Anda di halaman 1dari 4

Naskah Drama Tentang Perjuangan

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terkenal akan perjuangannya melawan


penjajah sehingga sangat umum kita melihat pementasan drama dengan tema
perjuangan. Tema ini diangkat untuk mengingatkan kita kembali akan
perjuangan para pahlawan saat mengusir pada penjajah dari tanah air
Indonesia. Dengan melihat pementasan tersebut diharapkan para pemuda tidak
akan lupa untuk terus meneladani sifat pahlawan yang pantang menyerah.
Berikut ini adalah contoh naskah drama tentang perjuangan yang bisa anda
pentaskan.

Judul drama
Perlawanan terhadap para penjajah di desa Teluk Hilir

Tema
Perjuangan

Tokoh dan Karakter


Suseno (Pemimpin desa yang bijaksana, banyak akal, dan gesit / protagonis)
Atinah (Istri Suseno, sabar dan selalu mematuhi suaminya / protagonis)
Ajimin (Saudara Suseno yang selalu membantu pemberontakan / protagonis)
Brata (Teman seperjuangan Suseno dan Ajimin, pekerja keras / protagonis)
Dirck (Jendral Belanda yang ingin memusnahkan desa Teluk Hilir / antagonis)
Henrick (Wakil dari Jendral Dirck yang bertanggungjawab dan patuh /
antagonis)

Latar
Tempat : Desa Teluk Hilir
Waktu : Pagi, siang dan malam hari
Sosial : Desa Teluk Hilir sudah lama menjadi daerah jajahan Belanda namun
akhir-akhir ini beredar desas desus bahwa desa tersebut akan dimusnahkan
untuk dibangun sebuah markas militer penjajah.

Sinopsis
Warga desa hidup serba kekurangan karena mereka sedang dijajah oleh Belanda.
Mereka dipaksa untuk menanam tanaman yang dibutuhkan untuk perang seperti
jarak. Bagi para penduduk yang berani menentang akan langsung dijatuhi
hukuman mati. Meskipun terlihat tunduk namun para pemuda sedang membuat
rencana pemberontakan terhadap Belanda yang ternyata bertepatan dengan
rencana Belanda untuk memusnahkan kampung itu.

Teks drama

Babak 1

Pagi hari di sekitar kebun jarak.


Henrick : Cepat kerjanya, nanti ada jendral datang untuk melihat kerja
kalian. Yang malas akan langsung masuk sel dan tidak akan dibebaskan!
Para petani : Baik Tuan.
Seseorang datang dari kejauhan dengan memakai seragam lengkap dan tentara
pengawal.
Henrick : Jendral Dirck… (lari tergopoh-gopoh)
Dirck : Subur sekali tanah ini.
Henrick : Lapor Jendral, semua tanaman sudah siap dipanen.
Dirck : Kerjamu bagus.
Henrick : Jendral, saya dengar pasukan di wilayah utara semakin
terdesak, apakah benar.
Dirck : Ya itu benar, tapi semalam bala bantuan dari pusat sudah datang
dan akhirnya kita menang. Tapi, kita butuh tempat yang aman dan luas sebagai
markas militer dan mendirikan benteng agar pertahanan kita tidak mudah
dibobol.

Henrick : Kira-kira dimana akan didirikan markas itu?


Dirck : Ada beberapa tempat tapi aku memilih desa ini?
Henrick : Bukankah desa ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan
perang.
Dirck : Ya, tapi kita harus punya markas yang kuat dan lokasi desa ini
sangat ideal. Susun rencana untuk membakar seluruh desa saat semua penduduk
lengah.
Henrick : Siap Jendral.

Dari semak-semak, seorang petani jarak mengamati pembicaraan mereka


dan berlalu pergi setelah semuanya selesai.

