Anda di halaman 1dari 5

Nama : Salsabila Isnaeni Fitri

NIM : 215061101111024
Jurusan : Teknik Kimia
Kelas :B

“Observasi Peringatan Maulid Nabi Muhammad Tahun 2021 M/1443 H”

1. Sejarah tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad dalam islam dan peringatan
Maulid Nabi Muhammad di Nusantara
 Maulid atau Milad dalam bahasa Arab artinya lahir. Artinya, Maulid Nabi
dimaksudkan untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang selalu
digelar setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Pada hakikatnya, tradisi
Maulid Nabi tidak hanya sekadar pengingat sejarah bagi kaum muslim. Tetapi, juga
sebagai pengingat umat muslim dengan sosok Nabi Muhammad SAW yang menjadi
inspirasi bagi seluruh umat. Maulid Nabi diketahui pertama kali diperingati pada
zaman Khalifah Mu'iz li Dinilah. Sayangnya, perayaan itu sempat dilarang pada masa
kepemimpinan Al-Afhdal bin Amir al-Juyusy. Lalu, perayaan tersebut kembali
dilakukan ketika Salahuddin Al-Ayyubi berkuasa. Namun, sumber lain mengatakan
bahwa peringatan Maulid Nabi pertama kali diadakan pada masa pemerintahan
Khalifah Mudhaffar Abu Said. Saat itu, khalifah tengah mencari cara untuk
membangkitkan heroisme umat Muslim yang sedang berperang melawan Jengis
Khan. Bahkan, perayaan Maulid Nabi diadakan selama 7 hari 7 malam untuk
memperlihatkan kebesaran umat Islam dan daerah-daerah yang dipimpinnya, seperti
Afrika Utara, Mesir, dan Suriah.
 Perayaan Maulid Nabi di Indonesia sudah dilakukan oleh Walisongo pada tahun 1404
M. Kala itu, Walisongo menjadikan Maulid Nabi sebagai sarana dakwah Islam.
Artinya, dengan adanya kegiatan seperti perayaan Maulid Nabi yang dibungkus dalam
sebuah acara yang melibatkan banyak orang, akan menarik masyarakat untuk lebih
mengenal dan kemudian memeluk agama Islam. Itulah sebabnya, sebagian kalangan
menyebutkan bahwa, perayaan Maulid Nabi disebut dengan “Perayaan Syahadatain”,
yang oleh lidah jawa diucapkan “Sekaten”. Perayaan Maulid pun terus lestari hingga
sekarangpun masih dirayakan. Pada zaman kerajaan Mataram (tahun 1582 M),
Maulid Nabi dibungkus dalam perayaan yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan
istilah Grebeg Maulud. Prosesinya cukup unik, yakni para pembesar mengikuti Sultan
keluar dari keraton menuju Masjid Agung untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi.
Acara ini kemudian dilengkapi dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan
lainnya. Berbeda dengan masyarakat Jawa, dalam merayakan Maulid Nabi di jawa
dilakukan dengan cara membaca Manakib Nabi dalam kitab Al-Barzanji, Maulid
Simtud Dhurar, Diba’, Burdah dan lainnya. Selesai membaca Manakip, lazimnya
masyarakat menyantap makanan secara bersama-sama. Lain halnya lagi di Sulawesi
Selatan, perayaan Maulid Nabi terasa berbeda dengan yang dijalankan oleh sebagian
besar masyarakat Jawa, yakni warga mengarak replika perahu pinisi yang dihiasi
beraneka ragam kain sarung dan dipertontonkan di sepanjang desa dan diringi
dengan musik serta lantunan shlawat nabi. Acara demikian ini dikenal dengan nama
Maudu Lampoa.

