( ١٦٢( ُقۡل ِإَّن َص اَل ِتى َو ُنُس ِكى َو َم ۡح َياَى َو َمَم اِتى ِهَّلِل َر ِّب ٱۡل َعٰـ َلِم يَن
)١٦٣( اَل َش ِريَك َلُهۥۖ َو ِبَذ ٲِلَك ُأِم ۡر ُت َو َأَن۟ا َأَّو ُل ٱۡل ُم ۡس ِلِم يَن
Artinya : Katakanlah sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
2. QS. Al – Bayyinah : 5
ِلَيْعُبُد وا َهَّللا ُم ْخ ِلِص يَن َلُه الِّديَن ُح َنَفاء َو ُيِقيُم وا الَّص اَل َة َو ُيْؤ ُتوا َو َم ا ُأِم ُروا ِإاَّل
٥﴿ ِد يُن اْلَقِّيَم ِة ﴾الَّز َك اَة َو َذ ِلَك
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang
B. Asbabun Nuzul
Tidak ada Asbabun nuzul yang pasti tentang ayat ini akan tetapi dalam
suatu riwayat dijelaskan bahwa ayat ini turun karena adanya tuduhan dari kaum
kafir quraisy tentang dakwah Nabi yang mereka menganggap Nabi mempunyai
Muhammad ingin mencari Jabatan, dan Kekayaan oleh karena itu turunlah ayat ini
yang menyatakan bahwa dakwah Nabi murni dan hanya untuk Allah semata.
2. OS. Al – Bayyinah : 5
Karena adanya perpecahan dikalangan mereka maka pada ayat ini dengan
untuk menyembah Allah. Perintah yang ditujukan kepada meraka adalah untuk
kebaikan dunia dan agama mereka, untuk memcapai kebahagian dunia dan
akhirat, yang berupa ikhlas lahir dan batin dalam berbakti kepada Allah dan
membersikan amal perbuatan dari syirik serta mematuhi agama Nabi Ibrahim
yang menjauhkan dirinya dari kekafiran kaumnya kepada agama tauhid dengan
nafsu dan penyakit hati lainnya. Hal ini sesuai dengan perintah Allah yang
tercantum dalam al-Qur’an surat al-An’am ayat 162-163, artinya : Katakanlah:
“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan
diri (kepada Allah).”
Demikian juga dalam firman-Nya yang terdapat dalam surat al-Bayyinah
ayat 5.
artinya : Mereka tidak disuruh kecuali untuk mengabdikan dirinya kepada Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dengan menjalankan agama secara
benar, yaitu dengan mendirikan shalat dan menunaikan zakat; itulah yang disebut
sebagai agama yang lurus.
Selain pada ayat di atas, perintah untuk ikhlas dalam beragama, yakni
menunaikan ibadah dan ketaatan kepada Allah, juga terdapat dalam surat az-
Zumar: 2,11,14, al-A’raf: 29, dan surat Ghafiir: 14 dan 65.
Dari beberapa ayat di atas dapat dipahami bahwa kedudukan ikhlas sangat
besar peranannya dalam suatu ibadah, baik ibadah dalam arti khusus maupun
umum. Faktor keikhlasan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan suatu
perbuatan itu dapat diterima atau ditolak oleh Allah SWT. Sebagaimana
dikemukakan oleh Ibn Katsir ketika menafsirkan surat al-A’raf: 29 di atas, bahwa
Allah memerintahkan agar istiqamah dalam beribadah, yaitu dengan cara
mengikuti ajaran para rasul dan ikhlas dalam beribadah; karena Allah SWT tidak
akan menerima suatu amal sehingga terpenuhi dua rukun, yaitu: pertama, amal
perbuatan itu harus dilakukan dengan benar sesuai dengan hukum syari’at, dan
kedua, amal perbuatan tersebut harus bersih dari tindakan syirik.
7
nepotisme. Di samping itu juga tidak segan-segan untuk menjilat atasan dan
menginjak bawahannya, asalkan tujuannya tercapai.
Ketiga, do’anya akan dikabulkan Allah SWT.. Dalam menjalani
kehidupannya di dunia, manusia seringkali dihadapkan kepada berbagai problema
kehidupan yang tidak dapat ditanggulangi oleh dirinya sendiri. Dalam kondisi
yang demikian, manusia biasanya baru menyadari akan kelemahannya dan tidak
henti-hentinya berdo’a kepada Allah supaya cepat terbebas dari problema yang
dihadapinya. Meskipun demikian, Allah SWT. akan tetap mengabulkan
permohonan mereka jika memang dilakukannya dengan penuh keikhlasan.
Sebagaimana dalam firman Allah dalam surat Lukman ayat 32 yang artinya
sebagai berikut: Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung,
mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, maka tatkala
Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap
menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami
selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.
Keempat, terhindar dari siksaan neraka dan masuk kedalam syurga di
akhirat. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Allah SWT. Dalam al-Qur’an surat al-
Shaffat : 40, 74, 128,160, dan 169. Ayat – ayat tersebut menjelaskan orang –
orang yang telah disucikan Allah dari segala dosa dan noda sehingga menjadi
orang – orang pilihan dan kesayangan-Nya.di dunia mereka telah diselamatkan
dari segala kehinaan dan bencana, seperti yang dialami kaum Nabi Nuh, kaum
‘Ad, Tsamud dan kaum yang ingkar lainnya. Sementara di akhirat nanti mereka
akan terbebas dari siksaan api neraka, serta akan mendapatkan balasan yang
sempurna atas amal saleh yang telah mereka lakukan berupa kenikmatan di dalam
surga yang tiada tandingannya, kenikmatan yang belum pernah terlintas pada
pendengaran, penglihatan, dan hati manusia. Itulah balasan dari Allah SWT
kepada orang – orang yang ikhlas dalam beraqidah, beribadah, dan bermuamalah.
10
[1] Drs. Sidi Gazalba, 1975, ASAS AGAMA ISLAM,Jakarta:Bulan Bintang. hlm:
188
[2] Erbe Sentanu, Quantum Ikhlas hlm: 37
[3] HR. Abu Daud dan Nasa’i.
[4] Syaikh Shalih Al Fauzan Kitab Tauhid I hlm. 85,
Diposkan oleh mursalin al-panji di 02.46