Anda di halaman 1dari 6

NASKAH KULTUM f02/01/03/2024

Oleh: Muh. Fatahillah Suparman, MPsi, MPd

BERSEGERA
MENUJU KEBAIKAN DAN TAUBAT

Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
ُ ََ َ َ َ ‫ْال َح ْمدُ ل َّل ُه َربُ ْال َع َالم‬
ُ ‫ َو ِب ُِه ن ْست ِع ْينُ على أم‬،‫ين‬
‫ور‬ ِ ِ ِ
ْ َ َ َ َ َّ َ َ َّ َ ْ ُّ
َ
ُ ِ ‫لى أشر‬
‫ف‬ ُ ‫ والصالةُ والسالمُ ع‬،‫الدن َيا َوالدين‬
َ َ َ َ َْ ْ َ َ َ َ َ ْ
ْ َّ
ُ ُ‫ أما بعد‬،‫لى ِآل ُِه وصح ِب ُِه أجـم ِـعين‬ َُ ‫ين َوع‬
ُ ‫الـمرس ِل‬
Jamaah rahimakumullah...

Segala puji hanya milik Allah. Dzat yang Maha


Ghafur dan Maha Syukur yang telah memberikan
beribu-ribu nikmat yang tidak terukur. Nikmat
iman, nikmat Islam, sampai nikmat sehat wal
afiat sehingga kita bisa berkumpul di tempat
yang insyaallah diberkahi Allah.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan


kepada Nabi akhir jaman, Rasulullah Muhammad
Shallallahu ‘alaihi Wassalam. Semoga keluarga-
nya, sahabatnya dan kita selaku umatnya yang
mengikuti sunnah-sunnahnya mendapatkan
syafaatnya.

Jamaah rahimakumullah...

Allah menegaskan dalam berfirman:

َ َّ ُ ْ َ
ُ‫َو َسارعوا ُِإلىُ ُ َمغ ِف َرٍة ُمن َُّربك ْم َُو َجن ٍة ُع ْرض َها‬
َ َّ ْ ْ َّ ُ َْ َ
ُ )311) ‫ين‬ ُ ‫الس َم َاواتُواْلرضُأ ِعدت ُِللمت ِق‬
ْ َّ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari


Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa. (QS Ali ‘Imran Ayat 133)

Jamaah rahimakumullah...
BERSEGERA UNTUK TAUBAT

Dalam ayat diatas Allah perintahkan


untuk segera maghfirah, yakni
ampunan dan surganya.

Ketika sesorang berbuat dosa, maka


jangan ditunda untuk sesegera
mungkin untuk melakukan taubat.
Sebagaimana firman Allah:
َ ُ َّ ّٰ ََ َّ َّ
ُ‫ِان َما ُالت ْو َبة ُعلى ُالل ِه ُِلل ِذ ْي َن َُي ْع َمل ْون‬
َ َ َ ْۤ ُّ
ُ‫الس ْو َء ُِب َج َهال ٍة ُث َّم َُيت ْوب ْون ُِم ْن ُقر ْي ٍب‬
ّٰ َ َ َ ْ ْ َ َ ّٰ ْ َ َ ٰۤ ُ َ
ُ‫ُالله‬
ُ ‫فاول ِٕىك ُيتوب ُالله ُعلي ِهمُۗ ُوكان‬
َ ‫َعل ْي ًم‬
ُ ‫اُح ِك ْي ًما‬ ِ
“Sesungguhnya tobat di sisi Allah hanyalah bagi
mereka yang melakukan kejahatan karena tidak
mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat
mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha
Mengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. An Nisa:
17)

Tidak ada manusia yang sempurna dari salah dan


dosa, tetapi manusia yang baik itu adalah segera
jika telah melakukan dosa dan kesalahan.

Kenapa harus cepet-cepet bersegera taubat?


Karena hidup itu kayaknya tidak ada yang punya
garansi dan kepastian, kapan dia hidup dan
kepada dia mati. Tidak ada yang mampu
menebak besok atau lusa mati kita.

Jadi, semakin cepet bersegera taubat, semakin


enteng kita ngejalanin hidup ini. Kita punya
kesempatan untuk mengubah arah sebelum
akhirnya kita dijemput sama yang di atas sana.
Jadi, mari kita jadi manusia yang bersegera
taubat. Gak perlu kaku atau formal, cukup dari
hati yang tulus. Yakinlah Allah itu Maha
Pengampun.

Jamaah rahimakumullah...