2. Pandangan Ulama mengenai perayaan Maulid Nabi


Ulama yang pro terhadap perayaan Ulama yang kontra terhadap perayaan
Maulid Nabi Maulid Nabi
Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani Imam Ibnu Taimiyah
Imam Ibnu Hajar mengakui kegiatan Maulid Nabi dijelaskan Imam Ibnu
Maulid Nabi merupakan perkara Taimiyah sebagai bid'ah yang tidak
bid'ah. Namun, jika pelaksanaannya dianjurkan untuk dilakukan seorang
dilakukan dengan kegiatan baik dan Muslim. Hal ini karena perayaan ini tidak
menghindari amalan yang diajarkan dalam syariat baik di Alquran
mengandung dosa, maka Maulid Nabi dan hadist.
merupakan bid'ah hasanah (perkara "Melakukan sesuatu kebiasaan selain
baru yang baik). kebiasan syar’i seperti menghidupkan
"Perayaan Maulid Nabi SAW termasuk malam maulid Nabi SAW, malam bulan
perkara bid'ah yang tidak ada contoh Rajab, bulan Dzulhijjah, hari Jumat awal
dari kalangan salaf generasi sahabat, bulan Rajab adalah termasuk bidah yang
tabiin dan tabiit tabiin. Akan tetapi tidak dianjurkan ulama salaf untuk
perayaan Maulid Nabi SAW perbuatan melakukannya."
baik dan buruk. Siapa saja yang
merayakannya dan bisa melakukan
perbuatan baik dan menghindari yang
buruk maka ini termasuk bid’ah
hasanah."
Imam As-Suyuti Syekh bin Baaz
Perayaan maulid disebut Imam As- Syekh bin Baaz menilai perayaan Maulid
Suyuti sebagai bid'ah hasanah karena Nabi sebagai bid'ah yang tidak boleh
biasanya diisi dengan perbuatan- dilakukan karena Nabi Muhammad tidak
perbuatan baik, seperti membaca pernah melakukannya. Generasi seperti
Alquran, hadist dan berkumpul Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali juga tidak
bersama saudara Muslim lain. pernah melakukannya.
"Menurutku bahwa perayaan Maulid "Perayaan Maulid Nabi SAW hukumnya
Nabi SAW dengan cara berkumpulnya bidah. Tidak boleh melakukannya menurut
sekelompok manusia, membaca pendapat shahih dari ulama. Sebab Nabi
Alquran, membaca hadits Nabi, SAW dan para sahabat tidak pernah
kemudian dihidangkan makanan melakukannya. Begitu juga generasi
untuk para hadirin maka ini termasuk terbaik setelah mereka. Perayaan Maulid
perbuatan bidah hasanah yang Nabi SAW baru muncul pada masa
pelakunya mendapatkan pahala. kejayaan syiah. Maka tidak boleh taqlid
Sebab dalam perayaan tersebut ada Kepada perbuatan syiah." 
unsur mengagungkan Nabi SAW,
menampakkan kebahagiaan dan
senang dengan kelahiran Nabi SAW."
Imam Abu Syamah Imam Asy-Syatibi
Imam Abu Syamah juga menilai Maulid Nabi dikatakan Imam Asy-Syatibi
maulid nabi merupakan bid'ah yang sebagai bid'h munkaroh yang tidak boleh
baik karena perayaan ini muncul dilakukan seorang Muslim. "Imam Asy-
disebabkan rasa cinta kepada Nabi Syatibi mengatakan dalam pembahasan
Muhammad SAW. "Di antara yang bidah munkaroh, diantaranya adalah
termasuk bidah yang baik dizaman gerakan gerakan khusus ketika dzikir
sekarang adalah perayaan Maulid dengan suara bersama-sama. Dan juga
Nabi SAW. Di dalamnya dilakukan perayaan Maulid Nabi SAW."
sadaqah, kebahagaiaan dengan
kelahiran Nabi SAW. Hal ini muncul
karena rasa mahabbah atau cinta
kepada Nabi SAW. Sebagai bentuk
rasa syukur kepada Allah SWT atas
karunia diutusnya Nabi SAW kepada
kita semua."

3. Pendapat saya mengenai perayaan Maulid Nabi


 Memang tidak ada dalil yang secara langsung menyebut tentang maulid
Nabi Muhammad, selain itu juga perayaan Maulid Nabi tidak terdapat di dalam
hadits. Namun, itu lebih kepada kepercayaan dari masing-masing individu, saya
pribadi senang untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, hal ini karena
sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita bersuka cita atas hari kelahiran Nabi
Muhammad SAW yang merupakan sosok teladan bagi seluruh umat muslim di dunia.
Selain itu, dengan adanya perayaan Maulid Nabi dapat mempererat tali
persaudaraan antar sesama umat, hal ini karena biasanya perayaan diadakan
bersama-sama di muholla/masjid. Seperti tradisi di desa saya dimana perayaan
dilaksanakan di musholla setelah sholat magrib berjamaah, setelah itu dilanjutkan
dengan doa bersama dan bersholawat. Setelah rangkaian acara selesai maka ditutup
dengan saling bertukar berkat/makanan yang telah dibawa.

4. Deskripsi dan dokumentasi kegiatan Maulid Nabi di daerah tempat tinggal


 Hari senin tanggal 18 Oktober 2021 merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Pada hari tersebut, di desa tempat tinggal saya tengah mempersiapkan acara
perayaan Maulid Nabi, biasanya ibu-ibu sibuk memasak makanan untuk dibawa ke
musholla, namun terkadang beberapa juga ada yang lebih memilih untuk memesan
makanan karena tidak ingin repot memasak. Makanan tersebut nantinya akan
dimakan bersama-sama apabila rangkaian acara telah usai dan sisa makanan akan
dibawa pulang atau dibagikan kepada masyarakat sekitar. Rangkaian acara Maulid
Nabi terdiri dari membaca doa bersama, membaca ayat-ayat Al-Quran, dan
bersholawat. Pada hari ke dua perayaan biasanya warga desa akan menggelar karpet
dijalan kampung dan disana kami berkumpul untuk berdoa dan bershalawat,
perayaan hari ke dua ini selain untuk lebih memeriahkan acara Maulid Nabi namun
juga bertujuan untuk selametan/meminta kerahmatan desa agar kehidupan di desa
berjalan dengan tentram dan sekaligus mempererat tali persaudaraan antar warga.
Perayaan hari ke dua tentunya lebih meriah karena biasanya diiringi dengan pesta
kembang api dan acara potong tumpeng, yang nantinya tumpeng tersebut akan
dibagi dan dimakan bersama-sama. Pada perayaan Maulid Nabi, warga desa terlihat
sangat senang dan bahagia, karena kami dapat berkumpul bersama serta saling
bertukar cerita. Perayaan Maulid Nabi Muhammad merupakan salah satu agenda
tahunan yang sangat saya senangi dan saya tunggu-tunggu karena dapat
memberikan dampak positif bagi saya, selain itu tradisi ini juga perlu dilestarikan
karena memiliki keunikan tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai