Anda di halaman 1dari 5

Nama : Falmoza Tsabita

NIM : 22129146

Prodi : PGSD

Sesi : 202211280442

ETIKA MAHASISWA ISLAM

Islami Secara etimologi kata “etika” berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Ethos dan
ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaan, tempat yang biasa. Ethikos berarti susila, keadaban,
kelakuan dan perbuatan yang baik. Secara terminologi etika bisa disebut sebagai ilmu tentang baik dan
buruk atau kata lainnya ialah teori tentang nilai. Prinsip etika dalam islam:

 Keindahan,
 Persamaan
 Kebiasaan
 Keadilan
 Kebebasan.
 Kebenaran.

Etika mahasiswa Islam adalah mahasiswa yang mau dan mampu mengimplentasikan/menerapkan nilai-
nilai kebaikan sesuai dengan prinsip-prinsip di atas dalam kehidupan untuk dirinya maupun untuk
masyarakat. Penerapan etika dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

A. Etika Pergaulan
Etika pergaulan yang harus diterapkan adalah etika yang bersumber dari ajaran Islam (al-Quran)
dan dicontohkan oleh Rasulullah melalui hadist/sunnah. Etika pergaulan sesama muslim dalam
Alquran yaitu,
 Mengadakan perdamaian,
 Menciptakan persaudaraan,
 Tidak menghina sesama muslim,
 Menjauhi prasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan menggunjing
 Saling mengenal satu sama lain, dan terakhir
 Berkasih sayang sesama mereka.
1) Etika Pergaulan dengan Sebaya
Teman sebaya atau karib adalah orang-orang atau teman yang usianya tidak terpaut jauh
dengan kita baik sama maupun lebih muda. Hal-hal yang perlu diperhatika antara lain:
a. Mengucapkan salam setiap bertemu dengan teman sebaya dan sesama muslim.
Mengucapkan salam hukumnya sunnah bagi umat islam dan menjawab salam
hukumnya wajib.
b. Senantiasa menyambung tali silaturahmi dengan saling berkunjung dan berkumpul
untuk hal-hal yang baik atau belajar bersama
c. Saling mengerti serta memahami kebaikan dan kekurangan masing-masing dan
menghindari segala macam jenis perselisihan
d. Saling tolong menolong dalam hal kebaikan
e. Mengasihi dan memberi perhatian satu sama lain
f. Senantiasa menjaga teman dari pengaruh buruk atau gangguan orang lain
g. Memberikan nasihat kebaikan satu sama lain
h. Mendamaikan teman jika ada yang berselisih
i. Mendoakan teman agar mereka senantiasa berada dalam kebaikan
j. Menjenguknya jika ia sakit, datang jika diberi undangan serta mengantarkannya ke
makam jika ia meninggal sesuai dengan hadits berikut ini
Dari Abu Hurairah RA berkata ” Kewajiban orang muslim terhadap orang muslim lain
enam perkara. Orang beratnya kepada beliau; apakah itu ya Rasulallah? Jawab
Rasulallah SAW.: “ Jika berjumpa dengannya diberi salam, jika diundang
mendatanginya, jika dimintanya nasihat diberikan, jika bersin dan ia menyebut
nama Allah, dido‟akan dengan beroleh rahmat,jika ia sakit ditengok dan jika ia
meninggal diantarkan”. (H.R.Muslim)
2) Etika Pergaulan dengan orang yang lebih tua
Hal yang perlu diperhatikan dalam bergaul dengan orang yang lebih tua adalah:
a. Menghormati mereka dengan sepenuh hati dan senantiasa mengikuti nasihat
mereka dalam kebaikan
b. Mencontoh tingkah laku mereka yang baik dan menjadikannya pelajaran
c. Memberi salam setiap kali bertemu dan senantiasa bertutur kata dengan lemah
lembut dan menjaga sopan santun
d. Tidak berkata kasar pada mereka dan menjaga perasaannya walaupun ia berkata
tidak baik,
e. Senantiasa mendoakan terutama jika mereka adalah orangtua atau saudara kita
3) Etika Pergaulan dengan lawan jenis
Hal yang perlu diperhatikan dalam bergaul dengan lawan jenis adalah :
a. Menghindari berkhalwat atau berdua-duaan. Dalam sebuah hadis Nabi
menjelaskan: “Jauhilah berkhalwat dengan perempuan. Demi (Allah) yang diriku
berada dalam genggaman-Nya, tidaklah berkhalwat seorang lakilaki dengan seorang
perempuan kecuali syetan akan masuk di antara keduanya.” (HR. al- Thabarani).
b. Tidak memandang lawan jenis dengan syahwat atau pandangan nafsu.
c. Hindari berjabat tangan dengan lawan jenis kecuali mahram
d. Menutup aurat jika bertemu dengan sejenis maupun lawan jenis sebagaimana
disebutkan dalam hadits yang artnya sebagai berikut: “Tidak dibolehkan seorang
laki-laki melihat aurat (kemaluan) seorang laki-laki lain, begitu juga seorang
perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidakboleh seorang
laki-laki berselimut dengan laki-laki lain dalam satu selimut baju, begitu juga seorang
perempuan tidak boleh berselimut dengan sesama perempuan dalam satu baju.”
(HR. Muslim).
e. Menghindari perbuatan yang menjurus pada zina sesuai dengan firman Allah SWT
dalam surat Al isra ayat 32 yang yang artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang
buruk.”

