan juga pada si pelaku ghibah.
4. Inropeksi diri

5
Sebelum terlena dengan pembicaraan seru saat berkumpul dengan
teman-teman yang kemungkinan besar dapat membawa seseorang
untuk melakukan ghibah, alangkah baiknya orang tersebut harus
intropeksi diri terlebih dahulu. Intropeksi diri akan membuat
seseorang merasa malu jika harus membicarakan keburukan orang
lain sedangkan diri sendiri masih memiliki banyak kesalahan yang
harus dibenahi
5. Mengingat kebaikan seseorang
Sebelum membicarakan keburukan seseorang, alangkah baiknya
jika mengingat kebaikan orang tersebut terlebih dahulu. Dengan
begitu, keinginan untuk membicarakan keburukan seseorang
perlahan akan menghilang karena paham bahwa sebagai manusia
biasa, pasti memiliki sisi baik dan sisi buruk.
6. Memperbanyak berpikir positif
Dengan berpikir positif pastinya memberi pengaruh yang baik bagi
kehidupan seseorang. Dengan perbanyak berpikir postif, makan
akan meminimalisir berpikiran buruk terhadap orang lain. Ketika
ada seorang teman memancing untuk membicarakan keburukan
orang lain, seseorang akan menolak dengan perlahan dan
khusnudzon atau berprasangka baik terlebih dahulu kepada orang
yang akan dibicarakan tersebut.
7. Saling mengingatkan
Ketika ada seorang teman memancing untuk membicarakan
keburukan orang lain, maka sebagai seorang muslim yang baik
hendaknya mengingatkan teman bahwa ghibah adalah perbuatan
yang dilarang oleh Allah.
8. Memperbamyak istigfar
Diriwayatkan bahwa Aisyah Ra berkata, "Rasulullah mengerjakan
sholat dhuha kemudian beliau membaca istighfar." Seorang muslim
hendaknya memperbanyak istighfar kepada Allah untuk memohon
ampunan atas segala dosa yang ia sengaja maupun tidak disengaja.

6
Dengan memperbanyak istighfar, maka seseorang akan senantiasa
mengingat segala dosanya hingga membuatnya merasa takut
melakukan perbuatan dosa seperti ghibah.Untuk meminimalisir
perbuatan ghibah, begitulah cara-cara menghindari perbuatan
buruk tersebut. Berkumpulah dengan orang-orang yang dapat
membawamu menjadi diri yang lebih baik dan senantiasa
mendekatkan diri kepada Allah sehingga dapat terhindar dari
segala perbuatan buruk.
C. Cara menjaga lisan
1. Hindari perkataan yang tidak berdasar
2. Utamakan mendengar daripada berbicara
3. Hindari bicara tanpa berpikir
4. Memperbanyak zikir
5. Jauhi Sikap Sombong dan Membanggakan Diri
6. Jangan Memotong Pembicaraan atau Membantahnya
7. Hindari Sikap Berlebihan Dalam Berbicara
8. Jauhkan Diri Dari Ghibah (Gossip) dan Namimah (Adu Domba)

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

KITA HARUS MENJAGA LISAN AGAR TERLINDUNG DARI SIKSA


KUBUR, SERTA JAMINAN BAGI HAMBANYA UNTUK MASUK
SURGA.

DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/229038429.pdf

Anda mungkin juga menyukai