Anda di halaman 1dari 13

1

Maulid Nabi Muhammad SAW


Ujang Jaenal Mutakin, S.Ag.,MM*

I. Landasan Ayat Qor’an

A. Qur’an Surat Maryam ayat 33:

َّ َ‫َوالسَّال ُم َعل‬
ُ ‫ي يَ ْو َم ُولِ ْد‬
‫ت‬
“dan kesejahteraan atasku pada hari kelahirannku”.
B. Qur’an Surat Ibrahim ayat 5:

ٍ ‫َّار َش ُك‬
‫ور‬ ٍ ‫صب‬ َ ِّ‫ت لِ ُكل‬ َ ِ‫َو َذ ِّكرْ هُ ْم ِبَأي َِّام هَّللا ِ ِإ َّن فِي َذل‬
ٍ ‫ك آَل يا‬
“dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah, Sesunguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang
penyabar dan banyak bersyukur.”
C. Qur’an Surat Al Jatsiyah ayat 14:

ِ ‫قُلْ لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا يَ ْغفِرُوا لِلَّ ِذينَ ال يَرْ جُونَ َأيَّا َم هَّللا‬
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka
memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah”
           
D. Qur’an Surat Yunus ayat 58:

‫ك فَ ْليَ ْف َرحُوا‬
َ ِ‫قُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذل‬
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira”
II. Pembahasan
A.     Pengertian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW terkadang Maulid Nabi atau Maulud saja
(bahasa Arab: ‫ مولد النبي‬،‫)مولد‬, adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad

 Materi Pengajian/Bimbingan Penyuluhan ini pernah di sampaikan di MT Masjid Agung


Nurul Ikhlas Cilegon, MT Al-Iman BBS III, MT Baiturrohman BBS III, MT Al-Hikmah Cigading,
MT Baitul Muhlisin Cigading, MT Al-Mubarok Komplek Sinyar Cilegon, MT Abtadiul
Mubtadi’in Jombang Cilegon, MT Al-Inaroh Jombang Cilegon
* Penyuluh Agama Madya Kota Cilegon
2

SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kata
maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan
Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh
setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah
ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad
SAW.
B.     Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
1.    Pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang pertama dan
waktu pelaksanaannya
Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh
Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak, pada masa
pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang
berpendapat bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin
sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi
Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat
itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa
dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.
2.    Latar belakang pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada
mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab
waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari
serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita
mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099
M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil
Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan
dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-
belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah
tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya
sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi –orang Eropa menyebutnya
Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata.
3

Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada


Dinasti Bani Ayyub –katakanlah dia setingkat Gubernur. Pusat kesultanannya
berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya
membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Kata
Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan
cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin
mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad
SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu
saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal.
Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni
An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan
Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain
(dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh
jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera
menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai
tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari
Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat
Islam.
Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi
peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut
ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi
Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah
kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat
ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada
peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah
menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian
bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan
sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang
menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji. Karyanya yang
4

dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di


kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi.
Barzanji bertutur tentang kehidupan Muhammad, mencakup silsilah
keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda, hingga diangkat menjadi
rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi
Muhammad, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarang naskah tersebut yakni Syekh
Ja’far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Barzanji berasal dari nama
sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Karya tulis tersebut sebenarnya
berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (artinya kalung permata) yang disusun untuk
meningkatkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Tapi kemudian
lebih terkenal dengan nama penulisnya.
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan
Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam
menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil
menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut
oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid
kembali, sampai hari ini.
Dalam sejarah penyebaran Islam di Nusantara, perayaan Maulid Nabi
atau Muludan dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah dengan
berbagai kegiatan yang menarik masyarakat agar mengucapkan syahadatain
(dua kalimat syahadat) sebagai pertanda memeluk Islam. Itulah sebabnya
perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa
diucapkan Sekaten.
Dua kalimat syahadat itu dilambangkan dengan dua buah gamelan
ciptaan Sunan Kalijaga bernama Gamelan Kiai Nogowilogo dan Kiai
Gunturmadu, yang ditabuh di halaman Masjid Demak pada waktu perayaan
Maulid Nabi. Sebelum menabuh dua gamelan tersebut, orang-orang yang
baru masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat terlebih dulu
memasuki pintu gerbang “pengampunan” yang disebut gapura (dari bahasa
Arab ghafura, artinya Dia mengampuni).
5

