Anda di halaman 1dari 7

1

Istighfar
Ujang Jaenal Mutakin, S.Ag.,MM*

I. Landasan Ayat Qur’an


Allah SWT berfirman,
َ ُ‫ذن‬.ُّ .‫ستَ ْغفَ ُروا لِ ُذنُوبِ ِه ْم َو َمنْ يَ ْغفِ ُر ال‬
‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم‬ َ ُ‫شةً َأ ْو ظَلَ ُموا َأ ْنف‬
ْ ‫س ُه ْم َذ َك ُروا هَّللا َ فَا‬ َ ‫َوالَّ ِذينَ ِإ َذا فَ َعلُوا فَا ِح‬
. َ‫ص ُّروا َعلَى َما فَ َعلُوا َو ُه ْم يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ُ‫ي‬
“Dan orang-orang yang, apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri,
mengingat Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa, kecuali Allah? Mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(ali-imran :132)                
Allah SWT juga berfirman,
.‫ستَ ْغفِ ِر هَّللا َ يَ ِج ِد هَّللا َ َغفُو ًرا َر ِحي ًما‬ َ ‫سو ًءا َأ ْو يَ ْظلِ ْم نَ ْف‬
ْ َ‫سهُ ثُ َّم ي‬ ُ ‫َو َمنْ يَ ْع َم ْل‬
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya,
(tetapi) kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati
bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (an-nisa: 110)

Allah SWT berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada


kaumnya,
ٍ ‫ َويُ ْم ِد ْد ُك ْم بَِأ ْم َو‬.‫س َما َء َعلَ ْي ُك ْم ِم ْد َرا ًرا‬
‫ ْل لَ ُك ْم‬. ‫ال َوبَنِينَ َويَ ْج َع‬ ِ ‫ يُ ْر‬.‫ستَ ْغفِ ُروا َربَّ ُك ْم ِإنَّهُ َكانَ َغفَّا ًرا‬
َّ ‫س ِل ال‬ ْ ‫فَقُ ْلتُ ا‬
.‫ت َويَ ْج َع ْل لَ ُك ْم َأ ْن َها ًرا‬
ٍ ‫َجنَّا‬
“Maka saya berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan
kepada Rabb kalian (karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya
Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan
melipatkangandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun
atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” ( nuh 10-12)

 Materi Pengajian/Bimbingan Penyuluhan ini pernah di sampaikan di MT Masjid Agung


Nurul Ikhlas Cilegon, MT Al-Iman BBS III, MT Baiturrohman BBS III, MT Al-Hikmah Cigading,
MT Baitul Muhlisin Cigading, MT Al-Mubarok Komplek Sinyar Cilegon, MT Abtadiul
Mubtadi’in Jombang Cilegon, MT Al-Inaroh Jombang Cilegon
* Penyuluh Agama Madya Kota Cilegon
2

