Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di bumi ini tentunya kita tidak asing dengan benda yang bernama magnet.
Benda yang memiliki medan magnet dan dua kutub ini dapat menarik benda –
benda yang mengandung unsure logam. Kita dapat menemukan magnet dimana
saja, misalnya di took mainan, took bangunan, bahkan di bumi yang kita pijak ini
terdapat sumber medan magnet yang sangat banyak. Pada magnet terdapat dua
kutub, yaitu kutub utara yang selalu mengarah ke utara dan kutub selatan yang
selalu mengarah ke selatan. Dan tak jarang kita juga bisa menemukan magnet di
dalam alat – alat elektronik. Biasanya kita melihat magnet dalam berbagai bentuk,
contohnya magnet U (sepatu kuda), magnet batang, magnet lingkaran, magnet
jarum (kompas), dll. Namun sebenarnya magnet yang ada sekarang ini, hampir
semuanya adalah magnet buatan.
Magnet sebenarnya tidak hanya berupa magnet batang, jarum, lingkaran, dll
yang biasa kita lihat pada umumnya. Tetapi magnet juga bisa dibuat dengan cara
sederhana dan tidak membutuhkan bahan – bahan tertentu yang rumit seperti
pembuatan magnet buatan. Kita hanya membutuhkan bahan – bahan sederhana
yang ada disekitar kita, dan cara pembuatannya pun tak serumit magnet buatan
pabrik.
Selain itu magnet juga sangat berguna bagi manusia. Misalnya saat kita
tersesat di hutan kita dapat menggunakan kompas sebagai penunjuk jalan, dalam
hal ini magnet juga ikut berperan penting, Magnet kulkas digunakan untuk
menyimpan catatan di pintu kulkas. Tidak hanya itu, magnet juga sangat berguna
dalam dunia kesehatan. Sejak dulu magnet sudah digunakan dalam dunia
pengobatan alami (Naturopathy). Selain karena murah, hanya dengan satu set
magnetic terbukti sangat bermanfaat bagi seluruh anggota keluarga, tidak hanya
untuk pengobatan, tapi juga untuk hidup sehat alami.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian magnet dan apa saja benda yang dapat ditarik magnet?
2. Apa yang dimaksud dengan medan magnet dan kutub – kutub magnet?
3. Bagaimana membuat dan merawat magnet?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian magnet dan benda yang dapat ditarik
magnet
2. Untuk mengetahui medan magnet dan kutub – kutub magnet
3. Untuk mengetahui membuat dan merawat magnet

1.4 Manfaat Penulisan


1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengertian magnet
dan benda yang dapat ditarik magnet
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang medan magnet dan
kutub – kutub magnet
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang membuat dan
merawat magnet

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Teori Kemagnetan
Menurut teori kemagnetan,
1. sebuah bahan magnet tersusun dari sejumlah besar magnet-magnet
kecil yang dinamakan magnet elementer
2. pada magnet, magnet elementer tersusun secara teratur,
sedangkanpada bahan nonmagnetik, magnet elementer tersusun secara
acak;
3. prinsip membuat magnet adalah menjadikan magnet elementer yang
tadinya tidak teratur menjadi teratur dan searah;
4. pada bahan magnet lunak, magnet elementer mudah "diputar" sehingga
bahan-bahan tersebut mudah dijadikan magnet;
5. pada bahan magnet keras, magnet elementersukar "diputar" sehingga
bahan ini sukar dijadikan magnet;
6. bila magnet permanen dipotong, masing-masing potongan akan tetap
mempunyai dua kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan.

KEMAGNETAN
1. Sifat-sifat magnet antara lain:
dapat menarik besi, menimbulkan gaya satu sama lain (tolak-menolak
dan tarik menarik). Medan magnet: suatu daerah di sekitar magnet dimana
masih ada pengaruh gaya magnet.
2. Bagian magnet yang daya tariknya terbesar disebut kutub magnet. \
Oleh karena itu setiap magnet mempunyai dua buah kutub yaitu kutub
utara, U, dan kutub selatan, S. Kutub-kutub senama akan saling tolak,
misalnya kutub utara dengan utara atau kutub selatan dengan selatan.
Sedangkan kutub-kutub yang berlainan jenis akan saling tarik-menarik,
contohnya kutub utara didekatkan dengan kutub selatan.

