Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ULUMUL HADITS
“KLASIFIKASI HADIS BERDASARKAN
NISBAT“
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok pada
Mata Kuliah: Ulumul Hadits
Dosen: Drs. Ujang Zainal Muttaqin S.Ag. MM.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7 REGULER (II)


I T O N S U PA R D I
R O S M AWAT I
H AYAT U N N U F U S
B
E
R
D
A
S
AMacam-Macam Hadis Ditinjau Dari Sumber
R
Berita
K
AIni memaparkan pembagian hadits ditinjau dari segi
N sumber berita/nisbat matan suatu Hadits dilihat dari
sumber berita memiliki arti yang sama dengan
N ungkapan “dari siapa berita itu dimunculkan pertama
I kali”. Dalam hal ini terdapat 4 macam pembagiannya
S
B sebagaimana yang disebutkan oleh Dr. Abdul Majid
A Khon, M.Ag dalam bukunya Ulumul Hadis, yaitu :
T
.1 Hadis Qudsi

 Hadits Qudsi secara etimologi berarti Hadits yang di nisbatkan kepada Dzat yang
Maha Suci yaitu Allah Subhanahu wa Ta`ala. Secara istilah, Hadits Qudsi dipahami
sebagai Hadits yang yang di sabdakan Rasulullah, berdasarkan firman Allah SWT.
Dengan kata lain, matan Hadits tersebut adalah mengandung firman Allah SWT.
Hadits Qudsi sama dengan Hadits-Hadits lain tentang keadaan sanad dan
rawi-rawinya, yaitu ada yang shahih, hasan, juga dlaif. Perbedaan umum antara Al
Qur`anul Karim, Hadits Nabi, dan Hadits Qudsi diantaranya;
 1. Al Qur`anul Karim mempunyai lafadz dan makna dari Allah SWT dan diturunkan
secara berkala.
 2. Sedangkan Hadits Nabi memiliki lafadz yang bersumber dari Nabi SAW tetapi
maknanya dari Allah SWT, dan diturunkan tidak secara berkala serta dinitsbatkan
kepada Rasulullah SAW.
 3. Serta Hadits Qudsi, lafadz Hadits berasal dari Nabi Muhammad tetapi maknanya
dari Allah SWT, tidak berkala, dinitsbatkan kepada Allah SWT.
Perbedaan dalam bentuk penyampaianya adalah:

 Al Qur`an selalu memakai kata “‫”قال هللا تعالى‬


 Hadits Nabawi memakai kalimat ” ‫”قال رسول هللا \ قال النبي‬
 Hadits Qudsi dengan “‫”قال رسول هللا فيما يرويه عن ربه‬

 Contoh hadits qudsi :

‫ (صحيح رواه البخرى مسلم‬.‫ انفق انفق عليك‬:‫ قال هللا عز وجل‬.‫عن رسول هللا ص‬

Artinya: Dari Rasulullah SAW: telah berfirman Allah Azza wa Jalla.


“berderma lah kalian, niscaya aku akan membalas derma atasmu” (Shahih
Riwayat Bukhari dan Muslim).

Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa Hadits Qudsi ialah
Hadits yang lafadz matan-nya dari Nabi Muhammad SAW dan maknanya
dari Allah SWT. Hadits Qudsi tidsak sama dengan Al Qur`an karena Al
Qur`an lafadz dan matan-nya dari Allah SWT.
2 Hadis Marfu’

Dari segi bahasa, Marfu’ ialah diangkat.


Dari segi istilah : Hadis disandarkan kpd Rasulullah sama
ada perkataan, perbuatan, pengakuan atau sifat baginda.
Contoh:
Dari Aishah RA bahawa Rasulullah SAW sentiasa berdoa
dalam solat, “Ya Allah, Aku memohon perlindunganMu dari
dosa dan hutang” . (Riwayat Bukhari)
Hadis ini dikatakan Marfu’ kerana ia telah diriwayatkan oleh
Aisyah RA terus drp Rasulullah SAW . Syarat terpenting
bagi hadis Marfu’ ialah sandaran sanadnya mestilah sampai
kepada Rasulullah SAW
3 Hadis Mauquf
Secara etimologi Mauquf adalah ‘yang terhenti’. Dalam istilah, Hadits Mauquf berarti Hadits
yang disandarkan kepada Sahabat, berupa ucapan, perbuatan atau Taqrir.

1.Ucapan:
‫ ال يقلدن احدكم دينه رجال فان امن امن وان كفر كفر (رواه ابو نعيم‬: ‫عن عبد هللا بن مسعود قال‬
Artinya: dari Abdullah (Bin Mas`Ud), ia berkata : “jangan lah hendaknya salah seorang dari kamu
taqlid agamanya dari seseorang, karena jika seseorang itu beriman, maka ikut beriman, dan jika
seseorang itu kufur, ia pun ikut kufur”
(R. Abu Na`im 1:136).

Abdullah Bin Mas`ud adalah seorang sahabat Nabi, maka ucapan diatas disandarkan kepada
Abdullah Bin Masu`ud.

2. Perbuatan:
328:10 ‫ خير عمر غالما بين ابيه و امه فاختار امه فانطلقت به (المحلى‬: ‫عن عبد هللا بن عمير قال‬
Artinya: “dari Abdillah Bin Ubaid Bin Umair ia berkata: umar menyuruh kepada seorang anak
laki-laki memilih antara ayah dan ibunya. Maka anak itu memilih ibunya , lalu ia membawa
ibunya. (Al Muhalla 10:328).
Umar adalah sahabat Nabi SAW, riwayat diatas menunjukan kepada perbuatan Umar untuk
memilih antara ibu dan ayahnya.
3.Taqrir:
 ‫عن الزهري ان عاتكة بنت زيد بن عمرو بن نفيل كانت تحت عمر ابن الخطاب‬
.‫ و هللا انك لتعلمين ما احب هاذا‬: ‫وكانت تشهد الصالة فى المسجد فكان عمر يقول لها‬
)202:4 ‫ (المحلى‬.‫ فاني ال انهاك‬: ‫ فقال عمر‬.‫ و هللا ال انتهي حتى تنهان‬: ‫فقالت‬
 Artinya: dari Zuhri, bahwa Atikah Binti Zaid Bin Amr Bin Nufail
jadi hamba Umar Bin Al khattab adalah Atikah pernah turut
shalat dalam mesjid. Maka umar berkata kepadanya: demi Allah
engkau sudah tahu, bahwa aku tidak suk perbuatan ini. Atikah
berkata: demi Allah aku tidak mau berhenti sebelum engkau
melarang aku. Akhirnya Umar berkata: aku tidak mau melarang
dikau. (Al Muhalla 4:202).
Umar adalah sahabat Nabi SAW. Dalam riwayat tersebut
diunjukan bahwa ia membenarkan perbutan atikah yaitu shalat di
mesjid
Keterangan :
Hadits Mauquf sanadnya ada yang shahih, hasan,
dan dlaif.
Hadits Mauquf tidak menjadi hujjah. Terutama jika
bersangkutan dengan ibadah.
 Dalam Hadits Mauquf dikenal istilah “Mauquf pada
lafadz, tetapi Marfu pada hukum” artinya. Hadits
Mauquf ini lafadznya berasal dari sahabat sedangkan
hukumnya dari Rasulullah SAW.
4 Hadits Maqthu

 Maqthu artinya: yang diputuskan atau yang terputus; yang dipotong atau
yang terpotong. Menurut ilmu Hadits, Maqthu adalah “perkataan, perbuatan
atau taqrir yang disandarkan kepada tabi`in atau orang yang berada pada
tingakat dibawahnya”.
Hadits Maqthu tidak bisa dipergunakan sebagai landasan hukum, karena
Hadits Maqthu hanyalah ucapan dan perbuatan seorang muslim. Tetapi jika
didalamnya terdapat qarinah yang baik, maka bisa diterima.
1.Ucapan:
‫ ان فالنا اعطس واالمام يخطب‬: ‫ قلت لسعيد بن المسيب‬: ‫عن عبد هللا بن سعيد بن ابي هند قال‬
‫ مره فال يعودن‬: ‫ قال‬.‫فشمته فالن‬.
(33 ‫)االثر‬.
Artinya: dari Abdillah Bin Sa`Id Bin Abi Hindin, ia berkata: aku pernah
bertanya kepada Sa`Id Bin Musaiyib; bahwasanya si fulan bersin, padahal
imam sedang berkhutbah, lalu orang lain ucapkan “yarhamukallah”
(bolehkan yang demikian?) jawab Sa`Id Bin Musayib “perintahlah
kepadanya supaya jangan sekali-kali diulangi”. (al atsar 33).
Sa`id Bin Musayaib adalah seorang tabi`in, dan Hadits diatas adalah Hadits
Maqthu. Tidak mengandung hukum.
2.Perbuatan:
3:6 ‫ (المحلى‬.‫ كان سعيد بن المسيب يصلي العصر ركعتين‬: ‫عن قتادة قال‬
Artinya: dari Qatadah, ia berkata: adalah Sa`Id Bin Musaiyib
pernah shalat dua rakaat sesudah ashar. (Al Muhalla 3:6).
Sa`id Bin Musayaib adalah seorang tabi`in, dan Hadits diatas
adalah Hadits Maqthu berupa cerita tentang perbuatan-nya.
Tidak mengandung hukum.
3. Taqrir:

.‫ كان يؤمنا فى مسجدنا هذا عبد فكان شريح يصلي فيه‬: ‫عن الحكم بن عتيبة قال‬
212:4 ‫(المحلى‬

Artinya: dari hakam bin utaibah, ia berkata: adalah seorang


hamba mengimami kami dalam mesjid itu, sedang syuraih
(juga shalat disitu). (Al Muhalla 4:212).
Syuraih ialah seorang tabi`in. riwayat Hadits ini menunjukan
bahwa syuraih membenarkan seorang hamba jadi imam.
 
Sekian Serima kasih
 

Anda mungkin juga menyukai