Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PAI MEMELIHARA LISAN

KELAS XI DKV A

NAMA KELOMPOK:
-ANGGUN
-EKO SANTOSO
-LIZA AULIA
-RINA MARISA
-YOLANDA BELIANI

GURU MAPEL:NUR HIDAYATI S.PdI

SMK NEGERI 1 MUARA TELANG


Jalur 8 Jembatan 3 Desa Telang Makmur Kec. Muara Telang Kab. Banyuasin

TAHUN AJARAN 2023/2024


Memelihara Lisan

A. Pentingnya menjaga lidah

Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nur (24) ayat 24:

‫َّيْو َم َتْش َهُد َع َلْيِهْم َاْلِس َنُتُهْم َو َاْيِد ْيِهْم َو َاْر ُج ُلُهْم ِبَم ا َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬

Artinya: Pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka apa
yang dahulu mereka kerjakan (Q.S an-Nur (24): 24)

Ayat ini menjelaskan bahwa di akhirtan nanti, anggota tubuh seperti lisan, kaki dan tangan,
akan menjadi saksi atas perbuatan buruk yang mereka kerjakan semasa hidupnya.

Kemudian dalam hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, Nabi
Muhammad SAW bersabda:

“barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari akhir, maka hendklah berbicara yang baik,
atau (jika tidak mampu) maka diamlah.” (HR. al-Bukhari)

B. Lisan Antara Fitnah, Ghibah, dan Buhtan

Penggunaan lisan yang tidak pada tempatnya akan mengakibatkan 3 hal, yaitu fitnah,
ghibah, dan buhtan.Fitnah adalah bahasa arab yang terdapat dalam al-Qur’an dan dipakai oleh
orang Indonesia.Namun fitnah yang dimengeri orang Indonesia berbeda dengan makna fitnah
dalam al-Qur’an.

Fitnah dalam al-Qur’an memiliki beberapa arti, antara lain: cobaan, musibah, dan juga
siksa di akhirat.Sedangkan makna fitnah yang dipahami masyarakat di Indonesia berdasarkan
KBBI adalah perkataan bohong atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan
maksud menjelakkan orang.

Fitnah yang akan dibahas dalam bab ini adalah makna fitnah yang dimaksud oleh
orang Indonesia.Islam melarang perbuatan fitnah karena banyak bahaya yang ditimbulkan,
antara lain: penderitaan menyebar kemana-mana.Ingat bahwa rintisan dan tangisan seseorang
yang difitnah termasuk ke dalam orang yang dizhalimi dan doanya cepat terkabul oleh Allah
SWT. Setelah fitnah ada yang namanya Ghibah.

Ghibah adalah membicarakan orang lain yang tidak hadir , sesuatu yang tidak
disenanginya. Termasuk yang dibicarakan itu ,sesuai dengan keadaan orang yang
dibicarakan.Nah jika yang dibicarakan adalah keburukan orang tersebut, sampailah ia pada
istilah Buhtan (bohong besar). Berikut hadist tentang ketiga istilah tersebut:

Diriwayatkan dari Abu Hurairah sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: tahukah


kalian apa itu ghibah? para sahabat menjawab Allah dan Rasulnya lebih tahu.

1
Rasul menjawab, “Jika yang disebutkan itu benar, maka kamu telah melakukan
ghibah (membicarakan aib orang). Dan sekiranya yang disebutkan itu tidak benar, maka
engkau telah melakukan buhtan (kebohongan).” (HR.Muslim).

C. Pentingnya Memelihara Lisan

Keutamaan menjaga lisan salah satunya adalah terhindar dari pertikaian, masalah, dan
menjadikan seseorang lebih baik. Di samping itu, keutamaan menjaga lisan dalam Islam
adalah memperoleh pahala, mendapat pengampunan dosa, serta dimasukkan ke surga oleh
Allah Swt. Keutamaan menjaga lisan dalam Islam dapat dirangkum menjadi beberapa poin.
Berikut ini 5 manfaat menjaga lisan: 1. Diampuni dosa sekaligus memperbaiki amal Menjaga
lisan akan membuat seseorang tidak sibuk mengomentari urusan orang lain, dan bisa fokus
melihat ibadahnya sendiri. Dengan demikian, ia menjadi lebih baik serta diridai Allah Swt.
Selain itu, menjaga lisan akan menghapus dosa-dosa kaum muslim. Ayat tentang menjaga
lisan, terutama yang berkaitan dengan manfaat dihapuskannya dosa, terdapat dalam Surah Al-
Ahzab ayat 70-71. "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Dia [Allah] akan memperbaiki amal-amalmu dan
mengampuni dosa-dosamu. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia menang
dengan kemenangan yang besar," (QS. Al-Ahzab [33]: 70-71). 2. Mendapatkan jaminan
masuk surga Seorang muslim yang dapat menjaga lisannya akan mendapatkan jaminan
masuk surga. Hadits menjaga lisan dan keutamaannya tentang jaminan surga terdapat dalam
riwayat Imam Bukhari sebagai berikut: “Barangsiapa yang menjamin untukku sesuatu yang
berada di antara jenggotnya [mulut] dan di antara kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan
menjamin baginya surga,” (HR. Bukhari) 3.

Selamat di dunia dan akhirat Orang yang menjaga lisan akan selamat baik di dunia
maupun akhirat. Dalam sebuah hadis riwayat 'Abdullah bin Amru, Rasulullah saw. pernah
bersabda sebagai berikut: “Barangsiapa yang diam niscaya ia akan selamat,“ (HR. Tirmidzi,
shahih) 4. Sikapnya seseorang menjadi lurus dan istikamah Lisan yang terjaga akan membuat
hidup seseorang menjadi lurus dalam bersikap, serta istikamah berbuat baik.

Rasulullah saw.pernah bersabda dalam riwayat Imam Tirmidzi sebagai berikut: “Jika
manusia berada di waktu pagi, maka semua anggota badannya menyalahkan lisan. Mereka
berkata, “Wahai lisan, bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami karena sesungguhnya
kami tergantung pada dirimu, Jika kamu bersikap lurus, maka kami pun akan lurus. Namun
jika engkau menyimpang, maka kami pun akan menyimpang,“ (HR. Tirmidzi, sahih).

D.Keutamaan Menjaga Lisan dalam Islam

Menjaga lisan dapat memberi pengaruh positif baik kepada diri sendiri maupun orang
lain. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Uqbah bin Amir berkata:

“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah apakah keselamatan itu?”
Lalu Beliau menjawab, “Tahanlah lisanmu dan hendaknya rumahmu menyenangkanmu
(karena penuh dzikir dan mengingat Allah SWT) dan menangislah atas kesalahanmu (karena
menyesal)’.” HR.Tirmidzi.

2
Lantas, apa sajakah keutamaan yang akan didapat oleh umat muslim yang menjaga
lisannya? Berikut beberapa di antaranya:

1. Memiliki kedudukan yang tinggi sebagai muslim dan dijanjikan surga oleh Allah
SWT
2. Dijauhkan dari neraka jahanam dan siksa kubur
3. Dijauhkan dari kebinasaan atau terhindar dari kiamat besar
4. Menjaga lisan dapat meningkatkan keimanan
5. Menjaga lisan merupakan amalan sedekah yang mendatangkan pahala
6. Seseorang yang dapat menjaga lisan agar terhindar dari sifat keras hati
7. Mereka yang menjaga lisannya akan selamat dari dosa besar
8. Diangkat derajatnya oleh Allah SWT serta memperoleh keridaan saat di akhirat nanti.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadis pun mengatakan demikian:

‫َم ْن َيْض َم َّن ِلي َم اَبْيَن ِلْح َيْيِه َو َم ا َبْيَن ِر ْج َلْيِه َأْض َم ْن َلُه اْلَج َّنَة‬

Artinya: “Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa yang ada di
antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.” –
HR. Bukhari Muslim.

Bahkan, Allah SWT dalam surah An-Nisaa ayat 114 mengatakan demikian:

۞ ‫اَّل َخْيَر ِفى َك ِثيٍر ِّم ن َّنْج َو ٰى ُهْم ِإاَّل َم ْن َأَم َر ِبَص َد َقٍة َأْو َم ْعُروٍف َأْو ِإْص َٰل ٍۭح َبْيَن ٱلَّناِسۚ َو َم ن َيْفَع ْل َٰذ ِلَك ٱْبِتَغآَء َم ْر َض اِت ٱِهَّلل‬
‫َفَس ْو َف ُنْؤ ِتيِه َأْج ًرا َع ِظ يًم ا‬

Artinya: “Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan
rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau
mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan
Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar.”

E. Cara Jaga Lisanmu agar Tidak Menyakiti Orang Lain

Jika merujuk dari hadis sebelumnya, maka menjaga lisan dapat mendatangkan banyak
manfaat. Oleh karena itu, Pins dapat mengamalkan agar dekat dengan keutamaan
tersebut. Berikut ini ada beberapa cara jaga lisanmu agar tidak menyakiti orang lain.

1.Hindari perkataan yang tidak berdasar

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda yang artinya


demikian: “Sesungguhnya Allah SWT meridhoi kalian pada tiga perkara dan membenci
kalian pada tiga pula. Allah meridhai kalian bila kalian hanya menyembah Allah SWT semata
dan tidak mempersekutukannya serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya
dan janganlah kalian berpecah belah. Dan, Allah SWT membenci kalian bila kalian suka qila
wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-
nyiakan harta.”

3
Selain dibenci oleh Allah SWT, perkataan yang tak berdasar juga dapat memberikan
dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebab, hal ini dapat menimbulkan asumsi
serta perpecahan akibat ucapan yang belum terbukti kebenarannya.

2.Menghindari ghibah, bergunjing, atau adu domba

Salah satu upaya menjaga lisan dapat dilakukan menghindari ghibah, bergunjing,
ataupun adu domba.Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para
sahabat:

“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui.” Lantas, beliau berkata, “Ghibah adalah engkau menceritakan hal-hal tentang
saudaramu yang tidak dia suka.” Kemudian, seorang sahabat menyahut, “Bagaimana apabila
yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu
berarti kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu
tidak ada padanya, berarti kamu telah berdusta atas dirinya.”

3.Utamakan mendengar daripada berbicara

Alih-alih memperbanyak bicara, lebih baik Pins belajar berperan sebagai pendengar.
Dengan menjadi pendengar, Pins akan tahu sepertinya apa tidak enaknya jika suatu ketika ada
yang berkata buruk kepadamu. Atau, dengan mendengar, Pins pun akan memiliki rasa
simpati dan empati kepada orang lain.

4.Hindari bicara tanpa berpikir

Sebelum mengucapkan suatu kalimat, hendaknya Pins berpikir terlebih dulu. Jadi, apa
yang diucapkan tidak akan menyakiti hati orang lain.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak dipikirkan apa
dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka yang dalamnya lebih jauh
dari jarak timur dengan barat.”

Selain itu, usahakan pula untuk menjaga tutur kata supaya tidak menyinggung orang
lain. Bahkan, saat memberi nasihat pun usahakan agar tidak terkesan menggurui, sehingga
apa yang Pins ucapkan dapat diterima dengan hati yang kapang.

5.Memperbanyak zikir

Berzikir dan membaca Al-quran bisa menjadi self healing agar kita selalu dihindarkan
dalam perbuatan dosa. Termasuk ketika tidak dapat menjaga ucapan dan mulai tertarik untuk
bergunjing. Dengan berzikir, Allah SWT kan selalu menuntunmu ke jalan yang benar dan
sesuai dengan ridho-Nya. Jadi, kamu pun tak akan tersesat dan senantiasa berada di jalan-
Nya. Selain hal di atas, agaknya menghormati orang lain juga bisa menjadi salah satu cara
untuk menjaga lisan. Dengan demikian, kamu tidak sembarangan berucap.

4
Keutamaan Menjaga Lisan dalam Islam
Menjaga lisan dapat memberi pengaruh positif baik kepada diri sendiri maupun
orang lain. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Uqbah bin Amir
berkata:

“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah apakah


keselamatan itu?” Lalu Beliau menjawab, “Tahanlah lisanmu dan hendaknya
rumahmu menyenangkanmu (karena penuh dzikir dan mengingat Allah SWT) dan
menangislah atas kesalahanmu (karena menyesal)’.” HR.Tirmidzi.

Lantas, apa sajakah keutamaan yang akan didapat oleh umat muslim yang menjaga
lisannya? Berikut beberapa di antaranya:

1. Memiliki kedudukan yang tinggi sebagai muslim dan dijanjikan surga oleh
Allah SWT
2. Dijauhkan dari neraka jahanam dan siksa kubur
3. Dijauhkan dari kebinasaan atau terhindar dari kiamat besar
4. Menjaga lisan dapat meningkatkan keimanan
5. Menjaga lisan merupakan amalan sedekah yang mendatangkan pahala
6. Seseorang yang dapat menjaga lisan agar terhindar dari sifat keras hati
7. Mereka yang menjaga lisannya akan selamat dari dosa besar
8. Diangkat derajatnya oleh Allah SWT serta memperoleh keridaan saat di
akhirat nanti.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadis pun mengatakan demikian:

‫َم ْن َيْض َم َّن ِلي َم اَبْيَن ِلْح َيْيِه َو َم ا َبْيَن ِر ْج َلْيِه َأْض َم ْن َلُه اْلَج َّنَة‬

Artinya: “Barangsiapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) apa


yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, maka kuberikan kepadanya
jaminan masuk surga.” – HR. Bukhari Muslim.

Bahkan, Allah SWT dalam surah An-Nisaa ayat 114 mengatakan demikian:

۞ ‫اَّل َخْيَر ِفى َك ِثيٍر ِّم ن َّنْج َو ٰى ُهْم ِإاَّل َم ْن َأَم َر ِبَص َد َقٍة َأْو َم ْعُروٍف َأْو ِإْص َٰل ٍۭح َبْيَن ٱلَّناِسۚ َو َم ن َيْفَع ْل َٰذ ِلَك ٱْبِتَغآَء‬
‫َم ْر َض اِت ٱِهَّلل َفَس ْو َف ُنْؤ ِتيِه َأْج ًرا َع ِظ يًم ا‬

5
Artinya: “Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali
pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat
kebaikan, atau mengadakan di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka kami akan memberinya pahala yang besar.”

Cara Jaga Lisanmu agar Tidak Menyakiti Orang Lain


Source : Pexels

Jika merujuk dari hadis sebelumnya, maka menjaga lisan dapat mendatangkan
banyak manfaat. Oleh karena itu, Pins dapat mengamalkan agar dekat dengan
keutamaan tersebut.

Berikut ini ada beberapa cara jaga lisanmu agar tidak menyakiti orang lain.

Hindari perkataan yang tidak berdasar

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda yang artinya demikian:

“Sesungguhnya Allah SWT meridhoi kalian pada tiga perkara dan membenci
kalian pada tiga pula. Allah meridhai kalian bila kalian hanya menyembah Allah
SWT semata dan tidak mempersekutukannya serta berpegang teguh pada tali
(agama) Allah seluruhnya dan janganlah kalian berpecah belah. Dan, Allah SWT
membenci kalian bila kalian suka qila wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak
bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-nyiakan harta.”

Selain dibenci oleh Allah SWT, perkataan yang tak berdasar juga dapat
memberikan dampak buruk bagi diri sendiri maupun orang lain. Sebab, hal ini
dapat menimbulkan asumsi serta perpecahan akibat ucapan yang belum terbukti
kebenarannya.

Menghindari ghibah, bergunjing, atau adu domba

Salah satu upaya menjaga lisan dapat dilakukan menghindari ghibah, bergunjing,
ataupun adu domba.

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW pernah bertanya kepada para sahabat:

6
“Tahukah kalian apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya
yang lebih mengetahui.” Lantas, beliau berkata, “Ghibah adalah engkau
menceritakan hal-hal tentang saudaramu yang tidak dia suka.” Kemudian, seorang
sahabat menyahut, “Bagaimana apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada
padanya?” Beliau menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan
ghibah terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya,
berarti kamu telah berdusta atas dirinya.”

Utamakan mendengar daripada berbicara

Alih-alih memperbanyak bicara, lebih baik Pins belajar berperan sebagai


pendengar. Dengan menjadi pendengar, Pins akan tahu sepertinya apa tidak
enaknya jika suatu ketika ada yang berkata buruk kepadamu. Atau, dengan
mendengar, Pins pun akan memiliki rasa simpati dan empati kepada orang lain.

Hindari bicara tanpa berpikir

Sebelum mengucapkan suatu kalimat, hendaknya Pins berpikir terlebih dulu. Jadi,
apa yang diucapkan tidak akan menyakiti hati orang lain.

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang tidak


dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke dalam neraka
yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat.”

Selain itu, usahakan pula untuk menjaga tutur kata supaya tidak menyinggung
orang lain. Bahkan, saat memberi nasihat pun usahakan agar tidak terkesan
menggurui, sehingga apa yang Pins ucapkan dapat diterima dengan hati yang
kapang.

Memperbanyak zikir

Berzikir dan membaca Al-quran bisa menjadi self healing agar kita selalu
dihindarkan dalam perbuatan dosa. Termasuk ketika tidak dapat menjaga ucapan
dan mulai tertarik untuk bergunjing. Dengan berzikir, Allah SWT kan selalu
menuntunmu ke jalan yang benar dan sesuai dengan ridho-Nya. Jadi, kamu pun tak
akan tersesat dan senantiasa berada di jalan-Nya.

Selain hal di atas, agaknya menghormati orang lain juga bisa menjadi salah satu
cara untuk menjaga lisan. Dengan demikian, kamu tidak sembarangan berucap.

Anda mungkin juga menyukai