3
3. Penggolongan benda berdasarkan sifat magnetik:
a. ferromagnetik, yaitu benda yang ditarik kuat oleh magnet. Contoh: besi,
baja, nikel,dan kobalt
b. diamagnetik, yaitu benda yang ditolak oleh magnet. Contoh: timah,
aluminium, emas, dan bismut.
c. paramagnetik, yaitu benda yang ditarik lemah oleh magnet. Contoh:
platina, tembaga, dan garam.

4. Cara membuat magnet:


a. Menggosokkan Magnet Tetap
Caranya: arah gosokan dibuat searah agar magnet elementer yang
terdapat pada besi letaknya menjadi teratur dan mengarah ke satu
arah.Pada ujung terakhir besi yang digosok, akan mempunyai kutub yang
berlawanan dengan kutub ujung magnet penggosoknya
b. Aliran Arus Listrik
Jika arah arus berlawanan jarum jam maka ujung besi tersebut menjadi
kutub utara. Sebaliknya, jika arah arus searah putaran jarum jam maka
ujung besi tersebut terbentuk kutub selatan. Dengan demikian, ujung A
kutub utara dan B kutub selatan atau sebaliknya.
c. Induksi
Besi dan baja diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang
terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet
tetap yang menyebabkan letaknya teratur dan mengarah ke satu arah.

5. Cara Menghilangkan Sifat Kemagnetan.


Sebuah magnet akan hilang sifat kemagnetannya jika magnet
dipanaskan, dipukul-pukul, dan dialiri arus listrik bolak-balik. Magnet
yang mengalami pemanasan dan pemukulan akan menyebabkan perubahan
susunan magnet elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet
elementer menjadi tidak teratur dan tidak searah.

4
6. Kemagnetan Bumi
Medan magnet bumi digambarkan dengan garis-garis lengkung yang
berasal dari kutub selatan bumi menuju kutub utara bumi. Magnet bumi
tidak tepat menunjuk arah utara-selatan geografis. Penyimpangan magnet
bumi ini akan menghasilkan garis-garis gaya magnet bumi yang
menyimpang terhadap arah utara-selatan geografis.
Deklinasi adalah penyimpangan dari arah utara selatan yang
sebenarnya. Sedangkan Inklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh magnet
dengan garis mendatar.

7. H.C. Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat berarus listrik


terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan magnet).
Keuntungan magnet listrik:
1. sifat kemagnetannya sangat kuat,
2. kekuatan magnet dapat diubah dengan mengubah arus,
3. kemagnetan dapat dihilangkan dengan memutuskan arus listrik.

8. Gaya Lorentz
Gaya lorentz adalah gaya yang terjadi pada sebuah kawat berarus
listrik yang berada dalam lingkungan kuat medan magnet. Atau gaya yang
terjadi pada sebuah muatan yang berada dalam lingkup kuat medan
magnet. Besarnya gaya lorentz dirumuskan:
F = I L B dimana
F = Gaya lorentz (N)
B = Kuat medan magnet (Tesla)
I = Kuat arus listrik (A)
L = Panjang kawat (m) untuk menentukan arah gaya lorentz digunakan
aturan tangan kanan.
Penggunaan gaya lorentz pada: motor listrik, amperemeter,
galvanometer, dan voltmeter.
2.2 Bahan Magnetik dan Nonmagnetik

5
Benda dapat digolongkan berdasarkan sifatnya. Kemampuan suatu
benda menarik benda lain yang berada di dekatnya disebut kemagnetan.
Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain dibedakan menjadi dua,
yaitu benda magnet dan benda bukan magnet. Namun, tidak semua benda
yang berada di dekat magnet dapat ditarik. Oleh karena itu sifat kemagnetan
benda dapat digolongkan menjadi:
a. Bahan magnetik (feromagnetik), yaitu bahan yang dapat ditarik magnet
dengan kuat. Contoh: besi, baja, besi silikon, nikel, kobalt.
b. Bahan non magnetic
1) Paramagnetik, yaitu bahan yang ditarik lemah oleh magnet.
Contoh: alumunium, magnesium, wolfram, platina dan kayu
2) Diamagnetik, yaitu bahan yang ditolak oleh magnet.
Contoh: Bismuth, tembaga, emas, perak, seng, garam dapur.
Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda itu
ada yang mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit untuk
dibuat magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya tidak mudah
hilang. Oleh karena itu, baja digunakan untuk membuat magnet tetap (magnet
permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi jika setelah menjadi magnet
sifat kemagnetannya mudah hilang. Oleh karena itu, besi digunakan untuk
membuat magnet sementara.
Berdasarkan jenis bahan yang digunakan, magnet dapat dibedakan menjadi empat
tipe:
a. Magnet Permanen Campuran
Sifat magnet tipe ini adalah keras dan memiliki gaya tarik sangat kuat.
Magnet permanen campuran dibagi menjadi:
a. Magnet alcomax, dibuat dari campuran besi dengan almunium
b. Magnet alnico, dibuat dari campuran besi dengan nikel
c. Magnet ticonal, dibuat dari campuran besi dengan kobalt
b. Magnet Permanen Keramik
Tipe magnet ini disebut juga dengan magnadur, terbuat dari serbuk ferit
dan bersifat keras serta memiliki gaya tarik kuat.

