Anda di halaman 1dari 1

KEUTAMAAN MENJAGA LISAN

Rasulullah SAW dalam hadisnya menganjurkan kepada kita selaku umatnya, agar selalu berkata
dengan perkataan yang memiliki nilai positif, atau setidaknya jika belum bisa berkata demikian, lebih
baik untuk diam.
“Barang siapa yang beriman kepada Allah Swt. Dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata dengan
perkataan yang baik, atau hendaklah ia diam” ( HR. Bukhari).
Mengenai hadis di atas, Imam Syafii Ra. menjelaskan bahwa, jika seseorang ingin mengatakan
sesuatu, maka hendaklah ia memikirkan terlebih dahulu apa yang hendak ia ucapkan, jika kira-kira
baik dan memiliki efek yang positif maka ucapkanlah, namun jika bahkan menimbulkan kegaduhan
atau menyinggung orang lain, maka lebih baik ia simpan rapat-rapat dalam hatinya sendiri.
Tujuh Keutamaan menjaga lisan
1. Memiliki kedudukan tinggi sebagai muslim
Keutamaan menjaga lisan yang pertama yakni menjadikan kita sebagai seorang muslim yang
berkedudukan tinggi di mata Allah Ta’ala. Dengan menjaga lisan kita akan terhindar dari
perkataan-perkataan dosa yang bisa berujung pada dosa. Suatu hari Rasulullah Saw. ditanya,
“Siapakah Muslim yang paling utama?” Beliau menjawab,“Orang yang bisa menjaga lisan
dan tangannya dari berbuat buruk kepada orang lain.” (HR. Bukhari).
2. Dijanjikan surga
Orang-orang yang mampu menjaga lisannya dari ucapan buruk dan tidak berguna juga
dijanjikan surga oleh Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist:
Dari Sahl bin Sa’ad ra., Rasulullah Muhammad saw bersabda: “Barangsiapa yang dapat
memberikan jaminan kepadaku tentang kebaikannya apa yang ada di antara kedua tulang
rahangnya – yakni mulut atau lidah – serta antara kedua kakinya – yakni kemaluannya,
maka saya memberikan jaminan syurga untuknya.” (HR. Al-Bukhari)
3. Dijauhkan dari neraka jahannam
Untuk pembicaraan yang tidak jelas maslahatnya, atau mungkin ia tidak memiliki ilmu dalam
bidang tersebut, maka sebaiknya seorang hamba diam saja. Berbicara sesuatu yang salah atau
buruk justru membuat ia terjerumus ke dalam neraka jahannam.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat
yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam
neraka Jahannam.” (HR. Al-Bukhari)
4. Meningkatkan iman
Seseorang yang banyak diamnya dan tak suka mengumbar ucapan yang sia-sia, biasanya ia
lebih sering menghabiskan waktunya untuk berpikir. Apabila ia berpikir tentang kebesaran
Allah SWT, mengingat akan nikmat yang telah didapat, mengingat kematian, maka kadar
keimanannya pun juga akan bertambah. Menjaga lisan termasuk dalam perbuatan yang
meningkatkan iman seseorang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra, bahwasahnya Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir
maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
5. Amalan sedekah yang mendatangkan pahala
Perbuatan yang termasuk dalam menjaga lisan tidak hanya menjauhi perkataan berdosa
ataupun diam. Tetapi juga menyampaikan kebaikan. Ketika seseorang mengucapkan sesuatu
yang bermanfaat, seperti menyampaikan ayat-ayat Al-Quran atau dengan kata lain berdakwah
lewat lisan, maka orang tersebut akan mendapatkan pahala. Perbuatannya tersebut dianggap
sebagai sedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Dalam hadist lain, Rasulullah SAW juga bersabda: “Barangsiapa yang menunjuki kepada
kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”
(HR. Muslim no. 1893).
6. Menghindari sifat keras hati
Keutamaan menjaga lisan selanjutnya adalah untuk menghindari sifat keras hati. Umumnya
seseorang yang banyak berbicara dan suka mengumbar-umbar perkataan dosa, hatinya
dipenuhi dengan penyakit. Mereka itu orang-orang yang berhati keras. Tidak mudah
menerima nasehat. Bahkan jika mendengar firman Allah (Al-Quran) hatinya sama sekali tak
bergetar. Naudzubillah mindzalik.
Dari Ibnu Umar ra., katanya: “Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah engkau semua
memperbanyak kata, selain untuk berzikir kepada Alloh Ta’ala, sebab sesungguhnya
banyaknya pembicaraan kerasnya hati dan sesungguhnya sejauh – jauh manusia dari Alloh
ialah yang berhati keras, yakni enggan menerima petunjuk baik.” (HR. At Tirmidzi)
7. Menyelamatkan diri dari dosa
Selain menunaikan sholat, puasa dan mengaji, cara lain untuk menyelamatkan diri dari dosa
serta azab kubur yakni dengan menjaga lisan. Daripada mengunjing atau membicarakan
sesuatu yang tak bermanfaat, akan lebih baik jika kita diam serambi memperbanyak istighfar.

Anda mungkin juga menyukai