Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Maulid Nabi SAW

Maulid Nabi atau disebut Maulud adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW
yang diadakan setiap tahun sekali tepatnya jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam
penanggalan HIjriyah. Kata Maulid atau milad dalam bahasa arab berarti hari lahir. Perayaan
Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat islam jauh setelah Nabi
Muhammad SAW wafat. Peringatan mauled Nabi juga merupakan sebagai bentuk ekspresi
kebahagiaan atas lahirny nabi.

Bentuk Pelaksanaan Peringatan Maulid Nabi

1. Membaca shalawat
Umumnya kaum muslimin ketika memeringati Maulid Nabi dengan membaca shalawat
baik dalam bentuk diba’ atau shalawat barzanji
2. Tahlilan
Tahlilan adalah seperangkat kalimah thayyibah, surat-surat pendek dari Al-Qur’an,
maupun kalimah-kalimah lain rumusan ulama yang keseluruhannya dibaca secara
berjamaah, acara tahlilan biasanya diakhiri dengan makan bersama.
3. Doa Bersama
Doa biasanya dipimpin oleh seorang ulama maupun ustadz, materi doa yang berisi hal-
hal yang cukup familiar dalam lingkup kehidupan, yang hampir tidak pernah ditinggalkan
adalah permohonan ampunan kepada Allah, syafaat Rasulullah, dan hasanah dunia-
akhirat.
4. Ceramah Keagamaan
Penceramah biasanya adalah ustadz ataupun tokoh masyarakat yang terkenal
keluasaan ilmu pengetahuan tentang agama. Biasanya ceramah dilaksanakan dalam di
dalam masjid atau musholla yang luas, kadang jika keadaan tidak memungkinkan
ceramah juga dilaksanakan di tempat terbuka seperti lapangan yang sudah diberi alas
maupun tenda seadanya.

Sejarah Maulid Nabi SAW

Peringatan Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh Raja Irbil (wilayah Irak sekarang),
bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri, pada awal abad ke-7 Hijriyah. Ibnu Katsir dalam kitab
Tarikh berkata:

“Sultan Muzhaffar mengadakan peringatan Maulid Nabi pada bulan Rabi’ul Awal. Dia
merayakannya secara besar-besaran. Dia adalah seorang yang berani, pahlawan, alim dan
seorang yang adil – semoga Allah merahmatinya.”
Dijelaskan oleh Sibth (cucu) Ibnu Al-Jauzi bahwa dalam peringatan tersebut, Sultan Al-
Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama dari berbagai disiplin ilmu, baik
ulama dalam bidang ilmu Fiqih, ulama Hditz, ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para
ahli tasawwuf, dan lainnya. Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan Maulid Nabi, dia telah
melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para
hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama saat itu
membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut. Mereka
semua berpandangan dan menganggap baik perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama
kalinya itu.

Ibnu Khalikan dalam kitab Wafayat Al-A’yan menceritakan bahwa Al-Imam Al-Hafizh Ibn
Dhiyah datang dari Maroko menuju Syam dan seterusnya ke Irak. Ketika melintasi daerah Irbil
pada tahun 604 H, dia mendapati Sultan Al-Muzhaffar, raja Irbil tersebut sangat besar
perhatiannya terhadap perayaan maulid Nabi. Oleh karena itu, Al-Hafzih Ibn Dhiyah kemudian
menulis sebuah buku tentang maulid Nabi yang diberi judul “Al-Tanwir Fi Maulid Al-Bayir An-
Nadzir”. Karya ini kemudian dia hadiahkan kepada Sultan Al-Muzhaffar.

