Anda di halaman 1dari 5

8 Adab Dalam Berbicara dan Dalilnya

 Post authorBy Carina Kinksy


 Post dateOctober 21, 2019

Hubungan antara sesama manusia tentunya tidak terlepas dari komunikasi


verbal atau berbicara satu sama lain. Dalam Islam, ketika berbicara pun kita
harus memegang teguh adab-adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw.
Berikut ini adalah beberapa adab dalam berbicara yang perlu diperhatikan:
1. Berbicara yang baik

Ketika kita diberikan nikmat berbicara, maka berbicaralah hanya yang baik
saja. Sebagaimana telah Allah perintahkan,

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah


dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-
amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan
RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar”
[Al-Ahzab : 70-71]
Dalam kitab Shahihnya no. 6477 , dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
bersabda.

“Sesungguhnya seorang hamba yang mengucapkan suatu perkataan yang


tidak dipikirkan apa dampak-dampaknya akan membuatnya terjerumus ke
dalam neraka yang dalamnya lebih jauh dari jarak timur dengan barat”
2. Tidak ghibah

Salah satu penyumbang dosa terbesar manusia adalah lisannya. Banyaknya


ghibah yang dilakukan membuat seorang ahli agama pun dapat masuk ke
dalam neraka. Dalam kitab Shahih Muslim hadits no. 2589 dijelaskan,
:
:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa


sallam pernah bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apa itu
ghibah ?” Para sahabat menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih
mengetahui. “Beliau berkata, “Ghibah ialah engkau menceritakan hal-hal
tentang saudaramu yang tidak dia suka” Ada yang menyahut, “Bagaimana
apabila yang saya bicarakan itu benar-benar ada padanya?” Beliau
menjawab, “Bila demikian itu berarti kamu telah melakukan ghibah
terhadapnya, sedangkan bila apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya,
berarti kamu telah berdusta atas dirinya”
3. Melihat wajah lawan bicara

Jika berbicara secara langsung, maka pandanglah wajah orang yang


berbicara tersebut. Hal ini akan membuat mereka merasa lebih dihargai.
Dari ibnu „Abbas, beliau berkata,

“Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mempunyai sebuah cincin dan


memakainya, beliau shallallahu „alaihi wa sallam bersabda, “Cincin ini telah
menyibukkanku dari (memperhatikan) kalian sejak hari ini (aku
memakainya), sesaat aku memandangnya dan sesaat aku melihat kalian”.
Kemudian beliau pun melempar cincin tersebut.”(Shahih An Nasa‟i : 5304)
4. Antusias

Dengarkanlah orang lain yang berbicara dengan sangat antusias. Bahkan


meskipun kita pernah mendengar hal tersebut sebelumnya, hendaklah kita
tetap mendengarkan dengan baik.

„Ataa‟ bin Abi Rabah berkata,


‫ج‬ ‫ث‬

“Ada seseorang laki-laki menceritakan kepadaku suatu cerita, maka aku


diam untuk benar-benar mendengarnya, seolah-olah aku tidak pernah
mendengar cerita itu, padahal sungguh aku pernah mendengar cerita itu
sebelum ia dilahirkan.” (Siyar A‟laam An-Nubala 5/86)
5. Tidak memotong pembicaraan

Adab selanjutnya ketika berbicara adalah tidak memotong pembicaraan.


Orang yang suka memotong pembicaraan orang lain adalah orang yang
sangat tidak sopan dan egois.

Al-Hasan Al-Bashri berkata,

‫ج‬ ‫ك ح ص‬ , ‫ح‬
‫ع‬ ‫ح‬ , ‫ث ح‬ ‫ح‬

“Apabila engkau sedang duduk berbicara dengan orang lain, hendaknya


engkau bersemangat mendengar melebihi semangat engkau berbicara.
Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana engkau belajar
menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan
orang lain.” (Al-Muntaqa hal. 72)
6. Tidak berdebat

Ada kalanya dalam sebuah pembicaraan terjadi perdebatan. Dalam Islam,


perdebatan hal yang biasa terjadi namun hendaknya dihindari. Bahkan
meskipun kita benar, kita sebaiknya mengalah agar tidak terjadi perdebatan
yang panjang.

Rasul pernah bersabda,

‫ء‬ ‫ح‬
‫ح‬
“Aku menjamin sebuah istana di sekitar surga bagi siapa saja yang
meninggalkan perdebatan walaupun dia dalam keadaan benar. Dan
dipertengahan surga bagi seorang yang meninggalkan kedustaan walau
dalam bercanda dan di bagian surga tertinggi bagi yang terpuji akhlaknya.”
(HR. Abu Dawud, dalam sunannya, no 4167)
7. Terlalu banyak bicara

Salah satu orang yang merugi adalah orang yang sangat banyak berbicara.
Rasul sendiri telah memperingatkan mereka yang terlalu banyak berbicara.

Rasulullah bersabda, “Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling
jauh tempat duduknya di antara kalian dariku pada hari kiamat adalah orang-orang
yang banyak bicara, orang yang memfasih-fasihkan cara bicaranya dan orang yang
sombong.” (HR. Tirmidzi)
8. Selalu jujur

Teladan yang selalu dicontohkan oleh Rasul semasa hidupnya adalah selalu
berkata jujur. Jujur dalam berbicara menunjukkan ke-Islaman seseorang,
maka hendaknya kita selalu jujur dalam setiap perkataan bahkan dalam
candaan sekalipun.

: :
، ، ، ‫ج‬
‫ح‬ ، ، ،
، ‫ج‬ ‫ح‬

Dari Abdullâh bin Mas‟ud Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh


Shallallahualaihi wa sallam bersabda, „Hendaklah kalian selalu berlaku jujur,
karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan
seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap
memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur.
Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang
kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan
jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan
dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” [ Ahmad (I/384); al-
Bukhâri (no. 6094) dan dalam kitab al-Adabul Mufrad (no. 386) At-
Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.
Itulah 8 adab dalam berbicara yang perlui dipedomani. Meskipun sepele,
namun ingatlah bahwa banyak orang di kubur sana yang ingin kembali
memperbaiki semuanya akibat perkataannya dulu. Semoga kita semua
dijauhkan dari bahayanya berbicara. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai