Istighfar
Ujang Jaenal Mutakin, S.Ag.,MM*
II. Pembahasan
A. Pengertian istighfar
Istighfar menurut bahasa adalah bentuk masdar dari istaghfara-yastaghfiru.
Akar katanya dari ghofara yang menunjukan makna ’menutup’. Al-ghofru artinya
as-satru (menutup). Al-ghofru dan al-ghufran memiliki arti yang sama. Dikatakan,
ghofarallahu dzanbahu ghufran wa maghfiratan wa ghufranan.
Ar-raghib berkata, “al-ghofru artinya mengenakan sesuatu yang
melindunginya dari kotoran. Contohnya seperti kalimat ighfir tsaubaka fiddu’a
(kenakan pakaianmu ketika berdo’a). al-ghufran dan al-maghfirah dari Allah
artinya adalah Allah melindungi hanba-Nya agar terhindar adzab. Istighfar adalah
permohonan untuk memperoleh hal itu dengan ucapan dan tindakan.[3]
Sedangkan menurut terminolginya, Istighfar adalah permohonan ampunan
dari manusia selaku hamba yang memiliki sifat ketergantungan kepada Allah.
Permohonan ini ditujukan semata-mata ditujukan kepada Allah, tidak kepada yang lainnya; dan
bersifat langsung tanpa melalui perantara, sehingga merupakan permohonan ampunan yang amat
tumbuh dari hati nuranunya untuk mencapai
murni. Artinya, permohonan ampunannya itu
hubungan yang bersih murni dengan Allah dank arena ketakutannya akan ditimpa
cobaab ataupun nasib buruk, karena menyadari dirinya berdosa kepada Allah,
padahal ia telah meyakini sekali bahwa bahagia dan celakanya ada di ujung jari
Allah, sedangkan Allah sangat mudah untuk menjungkirbalikkan nasib dirinya,
kecuali jika Allah mengampuninya. Untuk itulah ia beristighfar, memohon
ampunan.Lau apakah dengan istighfar sama dengan bertobat? Dalam hal ini tobat
mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Dalam bertobat, seseorang terikat untuk
melaksanakan syarat-syarat pertobatan; bila ia melanggarnya, maka tobatnya
dengan sendirinya menjadi tertolak. Istighfar merupakan bagian dari tobat atau
pertobatan. Meski demikian, istighfar memiliki nilai yang tinggi diantara amalan-
amalan ibadah, khususnya dalam kelompok ibadah dan zikir.
Beristighfar haruslah diniatkan untuk mendapatkan ampunan Allah, tidak
hanya untuk dosa pada saat ini, tetapi juga dosa masa lalu serta dosa masa
mendatang kalu memang ada. Ini merupakan kewaspadaan batin,karena dosa
kesombongan meski seberat debu ternyata telah menyebabkan orang tidak masuk
surga, lebih-lebih bila dalam diri kita masih banyak bertumpuk berbagai macam
dosa.Istighfar ibarat sabun pencuci dosa. Dengan membiasakan istighfar, maka
setiap ada dosa sedikit, dosa itu dapat segera terhapus sebelum terlanjur berkarat
dalam hati dan jiwa serta menjadi noda yang sulit hilang yang senantiasa terbawa
kemana pun ia pergi seumur hidupnya. [4]
3
صقِ َل قَ ْلبُهُ َوِإنْ َزا َد َزادَتْ َحتَّى يَ ْعلُ َو ُ ستَ ْغفَ َر ْ َاب َونَ َز َع َواَ س ْودَا ُء فِي قَ ْلبِ ِه فَِإنْ ت َ ٌِإنَّ ا ْل ُمْؤ ِمنَ ِإ َذا َأ ْذنَ َب َكانَتْ نُ ْكتَة
ِ قَ ْلبَهُ َذاكَ ال َّريْنُ الَّ ِذي َذ َك َر هَّللا ُ ع َّز َو َج َّل فِي ا ْلقُ ْرآ ِن كَاَّل بَ ْل َرانَ َعلَى قُلُوبِ ِه ْم َما َكانُوا يَ ْك
. َسبُون
“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya.
Jika dia bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan
kembali bersih. Jika dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai
menutupi hatinya, dan jika hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain ‘penutup hati’
yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan dalam Al-Qur`an, ‘Sekali-kali tidak
(demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka usahakan itu menjadi ar-
rainterhadap hati-hati mereka.’ (al-muthafifin :).”
i. Istighfar Adalah Salah Satu Bekal bagi Seseorang yang Berdakwah di Jalan Allah
Allah SWT berfirman kepada Nabi SAW,
.ش ِّي َواِإْل ْب َكا ِر َ ستَ ْغفِ ْر لِ َذ ْنبِ َك َو
ِ سبِّ ْح ِب َح ْم ِد َربِّكَ ِبا ْل َع ْ َف
ٌّ اصبِ ْر ِإنَّ َو ْع َد هَّللا ِ َح
ْ ق َوا
“Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar, serta
beristighfarlah terhadap dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada
petang dan (al-ghafir : 55)
j. Sebab Terkabulkannya Doa adalah Istighfar
Nabi SAW berkata kepada kaumnya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam
firman-Nya,
ا.ستَ ْع َم َر ُك ْم فِي َه
ْ ض َوا ِ شَأ ُك ْم ِمنَ اَأْل ْر
َ صالِ ًحا قَا َل يَا قَ ْو ِم ا ْعبُدُوا هَّللا َ َما لَ ُك ْم ِمنْ ِإلَ ٍه َغ ْي ُرهُ ه َُو َأ ْن َ َوِإلَى ثَ ُمو َد َأ َخا ُه ْم
.يب
ٌ يب ُم ِج ٌ ستَ ْغفِ ُروهُ ثُ َّم تُوبُوا ِإلَ ْي ِه ِإنَّ َربِّي قَ ِر ْ فَا
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak)
bagi kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan
menjadikan kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-
Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. SesungguhnyaRabb-ku amatlah dekat
lagi mengabulkan (doa hamba-Nya).” (hud : 61)
k. dengan Istighfar, Seorang Hamba Akan Semakin Mengagungkan dan
Membesarkan Rabb-Nya
Telah berlalu penjelasan keagungan istighfar karena digandengkan dengan tauhid
dalam sejumlah ayat, juga telah berlalu penyebutan nama-nama dan sifat
pengampunan Allah. Tidak diragukan bahwa dua makna tersebut sangatlah
menanamkan pengagungan dan pembesaran dalam hati seorang hamba
kepada Rabb-nya.[6]
7