6
c.Magnet Besi Lunak
Tipe magnet besi lunak disebut juga stalloy, terbuat dari 96% besi dan 4%
silicon. Sifat kemagnetannya tidak keras dan sementara.
d. Magnet Pelindung
Tipe magnet ini disebut juga mumetal, terbuat dari 74% nikel, 20% besi,
5% tembaga, dan 1% mangan. Magnet ini tidak keras dan bersifat
sementara.
Berdasarkan penggolongan magnet buatan diatas serta kemampuan bahan
menyimpan sifat magnetnya, kita dapat menggolongkan bahan-bahan
magnetic ke dalam magnet keras dan magnet lunak. Sebagai contoh bahan-
bahan magnet keras ialah baja dan alcomax. Bahan ini sangat sulit untuk
dijadikan magnet. Namun demikian, setelah bahan tersebut menjadi
magnet, bahan-bahan magnet keras ini akan dapat menyimpan sifat
magnetiknya relative sangat lama. Karena pertimbangan atau alas an itulah
bahan-bahan magnet keras ini lebih banyak dipakai untuk membuat
magnet tetap (permanen). Contoh pemakaiannya adalah pita kaset dan
kompas. Bahan-bahan magnet lunak, misalnya besi dan mumetal, jauh
lebih mudah untuk dijadikan magnet. Namun demikian, sifat
kemagnetannya bersifat sementara atau mudah hilang. Itulah sebabnya,
bahan-bahan magnet lunak ini banyak dipakai untuk membuat
electromagnet (magnet listrik).
2.3 BENDA MAGNETIK & NON MAGNETIK
Salah satu sifat magnet adalah memiliki gaya tarik. Artinya apabila magnet
di letakkan berdekatan dengan jenis-jenis logam tertentu akan menarik dan
mempertahankan logam tersebut untuk tetap menempel padanya.
Benda-benda logam apa saja yang ditarik oleh magnet dan benda-benda
apa saja tidak dapat di tarik oleh magnet?. Bahan-bahan yang dapat di tarik
oleh magnet disebut bahan magnetik dan yang tidak dapat ditarik oleh
magnet disebut bahan non magnetik. Lebih lanjut, bahan magnetik di
klasifikasikan sebagai berikut.

7
1. Bahan ferrromagnetik, bahan yang ditarik kuat oleh magnet.
Contohnya adalah besi, baja, kobalt, dan nikel.
2. Bahan paramagnetik, bahan yang ditarik lemah oleh magnet.
Contohnya adalah alumunium dan platina.
3. Bahan diamagnetik, bahan yang ditolak lemah oleh magnet.
Contohnya adalah seng, bismuth, dan natrium klorida.
Berdasarkan asalnya magnet dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Magnet alam, yakni magnet yang ditemukan di alam
2. Magnet buatan, yakni magnet yang sengaja di buat oleh manusia
Selanjutnya, berdasarkan sifat kemagnetannya, magnet buatan dikelompokkan
menjadi dua, yakni magnet tetap (permanen) dan magnet sementara. Magnet
tetap adalah magnet yang sifat kemagnetannya tetap dan terjadi dalam waktu
relatif lama. Sebaliknya, magnet sementara adalah magnet yang sifatnya tisdak
tetap atau sementara.
Magnet permanen (tetap) umumnya terbuat dari baja, sedangkan magnet tidak
tetap terbuat dari besi lunak. Disesuaikan dengan kegunaannya, dewasa ini
magnet dibuat dari beberapa jenis logam. Berdasarkan bahan yang
digunakannya itu, magnet dapat dibedakan menjadi empat tipe:
a. Tipe Magnet Permanen Campuran
Berdasarkan bahan campurannya, magnet permanen campuran dibagi menjadi
1. Magnet alcomax, dibuat dari campuran besi dan alumunium
2. Magnet alnico, dibuat dari campuran besi dan nikel
3. Magnet triconal, dibuat dari campuran besi dan kobal
b. Tipe Magnet Keramik
Tipe magnet ini disebut juga magnadur, terbuat dari serbuk ferit dan bersifat
keras serta memiliki gaya tarik kuat.
c. Tipe magnet Besi Lunak
Tipe magnet besi lunak juga disebut dengan stalloy, terbuat dari 96% besi dan
4% silikon. Sifat kemagnetannya tidak keras atau sementara.
d. Tipe Magnet Pelindung