II. Pembahasan

A.  Pengertian istighfar
Istighfar menurut bahasa adalah bentuk masdar dari istaghfara-yastaghfiru.
Akar katanya dari ghofara yang menunjukan makna ’menutup’. Al-ghofru artinya
as-satru (menutup). Al-ghofru dan al-ghufran memiliki arti yang sama. Dikatakan,
ghofarallahu dzanbahu ghufran wa maghfiratan wa ghufranan.  
Ar-raghib berkata, “al-ghofru artinya mengenakan sesuatu yang
melindunginya dari kotoran. Contohnya seperti kalimat ighfir tsaubaka fiddu’a
(kenakan pakaianmu ketika berdo’a). al-ghufran dan al-maghfirah dari Allah
artinya adalah Allah melindungi hanba-Nya agar terhindar adzab. Istighfar adalah
permohonan untuk memperoleh hal itu dengan ucapan dan tindakan.[3]
Sedangkan menurut terminolginya, Istighfar adalah permohonan ampunan
dari manusia selaku hamba yang memiliki sifat ketergantungan kepada Allah.
Permohonan ini ditujukan semata-mata ditujukan kepada Allah, tidak kepada yang lainnya; dan
bersifat langsung tanpa melalui perantara, sehingga merupakan permohonan ampunan yang amat
tumbuh dari hati nuranunya untuk mencapai
murni. Artinya, permohonan ampunannya itu
hubungan yang bersih murni dengan Allah dank arena ketakutannya akan ditimpa
cobaab ataupun nasib buruk, karena menyadari dirinya berdosa kepada Allah,
padahal ia telah meyakini sekali bahwa bahagia dan celakanya ada di ujung jari
Allah, sedangkan Allah sangat mudah untuk menjungkirbalikkan nasib dirinya,
kecuali jika Allah mengampuninya. Untuk itulah ia beristighfar, memohon
ampunan.Lau apakah dengan istighfar sama dengan bertobat? Dalam hal ini tobat
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dalam bertobat, seseorang terikat untuk
melaksanakan syarat-syarat pertobatan; bila ia melanggarnya, maka tobatnya
dengan sendirinya menjadi tertolak. Istighfar merupakan bagian dari tobat atau
pertobatan. Meski demikian, istighfar memiliki nilai yang tinggi diantara amalan-
amalan ibadah, khususnya dalam kelompok ibadah dan zikir.
Beristighfar haruslah diniatkan untuk mendapatkan ampunan Allah, tidak
hanya untuk dosa pada saat ini, tetapi juga dosa masa lalu serta dosa masa
mendatang kalu memang ada. Ini merupakan kewaspadaan batin,karena dosa
kesombongan meski seberat debu ternyata telah menyebabkan orang tidak masuk
surga, lebih-lebih bila dalam diri kita masih banyak bertumpuk berbagai macam
dosa.Istighfar ibarat sabun pencuci dosa. Dengan membiasakan istighfar, maka
setiap ada dosa sedikit, dosa itu dapat segera terhapus sebelum terlanjur berkarat
dalam hati dan jiwa serta menjadi noda yang sulit hilang yang senantiasa terbawa
kemana pun ia pergi seumur hidupnya. [4]
3

B.     Faidah istighfar dalam kehidupan pribadi


1.      Akan dihapus kejelekannya dan diangkat derajatnya. Allah Ta'ala
berfirman :"Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya
dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS An-Nisa': 110).
2.      Akan dilapangkan rejekinya, mendapatkan ketenangan batin, harta yang
halal seperti yang telah diutarakan di atas.Allah Ta'ala berfirman : "Maka, aku
katakan pada mereka : "Mohon ampunlah kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia
adalah Maha Pengampun.Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan
lebat.Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai."( QS.
Nuh : 10 - 12 ).
3.      Dihapuskannya dosa dan kesalahannya. Setiap dosa meninggalkan noda hitam
pada hati. Noda hitam bisa lenyap dengan melakukan istighfar. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :"Sesungguhnya bila seorang Mukmin
melakukan satu dosa, pada hatinya timbul satu noda hitam. Bila dia bertobat,
berhenti dari maksiat, dan beristighfar, niscaya mengilap hatinya." (HR Ahmad).
4.      Dimudahkannya dalam segala urusan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda :"Barangsiapa membiasakan diri untuk beristighfar, Allah akan
memberikan jalan keluar baginya dari setiap kesulitan, akan memberikan
kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan akan memberi rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah).[5]
Berikut beberapa penjelasan faidah yang akan diraih oleh hamba dengan
beristighfar.
a.       Istighfar Adalah Sebab Pengampunan Dosa
Allah SWT berfirman,
َ ُ‫ذن‬.ُّ .‫تَ ْغفَ ُروا لِ ُذنُوبِ ِه ْم َو َمنْ يَ ْغفِ ُر ال‬.‫اس‬
‫وب ِإاَّل هَّللا ُ َولَ ْم‬ ْ َ‫ ُروا هَّللا َ ف‬.‫ ُه ْم َذ َك‬.‫س‬ َ ُ‫وا َأ ْنف‬..‫ةً َأ ْو ظَلَ ُم‬.‫ش‬ َ ‫وا فَا ِح‬..ُ‫َوالَّ ِذينَ ِإ َذا فَ َعل‬
. َ‫ص ُّروا َعلَى َما فَ َعلُوا َو ُه ْم يَ ْعلَ ُمون‬ ِ ُ‫ي‬
Dan orang-orang yang, apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri, “
mengingat Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa, kecuali Allah? Mereka tidak meneruskan
                perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.(ali-imran :132)
,Allah SWT juga berfirman
.‫ستَ ْغفِ ِر هَّللا َ يَ ِج ِد هَّللا َ َغفُو ًرا َر ِحي ًما‬ َ ‫سو ًءا َأ ْو يَ ْظلِ ْم نَ ْف‬
ْ َ‫سهُ ثُ َّم ي‬ ُ ‫َو َمنْ يَ ْع َم ْل‬
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, (tetapi)
kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati bahwa Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (an-nisa: 110)
4

b.      Meluaskan Rezeki Seorang Hamba


Allah SWT berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada
kaumnya,
‫ت‬ٍ ‫ ْل لَ ُك ْم َجنَّا‬..‫ َويُ ْم ِد ْد ُك ْم بَِأ ْم َوا ٍل َوبَنِينَ َويَ ْج َع‬.‫س َما َء َعلَ ْي ُك ْم ِم ْد َرا ًرا‬ َّ ‫س ِل ال‬ ِ ‫ يُ ْر‬.‫ستَ ْغفِ ُروا َربَّ ُك ْم ِإنَّهُ َكانَ َغفَّا ًرا‬ ْ ‫فَقُ ْلتُ ا‬
.‫َويَ ْج َع ْل لَ ُك ْم َأ ْن َها ًرا‬
“Maka saya berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb kalian
(karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan
hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan melipatkangandakan
harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta
mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” ( nuh 10-12)
Ayat di atas menunujukkan bahwa istighfar adalah sebab turunnya rezeki dari
langit, dilapangkannya harta dan keturunan, serta dibukakannya berbagai
kebaikan untuk hamba sehingga, terhadap masalah apapun yang dihadapi oleh
seorang hamba, jalan keluar akan dihamparkan untuknya.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebut sebuah atsar dari Al-Hasan Al-Bashry bahwa
ada empat orang yang datang secara terpisah kepada beliau. Mereka mengeluh
akan masa paceklik, kefakiran, kekeringan kebun, dan tidak mempunyai anak.
Namun, terhadap semua keluhan tersebut, beliau hanya menjawab,
“Beristighfarlah kepada Allah,” lalu membacakan ayat di atas.
c.       Menghindarkan Hamba dari Siksa Allah dan Musibah
Allah SWT berfirman :
. َ‫ستَ ْغفِرُون‬ ْ َ‫َو َما َكانَ هَّللا ُ لِيُ َع ِّذبَ ُه ْم َوَأ ْنتَ فِي ِه ْم َو َما َكانَ هَّللا ُ ُم َع ِّذبَ ُه ْم َو ُه ْم ي‬
“Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedang mereka dalam keadaan
beristighfar.” (al-anfal : 33)
Allah SWT berfirman pula menjelaskan sebab terselamatkannya Nabi
Yunus ‘alaihis salam,
. َ‫ لَلَبِ َث ِفي َب ْطنِ ِه ِإلَى يَ ْو ِم يُ ْب َعثُون‬. َ‫سبِّ ِحين‬ َ ‫فَلَ ْواَل َأنَّهُ َكانَ ِمنَ ا ْل ُم‬
“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk sebagai orang-orang yang banyak
bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari
kebangkitan.” (ashaffat 143-144)
Pada ayat lain, Allah Jalla Jalaluhu menjelaskan bentuk tasbih Nabi
Yunus ‘alaihis salamyang merupakan salah satu makna istighfar, yaitu dalam
firman-Nya,
. َ‫س ْب َحانَ َك ِإنِّي ُك ْنتُ ِمنَ الظَّالِ ِمين‬ ُ َ‫اَل ِإلَهَ ِإاَّل َأ ْنت‬
“Tiada sembahan (yang hak), kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya
saya termasuk ke dalam golongan orang-orang zhalim.” (Al-anbiya :87)
d.      Istighfar Adalah Sebab yang Mendatangkan Rahmat
5

Allah SWT berfirman,


. َ‫م ت ُْر َح ُمون‬.ْ ‫ستَ ْغفِرُونَ هَّللا َ لَ َعلَّ ُك‬
ْ َ‫لَ ْواَل ت‬
“Hendaklah kalian memohon ampunan kepada Allah agar kalian
dirahmati.” (an-naml : 46)
Perhatikanlah jaminan Allah tersebut! Allah senantiasa merahmati seseorang yang
senantiasa beristighfar.
e.       Salah Satu Sumber Tambahan Kekuatan dan Kejayaan adalah Istighfar
Allah SWT menjelaskan ucapan Nabi Hud ‘alaihis salam kepada kaumnya
sebagaimana dalam firman-Nya,
‫ َّوتِ ُك ْم َواَل تَت ََولَّ ْوا‬. ُ‫ َّوةً ِإلَى ق‬. ُ‫ ِز ْد ُك ْم ق‬. َ‫ َما َء َعلَ ْي ُك ْم مِ ْد َرا ًرا َوي‬. ‫الس‬ َّ ‫ ِل‬. ‫س‬ ِ ‫ ِه يُ ْر‬.‫وا ِإلَ ْي‬..ُ‫تَ ْغفِ ُروا َربَّ ُك ْم ثُ َّم تُوب‬. ‫اس‬
ْ ‫و ِم‬. ْ .َ‫ا ق‬..َ‫َوي‬
. َ‫ُم ْج ِر ِمين‬
“Wahai kaumku, beristighfarlah kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-
Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atas kalian dan
menambahkan kekuatan kepada kekuatan kalian, serta janganlah kalian
berpaling dengan berbuat dosa.” (hud : 52)
f.       Istighfar Adalah Salah Satu 5 yang Melapangkan Dada Seorang Hamba
Rasulullah SAW bersabda,
‫ستَ ْغفِ ُر هَّللا َ فِي ا ْليَ ْو ِم ِماَئةَ َم َّر ٍة‬ ْ ‫ِإنَّهُ لَيُ َغانُ َعلَى قَ ْلبِ ْي َوِإنِّ ْي َأل‬
“Sesungguhnya, kadang terdapat sesuatu yang melekat pada hatiku maka saya
pun beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari.”
g.      Wajah Orang yang Beristighfar Dijadikan Berseri dan Berbahagia oleh Allah
pada Hari Pertemuan dengan-Nya
Telah shahih bahwa Nabi SAW bersabda,
ْ ِ ‫ فَ ْليُ ْكثِ ْر فِ ْي َها ِمنَ ااْل‬، ُ‫ص ِح ْيفَتُه‬
‫ستِ ْغفَا ِر‬ َ ُ‫س َّره‬ُ َ‫ب َأنْ ت‬ َّ ‫َمنْ َأ َح‬
“Barangsiapa yang ingin bahagia dengan catatan amalnya (pada hari kiamat),
hendaklah ia beristighfar kepada Allah.”
Telah shahih pula bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ستِ ْغفَا ًرا َكثِي ًرا‬ ْ ‫ص ِحيفَتِ ِه ا‬ َ ‫طُوبَى لِ َمنْ َو َج َد فِي‬
“Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya
terdapat banyak istighfar.”

h.      Membersihkan Noda Hitam dari Hati Seorang Hamba


Jika seorang hamba melakukan kesalahan, suatu noda hitam akan tertitik pada
hati seorang hamba. Jika hamba beristighfar, dihapuslah noda itu dan hatinya
kembali bersih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
6

‫صقِ َل قَ ْلبُهُ َوِإنْ َزا َد َزادَتْ َحتَّى يَ ْعلُ َو‬ ُ ‫ستَ ْغفَ َر‬ ْ ‫َاب َونَ َز َع َوا‬َ ‫س ْودَا ُء فِي قَ ْلبِ ِه فَِإنْ ت‬ َ ٌ‫ِإنَّ ا ْل ُمْؤ ِمنَ ِإ َذا َأ ْذنَ َب َكانَتْ نُ ْكتَة‬
ِ ‫قَ ْلبَهُ َذاكَ ال َّريْنُ الَّ ِذي َذ َك َر هَّللا ُ ع َّز َو َج َّل فِي ا ْلقُ ْرآ ِن كَاَّل بَ ْل َرانَ َعلَى قُلُوبِ ِه ْم َما َكانُوا يَ ْك‬
. َ‫سبُون‬
“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya.
Jika dia bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan
kembali bersih. Jika dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai
menutupi hatinya, dan jika hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain ‘penutup hati’
yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan dalam Al-Qur`an, ‘Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka usahakan itu menjadi ar-
rainterhadap hati-hati mereka.’ (al-muthafifin :).”
i.        Istighfar Adalah Salah Satu Bekal bagi Seseorang yang Berdakwah di Jalan Allah
Allah SWT berfirman kepada Nabi SAW,
.‫ش ِّي َواِإْل ْب َكا ِر‬ َ ‫ستَ ْغفِ ْر لِ َذ ْنبِ َك َو‬
ِ ‫سبِّ ْح ِب َح ْم ِد َربِّكَ ِبا ْل َع‬ ْ َ‫ف‬
ٌّ ‫اصبِ ْر ِإنَّ َو ْع َد هَّللا ِ َح‬
ْ ‫ق َوا‬
“Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar, serta
beristighfarlah terhadap dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada
petang dan (al-ghafir : 55)
j.        Sebab Terkabulkannya Doa adalah Istighfar
Nabi SAW berkata kepada kaumnya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam
firman-Nya,
‫ا‬.‫ستَ ْع َم َر ُك ْم فِي َه‬
ْ ‫ض َوا‬ ِ ‫شَأ ُك ْم ِمنَ اَأْل ْر‬
َ ‫صالِ ًحا قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِمنْ ِإلَ ٍه َغ ْي ُرهُ ه َُو َأ ْن‬ َ ‫َوِإلَى ثَ ُمو َد َأ َخا ُه ْم‬
.‫يب‬
ٌ ‫يب ُم ِج‬ ٌ ‫ستَ ْغفِ ُروهُ ثُ َّم تُوبُوا ِإلَ ْي ِه ِإنَّ َربِّي قَ ِر‬ ْ ‫فَا‬
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak)
bagi kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan
menjadikan kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-
Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. SesungguhnyaRabb-ku amatlah dekat
lagi mengabulkan (doa hamba-Nya).” (hud : 61)
k.      dengan Istighfar, Seorang Hamba Akan Semakin Mengagungkan dan
Membesarkan Rabb-Nya
Telah berlalu penjelasan keagungan istighfar karena digandengkan dengan tauhid
dalam sejumlah ayat, juga telah berlalu penyebutan nama-nama dan sifat
pengampunan Allah. Tidak diragukan bahwa dua makna tersebut sangatlah
menanamkan pengagungan dan pembesaran dalam hati seorang hamba
kepada Rabb-nya.[6]
7

