Anda di halaman 1dari 1

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

ADAB-ADAB BERMAJELIS ADAB-ADAB BERMAJELIS


Adapun adab-adab bermajelis antara lain: “Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan tempatnya yang paling jauh dariku di hari
kiamat adalah orang yang cerewet, orang yang bicaranya dibuat-buat agar tampak fasih, dan al-
1. Hendaknya pembicaraan dalam bentuk kebaikan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, mutafaihiqun.” Para sahabat bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan al-
yang artinya: mutafaihiqun itu?” Beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang sombong.” (H.R.
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari Tirmidzi)
orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan 8. Mendengarkan pembicaraan orang yang tengah berbicara dengan penuh hikmat, tidak memotong
perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari pembicaraannya, tidak menampakkan kesan seolah-olah telah lebih dahulu mengerti apa yang
keridhaan Allah, maka kelak kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (Q.S. An Nisaa’: dibicarakannya, serta tidak meremehkan serta mendustakan pendapatnya.
114) 9. Tidak mendominasikan pembicaraan, namun memberikan kesempatan kepada orang lain untuk ikut
2. Berbicara dengan suara yang bisa didengar, tidak terlalu keras, dan tidak pula terlalu pelan. berbicara.
Ungkapan-ungkapan yang digunakan jelas dan dimengerti orang banyak, serta tidak dibuat-buat 10. Menghindarkan diri dari berkata-kata kasar, tidak enak didengar dan kaku, serta tidak pula mencari-
dan dipaksa-paksa. cari kesalahan dan kekeliruan pembicaraan orang lain. Sebab hal ini akan menimbulkan perasaan
3. Hendaknya tidak membicarakan hal-hal yang tidak mendatangkan kegunaan. Hal ini berdasarkan tidak enak dalam hati, serta bisa menyeret pada perseteruan dan permusuhan.
hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, 11. Hendaknya yang hadir dalam majelis tidak banyak tertawa dan bercanda. Hal ini berdasarkan pada
“Diantara tanda-tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan terhadap hal-hal yang sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,
tidak berguna baginya.” (H.R. Muslim) “Kalian hendaknya tidak banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu bisa mematikan hati.” (H.R.
4. Hendaknya tidak membicarakan semua hal yang didengar. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Ibnu Majah)
Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam,
“Cukuplah menjadi dosa bagi seseorang bila ia membicarakan semua hal yang didengarnya.” Inilah yang dapat kami tuliskan kiranya dapat bermanfaat bagi kita sekalian.
(H.R. Muslim) Kalamullah, yang artinya:
5. Jauhkan diri dari berdebat dan saling membantah meskipun dirimu berada pada pihak yang benar, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu):
serta jauhkan diri dari berdusta. Berimanlah kamu kepada Tuhanmu. Maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-
“Aku adalah penjamin rumah di tengah-tengah taman syurga bagi siapapun yang menghindari orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami
perdebatan sekalipun ia benar, serta sebuah rumah di tengah-tengah syurga bagi siapapun dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari akhirat.
yang meninggalkan dusta sekalipun dia hanya bermaksud bercanda.” (H.R. Abu Daud) Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.” (Q.S. Ali Imran: 193-194)
6. Berbicara dengan pelan-pelan dan tidak tergesa-gesa. Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anhuma dia
berkata, “Sesungguhnya Nabi membicarakan suatu hal, yang seandainya ada orang yang
menghitungnya, tentulah dia bisa menghitungnya.” (Muttafaqun ‘Alaih)
7. Menjauhkan diri dari berbicara yang dibuat-buat dan cerewet. Hal ini berdasarkan hadits yang
bersumber dari Jabir, yang didalamnya diantaranya disebutkan,

MUKTAMAR XXII UKM LDK MPM UNHAS MUKTAMAR XXII UKM LDK MPM UNHAS
25-27 Jumadil Ula 1432 H / 29-30 April, 1 Mei 2011 M 25-27 Jumadil Ula 1432 H / 29-30 April, 1 Mei 2011 M
@ Aula Lantai 1 Masjid Kampus Unhas @ Aula Lantai 1 Masjid Kampus Unhas
Makassar Makassar

Anda mungkin juga menyukai