Anda di halaman 1dari 3

Judul Film 

     :Negri 5 Menara
Sutradara        : Affandi Abdul Rachman
Produser          : Salman Aristo
Penulis             : Salman Aristo
Penyunting     : Cesa David Luckmansyah
Distributor      : Million Pictures
Musik               :Aghi Narotama
Durasi              :100 menit
Bahasa             : Bahasa Indonesia.

Negri 5 Menara  yaitu sebuah novel karangan Ahmad Fuadi yang merupakan novel pertama dari
trilogi Negri 5 Menara,yang terdiri atas 3 novel ,Karya tersebut yaitu Negri 5 Menara,Rantau 1
Muara,dan Ranah 3 warna,

Film yang di angkat dari novel ini menceritakan tentang seorang anak  bernama  Alif yang
tinggal di Maninjau,Sumatra Barat.Ia adalah seorang anak  sederhana yang baru saja lulus dari
SMP.Bersama sahabatnya  Randai,ia ingin melanjukan SMA di negri kemudian melanjutkan
kuliahnya di ITB,namun semua hanya mimpi belaka ketika sang ayah meminta alif  untuk
melanjutkan SMAnya  di Pondok Pesantren Madani,sebuah pondok pesantren di daerah
Ponoro,Jawa Timur.
Awalnya iya menolak,karna merasa cukup mendapatkan pendidikan agama,namun sang ayah
membujuk dan menasehatinya sampai akhirnya ia menerima keputusan tersebut walau hanya
setengah hati,

Tibalah saatnya alif untuk  berangkat ke pondok,dengan di antarkan oleh ayahnya,berpamitan


dengan mamaknya dan kedua adiknya, amatlah terasa berat baginya berpisah jauh dengan
keluarganya

Sampailah ia di Pondok Madani,dengan beribu ribu anak yang ingin masuk pondok
tersebut,mereka melakukan tes .Akhirnya alif pun lulus tes tersebut dan diterima sebagai santri di
pondok tersebut,makin remuk lah hati alif ketika ayahnya harus kembali ke meninjau dan
meninggalkan alif di pondok,tempat itu benar-benar bagaikan penjara baginya dengan segala
peraturan-peraturan yang ada,di tambah ia harus mundur setahun untuk
kelas adaptasi.Alif mencoba tegar dan kuat setidaknya satu tahun di Pondok Madani
Hari demi hari pun ia jalani,awanya,ia sering menyendiri namun,seiring berjalannya waktu, alif
mulai bersahabat dengan teman sekamarnya   dan mereka di persatukan karna hukuman akibat
kesalahan meraka. Ia bertemu dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya,Dulmajid dari
Sumenep,Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa.

Kedekatan meraka semakin lekat karna setiap menunggu magrib meraka bersama-sama menatap
awan senja di bawah menara masjid yang menjulang,di mata mereka awan itu bagaikan nagara
dan benua  yang mereka impikan masing-masing.karnamereka berenam selalu berkumpul di
menara masjid sehingga mereka manamakan diri merekan dengan shohibul menara yaitu para
pemilik menara
Suasana semakin hangat  ketika kelas pertama dimulai, alif dan teman sekelasnya tersontak karna
semangatnya Ustad yang mengajarnya saat itu,melahfazkan dengan lantang kalimat Man Jadda
Wajada yang artinnya,barang siapa yang bersungguh-sungguh maka akan berhasil,kalimat
inilah yang menjadi mantra bagi alif dan kelima temannya dalam menggapai impian.Meraka
mempunyai mimpi yang sangat besar,yaitu menaklukan dunia.mulai dari tanah
Indonesia,Asia,Amerika,Eropa,hingga Afrika.Dibawah menara Madani ,mereka berjanji dan
bertekat untuk meraih mimpi mereka menaklukan dunia dan menjadi orang besar yang
bermanfaat bagi orang lain.
Ditahun kedua dan seterusnya kehidupan alif dan teman-temannya lebih berwarna dan
menarik,banyak lika liku yang mereka alami,seperti hafalan quran, belajar siang
malam,berbahasa arab dan inggris, hingga peraturan yang sangat ketat yang diterapkan di
Pondok Madani.Tapi semua tak terasa karna mereka melakukan semua itu bersama,sampai  suatu
hari yang tak terduga, Baso, teman alif yang sangat rajin dan pintar memutuskan keluar  dari
pondok karna masalah ekonomi dan keluarga.Kepergian baso membuat meraka  lebih semangat
dalam belajar  untuk menamatkan di Pondok Madani  dan mewujudkan cita-cita meraka menjadi
kenyataan
Singkat cerita, akhirnya mereka pun lulus dari pondok Madani ,berkat pengalaman yang mereka 
jadikan  motivasi,sehingga mereka berhasil menyelesaikansekolahnya di Pondok
Pesantran .Setelah lulus dari Pesantren,semua mimpi mereka telah menjadi nyata,setelah mereka
mengerahkan segalanya dengan usaha dan doa,serta karna mantra yang mereka terapka Man
jadda wajada,Tuhan mengirimkan benua impian meraka masing-masing,dan akhirnya mereka 
telah berada di Negara yang berbeda ,Alif berada di Amerika,Raja merantau ke Eropa,Atang di
Afrika,Baso di Asia,sedangan Said dan Dulmajid sangat nasionalis mreka tetap berada di
indonesia.Jangan pernah meremehkan impian,walau setinggi apapun,Tuhan sungguh Maha
Mendengar.
Kelebihan:
Kelebihan dalam film yang diambil dari novel ini yaitu mampu mengajak penonton atau
pembaca hanyut dalm dunia pesantren,mengetahui bagaimana kehidupan di pesantren yang
sesunnguhnya dan dapat mengambil pelajaran bahwa,jangan pernah takut untuk bermimpi dalam
meraih cita-cita dan rasa patuh pada orang tua  serta jangan pernah meremehkan sebuah mimpi
setinggi apapun itu karna usaha dan doa tak kan pernah menghianati hasil

Kekurangan:
Konflik yang di tampilkan kurang klimaks sehinnga terasa datar,dan beberapa bahasa arab tidak
di terjemahkan

Anda mungkin juga menyukai