Anda di halaman 1dari 33

Haryo Prasodjo, M.A.

Akhlaq Pergaulan dalam Islam


Pertemuan ke-13
AKHLAQ PERGAULAN MUDA MUDI

 Islam telah mengatur etika pergaulan. Perilaku tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi oleh
nilai-nilai agama. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
 Menjaga pandangan
 Menutup aurat
 Menjauhi zina
 Mencintai karena Allah
Menutup Aurat

 Aurat merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan
mahramnya terutama kepada lawan jenis agar tidak membangkitkan nafsu dan menimbulkan fitnah.
 Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota
tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan.
Menutup Aurat

 Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama yang harus diperhatikan, beliau bersabda :
“Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga perempuan tidak boleh
melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkemul dengan sesama perempuan dalam
satu kain. (HR.Muslim)
Menutup Aurat

 Disamping aurat, pakaian yang dikenakan tidak boleh ketat sehingga memperlihatkan lekuk tubuh dan tidak
transparan agar tidak tembus pandang. Secara khusus bagi wanita Allah berfirman :
“.... dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya...” (QS.24:31)
Menjauhi Perbuatan Zina

 Laki-laki tidak boleh berduaan dengan perempuan yang bukan mahramnya.


 Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik.
 Saling bersentuhan yang dilarang dalam islam adalah sentuhan yang disengaja dan disertai nafsu birahi.
 Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu birahi tidaklah dilarang.
Menjaga Pandangan

 Allah berfirman :
“ Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar meraka menjaga pandangannya dan memelihara
kemaluannya. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat. Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya
dan memelihara kemaluannya...”
(QS.An-Nur [24]:30-31)
Mencintai Karena Allah

 Mencintai dan menyayangi seseorang merupakan hal yang wajar. Hendaklah pikiran dan perasaan kita
arahkan kepada hal-hal yang positif dan bukan sebaliknya.
 Cinta karena Allah merupakan titik puncak dan tingginya kualitas iman seseorang.
Mencintai Karena Allah

 Sabda Rasulullah SAW :


“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka akan merasakan lezat
(manisnya) iman: ‘jika ia mencintai Allah dan Rasulnya melebihi yang lainnya ; Mencintai dan membenci
semata-mata hanya karena Allah ; Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai
daripada syirik (menyekutukan) Allah. (HR.Muslim)
Cara Mengatasi Masalah dalam Pergaulan

 Anjuran untuk tidak menyendiri


 Rasulullah bersabda :
“Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan uji) atas segala
gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan
uji atas gangguan mereka.” (HR.Tirmidzi)
Anjuran Meminta Maaf

 Anjuran untuk saling meminta maaf dan memaafkan


 Janganlah kita termasuk orang yang sebagaimana dikemukakan Rasulullah SAW :
“Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslin sedangkan ia tidak mau
memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang merampok.” (HR.Ibnu Majah)
Anjuran Untuk Tidak Saling Bermusuhan

 Anjuran untuk tidak saling bermusuhan


 Rasulullah SAW bersabda :

“Tidaklah halal bagi seorang muslim mendiamkan (tidak mengajak bicara) sit van in yang muslim
lebih dari tiga hari. Jika keduanya bertemu, lalu ingin memalingkan muka. Dan yang paling baik diantara
keduanya adalah yang terlebih dahulu mengucapkan salam.” (HR.Bukhari Muslim)
Anjuran Untuk Saling Menyayangi Dan
Mengasihi Sesama

 Anjuran untuk saling menyayangi dan mengasihi sesama


 Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh Allah.”
(HR.Bukhari Muslim)
Akhlaq Pergaulan dengan Teman Sejenis
 Didalam pergaulan sehari-hari dimana terjadi interaksi -interaksi antara manusia yang satu dengan yang
lainnya ada banyak hal yang harus diperhatikan mulai dari bagaimana bertutur kata sampai dengan masalah
sikap dan santun seseorang yang mana semua itu akan tercakup dalam masalah akhlak
Etika Bergaul dengan Teman Sejenis

Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka bergaul dengan teman Sejenis di antaranya sebagai berikut:

