Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Hadist

Atau Sunnah

Prepared by Kelompok 2
Pokok Bahasan
• Pengertian Hadist Atau Sunnah
• Kedudukan Hadist Atau Sunnah Sebagai Sumber
Hukum Islam
• Fungsi Hadist Terhadap Al Quran Dan
Contohnya
• Macam macam Hadist
Pengertian Hadist Atau Sunnah

Secara bahasa, hadis berarti perkataan atau ucapan.


Menurut istilah, hadis adalah segala perkataan,
perbuatan, dan ketetapan (taqrir) yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad saw. Hadis juga dinamakan
sunnah. Namun demikian, ulama hadis membedakan
hadis dengan sunnah. Hadis adalah ucapan atau
perkataan Rasulullah saw., sedangkan sunnah adalah
segala apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. yang
menjadi sumber hukum Islam. Hadis dalam arti
perkataan atau ucapan Rasulullah saw. terdiri atas
beberapa bagian yang saling terkait satu sama lain.
Kedudukan Hadist Atau Sunnah Sebagai Sumber Hukum Islam
Kedudukan hadis sebagai sumber hukum Islam menempati posisi yang kedua setelah Al-Quran.Rasulullah
saw memiliki hak untuk menjelaskan dan juga menafsirkan Al-Quran. Itulah mengapa kedudukan hadis
sebagai sumber hukum Islam berada di posisi kedua.
Hal ini pun juga diterangkan dalam Al-Quran, yakni firman Allah SWT surat An-Nahl ayat 44 yang
bunyinya sebagai berikut:

Artinya: “ (mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan
Kami turunkan Ad-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan.” (QS. An-Nahl: 44). Lalu dijelaskan juga dalam
surat Al-Hasyr ayat 7 sebagai berikut:

Artinya: “ Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari
penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara
orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat
keras hukuman-Nya.” (QS.Al-Hasyr:7)
Fungsi Hadist Terhadap Al Quran
 Fungsi Hadist terhadap Al Quran sebagai dasar dari pengetahuan Islam tentunya harus dipahami. Sunnah rasul sendiri diinformasikan
melalui hadits ditulis oleh para ulama zaman dulu. Sebagai penyampai risalah dari Allah, sudah pasti apa yang disampaikan oleh Rasul
adalah benar.Penafsiran dan fungsi hadits ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Hal ini harus dilakukan oleh orang yang benar-
benar ahli dan memiliki ilmu pengetahuan terkait tentangnya. Hadits adalah Sunnah Rasul yang dituliskan kembali. Karena itulah hadits
tentunya memiliki fungsi terhadap pemahaman Al Quran.
1.Bayan At-Taqrir (Memperjelas isi Al Quran)
Fungsi hadits terhadap Al Quran yang pertama adalah sebagai Bayan At-Taqrir yang berarti memperkuat isi dari Al-Quran. Sebagai contoh
hadits yang diriwayatkan oleh H.R Bukhari dan Muslim terkait perintah berwudhu, yakni:
“Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai ia berwudhu” (HR.Bukhori dan Abu Hurairah)
Hadits diatas mentaqrir dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” - (QS.Al-Maidah:6)
2.Bayan At-Tafsir (Menafsirkan isi Al Quran)
Fungsi hadist terhadap Al Quran selanjutnya adalah sebagai Bayan At-Tafsir yang berarti memberikan tafsiran (perincian) terhadap isi Al
Quran yang masih bersifat umum (mujmal) serta memberikan batasan-batasan (persyaratan) pada ayat-ayat yang bersifat mutlak (taqyid).
Contoh hadits sebagai bayan At-tafsir adalah penjelasan nabi Muhammad SAW mengenai hukum pencurian.
“Rasulullah SAW didatangi seseorang yang membawa pencuri, maka beliau memotong tangan pencuri tersebut dari pergelangan tangan”
Hadist diatas menafsirkan surat Al-maidah ayat 38:
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah” - (QS.Al-Maidah: 38)
Dalam Al Quran, Allah memerintahkan hukuman bagi seorang pencuri dengan memotong tangannya. Ayat ini masih bersifat umum,
kemudian Nabi Muhammad SAW memberikan batasan bahwa yang dipotong dari pergelangan tangan.
3.Bayan At-Tasyri’ (Memberi kepastian hukum Islam yang tidak ada di Al Quran)
Sedangkan fungsi hadits terhadap Al Quran sebagai Bayan At-tasyri’ ialah sebagai pemberi kepastian hukum atau ajaran-ajaran islam yang
tidak dijelaskan dalam Al-Quran. Biasanya Al Quran hanya menerangkan pokok-pokoknya saja.
Contohnya hadits mengenai zakat fitrah, dibawah ini:
“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan satu sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang, beik
merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan” - (HR. Muslim).
4.Bayan Nasakh (Mengganti ketentuan terdahulu)
Fungsi hadits terhadap Al Quran selanjutnya adalah Baya Nasakh. Para ulama mendefinisikan Bayan Nasakh berarti
ketentuan yang datang kemudian dapat menghapuskan ketentuan yang terdahulu, sebab ketentuan yang baru dianggap lebih
cocok dengan lingkungannya dan lebih luas.Contohnya:“Tidak ada wasiat bagi ahli waris”
Hadits ini menasakh surat QS.Al-Baqarah ayat 180:
“Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang
banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabat secara ma’ruf. (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa”
- (QS.Al-Baqarah:180).Untuk fungsi hadits sebagai Bayan Nasakh ini ada perdebatan di kalangan ulama. Ada juga yang
berpendapat Bayan Nasakh bukanlah fungsi hadits.
Macam Macam Hadist
1.Hadits shahih adalah hadits yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh periwayat yang 'adil dan dhâbith hingga bersambung
kepada Rasulullah atau pada sanad terakhir berasal dari kalangan sahabat tanpa mengandung syâdz (kejanggalan) ataupun 'illat
(cacat).Contoh
”Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf, ia berkata, 'Telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari
Muhammad bin Jubair bin Muth'im dari ayahnya, ia berkata, ”Aku pernah mendengar Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam shalat Maghrib membaca
“Ath-Thur.”
2.Hadits Hasan  Menurut Imam Tirmidzi, hadits Hasan adalah hadits yang tidak berisi informasi yang bohong, tidak bertentangan dengan
hadits lain dan Al-Qur'an dan informasinya tidak kabur, serta memiliki lebih dari satu Sanad.[1] Selain itu, menurut Abdul Karim, hadits
Hasan juga merupakan hadits yang diriwayatkan oleh rawi terkenal dan disetujui keakuratannya oleh sebagian besar pakar hadits.yang
tingkatannya berada di bawah hadist shahih dan berada di atas hadist dhaif.Contoh
1.Hadits Hasan Lidzatihi
2.Hadist Hasan Lighoirihi
3.Hadits Hasan Pendek
4.Hadits Hasan Tentang Darah Menstruasi
5.Hadits Hasan Tentang Mandi Di Hari Jumat
3.Hadits Dhaif adalah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih dan hasan. Hadits dhaif tidak sama dengan hadits maudhu’,
atau palsu. Hadits dhaif memang dinisbahkan kepada Rasulullah, tetapi perawi haditsnya tidak kuat hafalan ataupun kredibilitasnya, atau
ada silsilah sanad yang terputus.Contoh
1. Hadits Maqlub, yang sanad atau matannya berubah karena ada lafal yang mestinya diakhirkan namun didahulukan, atau sebaliknya. Ini
disebabkan oleh kurang kuatnya hafalan perawi
2. Hadits Mudraf, hadits yang di dalamnya terdapat sisipan atau tambahan.
3. Hadits Mushahhaf. Terdapat perbedaan dengan hadits yang diriwayatkan oleh tsiqah, karena di dalamnya terdapat beberapa huruf,
lafadz, atau makna yang diubah. Akibatnya maksud hadits menjadi jauh berbeda dari makna semula.
Terimakasih
Jika ada pertanyaan bisa langsung di tanya ya

Anda mungkin juga menyukai