Nabi Muhammad SAW mengingatkan, artinya: “tidaklah (sempurna) iman seorang dari
kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR.
Bukhari).

B. Etika Berpakaian
Dalam Islam fungsi utama pakaian adalah “menutup aurat” sebagaimana tercantum dalam
surah al-A‟raf .7:26 yang artinya: “Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan”. Walaupun
Islam tidak merekomendasikan satu model pakaian tertentu, tetapi Islam memiliki aturan umum
berpakaian. Aturan umum antara lain, tidak terbuka (tutup aurat), tidak transparan, tidak ketat,
dan tidak menyerupai lawan jenis.
1) Menutup aurat
Aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut dan aurat perempuan adalah seluruh badan
kecuali dua telapak tangan dan wajah. Hal ini terdapat dalam surah al-A‟raf .7: 22 yang
artinya: “Yakni serta-merta dan dengan cepat tatkala keduanya telah merasakan buah
pohon itu, tampaklah bagi keduanya, aurat masingmasing dan mulailah keduanya
menutupinya dengan daun-daun surga secara berlapis-lapir,”
2) Tidak Transparan
Ketika membeli pakaian sangat dianjurkan untuk memilih bahan yang baik agar tidak
transparan. Dalam sebuah Hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam kitabnya
Shohih Muslim/2128 yang artinya: “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah: ”Dua (jenis manusia)
dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang yaitu; kaum yang membawa cemeti-
cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya, dan wanita-wanita yang
berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta
yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan
sungguh wangi surga itu telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian”.
3) Tidak Ketat/Sempit
Pakaian yang baik ialah pakaian yang tidak memperlihatkan lekukan tubuh supaya orang
yang melihat tidak terpancing untuk melakukan perbuatan negative atau pelecehan.
4) Tidak Menyerupai Lawan Jenis
Dalam sebuah Hadis yang terdapat dalam Shohih Bukhari/159, yang artinya: “Diriwayatkan
Ibn „Abbas Ra., berkata: “Rasulullah saw melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan
dan perempuan yang menyerupai laki-laki”. Dalam sebuah Hadis Rasulullah saw, yang
artinya: “Rasulullah saw., bersabda kesederhanaan adalah bagian dari iman”.
C. Etika Makan dan Minum
Adapun etika makan dan minum sesuai sunnah yang diajarkan Rasulullah sallallahu'alaihi
wasallam:
1) Minum Harus Duduk
2) Mengucapkan Basmalah
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh „Aisyah Radhiyallahu'anha "Apabila salah
seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia mengucapkan Bismillah (menyebut
nama Allah Ta'ala). Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah di awal, hendaknya ia
mengucapkan: "Bismillahi awwalahu wa aakhirotu (dengan nama Allah pada awal dan
akhirnya)". (HR. Tirmidzi).
3) Makan dan Minum dengan Tangan Kanan
Dari Umar bin Abi Salamah, ia berkata, "Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan
Rasulullah shallallhu'alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka
Rasulullah Saw bersabda: "Wahai Ghulam, sebutlah nama Allah (bacalah "Bismillah"),
makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada dihadapanmu." Maka
seperti itulah gaya makanku setelah itu, (HR. Bukhari).
4) Tidak Meniup Makanan atau Minuman
"Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhuma bahwa Nabi Muhammad Saw melarang
pengembusan nafas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana," (HR. Abu Dawud
dan AtTirmidzi).
5) Minum dengan Tiga Tegukan
Sabdaa Rasulullah SAW: "Janganlah kalian minum seperti minumnya hewan. Tetapi
minumlah kalian dengan dua atau tiga kali, dan jika kalian minum sebutlah nama Allah
