Anda di halaman 1dari 9

Nama : Salsabila Isnaeni Fitri

Kelas : 19 Pola 2
No : 14

Ketika Leukimia Menyerang Tubuh Malaikatku

 Judul : Mom is My Angel


 Pengarang : Marwah Azmita
 Penerbit : Dar! Mizan
 Kota tempat terbit : Bandung
 Tahun terbit : Desember - 2011
 Tebal : 113 halaman
 Harga : Rp25.000,00

Karya Marwah Azmita yang diterbitkan dalam buku berjudul Mom is My Angel ini memuat
cerita sederhana tentang kasih sayang seorang ibu. Cerita tersebut lalu disulap menjadi sebuah
kisah yang mengharukan dan menarik. Buku ini dikarang oleh Marwah Azmita yang lahir pada
18 April 2000 di Kalimantan Timur, Indonesia. Buku ini saya anggap menarik karena
mengisahkan cinta kasih seorang ibu kepada buah hatinya. Novel ini mengandung amanat bahwa
seorang anak haruslah selalu menghormati dan menyayangi ibunya, karena ibu adalah sosok luar
biasa yang telah merawat dan membesarkan kita sedari kecil.
Punya ibu yang juga guru kelas? Whoaaa…asyik! Pantas saja Mona kompak banget sama
Mom, ibu sekaligus gurunya sendiri. Mereka selalu bersama. Bahkan, mereka sama-sama suka
memakai bando, lho. Tapi, kalau di sekolah Mona memanggil Mom, Bu Sherine seperti anak-
anak yang lain.
Mona senang sekali ketika tahu Mom mengandung calon adiknya. Maklum, sudah lama
Mona jadi anak tunggal. Tapi kemudian, Mona juga harus menerima kenyataan pahit. Mom
menderita leukimia…Ya, kanker darah! Masya Allah…
Tema yang diambil dalam novel karya Marwah Azmita ini adalah kasih sayang dan
pengorbanan, hal ini dibuktikan dengan isi cerita yang menceritakan tentang kasih sayang dan
pengorbanan seorang ibu dalam merawat buah hatinya meski dalam keadaan sakit.
Penggambaran tokoh serta watak tokoh yang sesuai, menjadikan cerita ini menarik untuk dibaca.
Misalnya saja Mom yang memiliki watak baik hati, penyayang, tegar, dan tegas, kemudian Mona
yang memiliki watak ceria, senang bergaul, dan mandiri. Penggambaran watak tokoh yang lain
seperti teman Mona yaitu Ammie dan Syafa juga turut andil untuk menggambarkan suasana
persahabatan dan keceriaan dalam hidup Mona.
Alur yang disajikan dalam novel berjudul Mom is My Angel ini merupakan alur maju, hal ini
karena kronologi cerita yang disajikan berurutan, dimulai dari perkenalan sosok Mona dan Mom,
kemudian kehidupan sehari-hari Mona dan Mom, dilanjutkan dengan kehidupan saat Mom
mengalami penyakit leukimia, sampai akhirnya Mom meninggal dunia.

Ditinjau dari sudut pandangnya, novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, ke
dua, dan ke tiga. Sudut pandang orang pertama, pembaca akan dibuat seperti menjadi pemeran
utama atau pun salah satu tokoh yang berada di dalam cerita, Aku sangat suka berteman dengan
siapa pun. Aku tidak pernah pilih-pilih teman. Aku suka berteman karena berteman itu asyik
(hal 13.) Pada sudut pandang orang ke dua, maka pembaca akan dibuat seperti melakukan
komunikasi dengan pihak yang lain dalam cerita, Kamu hadapi ini dengan tenang dan sabar,
dong! ( hal 96.) Selanjutnya menggunanakan sudut pandang orang ke tiga, dimana pembaca akan
dibuat seperti melakukan pembicaraan terhadap seseorang yang tidak berada di tempat tersebut,
Saat makan, dia ingat anaknya. Dia selalu berpikir sudahkah anakku makan? Setelah itu, dia
tidak makan. Makanan yang tadinya buat dia, sekarang untuk anaknya. Dia tidak mau anaknya
tidak makan (hal 102.) Gaya bahasa yang digunakan dalam novel ini adalah gaya bahasa yang
mudah dipahami, karena menggunakan bahasa percakapan sehari-hari.