8
Tipe magnet ini disebut juga mumetal, terbuat dari 74% nikel, 20% besi, 5%
tembaga dan 1% mangan. Magnet ini tidak keras atau sementara.
Berdasarkan penggolongan magnet buatan di atas serta kemampuan bahan
menyimpan sifat magnetnya, maka kita dapat menggolongkan bahan-bahan
magnetik dalam magnet keras dan magnet lunak. Sebagai contoh bahan-bahan
magnet keras ialah baja dan alcomax. Bahan ini sangan sulit dijadikan magnet.
Namun demikian, setelah bahan tersebut dijadikan magnet maka bahan-bahan
magnet keras ini akan menyimpan sifat magnetiknya relatif sangat lama.
Karena pertimbangan atau alasan itulah bahan-bahan magnet keras ini lebih
banyak dijadikan untuk membuat magnet tetap (permanen). Contoh
pemakaiannya adalah untuk membuat pita kaset atau kompas.
Sedangkan bahan-bahan magnet lunak misalnya besi dan mumetal, jauh lebih
mudah untuk dijadikan magnet. Namun demikian,sifat
kemagnetannya hanya sementara dan mudah hilang. Itulah sebabnya, bahan
magnet lunak banyak dipakai untuk membuat elektromagnet.

9
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 METODE PENULISAN


1. Sumber dan Jenis Data
Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini berasal
dari berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan
yang dibahas. Beberapa jenis referensi utama yang digunakan adalah buku
pelajaran, jurnal imiah edisi cetak maupun edisi online,dan artikel ilmiah
yang bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
2. Pengumpulan Data
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari
berbagai literature dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang
diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan
sesuai dengan topik yang dibahas.

10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Magnet
Kata magnet berasal dari kata magnesia (bahasa Yunani) yang berarti batu
Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu
yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana
terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Batu magnet yang ditemukan pertama merupakan magnet alam (magnet tetap).
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet adalah benda-benda yang dapat menarik besi atau baja yang berada
di sekitarnya.
4.2 Benda yang Dapat Ditarik Magnet
Magnet dapat menarik benda lain yang berasal bahan logam. Namun tidak
semua logam dapat ditarik oleh magnet. Besi dan baja adalah dua contoh
logam yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet.
Kita dapat menggolongkan benda berdasarkan sifatnya. Pernahkah
kamu melihat benda yang dapat menarik benda logam lain? Kemampuan suatu
benda menarik benda lain yang berada di dekatnya disebut kemagnetan.
Berdasarkan kemampuan benda menarik benda lain dibedakan menjadi dua,
yaitu benda magnet dan benda bukan magnet.
Namun, tidak semua benda yang berada di dekat magnet dapat ditarik.
Benda yang dapat ditarik magnet disebut benda magnetik. Benda yang tidak
dapat ditarik magnet disebut benda nonmagnetik.
Benda yang dapat ditarik magnet ada yang dapat ditarik kuat, dan ada yang
ditarik secara lemah. Oleh karena itu, benda dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu benda feromagnetik, benda paramagnetik, dan benda
diamagnetik. Benda yang ditarik kuat oleh magnet disebut benda
feromagnetik. Contohnya besi, baja, nikel, dan kobalt. Benda yang ditarik
lemah oleh magnet disebut benda paramagnetik. Contohnya platina, tembaga,
dan garam. Benda yang ditolak oleh magnet dengan lemah disebut benda
diamagnetik. Contohnya timah, aluminium, emas, dan bismuth.

