َّ ََوالسَّال ُم َعل
ُ ي يَ ْو َم ُولِ ْد
ت
“dan kesejahteraan atasku pada hari kelahirannku”.
B. Qur’an Surat Ibrahim ayat 5:
ٍ َّار َش ُك
ور ٍ صب َ ِّت لِ ُكل َ َِو َذ ِّكرْ هُ ْم ِبَأي َِّام هَّللا ِ ِإ َّن فِي َذل
ٍ ك آَل يا
“dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah, Sesunguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang
penyabar dan banyak bersyukur.”
C. Qur’an Surat Al Jatsiyah ayat 14:
ِ قُلْ لِلَّ ِذينَ آ َمنُوا يَ ْغفِرُوا لِلَّ ِذينَ ال يَرْ جُونَ َأيَّا َم هَّللا
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka
memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah”
D. Qur’an Surat Yunus ayat 58:
ك فَ ْليَ ْف َرحُوا
َ ِقُلْ بِفَضْ ِل هَّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذل
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu
mereka bergembira”
II. Pembahasan
A. Pengertian Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW terkadang Maulid Nabi atau Maulud saja
(bahasa Arab: مولد النبي،)مولد, adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad
SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kata
maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan
Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh
setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah
ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad
SAW.
B. Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
1. Pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang pertama dan
waktu pelaksanaannya
Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali diperkenalkan oleh
Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak, pada masa
pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang
berpendapat bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin
sendiri. Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi
Muhammad SAW, serta meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat
itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen Eropa
dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.
2. Latar belakang pelaksanaan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada
mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab
waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari
serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita
mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099
M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil
Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan
dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-
belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah
tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya
sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi –orang Eropa menyebutnya
Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata.
3
Masyarakat yang tadinya tidak kenal bisa jadi saling kenal; yang tadinya
jauh bisa menjadi dekat. Kita pun akan lebih mengenal Nabi dengan
membaca Maulid, dan tentunya, berkat beliau SAW, kita juga akan lebih
dekat kepada Allah SWT.
C. Dalil-dalil Pelaksanaan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
1. Merayakan maulid termasuk dalam membesarkan kelahiran para Nabi. Hal
yang berkenaan dengan kelahiran Nabi merupakan sesuatu yang memiliki
nilai yang lebih, sebagaimana halnya tempat kelahiran para nabi.
Dalam Al quran sendiri juga disebutkan doa sejahtera pada hari kelahiran
para Nabi seperti kata Nabi Isa dalam firman Allah surat Maryam ayat 33:
ُ ي يَوْ َم ُولِ ْد
ت َّ ََوالسَّال ُم َعل
“dan kesejahteraan atasku pada hari kelahirannku”.
pada hari tersebut, karena hari hanyalah satu makhluk Allah yang tidak
mampu memberi manfaat dan mudharat.
Hadis ini tersebut dalam kitab Shaheh Muslim jilid 2 hal 819. Hadis
ini menjadi landasan yang kuat untuk pelaksanaan maulid walaupun dengan
cara yang berbeda bukan dengan berpuasa seperti Rasululah melainkan
dengan memyediakan makanan dan berzikir dan bershalawat, namun ada titik
temunya yaitu mensyukuri kelahiran Rasulullah saw. Imam As Sayuthy
menjadikan hadis ini sebagai landasan dibolehkan melaksanakan maulid
Nabi.
4. Rasulullah pernah menyembelih hewan untuk aqiqah untuk beliau sendiri
setelah menjadi nabi.
Sebelumnya, kakek rasulullah, Abdul Muthalib telah melakukan aqiqah
untuk Rasulullah. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Baihaqy dari Anas bin
Malik. Aqiqah tidak dilakukan untuk kedua kalinya maka perbuatan
Rasulullah menyembelih hewan tersebut dimaksudkan sebagai
memperlihatkan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan yaitu penciptaan
beliau yang merupakan rahmat bagi seluruh alam dan sebagai penjelasan
syariat kepada umat beliau.
Hadis ini oleh Imam As Sayuthy dijadikan sebagai landasan lain dalam
perayaan maulid Nabi. Maka juga disyariatkan bagi kita untuk
11
DAFTAR PUSTAKA
(www.edukasi.kompasiana.com
(www.santribuntet.wordpress.com
(www.maulidkanzus.blogspot.com
(www.beritasekitarku.wordpress.com
(www.gemabaiturrahman.com
(www.tijahniyahlentengagung.blogspot.com
(www.danusiri.dosen.unimus.ac.id
(www.saipudin.wordpress.com
(www.facebook.com
(http://banjarmasin.tribunnews.com
http://oleander0.blogspot.co.id/2013/02/makalah-maulid-nabi-muhammad-
saw_20.html