Latar tempat dalam novel karya Marwah Azmita ini terdiri dari sekolah, rumah, dan rumah
sakit. Sedangkan latar waktu yang disajikan adalah pagi, siang, sore, dan malam. Latar suasana
yang digambarkan dalam novel ini adalah kegembiraan sekaligus kesedihan, kegembiraan
ditunjukkan dengan kehidupan persahabatan dan keharmonisan keluarga Mona sebelum Mom
terkena penyakit leukimia, suasana kesedihan ditunjukkan ketika Mom terkena penyakit
leukimia sampai akhirnya meninggal dunia.

Marwah Azmita memang pandai membawa pembacanya ke alam imajinasi karangannya.


Kepandaiannya itu tidak terlepas dari pilihan kata yang digunakan. Kata-kata yang digunakan
sangat mudah untuk dipahami pembaca, karena menggunakan bahasa sehari-hari. Tampilan
cover dan judul novel pun dibuat menarik, sehingga mampu membuat seseorang tertarik untuk
membeli novel tersebut. Novel ini sangat direkomendasikan untuk remaja ataupun anak-anak,
karena amanat yang terkandung di dalam novel ini sangat dalam dan dapat menjadi pembelajaran
bagi anak-anak untuk selalu mengormati dan menyayangi sosok ibu. Namun, disisi lain masih
terdapat beberapa kekurangan misalnya saja penggunaan tanda baca dan huruf kapital yang
kurang tepat, serta konflik dan bahasa yang disajikan sedikit kurang membuat pembaca merasa
terhanyut dalam kesedihan yang diceritakan dalam novel tersebut.
Secara keseluruhan, novel ini sangat menarik dan pantas untuk diaca untuk anak-anak
maupun remaja. Novel ini mengajarkan kita untuk selalu menghormati dan menyayangi sosok
ibu. Amanat dan pesan moral yang terkandung dalam novel ini dapat kita ambil sebagai sebuah
pegangan hidup.
LAPORAN HARIAN KEGIATAN MEMBACA BUKU FIKSI

Judul Buku : Mom is My Angel


Pengarang : Marwah Azmita
Penerbit, tahun terbit : Dar! Mizan, Desember-2011
Tebal Buku : 113 halaman