1.Saling memberi salam setiap bertemu dan berpisah dengan mereka dan dilanjutkan saling berjabat tangan,
kecuali jika mereka itu lawan jenis kita. Salam ini hanya kita peruntukkan khusus yang seagama dengan kita,
dan tidak perlu kita mengucapkan salam kepada yang tidak seagama. Sedangkan berjabat tangan hanya
diperuntukkan kepada yang sejenis saja. Kepada yang lain jenis tidak diperbolehkan berjabattangan, kecuali
terhadap isteri/suami atau terhadap mahram (orang yang merupakan kerabat dekat)-nya.
Etika Bergaul dengan Teman Sejenis

2. Saling menyambung tali silaturrahim dengan mereka dengan mempererat persahabatan dengan mereka.
3. Saling memahami kelebihan dan kekurangan serta kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga
segala macam bentuk kesalahfahaman dapat dihindari.
4. Saling tolong-menolong. Yang kuat menolong yang lemah dan yang memiliki kelebihan menolong yang
memiliki kekurangan.
5. Kita harus bersikap rendah hati dan tidak boleh bersikap sombong kepada teman-teman sebaya kita.
6. Saling mengasihi dengan mereka, sehingga terhindar dari permusuhan yang dapat menghancurkan
hubungan persahabatan di antara teman yang seumur
Etika Bergaul dengan Teman Sejenis

7. Memberi perhatian terhadap keadaan mereka,


apalagi jika mereka benar-benar berada dalam
kondisi yang memprihatinkan.
8. Selalu membantu keperluan mereka, apalagi jika mereka meminta kita untuk membantu. Ikut menjaga
mereka dari gangguan orang lain. Saling memberi nasihat dengan kebaikan dankesabaran. Mendamaikan
mereka bila berselisih. Saling mendoakan dengan kebaikan.
Perilaku Menyimpang Sesama Jenis

I. Sejarah Homoseksual
Dalam sejarah pelaku homoseksual yang pertama kali melakukan hubungan menyimpang ini adalah kaum
Nabi Luth As. Beberapa ayat al-qur’an yang merujuk pada kaum Nabi Luth As yang melakukan perilaku
homoseksual, dan ayat-ayat ini merupakan peringatan bagi mereka, yaitu:
 ‫سبَقَ ُك ْم بِ َها ِمنْ َأ َح ٍد ِم َن ا ْل َعالَ ِمين‬
َ ‫شةَ َما‬ َ ُ‫َولُوطًا ِإ ْذ قَا َل لِقَ ْو ِم ِه َأتَْأت‬
َ ‫ون ا ْلفَا ِح‬
“ Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun di
dunia ini sebelummu?.” (QS. Al-A’raf: 80)
Penyebab Homoseksual

1. Faktor biologist
 Susunan kromosom
 Ketidak seimbangan hormon
2. Faktor Lingkungan : keluarga maupun pergaualan
3. Faktor pengalaman hidup
Akibat Homo Seksual bagi Kesehatan

 Nabi SAW, sekaligus menunjukkan mukjizat Nabi yang tercermin dalam sabdanya: “Perbuatan keji itu
muncul pada masa Kaum Luth sehingga mereka mendapat laknat karenanya. Hukumannya mereka terjangkit
wabah dan penyakit yang belum pernah ada pada kaum sebelumnya.” (H.R. Al-Hakim).
Akibat Homo Seksual bagi Kesehatan

1.Menyebabkan seseorang terjangkit penyakit-penyakit kelamin atau dalam bahasa biologis disebut
venereal, yang faktor-faktor penyebarannya yang paling utama berupa penyakit sipilis, gonorrhea, dan AIDS.
2. Homoseksual lebih suka mempraktikan senggama dengan cara anal seks. Orang yang melakukan praktik
anal seks atau yang disodomi, lubang anusnya akan melebar dan mengendur. Ia akan menderita susah buang
air besar
Mencegah Terjadinya Penyimpangan

 Memilih Teman yang baik


 Pertemanan karena Allah
Akhlaq Pergaulan dengan Orang Tua
Tata Cara Bergaul dengan Orang Tua

Hal pertama yang semestinya dilakukan setiap muslim dalam pergaulan sehari-hari adalah memahami dan
menerapkan etika atau tata cara bergaul dengan orang tuanya. Adapun yang dimaksud dengan orang tua, dapat
dipahami dalam tiga bagian, yaitu:

1. Orangtua kandung, yakni orang yang telah melahirkan dan mengurus serta membesarkan kita (ibu bapak).
2. Orang tua yang telah menikahkan anaknya dan menyerahkan anak yang telah diurus dan dibesarkannya
untuk diserahkan kepada seseorang yang menjadi pilihan anaknya dan disetujuinya. Orang tua ini, lazim
disebut dengan “mertua”.
3. Orang tua yang telah mengajarkan suatu ilmu, sehingga kita mengerti, dan memahami pengetahuan,
mengenal Allah, dan memahami arti hidup, dialah “guru” kita.
Tata Cara Bergaul dengan Orang Tua

 Dalam Al-Quran maupun hadits, dapat ditemukan banyak sekali keterangan yang memerintahkan untuk
berbuat baik kepada orangtua.
 Islam tidak menyebutkan jenis-jenis perbuatan baik kepada kedua orangtua secara rinci, sebab berbuat baik
kepada kedua orang tua bukan merupakan perbuatan yang dibatasi beberapa batasan dan rincian.
 Berbuat baik kepada kedua orangtua dalam berbagai bentuknya, disebut dengan “biruul walidain”.
Tata Cara Bergaul dengan Orang Tua

 Kewajiban berbuat baik kepada kedua orangtua juga diungkapkan di dalam bentuk kata ihsan, ma’ruf, dan
rahmah.
 Islam memperingatkan setiap anak, bahwa menyakiti perasaan orangtua merupakan suatu dosa besar dan
waib atasnya untuk selalu menjaga perasaan kedua orangtuanya.
 Hak orang tua dan anaknya tidak akan pernah sama dengan hak siapa pun di dunia. Jadi, segala bentuk
ucapan, perbuatan, dan isyarat yang dapat menyakiti kedua orangtuanya atau salah satunya merupakan
perbuatan dosa, sekalipun hanya berupa perkataan “ah”, “cis”, atau “uff”, apalagi jika sampai
membentaknya.
Akhlak Kepada Orang Tua yang Sudah
Meninggal

 Orang tua yang sudah meninggal dunia tidak lagi dapat menerima apa-apa, selain apa yang mereka lakukan
selama di dunia kecuali jika mereka memiliki tiga hal yang mensubsidi bekal berupa pahala untuk mereka di
akhirat sebagai tambahan dari mereka bawa dari dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diajarkan, dan
anak yang saleh yang mendo’akannya.
 Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang
anak untuk orang tuanya dan do’a oaring fakir untuk orang kaya.
Akhlak Kepada Orang Tua yang Sudah
Meninggal

 Kita sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang wajib
dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut sampai mereka wafat.
 Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak mendapatkan limpahan pahala dari
do’a yang disampaikan anaknya.
Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Al-Qur’an
dan Hadits

a. Al-Qur’an
1. Surat An-Nisaa’ ayat 36:
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh[294], dan teman sejawat, ibnu sabil[295] dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”
2. Surat Luqman ayat 15:
”Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu,
Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.”
Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Al-Qur’an
dan Hadits

3. Surat Al-Ahqaaf ayat 15:


”Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya
mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia Telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang Telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya Aku dapat berbuat amal yang saleh yang
Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya
Aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang berserah diri".”
Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Al-Qur’an
dan Hadits

 b. Hadits
  1. Yang artinya: “Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta izin untuk
jihad. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bertanya, “Apakah bapak ibumu masih hidup ?” orang
itu menjawab, “Ya” maka kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. “Hendaklah kamu berbakti kepada
keduanya” [Hadits Riwayat Bukhari, Muslim 5/2529 Abu Dawud 2529, Nasa'i, Ahmad 2/165, 188, 193, 197
dan 221]
2.Artinya: Dari Abdullah bin Mas’ud dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam: “Sholat tepat pada waktunya”, Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?,
Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Berjihad di jalan Allah”. (Diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).”
Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Al-Qur’an
dan Hadits

 3.Diriwayatkan oleh ibnu Umar bahwasannya seorang laki?laki datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam dan berkata : Wahai Rasulullah sesungguhnya telah menimpa kepadaku dosa yang besar, apakah
masih ada pintu taubat bagi saya?, Maka bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Apakah Ibumu
masih hidup?”, berkata dia : tidak. Bersabda beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Kalau bibimu masih
ada?”, dia berkata : “Ya” . Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Berbuat baiklah padanya”.
(Diriwayatkan oleh Tirmidzi)

Anda mungkin juga menyukai