Pengertian Magnet
Magnet adalah jenis batuan yang memiliki kemampuan bisa menarik benda-benda tertentu.
Kalau menurut pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, magnet diartikan sebagai
setiap bahan yang bisa menarik logam besi. Kata magnet sendiri berasal dari bahasa Yunani,
yaitu magnitis lithos. Kata itu memiliki arti batu Magnesian. Magnesian atau Magnesia
adalah sebuah kota di wilayah Yunani. Sekarang kota ini berubah namanya menjadi Manisia
yang terletak di wilayah Turki. Pada zaman prasejarah, di Magnesia ditemukan banyak sekali
kandungan magnet
Bagian-Bagian Magnet
1. Kutub Magnet
Kutub magnet adalah bagian magnet yang memiliki gaya tarik paling besar di antara
bagian lainnya. Seperti yang kita tahu, magnet memiliki dua kutub yang kita sebut
dengan kutub utara dan kutub selatan magnet. Untuk mengetahui kutub magnet,
coba dekatkan benda magnetik ke magnet. Bagian magnet yang tertempel benda
magnetik itu adalah kutub. Jika magnet dimanfaatkan sebagai jarum pada kompas, ia
akan selalu mengarah ke utara. Karena itulah kompas mengandalkan magnet untuk
menunjukkan arah.
2. Sumbu Magnet
Sumbu magnet adalah bagian yang berupa garis yang menghubungkan kutub utara
dan kutub selatan pada magnet.
3. Magnet Elementer
Ternyata itu karena benda magnetik sebenarnya mengandung magnet-magnet kecil
yang bernama magnet elementer. Magnet elementer ini adalah serpihan magnet
paling kecil yang berupa atom. Benda bisa memiliki sifat magnet jika magnet
elementernya membentuk arah yang beraturan. Sedangkan yang magnet
elementernya tidak beraturan tidak akan mempunyai sifat magnet. Kalau pada
magnet itu sendiri, magnet elementernya tersusun rapi dan memiliki arah yang
sama. Hal inilah yang akhirnya membentuk kutub magnet.
Sifat-Sifat Magnet
Berdasarkan sifat kemagnetannya, jenis bahan magnet secara umum terbagi menjadi dua,
yaitu bahan magnetik (feromagnetik) dan bahan nonmagnetik.
Feromagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan kuat oleh magnet. Jika benda jenis
feromagnetik berada dekat dengan magnet, magnet akan menarik benda tersebut. Selain
itu, benda yang termasuk bahan feromagnetik dapat dijadikan suatu magnet. Contoh bahan
feromagnetik adalah baja, besi, nikel, dan kobalt.
Bahan Nonmagnetik
1. Paramagnetik adalah benda yang dapat ditarik dengan lemah oleh magnet kuat.
Contohnya alumunium, tembaga, platina, dan lain-lain.
2. Diamagnetik adalah benda yang menolak magnet. Benda ini tidak dapat ditarik sama
sekali oleh magnet meski berada sangat dekat dengan magnet yang kuat. Contoh
benda diamegnetik adalah emas, seng, merkuri, dan lainnya
1. Dipukul
Sifat kemagnetan benda bisa hilang jika dipukul dengan benda keras, seperti palu,
lantai, atau dinding secara terus menerus.
2. Dipanaskan
Benda bermagnet juga bisa berubah menjadi benda non-magnet jika dipanaskan
atau dibakar. Dengan begitu, ia akan memperoleh energi panas berlebihan yang
menghilangkan sifat kemagnetannya.
3. Dialiri arus AC (Arus Bolak-Balik)
Jika kita bisa membuat magnet sementara dengan aliran arus searah (DC), maka
untuk menghilangkan sifat kemagnetan, kita bisa mengaliri benda bermagnet
dengan arus bolak balik (AC) sampai sifat kemagnetannya menghilang.
1. Bel listrik
Pada saat tombol bel listrik ditekan, rangkaian arus menjadi tertutup dan arus
mengalir pada kumparan. Aliran arus listrik pada kumparan ini mengakibatkan besi di
dalamnya menjadi elektromagnet yang mampu menggerakkan lengan pemukul
untuk memukul bel sehingga berbunyi.
2. Saklar
Di setiap rumah yang menggunakan aliran listrik, hampir semuanya menggunakan
saklar. Saklar berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik pada
rangkaian listrik. Khusus untuk bentuk saklar seperti pada gambar berikut, mulai
bekerja ketika saklar membentuk rangkaian tertutup. Lilitan kawat akan berfungsi
sebagai elek tromagnet yang menarik ujung besi ke bawah. Setelah besi tertarik ke
bawah, ujung besi lainnya akan menyimpang ke kanan dan mendorong tangkai ke
kiri sehingga tangkai kiri dan kanan akan saling bersentuhan untuk mengalirkan arus
listrik. Ketika arus mengalir, maka beban (lampu atau alat elektronik lainnya) akan
menyala.
3. Telepon Kabel
Saat menggunakan telepon, seseorang akan menerima pesan (mendengar) sekaligus
mengirim pesan (berbicara). Prinsip kerja telepon pada dasarnya mengubah energi
listrik menjadi energi bunyi. Pada saat ada pembicaraan, energi listrik mengalir pada
kabel telepon menimbulkan efek elektromagnet yang kekuatannya berubah-ubah
sehingga mampu menggetarkan diafragma besi lentur pada speaker telepon.
Getaran pada speaker inilah yang akhirnya menggetarkan udara di sekitarnya dan
memberikan efek “dengar” bagi telinga kita.