No. Hari, Tanggal Halaman/Bab Rangkuman Isi Cerita


yang dibaca
1 Sabtu, 22 Agustus 2020 Hal 13-19 Mona begitulah orang-orang memanggilnya.
Mona adalah seorang gadis yang duduk di
kelas V sd dan ia berumur 10 tahun. Mona
memiliki paras yang manis, dengan rambut
hitam dan lurus yang dihiasi dengan bando
berwarna hijau atau biru favoritnya. Mona
sangat suka berteman, karena menurutnya
berteman itu menyenangkan. Mom itulah
sebutan Mona untuk memanggil ibunya, bagi
Mona mom adalah segalanya. Mom adalah
tempat Mona bercerita segala masalahnya, dan
mom selalu memberinya solusi untuk
masalahnya itu. Selain sebagai ibu, mom
ternyata juga guru kelas Mona. Di kelas Mona
tetap memanggil mom dengan nama Bu
Sherine seperti teman-teman yang lainnya. Saat
ini mom sedang mengandung adik Mona dan
tepat tanggal 10 Desember kandungan mom
tepat 9 bulan. Sedihnya ayah Mona sudah
meninggal pada saat mom mengandung adik
Mona. Ayah Mona memiliki paras yang
tampan, tegap, matanya bening, dan beliau
adalah orang yang bijaksana. Mona
mempunyai 2 sahabat baik yang bernama
Safwa dan Ammie. Ammie biasa dipanggil
dengan Ratu Mie karena setiap istirahat ia
selalu membeli mie, Ammie memiliki paras
yang cantik dan rambutnya sangat indah
bahkan ia cocok menjadi artis iklan sampo.
Sementara Safwa, dia sering dipanggil si “BS
alias Big Size” karena berat badannya yang
mencapai 50 kg, dia suka pelajaran IPA yang
membahas tentang penyakit. Selain itu, Safwa
juga suka ngemil dan makan coklat.
2 Minggu, 23 Agustus 2020 Hal 21-43 “Hai Mona!” sapa Safwa dan Ammie kompak.
Pagi itu tumben sekali Safwa dan Ammie
menyapa Mona dengan senyuman yang sangat
lebar, ternyata senyuman lebar itu karena ada
berita bagus dari Bu Sherine tentang rencana
liburan sekolah mereka. Bu Sherine memberi
kabar gembira bahwa sekolah akan
mengadakan Nice Holiday, yaitu liburan yang
dilakukan di desa terpencil. Seluruh SD di
Indonesia mengikuti kegiatan Nice Holiday ini,
dan perjalanan menuju ke desa terpencil ini
dilakukan dengan menaiki bis. Hari
keberangkatan pun tiba, saat di bis para siswa
disuguhi pemandangan yang indah, mereka
sangat bahagia, beberapa diantara mereka
sedang asyik berfoto, namun momen yang
paling menyenangkan adalah saat bernyanyi
bersama di dalam bis. Beberapa jam pun
berlalu akhirnya mereka sampai di tempat
tujuan. Di sana para siswa dibuat takjub
dengan pemandangan laut yang sangat luas dan
indah, selain itu udara di desa tersebut juga
masih segar. “Anak-anak, ayo, berkumpul!”
kata Bu Sherine selaku pemandu kegiatan Nice
Holiday, Bu Sherine membimbing seluruh
siswa untuk berdoa bersama. Setelah berdoa,
Bu Jessica memberi arahan bahwa acara
selanjutnya adalah bermain di laut, tanpa pikir
panjang seluruh siswa langsung menuju ke laut
untuk bermain pasir dan ombak. Namun
berbeda dengan Mona, Ammie, dan Syafa yang
lebih memilih duduk santai menikmati
matahari tenggelam sambil berfoto. Tak lama
kemudian matahari pun hilang dan digantikan
dengan cahaya terang dari rembulan. Acara
selanjutnya adalah memasak dan api unggun.
Para siswa diperintahkan untuk memasak nasi
kaus kaki dengan ikan cuka yang bahannya
sudah tersedia, makanan ini memang aneh
didengar, tetapi saat dicoba rasanya ternyata
lumayan enak. Setelah memasak dan makan
bersama, seluruh siswa berkumpul mengitari
api unggun dan bersama-sama menyanyikan
lagu Kepompong sambil diiringi alunan gitar.
Tak terasa malam semakin larut, Bu Sherine
memerintahkan seluruh siswa untuk menuju ke
tendanya masing-masing dan bersiap untuk
tidur, karena besok masih banyak aktivitas
yang harus diakukan dan tentunya akan lebih