Mari kita simak hadits berikut:


َ ْ َّ َ َّ َّ ََ َّ َ َ
ُ‫ن‬ُْ ‫بُ ُك َم‬ ُ ‫ُُالت ِائبُُ ِم‬:‫الُ َصلىُاللهُُعل ْي ُِهُ َو َسل َم‬
ُ ِ ‫نُالذن‬ ُ ‫ق‬
َْ َ ْ َ َ ْ َّ َ َْ ْ ْ َ َ َ َْ َ
ُ‫ب ُوه ُوُم ِقيمُ ُعُلي ُِه‬ ُ ِ ‫ن ُالذن‬ُ ‫ب ُلهُ ُوالمستغ ِف ُرُ ِم‬ ُ ‫لُذن‬ُ
َ ْ َ
ُِ ‫كالم ْست ْهز‬
.‫يءُ ِب َرب ُِه‬
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang
yang tidak ada dosa baginya, dan orang yang
meminta ampunan dari dosa namun ia masih
melakukan dosa itu, maka ia seperti orang yang
menghina Tuhannya.” (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu
‘Asakir dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a.)

Dari hadits ini kita dapat pahami bahwa orang


yang bertaubat kepada Allah dari segala dosa
dan kesalahan, maka akan diampunkan oleh
Allah Subhanahu Wata'ala. Seperti orang yang
tidak ada dosanya. Seperti bayi yang baru lahir,
seperti orang yang baru bersyahadat, dimana
tidak ada dosa bagi mereka. Namun hal itu
dengan catatan bahwa taubat yang diampuni
adalah taubat “penuh kesungguhan”.

Penulis kitab Tafsir Jalalain pernah mengatakan,


ْ َ َ َ ْ َّ َ َْ َ َ
ُ‫اد ُال َُع ْو ُد‬
ُِ ‫ل ُير‬
ُ ‫ل ُيعا ُد ُإلى ُالذنب ُو‬
ُ ُ‫ن‬ُ ‫توبة ُص ِادقة ُ ِبأ‬
َ
ُ ‫ِإل ْي ُِه‬
“Taubat yang jujur, yaitu dia tidak kembali
(melakukan) dosa dan tidak bermaksud mengu-
langinya.” (Tafsir Jalalain, 1/753).

Jamaah rahimakumullah...

EMPAT KOMITMEN TAUBATNYA


SEORANG HAMBA

Tentang ada empat komitmen yang harus


dilaksanakan oleh hamba-hamba Allah sekalian
jika benar dalam taubatnya.

Pertama: kun nadiman ala sayyiat (jadilah orang


yang menyesali perbuatan)

penyesalan atas taubat itu ada dua, 1. penye-


salan yang disegerakan, 2. penyesalan yang ter-
lambat.
Dua-dua nya ada contohnya dalam al-Qur'an.
Penyesalan yang diterima oleh Allah, adalah
penyesalan kaum Yunus, hingga Allah
mengampuni dosa mereka.

Contoh penyesalan yang terlambat adalah


penyesalan Firaun.
َ ََْ ْ َ ْ ٰۤ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ
ُُ‫م ُ ِف ْرع ُْون‬ ُ ْ ‫ل ُال َب ْح َُر ُفات َب َعه‬ُ ‫ي ُ ِاسرا ِءي‬ ُ ‫وجاوزنُا ُ ِبب ِن‬
َ َ ْ َ ْ َ َ ّٰ ۗ ً َ َّ ً ْ َ ْ َ
ْ
َُ ‫ۗ َحتىُ ُ ِاذُا ُاد َركهُ ُالغ َرقُ ُق‬
ُ‫ال‬ ُ ُ ‫وجنودهُ ُبغيُا ُوعدوا‬
َ َ َ َ ْ ٰۤ َ ْ ْ َ ْ َ ْ َّ َّ َ َ َّ َ ْ َ
ُ‫لُ ُوانُا‬ ُ ‫تُ ِبهُُبنوُاُ ِاسرا ِءي‬ ُ ‫يُا َمن‬ ُ ‫لُال ِذ‬
ُ ‫لُ ِال ُهُ ِا‬
ُ ُُ‫امنتُُانه‬
ْ َ
َُ ‫نُالم ْس ِل ِم ْي‬
‫ن‬ ُ ‫ِم‬
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi
laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala
tentaranya, karena hendak menganiaya dan
menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah
hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya
bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang
dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk
orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)". [QS. Yunus : 90].

Dalam ayat ini Firaun telah menyesal tapi


terlambat. Tidak ada guna lagi. Karena
menyianyiakan kehidupan yang Allah telah
berikan.

Kedua: Kun Taarikan A’la Ma’siyat (jadilah orang


yang meninggalkan perbuatan maksiat)

Allah berfirman,
َ َّ ُ ْ َ
ُ‫م ُ َو َجن ٍُة ُع ْرض َهُا‬ُ ْ ‫َو َسارعوُا ُ ِإلىُ ُ َمغ ِف َرٍُة ُمن ُ َّربك‬
َ‫ين‬ َّ ْ ْ َّ ُ َْ
ُ ‫تُ ِللمت ِق‬ ُ ‫ٱلس َم َو تُُ َوٱْل ْرضُُُأ ِعد‬َّ

“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari


Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa” [QS. Ali Imran:
133].