Babak 2
Malam hari di rumah Suseno.
Brata : Musnah semua rencana kita, kita kalah cepat.
Ajimin : Ada apa? Mereka minta upeti lagi?
Brata : Kali ini masalahnya lebih genting. Mereka akan membangun
markas baru disini dan semua kampung akan dibakar.
Suseno : Mereka sangat keterlaluan dan keji. Semua telah kita berikan
bahkan makanpun kita kekurangan. Kapan mereka melaksanakan rencana itu.
Brata : Sekitar beberapa hari mendatang saat pasukan Belanda masuk
wilayah ini.
Ajimin : Kita harus bergerak cepat untuk mengungsikan para warga tanpa
mereka ketahui.
Suseno : Kita pindahkan orang tua renta, perempuan, dan anak-anak ke
sisi hutan. Dan para pemuda harus turun untuk melakukan perjuangan.
Ajimin : Apa tidak terlalu gegabah?
Suseno : Tidak! Apa artinya persiapan kita selama ini jika akhirnya
kita harus menyerah kalah begini.
Atinah : Kang, mereka bersenjata dan kita tidak, bagaimana kita bisa
menang.
Brata : Kita sudah memiliki cadangan senjata di tempat yang mereka
tidak tau kan?
Ajimin : Ya, semua warga desa harus tau dan rencanakan dengan matang.

Babak 3

Pagi hari di depan rumah Henrick.


Dirck : Apa pasukan lain sudah datang untuk membantu.
Henrick : Sudah Jendral dan nanti malam eksekusi siap dijalankan.
Dirck : Bagus, semua menjadi tanggungjawabmu, jika gagal, kamu yang
aku penggal.
Henrick : Baik Jendral. (dengan suara yang sedikit gugup)
Dari semak-semak
Ajimin : Tidak salah lagi nanti malam adalah malam pembantaian.
Brata : Menjelang malam semua penduduk harus diungsikan dan semua
persenjataan disiapkan.

Babak 4

Siang hari di rumah Suseno.


Suseno : Apa seluruh penduduk sudah tau dan mau mengungsi.
Ajimin : sudah.
Brata : Para pemuda juga sudah siap. Menjelang tengah malam desa akan
kosong.
Suseno : Hmmmm… kita mulai perjuangan. Sisakan beberapa pemuda untuk
menjaga warga desa.
Atinah : Kang berhati-hatilah, aku menunggumu di pengungsian.
Suseno : Iya, kita akan melakukan serangan gerilya yang tak terduga
saat mereka membakar desa di malam hari. Pasukan Belanda pasti tidak akan
menduganya.
Ajimin : Ya sudah sekarang kita kembali ke rumah masing-masing dan
bertemu menjeang malam di pinggir hutan sebelah barat.
Brata : Aku percaya kita akan berhasil.

Babak 5

Tengah malam di perbatasan desa


Henrick : Semua penduduk sudah tertidur pulas. Ini saat yang tepat untuk
menyerang. Aku tidak ingin ada satupun orang yang tersisa dari desa ini.
Sapu habis bakar semua. Kalian mengerti!
Pasukan : Siap tuan.

Pasukan mulai memasuki desa dan membakar satu persatu rumah warga
dengan cepat. Namun ada yang aneh. Desa tampak hening padahal pasukan
bersenjata sudah siap menembaki mereka. Tiba-tiba segerombolan orang tak
dikenal menyerang dari belakang.
Suseno : Waktunya sudah tiba. Seraaaaaang!

Para pemuda berhamburan keluar dari tempat persembunyian dan menyerang


para pasukan membabi buta. Henrick akhirnya tewas dan pasukan yang tersisa
lari terbirit-birit. Mereka mengabarkan kepada Dirck bahwa penyerangan gagal
dan Jendral akhirnya menarik pasukan.
Suseno : Apa masih ada yang tersisa?

Ajimin : Aku rasa sisanya sudah lari. Kita biarkan saja yang penting
semua selamat.
Brata : Kita harus bersiap dengan serangan sewaktu-waktu.
Suseno : Api sudah dikobarkan dan perjuangan dimulai di sini. Ini tanah
air kita, mati atau hidup, harus kita pertahankan. Merdeka!

Tamat

Cerita drama ini merupakan salah satu gambaran bagaimana para pejuang
mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajahan yang sudah mereka alami
selama puluhan tahun. Drama diakhiri dengan kemenangan di pihak bangsa
Indonesia namun kita harus ingat bahwa meskipun sudah merdeka, kita harus
mengisinya dengan prestasi untuk membanggakan negeri ini. Drama ini
merupakan satu dari banyak contoh naskah drama tentang perjuangan lainnya
yang bisa anda jadikan bahan untuk pementasan drama.

Anda mungkin juga menyukai