11
Benda-benda magnetik yang bukan magnet dapat dijadikan magnet. Benda
itu ada yang mudah dan ada yang sulit dijadikan magnet. Baja sulit
untuk dibuat magnet, tetapi setelah menjadi magnet sifat kemagnetannya
tidak mudah hilang. Oleh karena itu, baja digunakan untuk membuat magnet
tetap (magnet permanen). Besi mudah untuk dibuat magnet, tetapi jika setelah
menjadi magnet sifat kemagnetannya mudah hilang. Oleh karena itu, besi
digunakan untuk membuat magnet sementara. Setiap benda magnetik pada
dasarnya terdiri magnet-magnet kecil yang disebut magnet elementer. Prinsip
membuat magnet adalah mengubah susunan magnet elementer yang tidak
beraturan menjadi searah dan teratur.
4.3 Kutub – Kutub Magnet
1. Magnet mempunyai dua kutub
Magnet memiliki dua tempat yang gaya magnetnya paling kuat. Daerah
ini disebut 4Mkutub magnet. Ada 2 kutub magnet, yaitu kutub utara (U) dan
kutub selatan (S). Seringkali kita menjumpai magnet yang bertuliskan N dan S.
N merupakan kutub utara magnet itu (singkatan dari north yang berarti utara)
sedangkan S kutub selatannya (singkatan dari south yang berarti selatan).
2. Kutub magnet senama tolak menolak, kutub magnet tidak senama tarik menarik

Gambar 1.1 Kutub Magnet


Gaya magnet, seperti halnya gaya listrik, berupa tarikan dan tolakan.
Jika dua kutub utara (senama) didekatkan, maka keduanya tolak-menolak.
Dua kutub selatan (senama) juga saling menolak. Namun, jika kutub selatan
didekatkan pada kutub utara (tidak senama), maka kedua kutub ini akan
tarik-menarik. Sehingga kita dapat membuat aturan untuk kutub magnet:
kutub senama tolak-menolak, dan kutub tak senama tarik-menarik.

12
Kutub-kutub magnet selalu berpasangan yaitu kutub utara dan kutub
selatan. Selama bertahun-tahun para ilmuwan mencoba mendapatkan satu
kutub saja yang ada pada sebuah magnet. Jika sebuah magnet dipotong
menjadi dua, ternyata hasilnya berupa dua magnet yang lebih kecil dan
masing-masing tetap memiliki kutub utara dan selatan.

4.4 Medan Magnet


Ruang di sekitar sebuah magnet disebut medan magnet. Medan magnet
dapat dinyatakan dengan garis-garis yang disebut garis gaya magnet yang
arahnya pada setiap titik merupakan arah vektor medan magnet. Di dalam
medan magnet homogen, vektor medan magnet mempunyai besar dan arah
yang tetap pada semua titik. Garis gaya magnet ini semuanya lurus dan
berjarak sama satu sama lain. Medan magnet homogen terdapat pada magnet
berbentuk U dan daerah antara dua kutub magnet berlainan yang didekatkan.
1. Fluks Magnet
Gambar 1.2 menunjukkan garis gaya magnet yang dibentuk oleh serbuk
besi yang disebar merata di atas kertas. Jumlah garis gaya magnet disebut
fluks magnet. Arah fluks magnet adalah dari kutub utara magnet ke kutub
selatan magnet (gambar 1.3).

Gambar 1.2 Garis Gaya Magnet Serbuk Besi Gambar 1.3 Fluks Magnet

Jika induksi magnet B homogen dan tegak lurus pada penampang


seluas A yang terbatas maka fluks magnet  adalah,  = B A. Secara

13
umum, besar dan arah medan magnet dapat berubah dari suatu titik ke titik
lain pada permukaan. Jumlah garis gaya magnet sebesar  yang
menembus permukaan seluas A adalah  = B A cos  = Bn A.
Jumlah fluks yang menembus permukaan dengan luas yang terbatas adalah,
 =  Bn dA

Gambar 1.4 Fluks magnet yang menembus permukaan


2. Kuat Medan Magnet
Kuat medan magnet (intensitas magnet) adalah besarnya fluks magnet
dalam ruang hampa udara pada luas penampang tertentu, dengan kedudukan
secara tegak lurus terhadap arah aliran fluks magnet. Kuat medan magnet ini
dapat dinyatakan dengan rumus