(membaca basmallah), kemudian pujilah Dia (membaca hamdalah), ketika kalian
mengangkatkan (selesai minum)." (HR. At-Tirmidzi).
6) Menuangkan Air Ke Gelas Secukupnya
Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu'anhuma: "Rasulullah melarang
minum langsung dari mulut qibrah (wadah air yang terbuat dari kulit) atau wadah air minum
yang lainnya." (HR Bukhari).
7) Makan dan Minum tidak Berlebihan
Allah berfirman: “Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihlebihan.” (QS. Al-A‟raf 7: 31). Rasulullah
menjelaskan bahwa perut manusia dibagi menjadi tiga ruang, ruang pertama untuk
makanan, ruang ke dua adalah udara dan ruang ke tiga adalah air/cairan. Ketiga ruang ini
harus diisi dengan proporsi yang seimbang, tanpa berlebihan.
8) Mengucapkan Hamdallah
Sebagaimana yang sudah dipraktikkan Rasulullah, ketika beliau selesai dari makan atau
minum, beliau membaca: "Puji syukur kepada Allah yang telah memberi makan dan
memberi minum kepada kami serta menjadikan kami termasuk orang-orang Islam." (HR.
Abu Dawud)
D. Etika Menuntut Ilmu
Secara etimologi kata al-„ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima – ya`lamu-
`ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al- „ilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu). Sehingga
jika dikatakan alimtu asysyai‟a berarti “saya mengetahui sesuatu”. Sementara secara istilah ilmu
berarti pemahaman tentang hakikat sesuatu. Kiat dan jalan menuju kesuksesan dalam menuntut
ilmu berdasarkan nash-nash Al-Qur`an, hadits:
1) Ikhlas karena Allah
Karena hanya dengan dasar ikhlas, segala tindakan kebaikan yang dilakukan akan menjadi
amal shalih yang layak mendapatkan balasan kebaikan dari Allah, Tuhan semesta alam.
Hadits Nabi SAW, yang artinya : “Barangsiapa yang mempelajari ilmu untuk membanggakan
diri di hadapan para ulama, mempermainkan diri orang-orang bodoh dan dengan itu wajah
orang-orang berpaling kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka
Jahannam. “ (HR. Ibn Majjah dari sahabat Abu Hurairah)
2) Berdo`a
Sebagaimana firman–Nya Surat Thaha ayat 114: Artinya: “Dan katakanlah ,”Ya Tuhanku,
tambahkanlah ilmu kepadaku” Rasulullah juga mengajarkan sebuah do‟a khusus bagi para
penuntut ilmu.
3) Bersungguh-Sungguh
Sesuai dalam Surat al-Ankabut ayat 69: “Dan orangorang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”
4) Menjauhi Kemaksiatan
Ibn al-Qayyim al-Jauziyah rahimahullah berkata: “Maksiat memilki pengaruh jelek lagi
tercela, dan juga dapat merusak hati dan badan baik di dunia maupun di akhirat. Diantara
bahaya dari maksiat antara lain: Terhalangnya mendapatkan ilmu, karena sesungguhnya
ilmu itu adalah cahaya yang telah Allah berikan di dalam hati, dan maksiat itu
memadamkannya (cahaya itu)”.
5) Tidak Malu dan Tidak Sombong
Mengenai larangan sombong, Allah SWT. jelaskan dalam Surat al-Baqarah ayat 34: Artinya:
”Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para malaikat : Sujudlah kamu kepada Adam,
maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk
golongan orang–orang yang kafir. Kesombongan dalam menuntut ilmu dilarang sebab ia
akan menyebabkan tertolaknya kebenaran. Sesuai sabda rasulullah: “ Sombong itu adalah,
menolak kebenaran dan merendahkan manusia.”(HR. Muslim dari sahabat Ibn Mas‟ud ra)
6) Mengamalkan dan Menyebarkan Ilmu
Trilogi menuntut ilmu adalah mencari ilmu, mengamalkan dan menyampaikannya kepada
orang lain. Keutamaan menda’wahkan ilmu, sabda Nabi SAW. berikut ini, yang artinya :
“Siapa orang yang menunjukkan kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang
melakukkannya”(HR. Tirmidzi dari sahabat Abi Mas‟ud ra

Anda mungkin juga menyukai