seru. Seluruh siswa pun melaksanakan perintah
Bu Sherine dan bergegas pergi ke tenda untuk
tidur. Namun Mona, Ammie, dan Safwa tidak
langsung tidur, melainkan mereka menulis
diary terlebih dahulu dan kemudian saling
menukarnya. Cahaya matahari pagi membuat
Mona bangun dari tidurnya dan dengan segera
Mona mengambil air wudhu untuk
melaksanakan shalat subuh. Setelah shalat
subuh, Mona mengantre panjang untuk mandi.
“Ini adalah hari terakhir Nice Holiday, kali ini
kita akan berpindah tempat.” kata Bu Watson.
Hari ini acara selanjutnya adalah games uji
kekompakan dimana setiap tim terdiri dari lima
anggota. Anggota dari kelompok biru adalah
Ammie, Safwa, Mona, Andi, dan Surya. Setiap
tim harus bekerja dengan kompak untuk
mengambil lima bendera secepat mungkin.
Games uji kekompakan ini sedikit sulit karena
para siswa diberi banyak rintangan untuk dapat
memperoleh bendera. Namun, Tim Biru
berhasil melalui semua rintangan dan
memperoleh juara 1, serta mendapat hadiah
sebesar Rp5.000.000,00 untuk dibagi rata.
3 Senin, 24 Agustus 2020 Hal 45-50 Akhirnya hari kepulangan pun tiba, seluruh
siswa menuju ke bis dan duduk di bangku
masing-masing seperti saat hari keberangkatan.
Sesampainya di rumah, mom merasa tidak
enak badan dan mengeluh nyeri pada bagian
sumsum dan perut. Mona merasa sangat
khawatir, dengan segera Mona mengambil
handphone untuk memanggil taksi.
Tin..tin..tin.. taksi pun datang, Mona mencoba
membantu mom untuk menuju ke dalam taksi
dan meminta pak supir agar membawanya
menuju ke rumah sakit terdekat. Sesampainya
di rumah sakit mom memberitahu keluhannya
kepada dokter, kemudian dokter mengambil
darah mom dan mengirinkannya ke lab untuk
diperiksa. “Kira-kira mom sakit apa ya, dok?”
Tanya Mona katika dokter keluar dari ruangan
lab. “Hasilnya dua hari lagi! Tunnggu, ya,
dik,” kata dokter sambil tersenyum. Mona
tidak bisa membalas senyumannya, karena saat
ini yang Mona pikirkan hanyalah keadaan
mom.
4 Selasa, 25 Agustus 2020 Hal 51-67 Mom melahirkan dirumah. Tapi 1 jam saja
mom sudah kuat berjalan! Mom memang hebat
. Hari ini adalah hari libur. Namun Mona tidak
bisa pergi bermain karena ia harus menunggu
analisis mom. Tiba-tiba telephone berdering,
Mona segera mengangkatnya.”Halo…dengan
adik Veresossa Monalisa?” tanya sang
penelpon.“Halo…iya,saya Vererossa
Monalisa! Ada apa, ya ? tanya Mona kepada
sang penelpon. “Bisa ke rumah sakit sekarang?
Analisisnya sudah ada!” jawab sang penelpon
yang ternyata adalah petugas rumah sakit
tempat mom diperiksa. Mengetahui kabar
tersebut dengan segera Mona dan mom pergi
menuju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah
sakit Mona mendapat panggilan dari suster
untuk mengambil hasil analisis di ruang dokter,
selain itu hasil analisis nantinya juga akan
dijelaskan oleh dokter. Mona pun masuk ke
ruangan dokter dan dipersilahkan untuk duduk.
Dokter memberikan hasil analisis mom kepada
Mona, sedihnya ternyata mom menderita
penyakit kanker darah yaitu leukemia.
Leukimia adalah keadaan dimana sel darah
putih memakan sel darah merah, dan penyakit
ini sangatlah ganas. Keluar dari ruangan dokter
Mona menghampiri mom dengan perasaan
sedih dan bersalah, karena Mona merasa
bahwa selama ini dia belum bisa
membahagiakan mom. Melihat Mona bersedih
mom berusaha menenangkan Mona, dan
mengatakan bahwa penyakit yang saat ini
menyerang kesehatannya adalah cobaan dari
Allah SWT. Setelah Mona tenang mom dan
Mona memesan taksi dan kembali pulang.
Selama dirumah Mona berusaha menjadi anak
yang berbakti kepada mom, Mona berusaha
membahagiakan mom, karena Mona tidak
ingin meninggalkan momen-momen bahagia
bersama mom.