Para ulama, semenjak zaman Sultan Al-Muzhaffar dan zaman selepasnya hingga
sampai sekarang ini menganggap bahwa perayaan maulid Nabi adalah sesuatu yang baik. Para
ulama terkemuka dan Huffazh Al-Hadits telah menyatakan demikian. Di antara mereka seperti
Al-Hafizh Ibn Dhiyah (abad 7 H), Al-Hafizh Al-Iraqi (w. 806 H), Al-Hafizh As-Suyuthi (w. 911 H),
Al-Hafizh Al-Sakhawi (w. 902 H), Syeikh Ibn Hajar Al-Haitami (w. 974 H), Al-Imam Al-Nawawi
(w. 676 H), Al-Imam Al-Izz Ibn Abd Al-Salam (w. 660 H), mantan Mufti Mesir yaitu Syeikh
Muhammad Bakhit Al-Muthi’i (w. 1354 H), mantan Mufti Beirut Lubnan yaitu Syeikh Mushthafa
Naja (w. 1351 H), dan terdapat banyak lagi para ulama besar yang lainnya.Bahkan Al-Imam Al-
Suyuthi menulis karya khusus tentang maulid yang berjudul “Husn Al-Maqsid Fi Amal Al-
Maulid”. Karena itu perayaan maulid Nabi, yang biasa dirayakan pada bulan Rabiul Awal
menjadi tradisi umat islam di seluruh dunia, dari masa ke masa dan dalam setiap generasi ke
generasi.

Para ahli sejarah, seperti Ibn Khalikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Al-Kathir, Al-Hafizh Al-
Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang
pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar. Namun juga terdapat
pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama
kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid
dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad
dalam membela islam pada masa Perang Salib.

Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan :

“Shalahuddin-lah yang menaklukkan Mesir.Dia menghapus dakah Ubaydiyyun yang menganut


aliran Qoromithoh Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang
menghidupkan syari’at islam di kala itu.”

Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni rahimahullah mengatakan :
“Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu
Shalahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan
dengan ajaran Rafidhah (Syi’ah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallahu’alaihi
wa sallam semakin tersebar luas.”

Sumber lain mengatakan perayaan maulid yang sebenarnya diprakasai oleh Dinasti Fatimiyyah
sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah. Berikut perkataan ahli sejarah mengenai
maulid Nabi.

Al Maqriziy, seorang pakar sejarah mengatakan, “Para khalifah Fatimiyyun memiliki


banyak perayaan sepanjang tahun. Ada perayaan tahun baru, hari ‘Asyura, maulid (hari
kelahiran) Nabi, maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husain, maulid Fatimah az-Zahra,
maulid khalifah yang sedang berkuasa, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan
malam pertengahan bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Sya’ban, perayaan malam
pertengahan bulan Sya’ban, perayaan bulan Sya’ban, perayaan malam pertama bulan
Ramadhan, perayaan malam penutup Ramadhan, perayaan Idul Fithri, perayaan Idul Adha,
perayaan Idul Ghadir, perayaan musim dingin dan musim panas, perayaan malam Al Kholij, hari
Nauruz (Tahun Baru Persia), hari Al Ghottos, hari Milad (Natal), hari Al Khomisul ‘Adas (3 hari
sebelum paskah), dan hari Rukubaat.

Asy Syaikh Bakhit Al Muti’iy, mufti negeri Mesir dalam kitabnya mengatakan bahwa yang
pertama kali mengadakan enam perayaan maulid yaitu : Perayaan Maulid (hari kelahiran) Nabi
Muhammad shallallahu’ alaihi wa sallam, maulid ‘Ali, maulid Fatimah, maulid Al Hasan, maulid
Al Husain-radhiyallahu’anhum dan maulid khalifah yang berkuasa saat itu yaitu Al Mu’izh
Lidillah (keturunan ‘Ubaidillah dari dinasti Fatimiyyah) pada tahun 362 H.

Begitu pula Asy Syaikh ‘Ali Mahfuzh dalam kitabnya Al Ibda’ fi Madhoril Ibtida’ (hal.251)
dan Al Ustadz ‘Ali Fikriy dalam Al Muhadhorot Al Fikriyah (hal.84) juga mengatakan bahwa yang
mengadakan perayaan Maulid pertama kali adalaha ‘Ubaidiyyun (Fatimiyyun).

Tradisi Maulid Nabi Di Indonesia

Di Indonesia kegiatan Maulid Nabi disebut sebagai tradisi. Dalam beberapa tempat tradisi
Maulid Nabi dilakukan oleh warga seperti :

1. Tradisi Grebeg Maulud, Yogyakarta


Grebeg Maulud merupakan upacara puncak dari perayaan sekaten untuk memperingati
hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan ditandai keluarnya beberapa gunungan
yaitu Gunungan Putri, Kakung, Darat, Gepak, Pawuhan, dan Gunungan Bromo.
Gunungan tersebut akan dibawa ke Masjid Gede, Kepatihan dan Puro Pakualaman.
Tradisi Grebeg Maulud digelar hampir setiap tahun oleh warga Yogyakarta tepatnya di
Keben Keraton Yogyakarta.

2. Tradisi Baayun Maulid, Banjarmasin

Banyak masyarakat turut berpartisipasi dari bayi hingga orang dewasa, yakni dengan
diayun dengan ayunan yang dibuat khusus. Ayunan itu dihiasi berbagai macam benda
yang dalam tradisi orang Banjar memiliki makna-makna dan harapan tertentu bagi yang
diayun. Misalnya, janur bernama ular lidi yang diletakkan di bagian atas ayunan,
bermakna kebersihan. Diharapkan, orang yang diayun akan slalu senang dengan
kebersihan. Lalu ada janur berbentuk bunga dan burung. Itu menyimbolkan kebesaran
Kerajaan Banjar di masa lalu. Ayunan tersebut didominasi kain berwarna kuning. Dalam
sejarah orang Banjar kain kuning melambangkan kebesaran dan kejayaan Kerajaan
Banjar di masa lalu.

3. Tradisi Dulangan, Lombok


Tradisi ini merupakan dimana setiap rumah dalam menyambut Maulid Nabi Muhammad
SAW mengeluarkan 1 dulang (nasi, lauk, jajan, buah, dll). Lalu dulang tsb dibawa ke
masjid dan dimakan bersama-sama.

4. Tradisi Perahu hias, Tangerang

Tradisi ini dilakukan dengan cara mengarak perahu kertas berukuran besar ke aliran
sungai Cisadane. Kurang lebih 10 perahu kertas yang diarak warga dan dibuat hanya
dalam kurun waktu 2-3 hari.

5. Tradisi Ampyang Maulid

Warga Kecamatan Jati, Kab. Kudus, Jawa Tengah melakukan tradisi ini dengan
menyajikan makanan yang dihiasi dengan ampyang atau nasi dan krupuk yang diarak
keliling Desa Loram Kulon, Kec. Jati, Kudus sebelum menuju ke Masjid Wali At Taqwa
di desa setempat. Setelah sampai di Masjid Wali, tandu yang berisi nasi bungkus serta
hasil bumi yang sebelumnya diarak keliling desa didoakan oleh ulama setempat, lalu
dibagikan kepada warga setempat unuk mendapatkan berkah.

Tradisi Maulid Nabi Di Luar Negeri


Sebagian masyarakat Sunni dan Syi’ah di dunia merayakan maulid Nabi.Sunni
merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan sedangkan Syiah merayakannya pada
tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam,
yaitu imam Ja’far ash-Shadiq.

Maulid dirayakan di banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta
di negara-negara lain di mana masyarakat muslim banyak membentuk komunitas. Partisipasi
dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa
keimanan dan kebangkitan keberagaman bagi para penganutnya.

1. Tradisi Maulid Nabi di Malaysia

Di Malaysia perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan arak-arakan kaum muslimin yang
berkumpul di ruangan besar untuk digelar pengajian akbar.

2. Tradisi Maulid Nabi di China


Kaum muslimin yang ada China menerapkan tradisi lokal dan karakter keislaman yaitu
dengan membaca al qur an, tausiyah, bershalawat dan salam kepada Baginda Nabi,
namun juga menggelar pesta dengan menyembelih hewan-hewan ternak, tradisi ini juga
sekaligus momen untuk mendoakan arwah para leluhur mereka.
3. Tradisi Maulid Nabi di Australia
Tradisi yang dilaksanakan berpusat di Sydney Olimpyc Park yang diselenggarakan
secara resmi oleh Draul Fatwa Australia. Di sana kaum muslimin berkumpul dan
menyimak bacaan Al Quran, nasyid-nasyid islami dan pujian bagi Rasulullah yang
dilantunkan anak-anak muslim Australia dalam berbagai Bahasa, serta ceramah
keagamaan.

Bentuk Pelaksanaan Peringatan Maulid Nabi

Beberapa bentuk peringatan maulid yang dilaksanakan masyarakat adalah :

1. Membaca shalawat
2. Tahlilan
Tahlilan adalah seperangkat kalimah thayyibah, surat-surat pendek dari Al-Qur’an,
maupun kalimah-kalimah lain rumusan ulama yang keseluruhannya dibaca secara
berjamaah, acara tahlilan biasanya diakhiri dengan makan bersama.
3. Doa Bersama
Doa biasanya dipimpin oleh seorang ulama maupun ustadz, materi doa yang berisi hal-
hal yang cukup familiar dalam lingkup kehidupan, yang hampir tidak pernah ditinggalkan
adalah permohonan ampunan kepada Allah, syafaat Rasulullah, dan hasanah dunia-
akhirat.
4. Ceramah Keagamaan
Penceramah biasanya adalah ustadz ataupun tokoh masyarakat yang terkenal
keluasaan ilmu pengetahuan tentang agama.Biasanya ceramah dilaksanakan dalam di
dalam masjid atau musholla yang luas, kadang jika keadaan tidak memungkinkan
ceramah juga dilaksanakan di tempat terbuka seperti lapangan yang sudah diberi alas
maupun tenda seadanya.

Manfaat Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW.


Diantara manfaat yang timbul dari peringatan maulid adalah :
1. Membuat generasi muda lebih mengenal kepribadian Rasulullah SAW, perjuangan
beliau yang penuh pelajaran untuk dipetik, dan misi yang diemban beliau dan Allah
SWT kepada alam semesta.
2. Sebagai sarana umat Islam untuk berkumpul dan saling menjalin silaturrahim.
3. Membuat hati kita menjadi nyaman, karena kita banyak membaca sholawat Nabi.
4. Menjauhi aktivitas negativ, karena kita di sibukkan dengan aktivitas Islami
5. Menjaganya dari perkataan kotor, karena kita sering membaca sholawat, jadi apa kita
tidak malu mengucapkan kata-kata kotor? Di situlah kita dapat berfikir
6. Menjauhkan dari musibah.Sebenarnya semua musibah datangnya dari Allah SWT.Tapi
karena kita selalu bersholawat, kita akan terrlindung.Tapi ingat, selalu mintalah kepada
Allah, jangan kepada yang lain.
7. Bersosialisasi sesama muslim. Yup, dengan sering berkumpul bersama, membaca
sholawat.Kita pun saling menjaga silaturahmi antar tetangga, supaya hubungan antar
tetangga semakin erat.
8. Peringatan maulid Nabi yang biasa kita gelar di tengah-tengah masyarakat terutama
yang bermazhab ahlus sunnah wal jamaah sudah menjadi tradisi baik bagi masyarakat
perkotaan ataupun pedesaan.Peringatan yang biasanya di gelar pada 12 Rabiul Awal di
desa kami dengan perayaan yang cukup meriah membuat kami tertarik untuk
menjadikan sebagai tema dalam penelitian etnografi.
9. Dalam peringatan maulid Nabi, banyak sekali bentuk prosesi yang dilakukan oleh
masyarakat yang melaksanakannya.Hal ini tak lepas dari kebiasaan yang sudah
menjamur di lingkungan masing-masing, seperti hal nya di desa kami sebelum tradisi
tersebut dilakukan, masyarakat berbondong-bondong membeli barang untuk dijadikan
wadah dan bingkisan.Masyarakat juga tak lupa untuk membeli makanan ringan, kue-
kue kecil dan softdrink.Namun pada dasarnya, perayaan ini dilaksanakan hanya untuk
mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW.Serta untuk menambah rasa kecintaan
kita terhadap beliau.
10. Dalam masalah hukum memperingati maulid Nabi Muhammad SAW ini terdapat
banyak sekali perbedaan pendapat dimana dari perbedaan ini sering timbul perselisihan
diantara mereka.Diantara yang bertentangan pendapat itu adalah kaum Sunni yang
berbeda dengan kaum Syiah dalam waktu memperingatinya, serta Sunni dan Wahabi
yang berbeda dalam menghukumi peringatan maulid Nabi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai