di Dunia? (I)
M. Rizqy Fauzi
Mereka menganggap perayaan ini adalah sesuatu yang baik, meski tak pernah
dilakukan oleh Nabi atau para sahabatnya, karena itu adalah sebuah cara belaka,
tak lebih. Ia adalah bentuk ekspresi budaya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
قدم من المغرب فدخل الشام والعراق،كان ( االمام الحافظ ابن دحية] من أعيان العلماء ومشاهير الفضالء
واجتاز بإربل سنة أربع وستمائة فوجد ملكها المعظم مظفر الدين بن زين الدين يعتني بالمولد النبوي فعمل له
وقرأه عليه بنفسه فأجازه بألف دينار،كتاب التنوير في مولد البشير النذير
Baca Juga:
Inilah Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW yang Harus Diketahui
“Imam al-Hafizh Ibn Dihyah, seorang tokoh ulama termasyhur, datang dari
Moroko menuju Syam dan kemudian ke Iraq. Ketika melintasi daerah Irbil pada
tahun 604 Hijrah, beliau mendapati Sultan al-Muzhaffar, raja Irbil tersebut
memberikan perhatian sangat besar terhadap perayaan Maulid Nabi. Ibn Dihyah
kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang diberi judul “al-
Tanwir Fi Maulid al-Basyir an-Nadzir”. Karya ini dipersembahkan untuk Sultan
al-Muzhaffar, dan sang Sultan memberinya 1000 dinar”.
Raja Muzhaffar lahir pada tahun 549 dan wafat di usia 82 tahun, tepatnya pada
tahun 630 Hijriyah. Nama lengkapnya adalah Muzhaffaruddin Abu Said
Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin bin Muhammad at-Turkamani. Ia
merupakan seorang penguasa yang sangat perkasa, bijaksana, dan pemberani di
sebuah satu kota besar yang terletak di Irak bagian timur, yaitu Irbil.