5 Rabu, 26 Agustus 2020 Hal 69-80 Pagi yang cerah mengantar Mona menuju
sekolah. Saat masuk kelas, “Kok, enggak
masuk kemarin?” tanya Safwa khawatir kepada
Mona. “Menemani hari-hari mom,” jawab
Mona, kemudian langsung duduk di samping
Safwa. “Mom nggak kenapa-kenapa kan?
Analisisnya apa?” tanya Ammie banyak
kepada Mona. “Mom sakit Leukimia,” jawab
Mona sedih. Mendengar pertanyaan itu
membuat Mona kembali mengingat keadaan
mom, apalagi mom telah divonis 5 hari lagi
akan meninggal. “Aku engga bermaksud,” kata
Ammie merasa bersalah. “Kamu enggak salah
kok! Kamu enggak tahu,” kata Mona
memotong. “Maaf, aku enggak sopan…
memotong pembicaraanmu.” ujar Mona
merasa bersalah. Belum sempat Ammie bicara,
tiba-tiba ada seorang guru datang. “Besok akan
ada SOS alias Seleksi Olimpiade Sins! Dari
kelas ini yang mengikuti seleksi adalah Vero,
Ammie, dan Safwa!” kata Bu Zherine yang
dikenal guru killer di sekolah Mona. Kemudian
Bu Zharine menanyakan kenapa Mona tidak
masuk sekolah kemarin, Mona berusaha
menjelaskan alasan mengapa ia tidak masuk
sekolah, dan setelah mendengar alasan Mona,
Bu Zherine berusaha menyemangatinya dan
mengatakan bahwa Mona harus tabah. “Oke,
kerjakan soal halaman 91 nomor 1-500!
Waktunya 1 jam! Soal tidak ditulis,” kata Bu
Zharine sambil melangkah keluar. Hah?
Banyak bener! Protes Mona dalam hati.
Setibanya di rumah, Mona segera menuju ke
kamar mom. Kak Tiara dokter pribadi mom
Nampak heran melihat Mona tegesa-gesa
sehingga mom yang sedang tertidur pun
terbangun. “Mom, tanganku seperti mau
patah!” kata Mona keepada mom. “Kenapa
emangnya? Dipukul?” tebak mom ngasal.
“Jangan asal tebak dong, mom! Karena disuruh
ngerjain 500 soal,” Mona menjelaskan. Setelah
itu Mona menceritakan bahwa besok dirinya
akan mengikuti Seleksi Olimpiade Sains.
Mendengar hal itu mom merasa bangga dan
menyuruh Mona untuk belajar. Mona belajar
melalui buku sains milik mom, mom memiliki
hamper 100 buku sains di perpustakaan
pribadinya. Namun,, Mona hanya membaca 10
buku saja. Setelah Mona membaca buku, mom
menghampiri Mona dan memberikan tiga
pertanyaan untuk menguji sejauh mana
pengetahuan Mona. Dan hebatnya semua
pertanyaan mom dijawab Mona dengan benar.
Keesokan harinya disekolah seluruh peserta
Seleksi Olimpiada Sains berkumpul di ruang
multimedia, Mona merasa tidak sabar untuk
menjawab semua pertanyaan. Total soal yang
diberikan ada 50 soal, yang terdiri atas 30
pilihan ganda, 15 isian, dan 5 uraian. Mona
merasa bisa mengerjakan semua soal dan
berharap dirinya dapat menjadi juara.
6 Jumat, 28 Agustus 2020 Hal 81-97 Bu Zharine menempel secarik kertas yang
isinya nama peserta yang akan ikut Olimpiade
Sains nanti. Hanya ada dua siswa saja yang
akan dipilih dan alhamdulillah Mona termasuk
dalam daftar tesebut, selain Mona juga ada
Lisania Lurina yang nantinya akan mengikuti
Olimpiade Sains. "Selamat, ya, Mona!" Kata
Ammie, Safwa, dan Bu Zharine. "Makasih
semua!" Kata Mona sampil tersipu malu. Bel
tanda pulang pun berbunyi, dengan segera
Mona membereskan bangkunya, kemudian
pulang untuk memberi kabar baik kepada
mom. Sesampainya dirumah... "Mom!" Mona
berteriak sambil membuka pintu. "Kosong!
Mom dimana?” tanya Mona dalam hati,
kemudian Mona mencoba untuk menghubungi
Kak Tiara dokter pribadi mom. "Halo, Kak
Tiara! Kakak tahu enggak, mom dimana?"
tanya Mona. "Mom ada di rumah sakit.
Keadaannya semakin memburuk! Cepat kamu
datang kesini!" ujar Kak Tiara panik. "Oke,
secepatnya aku ke sana," kata Mona tenang.
Mona ingat, bahwa semua masalah harus
dihadapi dengan tenang dan sabar.
Sesampainya di rumah sakit Mona melihat
mom tergeletak lemas, Kak Tiara mengatakan
bahwa mom baru saja siuman dari pingsannya.
Namun, tak lama kemudian mom kembali
semangat, hal itu karena ada Mona malaikat
kecil mom. Tanpa sadar Mona menitihkan air
mata, bukan air mata sedih, melainkan air mata
haru. Mona merasa bersalah karena
menurutnya ia belum menjadi anak yang
berbakti kepada mom. "Mom pasti maafin,
Mona. Tidak usah cium kaki segala," kata
mom ikut terharu. Mom menangis juga seperti
Mona. Entah mengapa hari itu seperti salam
perpisahan bagi Mona. Pagi pun tiba, Mona
bangun dari tidurnya, hari ini ia tidak boleh
bermalas-malasan karena ia harus mengikuti
Olimpiade Sains di sekolahnya. Mona segera
shalat, mandi, makan, lalu tidak luoa belajar
lagi agar tidak lupa materi yang telah ia
pelajari. Sebelum berangka, tidak lupa Mona
berpamitan kepada mom sambil mencium
kening mom. Tentu saja mom selalu
mendoakanmu nak, kata mom lemah. Pagi itu
Mona berangkat menaiki angkot, ia merasa
beruntung sekali sekolah di sekolahnya saat ini
karena setiap ada lomba, pasti diadakan di
sekolahnya tersebut. Sesampainya disekolah,
Mona merasa tegang karena banyak sekali
siswa yang mengikuti Olimpiade, namun Mona
meyakinkan diri bahwa ia bisa menjadi juara.
Mona masuk ke ruangan yang tersedia
untunya, tidak lupa ia membaca kembali materi
yang sebelumnya sudah dipelajari. Sampai tiba
saatnya untuk memulai Olimpiade, Lembar
Jawaban pun dibagikan dan untungnya soal
yang diberikan hanya pilihan ganda. "Tolong,
seluruh peserta tunggu sebentar nilainya akan
kita umumkan 20 menit lagi! yang juara 1
sampai 6 mendapat hadiah piala, sertifikat, dan
uang,"ujar kepala sekolah Mona Pak Rito.
Setelah 20 menit menunggu, akhirnya
diumumkan juga juara 1-6, Alhamdulillah
Mona mendapat juara 4 dengan nilai 88. Pasti
mom akan senang! Batin Mona, Mona segera
masuk ke dalam kamar tidur mom di rumah
sakit. Mom ditutupi kain putih. Awalnya Mona
mengira bahwa mom kedinginan, namun
ternyata apa yang dia takutkan pun terjadi,
mom meninggalkannya dan adiknya. Mona
merasa sangat sedih, namun Mona berusaha
sabar dan ikhlas, karena baginya ada hikmah
dibalik peristiwa ini dan Allah telah mengatur
itu semua. Setelah mom meninggal, Mona
tinggal bersama dengan Tante Sari, keluarga
terbaik yang saat ini Mona miliki.
7 Sabtu, 29 Agustus 2020 Hal 99-109 Tanggal 22 Desember adalah hari ibu. Lalu
mengapa itu harus diperingati? Menurut Mona
karena ibu adalah wanita terhebat sedunia.
Mona percaya, bahwa ibu adalah wanita
terhebat sampai kapan pun dan dimana pun!
Mona juga percaya bahwa tidak ada yang
mengalahkan besar cinta ibu kepada anaknya.
Menurut Mona mom adalah sosok wanita yang
menyayanginya tanpa balas jasa, yang
mendidiknya tanpa pamrih, yang
membesarkannya dengan penuh kasih sayang,
cinta, dan kesabaran. Saat mom sakit leukimia,
Mona sangat terpukul. Mona selalu berpikir,
bisakah ia hiduo tanpanya? Menjadi ibu bagi
adiknya, Presilia? Menjadi super woman bagi
adiknya? Setelah beberapa hari mom sakit,
malaikat lelindung Mona sudah tiada di dunia
ini. Mom sudah dicabut Sang Khaliq. Sekarang
mom telah tiada, tidak ada lagi yang
mengeejakan seluruh pekerjaan rumah tangga,
tidak ada lagi yang menyemangati Mona, tidak
ada lagi yang merawat Mona sebaik mom.
Tapi, Mona tetap tegar dan ia masih memiliki
Tante Sari dan Allah yang insyaallah akan
melindungi Mona.

Anda mungkin juga menyukai