Pada zaman kesultanan Mataram, perayaan Maulid Nabi disebut


Gerebeg Mulud. Kata “gerebeg” artinya mengikuti, yaitu mengikuti sultan
dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti
perayaan Maulid Nabi, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan
dan sebagainya. Di samping Gerebeg Mulud, ada juga perayaan Gerebeg
Poso (menyambut Idul Fitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Idul Adha).
Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga
Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal (Mulud), sudah
dihapal luar kepala oleh anak-anak NU. Acara yang disuguhkan dalam
peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan
sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakdo Mulud). Ada
yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke
beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang menyelenggarakan upacara
sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang
diselenggarakan di mushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang
menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat Islam.
Ada yang hanya membaca Barzanji atau Diba’ (kitab sejenis Barzanji).
Bisa juga ditambah dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti penampilan
kesenian hadhrah, pengumuman hasil berbagai lomba, dan lain-lain, dan
puncaknya ialahmau’izhah hasanah dari para muballigh kondang.
Para ulama NU memandang peringatan Maulid Nabi ini sebagai bid’ah
atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah
hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak
memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi tidak ada namun
sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan,
tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri
sering membacanya), mau’izhah hasanah pada acara temanten dan Muludan.
Dalam Madarirushu’ud Syarhul Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW
bersabda: “Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at
kepadanya di Hari Kiamat.” Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat
6

mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya


dengan menghidupkan Islam!”
3.    Tujuan pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pada saat itu
Pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi  tahun 1174-
1193 M atau 570-590 H (Dinasti Bani Ayyub) umat Islam sedang berjuang
keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari
Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita mengenal musim itu sebagai Perang Salib
atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut
Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu
kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Kata
Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan
cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin
mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad
SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu
saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal. Waktu
itu tujuannya untuk memperkokoh semangat keagamaan umat Islam
umumnya, khususnya mental para tentara yang lengah bersiap menghadapi
serangan tentara Salib dari Eropa, yang ingin merebut tanah suci Jerusalem
dari tangan kaum Muslimin.
4.    Bentuk pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW
Beberapa bentuk peringatan maulid yang sering dilaksanakan masyarakat
adalah :
1.    Pembacaan kalam wahyu Ilahi
Surat atau ayat yang dibacakan tergantung kepada pembaca
(qari’) maupun keinginan pelaksana acara, ayat. Pembacaannya dilaksanakan
dengan hukum tajwid yang yang benar. Selain membaca dengan tartil, Qari’
yang dipilih biasanya memiliki suara yang merdu, sehingga bagi jemaah atau
orang yang mendengarkan dapat mengkhayatinya. Setelah itu apa yang di
bacakan oleh Qari’ bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan
gaya bacaan deklamasi.
2.    Tahlilan
7

Tahlilan adalah seperangkat kalimah thayyibah, surat-surat pendek dari


Alquran, maupun kalimah-kalimah lain rumusan ulama yang keseluruhannya
dibaca secara berjamaah, acara tahlilan biasanya diakhiri dengan makan
bersama.
3.     Doa bersama
Doa biasanya dipimpin oleh seorang ulama maupun ustadz, materi doa
yang berisi hal-hal yang cukup komrehensif dalam lingkup kehidupan, yang
hampir tidak pernah ditinggalkan adalah permohonan ampunan kepada Allah,
syafaat Rasulullah, dan hasanah dunia-akhirat.
4.     Ceramah keagamaan
Penceramah biasanya adalah ustadz ataupun tokoh masyarakat yang
terkenal keluasan ilmu pengetahuan tentang agama. Biasanya ceramah
dilaksanakan di dalam mesjid atau musholla yang luas, kadang jika keadaan
tidak memungkinkan ceramah juga dilaksanakan di tempat terbuka seperti
lapangan yang sudah diberi alas maupun tenda seadanya.
5.    Manfaat/dampak/akibat pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad
SAW
Diantara Manfaat yang timbul dari peringatan Maulid adalah ;
a.    Membuat generasi muda lebih mengenal kepribadian Rasulullah SAW,
perjuangan beliau yang penuh pelajaran untuk dipetik, dan misi yang
diemban beliau dari Allah SWT kepada alam semesta.
Para sahabat kerap menceritakan pribadi Rasulullah SAW dalam berbagai
kesempatan. Salah satu misal, perkataan Sa’d bin Abi Waqash radhiyallahu
anhu, “Kami selalu mengingatkan anak-anak kami tentang peperangan yang
dilakukan Rasulullah SAW, sebagaimana kami menuntun mereka menghafal
satu surat dalam Al-Quran.”
Ungkapan ini menjelaskan bahwa para sahabat sering menceritakan apa
yang terjadi dalam perang Badar, Uhud dan lainnya, kepada anak-anak
mereka, termasuk peristiwa saat perang Khandaq dan Bai’atur Ridhwan
b.    Sebagai sarana umat Islam untuk berkumpul dan saling menjalin silaturahim.
8