Dalam ayat ini memerintahkan kita, sesegera


mungkin meninggalkan maksiat dan kejelekan
ketika kita sadar akan hal itu.
Ketiga: Kun Kaarihan lissayyiat (Jadilah orang
yang membenci dosa dan keburukan)

Suatu kali buya Hamka pernah mengatakan,


"Bertobat tidak hanya berarti menyesali dosa
tetapi juga membenci dosa." Coba perhatikan
dan simak hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu,
Nabi bersabda,
َّ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ََ
ُُ‫ان ُالله‬ ُ ‫نُك‬ ُ ِ ‫يه ُ َو َج ُدُ َحَل َو ُة ُ ِاإليم‬
ُ ‫ان ُم‬ َُّ ‫نُك‬
ُِ ‫ن ُ ِف‬ ُ ‫ثَلثُ ُم‬
ً َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ َّ ْ َ َّ َ َ ُ َ َ
ُ‫ل‬ُ ُ‫بُع ْبدُا‬ ُ ‫نُأح‬ ُ ‫ُوم‬،‫بُ ِإلي ُِهُ ِممُاُ ِسواهما‬ ُ ‫ورسولهُُأح‬
ْ َ َْ ُْ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ َّ
ُ ‫ن ُ َيع‬
ُ‫ود ُ ِفي ُالكف ُرُُبع ُد ُ ِإ ُذ‬ ُ ‫ن ُ َيك َرهُ ُأ‬
ُ ‫ ُوم‬،‫ل ُ ِلل ِه‬ُ ‫ي ِح ُّبهُ ُ ِإ‬
َّ َ ْ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ
ُ ُ‫نُيلقىُ ِفيُالنار‬ ُ ‫ُكمُاُيكرهُُأ‬،‫أنقذهُُالله‬
“Tiga perkara yang bisa seseorang memilikinya
maka ia akan merasakan manisnya iman, yaitu:
(1) Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain
keduanya, (2) Ia mencintai saudaranya hanyalah
karena Allah, (3) ia benci kembali pada kekufuran
setelah Allah menyelamatkan darinya sebagai-
mana ia tidak suka jika dilemparkan dalam
api.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Jika kita betul-betul taubat, maka kita membenci


perbuatan maksiat tersebut. Dengan berusaha
meninggalkan hal-hal yang dapat menyebabkan
kita kembali melakukan dosa tersebut. Dalam
istilah fikih disebut sadd dzarii’ah yaitu menutup
semua kemungkinan kembali untuk melakukan
maksiat dan kejelekan.

Keempat: Kun Muntabihan lil Muharromat


(Jadilah orang yang hati-hati dengan makanan
haram)

Imam Ghozali pernah mengatakan


َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ََ ْ َ
‫اءُأ ُْمُأ َبى‬
ُ ‫تُجوارحهُُش‬
ُ ‫امُعص‬
ُ ‫لُالحر‬
ُ ‫نُأ ك‬
ُ‫م‬
“Siapa saja yang makan makanan yang haram,
maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau
tidak mau” (al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, 2, 91).

Pesan dari Iman Ghozali ini mengingatkan kita


akan hati-hati dalam masalah makanan dan
minuman. Karena akan berdampak kepada diri
kita.

Pesan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam


kepada sahabat Sa‘d radliyallahu ‘anhu.
ْ َّ َ َ َ ْ ْ ُ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ
ُ،‫اب ُالدع َو ِة‬ ُ ‫ن ُمستج‬ ُ ‫ك ُتك‬ ُ ‫ب ُمطعم‬ ُ ‫يُا ُسع ُد ُأ ِط‬
َ َ ْ ُّ ْ َ َ ْ َّ َْ َّ
ُ ‫ ُ ِإ‬،‫َوال ِذي ُنفسُ ُم َح َّم ٍُدُ ِب َي ِد ِه‬
ُ‫ن ُال َع ْب ُدُل َيق ِذفُ ُالل ُقم ُة‬
َ َ َ َ ْ ََ ْ
‫ينَُُي ْو ًما‬
َُ ‫لُأ ْرَب ِع‬
ُ ‫امُ ِفيُ َج ْو ِف ُِهُ َمُاُيتق َّبلُُ ِمنهُُعم‬ َُ ‫ال َح َر‬
“Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya
doamu mustajab. Demi Dzat yang meng-
genggam jiwa Muhammad, sesungguhnya se-
orang hamba yang melemparkan satu suap
makanan yang haram ke dalam perutnya, maka
tidak diterima amalnya selama empat puluh
hari” (Sulaiman ibn Ahmad, al-Mu‘jam al-Ausath,
jilid 6, hal. 310).

Jamaah rahimakumullah...

Itulah beberapa pesan yang hendak saya


sampaikan, tentu di dalamnya belumlah
sempurna, sehingga saya ingin meminta maaf
bila ada kalimat yang tidak sesuai.

Terima kasih, Wassalamualaikum


Warahmatullahi Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai