2022. Maulid Nabi ﷺadalah hari kelahiran Rasulullah ﷺyang menurut satu riwayat
jatuh pada hari Senin, 12 Rabiul Awal. Sepeninggalan beliau ﷺ, banyak dari umatnya
yang merayakan kelahiran beliau ﷺsetiap tahun.
Perayaan Maulid Nabi ﷺtelah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Ada berbagai
pendapat tentang bagaimana dan kapan perayaan Maulid Nabi ﷺpertama diadakan.
Berikut ini keterangannya:
Menurut catatan Ahmad Tsauri, perayaan Maulid Nabi ﷺsudah ada sejak abad kedua
Hijriah. Perayaan pertama diinisiasi oleh seseorang bernama Khaizuran (w. 170 H).
Khaizuran adalah ibu dari Khalifah Musa Al-Hadi dan Harun Ar-Rasyid. Dia datang ke
Madinah, lalu mengajak penduduk Madinah untuk merayakan kelahiran Rasulullah ﷺdi
Masjid Nabawi.
Saat berkunjung ke Mekkah, Khaizuran juga mengajak penduduk merayakan Maulid Nabi
ﷺdi rumah mereka masing-masing. Khaizuran menginisiasi perayaan ini dengan tujuan
agar ajaran dan teladan kepemimpinan Rasulullah ﷺtetap menginspirasi masyarakat.
Catatan mengenai perayaan ini ditemukan di rumah kelahiran Rasulullah ﷺdi Mekkah,
bahwasanya perayaan maulid pernah ada di abad 8 M/2 H. Tidak hanya hari kelahiran,
tempat kelahiran Rasulullah ﷺjuga sempat menjadi pilihan untuk tempat shalat.
Ahli sejarah Al-Azraqi menyatakan bahwa rumah kelahiran Nabi ﷺmenjadi salah satu
tempat yang mustahab (dianjurkan) untuk melaksanakan shalat di Mekkah. Ulama Al-
Qur’an An-Naqqasy mengungkapkan bahwa rumah beliau ﷺmenjadi tempat berdoa setiap
hari Senin (hari kelahiran Rasulullah )ﷺ.
Berdasarkan catatan para sejarawan seperti Ibnu Zahira Al-Hanafi, Ibnu Hajar Al-
Haitami, dan An-Nahrawi, masyarakat merayakan hari kelahiran Rasulullah ﷺsetelah
magrib di tanggal 12 Rabiul Awal. Sebagian besar masyarakat Mekkah akan berbondong-
bondong mengunjungi rumah kelahiran Rasulullah ﷺsambil berzikir membaca la ilaha
illallah.
Jalanan terang dan orang-orang membawa serta anak-anak mereka. Mereka mengenakan
pakaian terbaik ke sana. Kemudian, ulama akan berkhutbah tentang kelahiran
Rasulullah ﷺdan peristiwa-peristiwa yang mengiringinya. Kemudian acara
dilanjutkan dengan berdoa untuk khalifah, para qadhi, dan amirul mukminin Mekkah.
Setelah acara selesai, mereka pergi ke Masjidil Haram lalu duduk di dekat Maqam
Ibrahim. Setelah khatib membaca tahmid (alhamdulillah) dan doa, mereka menunaikan
shalat Isya berjamaah, lalu pulang.
Pendapat kedua menyatakan bahwa Maulid Nabi ﷺpertama kali dilakukan pada masa
Dinasti Fatimiyyah di Mesir. Dinasti Fatimiyyah mengadakannya dengan berkurban,
puasa, dan acara untuk Ahlul Bait dari keturunan Sahabat Ali bin Abi Thalib ra.
Perayaan ini masih berlanjut saat Dinasti Ayyubiyyah yang beraliran sunni, memimpin
Mesir. Raja Shalahuddin Al-Ayyubi mengadakan festival perayaan Maulid Nabi ﷺatas
saran sepupunya, Muzafaruddin Gekburi.
Zaman Raja Shalahuddin Al-Ayyubi banyak diwarnai peperangan, dan festival Maulid
ini dapat membangkitkan semangat masyarakat. Di masa Raja Shalahuddin, masyarakat
mengkaji sirah dan atsar tentang Nabi Muhammad ﷺdengan serius, sebagai bentuk
kecintaan mereka kepada Rasulullah ﷺ.
Banyak ulama yang menentang perayaan maulid di masa itu karena tidak dilakukan di
zaman Rasulullah ﷺ. Namun, Raja Shalahuddin menegaskan bahwa kegiatan maulid hanya
bentuk syiar agama dan bukan ritual yang dihukumi wajib untuk dilakukan.
Festival ini pertama kali diadakan di abad keenam Hijriah. Saat itu Raja
Shalahuddin mengadakan sayembara menulis riwayat hidup Rasulullah ﷺdan puisi
untuknya ﷺ. Syeikh Ja’far Al-Barzanji memenangkan sayembara ini. Karya beliau kini
terkenal dengan nama Maulid Barzanji.
Ibnu Jubair menulis dalam bukunya Rihal, bahwa pada masanya, rumah kelahiran
Rasulullah ﷺdibuka, lalu orang-orang mendatangi rumah itu di hari senin pada
bulan Rabiul Awal untuk mendapatkan keberkahan.