Masyarakat yang tadinya tidak kenal bisa jadi saling kenal; yang tadinya
jauh bisa menjadi dekat. Kita pun akan lebih mengenal Nabi dengan
membaca Maulid, dan tentunya, berkat beliau SAW, kita juga akan lebih
dekat kepada Allah SWT.
C.   Dalil-dalil Pelaksanaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
1.    Merayakan maulid termasuk dalam membesarkan kelahiran para Nabi. Hal
yang berkenaan dengan kelahiran Nabi merupakan sesuatu yang memiliki
nilai yang lebih, sebagaimana halnya tempat kelahiran para nabi.
Dalam Al quran sendiri juga disebutkan doa sejahtera pada hari kelahiran
para Nabi seperti kata Nabi Isa dalam firman Allah surat Maryam ayat 33:
ُ ‫ي يَوْ َم ُولِ ْد‬
‫ت‬ َّ َ‫َوالسَّال ُم َعل‬
“dan kesejahteraan atasku pada hari kelahirannku”.

            Maka Rasulullah juga lebih berhak untuk mendapatkan doa sejahtera


pada hari kelahiran beliau.
Dalam Al Quran, Allah juga tersebut perintah untuk mengingat hari-
hari bersejarah, hari dimana Allah menurunkan nikmat yang besar pada hari
tersebut, seperti dalam firman Allah surat Ibrahim ayat 5:
ٍ ‫َّار َش ُك‬
‫ور‬ ٍ ‫صب‬ َ ِّ‫ت لِ ُكل‬ َ ِ‫َو َذ ِّكرْ هُ ْم بَِأي َِّام هَّللا ِ ِإ َّن فِي َذل‬
ٍ ‫ك آَل يا‬
“dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah, Sesunguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang
penyabar dan banyak bersyukur.”

Dan juga dalam surat Al Jatsiyah ayat 14:


ِ ‫قُلْ لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا يَ ْغفِرُوا لِلَّ ِذينَ ال يَرْ جُونَ َأيَّا َم هَّللا‬
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka
memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah”
           
Dalam ayat tersebut Allah menyuruh untuk mengingat hari-hari Allah,
secara dhahir hari yang dimaksud adalah hari kesabaran dan penuh syukur
dan yang diharapkan dari hari tersebut adalah barakah yang Allah ciptakan
9

pada hari tersebut, karena hari hanyalah satu makhluk Allah yang tidak
mampu memberi manfaat dan mudharat.

Dalam surat Yunus ayat 58:


‫ك فَ ْليَ ْف َرحُوا‬
َ ِ‫قُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذل‬
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira”

            Dalam ayat ini Allah memerintahkan untuk senang dengan nikmat


Allah. Maka tiada rahmat dan nikmat yang lebih besar dari pada kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Beliau sendiri mengatakan:
‫أنا الرحمة المهداة‬
Kisah lain yang menunjuki bahwa ditutntut untuk memperingati hari
bersejarah adalah kisah Nabi SAW berpuasa pada hari Asyura. Ketika Nabi
masuk kota Madinah, beliau mendapati yahudi Madinah berpuasa pada hari
Asyura. Ketika mereka ditanyakan tentang hal tersebut mereka menjawab
“bahwa pada hari tersebut Allah memberi kemenangan kepada Nabi Musa
dan Bani Israil atas firaun, maka kami berpuasa untuk
mengangagungkannya” Rasulullah berkata “kami lebih berhak dengan Musa
dari pada kamu” kemudian beliau memerintahkan untuk berpuasa pada hari
Asyura. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Al Hafidh
Ibnu Hajar Al Asqalany menjadikan hadis ini sebagai dalil untuk kebolehan
merayakan maulid Nabi.
2.    Kisah Suwaibah Aslamiyah yang dimerdekakan oleh Abu Lahab karena
kegembiraannya terhadap kelahiran Nabi Muhammad SAW.
            Setahun setelah Abu lahab meninggal, salah satu saudaranya yang
juga merupakan paman Rasulullah, Saidina Abbas bin Abdul Muthallib
bermimpi bertemu dengannya dan menanyakan bagaimana keadaan Abu
Lahab, ia menjawab “bahwa tidak mendapat kebaikan setelahnya tetapi ia
mendapat minuman dari bawah ibu jarinya pada setiap hari senin karena ia
memerdekakan Suwaibah Aslamiyah ketika mendengar kabar gembira
10

kelahiran Nabi Muhammad”. Hadis ini tersebut dalam Shaheh Bukhary


dengan nomor 4711. kisah ini juga disebutkan oleh Ibnu Kastir dalam kitab
beliau Al Bidayah An Nihayah jilid 2 hal273.                                                
            Ini adalah balasan yang Allah berikan terhadap orang yang menjadi
musuhNya dan mendapat celaan dalam Al Quran. Apalagi terhadap orang-
orang mukmin yang senang terhadap kelahiran baginda Rasulullah SAW.
3.    Rasulullah sendiri pernah merayakan hari kelahiran beliau sendiri yaitu
dengan berpuasa pada hari senin. Ketika ditanyakan oleh para shahabat beliau
menjawab:
َّ ‫فيه ولدت وفيه ُأنزل عل‬
‫ي‬
“itu adalah hari kelahiranku dan hari diturunkan wahyu atasku”.(H.R.
Muslim)

            Hadis ini tersebut dalam kitab Shaheh Muslim jilid 2 hal 819. Hadis
ini menjadi landasan yang kuat untuk pelaksanaan maulid walaupun dengan
cara yang berbeda bukan dengan berpuasa seperti Rasululah melainkan
dengan memyediakan makanan dan berzikir dan bershalawat, namun ada titik
temunya yaitu mensyukuri kelahiran Rasulullah saw. Imam As Sayuthy
menjadikan hadis ini sebagai landasan dibolehkan melaksanakan maulid
Nabi.
4.    Rasulullah pernah menyembelih hewan untuk aqiqah untuk beliau sendiri
setelah menjadi nabi.
Sebelumnya, kakek rasulullah, Abdul Muthalib telah melakukan aqiqah
untuk Rasulullah. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqy dari Anas bin
Malik. Aqiqah tidak dilakukan untuk kedua kalinya maka perbuatan
Rasulullah menyembelih hewan tersebut dimaksudkan sebagai
memperlihatkan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan yaitu penciptaan
beliau yang merupakan rahmat bagi seluruh alam dan sebagai penjelasan
syariat kepada umat beliau.
Hadis ini oleh Imam As Sayuthy dijadikan sebagai landasan lain dalam
perayaan maulid Nabi. Maka juga disyariatkan bagi kita untuk
11

memperlihatkan kesenangan dengan kelahiran Rasulullah yang boleh saja


kita lakukan dengan membuat jamuan makanan dan berkumpul berzikir dan
bershalawat.
5.    Rasulullah memuliakan hari jumat karena hari tersebut adalah hari kelahiran
Nabi Adam AS.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh An Nasai dan Abu Daud
‫إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فيه خلق آدم وفيه قبض وفيه النفخة وفيه الصعقة فأكثروا علي من‬
‫الصالة فيه فإن صالتكم معروضة علي‬
“bahwasanya sebagian hari yang terbaik bagi kamu adalah hari jum`at,pada
hari tersebut di ciptakan Nabi Adam, wafatnya dan pada hari tersebut
ditiupnya sangkakala, maka perbanyaklah bershalawat kepadaku pada hari
juma`at, karena shalawat kamu didatangkan kepada ku ” (H.R. Abu Daud).

            Rasulullah telah memuliakan hari jum`at karena pada hari tersebut


Allah menciptakan bapak dari seluruh manusia, Nabi Adam. Maka hal ini
juga dapat diqiyaskan kepada merayakan kelahiran Nabi Muhammad.
6.    Memperingati maulid dapat meneguhkan hati manusia.
            Allah ta`ala menyebutkan kisah-kisah para anbiya didalam Al-quran
seperti kisah kelahiran Nabi Yahya, siti Maryam dan Nabi Musa AS. Allah
menyebutkan kisah-kisah kelahiran para Nabi tersebut untuk menjadi
peneguh hati Rasulullah saw sebagaimana firman Allah surat Hud ayat 120:
‫ك‬ ُ ‫ك ِم ْن َأ ْنبَا ِء الرُّ ُس ِل َما نُثَب‬
َ ‫ِّت بِ ِه فَُؤا َد‬ َ ‫َوكُاّل ً نَقُصُّ َعلَ ْي‬
“Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-
kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu”.
            Apabila membacakan kisah para Nabi terdahulu dapat meneguhkan
hati Rasulullah, maka membacakan kisah kehidupan Rasulullah sebagaimana
dilakukan ketika memperingati maulid juga mampu meneguhkan hati
manusia , bahkan manusia lebih membutuhkan peneguh hati ketimbang
Rasulullah.
7.    Maulid merupakan satu wasilah/perantara untuk berbuat kebaikan dan taat.
12

            Dalam perayaan maulid Nabi, dilakukan berbagai macam amalan


kebaikan berupa bersadaqah, berzikir, bershalawat dan membaca kisah
perjuangan Rasulullah dan para Shahabat. Semua ini merupakan amalan yang
sangat dianjurkan. Semua hal yang perantara bagi perbuatan taat maka hal
tersebut juga termasuk taat.
8.    Firman Allah dalam surat Yunus ayat 58:
َ‫ك فَ ْليَ ْف َرحُوا هُ َو خَ ْي ٌر ِم َّما يَجْ َمعُون‬
َ ِ‫قُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذل‬
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan".

            Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan untuk senang terhadap


semua karunia dan rahmat Allah, termasuk salah satu rahmaNya yang sangat
besar adalah Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dalam firman Allah surat
Al Anbiya ayat 107:
َ‫ك ِإاَّل َرحْ َمةً لِ ْل َعالَ ِمين‬
َ ‫َو َما َأرْ َس ْلنَا‬
“Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.”
            Bahkan sebagian ahli tafsir mengatakan kalimat rahmat pada surat
Yunus ayat 58 dimaksudkan kepada Nabi Muhammad dengan menjadikan
surat Al Anbiya ayat 107 sebagai penafsirnya, sebagaimana terdapat dalam
tafsir Durar Al Manstur karangan Imam As Sayuthy, tafsir Al Alusty fi Ruh
Al Ma`any dan tafsir Ibnul Jauzy.
            Jadi dalam ayat tersebut terdapat perintah untuk terhadap datangnya
Rasulullah SAW, kesenangan tersebut dapat diungkapkan dengan berbagai
macam cara baik menyediakan makanan kepada orang lain, bersadaqah,
berkumpul sambil berzikir dan bershalawat dll.
9.    Perayaan maulid bukanlah satu ibadah tauqifiyah
Ibadah taufiqiyah adalah ibadahyang tatacara pelaksaannya hanya
dibolehkan sebagaimana yang dilaksanakan oleh Nabi, tapi maulid
merupakan satu qurbah (pendekatan kepada Allah) yang boleh. Dikarenakan
13

dalam pelaksanaan maulid mengandung hal-hal yang dapat mendekatkan diri


kepada Allah maka maulid itu termasuk dalam satu qurbah.

DAFTAR PUSTAKA

(www.edukasi.kompasiana.com
(www.santribuntet.wordpress.com
(www.maulidkanzus.blogspot.com
(www.beritasekitarku.wordpress.com
(www.gemabaiturrahman.com
(www.tijahniyahlentengagung.blogspot.com
(www.danusiri.dosen.unimus.ac.id
(www.saipudin.wordpress.com
(www.facebook.com
(http://banjarmasin.tribunnews.com
http://oleander0.blogspot.co.id/2013/02/makalah-maulid-nabi-muhammad-
saw_20.html

Anda mungkin juga menyukai