H= /A
Keterangan:
H = kuat medan magnet (dengan satuan maxwell/cm 2 atau gauss atau
oersted)
 = fluks magnet (dengan satuan maxwell)
A = luas penampang ruangan yang dilalui oleh fluks magnet
(dengan satuan cm2)
Satuan gauss khusus untuk satuan medan magnet yang disebabkan oleh magnet
permanen, sedangkan satuan oersted khusus untuk satuan medan magnet yang
disebabkan oleh arus listrik.
3. Induksi Magnet
Jika sebuah benda (logam) diletakkan antara kutub-kutub magnet
maka fluks magnet mengalir pada benda tersebut. Banyaknya fluks magnet

14
yang mengalir pada benda tersebut dengan luas penampang tertentu dan
dengan kedudukan tegak lurus terhadap arah aliran fluks disebut induksi
magnet. Induksi magnet dapat dinyatakan dengan rumus
B= /A
Keterangan:
B = induksi magnet (dengan satuan maxwell/cm2)
 = fluks magnet yang mengalir pada benda (dengan satuan maxwell)
A = luas penampang benda yang dilalui oleh fluks magnet (cm2)
4. Permeabilitas Magnet
Permeabilitas magnet adalah perbandingan antara induksi magnet
dengan medan magnet dan dinyatakan sebagai berikut:
=B/H
Berdasarkan permeabilitas magnet, bahan-bahan dapat dibedakan atas tiga
kelompok, yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik. Hubungan
magnetisasi dan kuat medan magnet untuk bahan ferromagnetik,
paramagnetik, dan diamagnetik ditunjukkan pada gambar 4 (Serway, 2004).

Gambar 1.5 Magnetisasi M sebagai fungsi dari kuat medan H


a. Ferromagnetik

15
Ferromagnetik adalah bahan-bahan yang kuat sekali menarik garis-garis
gaya magnet. Bahan ini cenderung dilalui oleh seluruh fluks magnet.
Contohnya adalah baja dan besi.
b. Paramagnetik
Paramagnetik adalah bahan-bahan yang kurang kuat menarik garis gaya
magnet. Bahan ini tidak ditarik oleh magnet, kecualli kalau kuat kutub
magnetnya sangat besar. Contoh bahan ini adalah nikel, platina, dan
cobalt.
c. Diamagnetik
Diamagnetik adalah bahan-bahan yang sedikit menolak garis gaya
magnet. Bahan ini sangat sukar dilalui oleh fluks magnet. Contohnya
adalah tembaga, timah, aluminium, seng, dan sebagainya.
4.5 Membuat Magnet
Pada dasarnya memagnetkan suatu bahan (besi, baja, nikel, kobalt, atau campuran)
adalah mengatur posisi kutub magnet elementernya, misalnya batang besi digosok
dengan magnet yang kuat. Posisi magnet elementer semula tidak teratur, saat digosok
magnet yang kuat, magnet elementer akan berputar dan kutub-kutub magnet elementer
yang senama akan menghadap kesatu arah. Akibatnya, batang besi atau baja tersebut
akan menjadi magnet.
Beberapa cara membuat magnet antara lain:

1. Membuat Magnet dengan Cara Menggosok

Gambar 1.6 Membuat Magnet dengan Cara Menggosok


Besi yang semula tidak bersifat magnet, dapat dijadikanmagnet. Caranya besi
digosok dengan salah satu ujung magnet tetap. Arah gosokan dibuat searah agar

16
magnet elementer yang terdapat pada besi letaknya menjadi teratur dan mengarah
ke satu arah.
2. Membuat Magnet dengan Cara Induksi

Gambar 1.7 Membuat Magnet dengan Cara Induksi


Besi dan baja dapat dijadikan magnet dengan cara induksi magnet.
Besi dan baja diletakkan di dekat magnet tetap. Magnet elementer yang
terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh atau terinduksi magnet tetap
yang menyebabkan letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau
baja akan menjadi magnet sehingga dapat menarik serbuk besi yang berada di
dekatnya.
Ujung besi yang berdekatan dengan kutub magnet batang, akan
terbentuk kutub yang selalu berlawanan dengan kutub magnet penginduksi.
Apabila kutub utara magnet batang berdekatan dengan ujung A besi, maka
ujung A besi menjadi kutub selatan dan ujung B besi menjadi kutub utara
atau sebaliknya.
3. Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik

Gambar 1.8 Membuat Magnet dengan Cara Arus Listrik


Selain dengan cara induksi, besi dan baja dapat dijadikan magnet
dengan arus listrik. Besi dan baja dililiti kawat yang dihu- bungkan dengan
baterai. Magnet elementer yang terdapat pada besi dan baja akan terpengaruh
aliran arus searah (DC) yang dihasilkan baterai. Hal ini menyebabkan magnet

17
elementer letaknya teratur dan mengarah ke satu arah. Besi atau baja akan
menjadi magnet dan dapat menarik serbuk besi yang berada di dekatnya. Magnet
yang demikian disebutmagnet listrik atau elektromagnet.
Besi yang berujung A dan B dililiti kawat berarus listrik. Kutub magnet
yang terbentuk bergantung pada arah arus ujung kumparan. Jika arah arus
berlawanan jarum jam maka ujung besi tersebut menjadi kutub utara.
Sebaliknya, jika arah arus searah putaran jarum jam maka ujung besi tersebut
terbentuk kutub selatan. Dengan demikian, ujung A kutub utara dan B kutub
selatan atau sebaliknya.
4.6 Merawat Magnet
Setelah kita dapat membuat magnet tentu saja ingin menyimpannya.
Agar sifat kemagnetan sebuah magnet dapat tahan lama, maka dalam
menyimpan magnet diperlukan angker (sepotong besi) yang dipasang pada
kutub magnet. Pemasangan angker bertu- juan untuk mengarahkan magnet
elementer hingga membentuk rantai tertutup. Untuk menyimpan dua buah
magnet batang diperlukan dua angker yang dihubungkan dengan dua kutub
magnet yang berlawanan. Jika berupa magnet U untuk menyimpan diperlukan
satu angker yang dihubungkan pada kedua kutubnya. Kita sudah mengetahui
benda magnetik dapat dijadikan magnet. Sebaliknya magnet juga dapat
dihilangkan kemagnetannya. Bagaimana caranya? Sebuah magnet akan
hilang sifat kemagnetannya jika magnet dipanaskan, dipukul-pukul, dan
dialiri arus listrik bolak-balik. Magnet yang mengalami pemanasan dan
pemukulan akan menyebabkan perubahan susunan magnet
elementernya. Akibat pemanasan dan pemukulan magnet elementer menjadi
tidak teratur dan tidak searah. Penggunaan arus AC menyebabkan arah arus
listrik yang selalu berubah-ubah. Perubahan arah arus listrik memengaruhi
letak dan arah magnet elementer. Apabila letak dan arah magnet elementer
berubah, sifat kemagnetannya hilang.
1. Bel Listrik
Elektromagnet dalam bel listrik berupa inti besi yang berbentuk huruf U. Inti
besi tersebul dililiti kumparan dengan arah belitan yang berbeda. Hal ini

18
dilakukan dengan maksud agar diperoleh magnet yang berbeda jika kumparan
tersebut dialiri arus listrik
Ketika sakelar ditekan. teradi aliran arus liitrik. Akibatnya, inti besi lunak
menjadi elektromagnet. Elektromagnet ini dapat menarik jangkar besi lunak.
Saat jangkar besi tersebut menempel pada elektromagnet, pemukul mengenai
bel dan terjadi bunyi.
Selama jangkar besi menempel pada besi lunak. aliran arus listrik terputus.
Hal itu menyebabkan sifat kemagnetan inti besi lunak hilang. Akibatnya.
jangkar besi lunak kembali ke posisi semula. Demikianlah hal ini berlangsung
berulang-ulang selama sakelar bel ditekan. Alat untuk menyambung atau
memutus arus listrik secara berulang-ulang secara otomatis disebut interuptor.
Jadi, elektromagnet pada bel listrik memutus dan menyambyng arus listrik
dengan cepat secara otomatis.

2. Pesawat Telepon
Pesawat telepon terdiri atas dua bagian utama, yaitu mikrofon (pesawat
pengirim) dan telepon (pesawat penerima). Mikrofon terdiri atas
diafragma aluminium, kotak karbon, dan butir-butir karbon. Adapun
telepon terdiri atas diafragma besi, magnet permanen, dan
elektromagnet.
3. Alat Pengangkat Magnetik
Jika inti besi dibengkokkan (berbentuk U), tentu magnet seperti itu
mempunyai daya tarik lebih kuat. Inilah yang menjadi prinsip kerja alat
pengangkat magnetik. Untuk memperbesar gaya tarik alat, dapat dilakukan
dengan cara menambah lilitan dan menambah arus listrik. Dewasa ini alat
pengangkat magnetik digunakan untuk memisahkan bahan logam dengan
bahan bukan logam, misalnya pada tempat pembuangan sampah modern.
4. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa
sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya
dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan

19
arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah
mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat.
Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas
akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu
perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh
lebih aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada
kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Penemuan bahwa jarum magnetik selalu mengarah ke utara dan selatan
terjadi di Cina dan diuraikan dalam buku Loven Heng. Di abad
kesembilan, orang Cina telah mengembangkan kompas berupa jarum yang
mengambang dan jarum yang berputar.Pelaut Persia memperoleh kompas
dari orang Cina dan kemudian memperdagangkannya. Tetapi baru pada
tahun 1877 orang Inggris, William Thomson, 1st Baron Kelvin(Lord
Kelvin) membuat kompas yang dapat diterima oleh semua negara. Dengan
memperbaiki kesalahan-kesalahan yang timbul dari deviasi magnetik
karena meningkatnya penggunaan besi dalam arsitektur kapal.
Alat apa pun yang memiliki batang atau jarum magnetis yang bebas
bergerak menunjuk arah utara magnetis dari magnetosfer sebuah planet
sudah bisa dianggap sebagai kompas. Kompas jam adalah kompas yang
dilengkapi dengan jam matahari. Kompas variasi adalah alat khusus
berstruktur rapuh yang digunakan dengan cara mengamati variasi
pergerakan jarum. Girokompas digunakan untuk menentukan utara sejati.
Lokasi magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari masa ke masa.
Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological Survey of Canada
melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per tahun
ke arah barat laut.

5. Kompas, si penunjuk arah.


Berikut ini adalah arah mata angin yang dapat ditentukan kompas.
* Utara (disingkat U atau N)

20
* Barat (disingkat B atau W)
* Timur (disingkat T atau E)
* Selatan (disingkat S)
* Barat laut (antara barat dan utara, disingkat NW)
* Timur laut (antara timur dan utara, disingkat NE)
* Barat daya (antara barat dan selatan, disingkat SW)
* Tenggara (antara timur dan selatan, disingkat SE)

6. RELAY
Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup
rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain.
Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar (terhubung pada
pegas) dan 2 kontak elektronik (normally close dan normally open)
Normally close (NC) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay tidak
aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka.
Normally open (NO) : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay aktif
atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup.

Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena
adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat
kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan
timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir
pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini
kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika
tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan
akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC.

21
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Magnet bukan hanya sekedar benda yang memiliki medan magnet.
Namun, magnet juga memiliki cirri khas tertentu, seperti: Dapat menarik
benda – benda yang terbuat dari besi dan baja, magnet dapat menembus benda
– benda tertentu, gaya tarik terbesar terdapat pada kutubnya, kutub magnet
yang senama akan tolak – menolak, sedangkan kutub magnet yang tidak
senama akan tarik – menarik.
Magnet dapat dibuat dengan cara benda – benda yang sederhana. Magnet
memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari – hari.
5.2 Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini kita bisa menambah wawasan
pengetahuan kita, kita tahu apa itu magnet, benda yang dapat ditarik magnet,
kutub – kutub magnet, medan magnet, cara membuat magnet, dan cara
merawat magnet .Sehingga magnet tersebut bisa bermanfaat di dunia ini. Dan
semoga kita lebih kritis lagi dalam membedakan benda magnetic dan benda
non magnetik

22
DAFTAR PUSTAKA

Wiranata, Ryan. Magnet dan Teori – Teorinya. Diambil dari :


https://www.academia.edu/10105836/magnet_dan_teori - teorinya
Diakses pada 11 November 2017
Perdyzeb, Irfan. Medan Magnet. Diambil dari :
https://www.academia.edu/10995224/Medan _Magnet Diakses pada 11
November 2017
Dj, Ajib. Kemagnetan. Diambil dari :
https://www.academia.edu/5612132/Kemagnetan Diakses pada 11
November 2017
Zam, L Zam. Magnet. Diambil dari :
https://www.academia.edu/8972492/MAGNET Diakses pada 11
November 2017

23

Anda mungkin juga menyukai