C.    Faidah istighfar dalam kehidupan sosial


Dalam ritualitas Hablun Minan nas, seorang hamba tidak hanya meraup
kebahagiaan di hadapan Allah, tanpa ia menyertakan sesama umat beriman. Justru
kualitas keimanan seseorang sangat berkait erat dengan kepedulian ruhaninya
terhadap orang lain. [7]
Faedah istighfar dalam social yaitu proses pembelajaran seseorang secara
terus-menerus dan berkelanjutan pada diri individu dan dalam masyarakat untuk
membiasakan dirinya senantiasa menjaga sikap, tingkah laku, dan ucapan yang
sekiranya akan menyakiti orang lain. Karena ketika seseorang berbuat dosa pada
Tuhannya maka ia akan diberi ampunan jika dia benar-benar bertaubat karena
Allah maha pemaaf, sedangkan ketika seseorang menyakiti orang lain, dia harus
berusaha meminta maaf di dunia. Karena dalam suatu riwayat diceritakan ada
seseorang yang akan masuk surge terhambat karena adanya tuntutan dari orang
lain yang pernah ia sakiti di dunia.
Dari nilai Istighfar di atas memberikan perspektif luar biasa bagi integrasi
dan dinamika sosial secara damai. Hubungan-hubungan sosial akan berlaku
dengan penuh kesejatian hati ke hati, karena hubungan yang bersifat emosional
negatif dinetralisir oleh istighfar sosial di atas. Makanya, kualitas Istighfar bukan
saja ditentukan hubungan yang sangat pribadi dengan Allah, tetapi juga
sejauhmana seorang hamba menghayati Istighfar sosialnya.[8]

[1] Sudirman tebba, meraih sukses dan bahagia dengan istihfar, pustaka irvan,


tangsel, banten. Hlm 10
[2] Majdi muhammad asy-syahawi, the secret of istighfar, gema insani, jakarta. Hlm 4

[3] Qardowi, yusuf, istighfar dan kehidupan, bulan bintang, jakarta. Hlm 15


[4] Majdi muhammad asy-syahawi, the secret of istighfar, gema insani, jakarta. Hlm
21-22
[5] Sudirman tebba, meraih sukses dan bahagia dengan istihfar, pustaka irvan,
tangsel, banten. Hlm 55
[6] Majdi muhammad asy-syahawi, the secret of istighfar, gema insani, jakarta. Hlm
133-136
[7] Hamka, tasawuf perkembangan dan pemurniannya, pustaka panjimas, jakarta.
Hlm 87
[8] Sudirman tebba, meraih sukses dan bahagia dengan istihfar, pustaka irvan,
tangsel, banten. Hlm 110

Anda mungkin juga menyukai