Jadi istighfar bukan hanya meminta agar dosa kita tertutup saja. Ibnul Qoyyim
berkata tentang istighfar:
diantara makna ini adalah al-mighfar (yaitu penutup kepala yang digunakan
oleh prajurit perang-pen) karena fungsinya melindungi kepala dari gangguan.
Adapun tertutupnya kepala maka itu merupakan kelaziman dari pelindung.
Karenanya sorban dan songkok tidak dinamakan mighfar meskipun menutup,
maka maghfiroh harus mengandung makna perlindungan/penjagaan”
(Madaarijus Saalikiin 1/314-315)
“Kalau seandainya dosa-dosa itu ada baunya, niscaya tidak seorangpun yang
akan duduk dekat denganku.” (Siyar A’lamin Nubala, 6/120)
َأَل َبى ال َساَل َم َعلَيَّ َمنْ َي ْل َقانِي ْهللا لَ ْو َعلِم ُْوا َق ِب ْي َح َس ِري َْرتِي
ِ َو
Para ulama mengatakan bahwa suatu saat aib seorang hamba dibuka
biasanya itu adalah pertanda bahwa ia terlalu sering melakukan aib tersebut.
Karena ketika seorang hamba melakukan keburukan pertama kali, maka
biasanya dosanya akan ditutupi oleh Allah terlebih dahulu, biasanya tidak ada
yang langsung dibuka. Namun jika dia terus-menerus dan tidak berhenti
melakukan kemaksiatan tersebut maka suatu saat aibnya tersebut akan
dibuka oleh Allah.
Orang ini sangat gembira karena dia menyangka bahwasanya dirinya akan
meninggal tetapi ternyata selamat. Namun Allah lebih gembira dengan
taubatnya seorang hamba daripada gembiranya orang ini. Oleh karena itu,
jika seseorang berdosa maka hendaknya segera bertaubat kepada Allah.
Bahkan ketika dia kembali melakukan dosa yang dahulu juga pernah
dilakukannya. Hendaknya dia tidak suudzan kepada Allah, ketika dia mulai
ragu dan suudzan kepada Allah maka dia telah dimasuki oleh syaithan.
Syaithan ingin agar dia meninggal dalam keadaan tidak bertaubat kepada
Allah.
1. ِ ُذو ا ْل َع ْر
ش ا ْل َم ِجي ُد
Diantara aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah yaitu meyakini bahwasanya Allah
punya ‘Arsy.
Patut diketahui bahwa ‘Arsy bukanlah bermakna kekuasaan Allah tetapi ‘Arsy
merupakan singgasana yang hakiki. Dan singgasana Allah ini akan dipikul
oleh delapan malaikat pada hari kiamat kelak. Allah berfirman:
ِّك َف ْو َق ُه ْم َي ْومَِئ ٍ•ذ َث َما ِن َي ٌة َ ْك َعلَ ٰى َأرْ َجاِئ َها ۚ َو َيحْ ِم ُل َعر
َ ش َرب ُ ََو ْال َمل
“Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan
malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala)
mereka.” (QS Al-Haqqah : 17)
َ ْت َواَأْلر
ۖض ِ َوسِ َع ُكرْ سِ ُّي ُه ال َّس َم َاوا
Dalam sebuah hadits, dijelaskan tentang perbandingan antara ‘Arsy dan Kursi
Allah. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda:
Allah beristiwa’ diatas ‘Arsy tersebut namun Allah tidak butuh dengan ‘Arsy
tersebut.
Tetapi hal ini tidak lantas berkonsekuensi bahwa Allah lebih kecil daripada
‘Arsy, Allah butuh kepada ‘Arsy, apabila ‘Arsy jatuh maka Allah akan ikut
jatuh. Maha Suci Allah dari pemahaman yang bathil tersebut.
Lihatlah langit yang berada di atas bumi, bersamaan dengan hal tersebut
langit lebih luas dari bumi dan langit tidak butuh kepada yang di bawahnya
yaitu bumi. Begitupun dengan Allah yang lebih di atas dari ‘Arsy yang tidak
berkonsekuensi Allah butuh kepada ‘Arsy.
Intinya ‘Arsy adalah singgasana Allah yang sangat besar, kita tidak
mengetahui bagaimana hakikatnya. Pada hari kiamat kelak ‘Arsy akan dipikul
oleh delapan malaikat Allah. Padahal malaikat itu sendiri adalah makhluk
Allah yang sangat besar. Disebutkan dalam satu hadist, Nabi shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
Ini adalah gambaran yang amat menakjubkan. Jarak antara daun telinganya
saja dengan pundaknya sejauh perjalanan 700 tahun. Bagaimana dengan
jarak antara kepala hingga kakinya, jarak antara sayap-sayapnya, jarak
antara satu malaikat dengan malaikat lainnya. Bahkan At-Thibi berkata bahwa
angka 700 ini bukan untuk pembatasan akan tetapi untuk menunjukan jumlah
yang sangat banyak. (lihat Faidul Qodiir 1/458).
Karena orang Arab jika ingin mengungkapan jumlah yang banyak dengan
ungkapan 70 atau 700. Semua ini menunjukkan ‘Arsy Allah begitu luas. Kita
saksikan betapa luasnya langit, padahal ‘Arsy itu lebih luas daripada langit.
Allah lah satu-satunya yang jika berkehendak maka tinggal berkata ‘’Kun’’
(jadilah) ‘’Fayakuun’’ (maka terjadilah). Allah tidak membutuhkan penolong
sama sekali dan tidak ada yang menentang sama sekali.
Hal ini berbeda dengan manusia, jika berkehendak sesuatu biasanya perlu
penolong dan biasanya ada yang menentang, tidak bisa berkehendak secara
mutlaq. (lihat Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan hal 918).
Bahkan betapa banyak raja yang hebat dan presiden yang hebat, tatkala
menghendaki sesuatu mereka perlu penolong dan ada saja yang protes dan
menjadi oposisi terhadap kehendak mereka.
Allah berfirman :
membinasakan mereka .
ْ
َّم ِجي ٌد Mengandung sifat ال َمجْ ُد al-Majd, yaitu Al-Qur’an luas kandungan
maknanya dan luas ilmu dan kebaikannya.
Itulah kitab suci yang tersimpan dalam tempat yang terjaga, Lauh Mahfùz.
Itulah tempat paling rahasia yang tidak diketahui hakikatnya oleh manusia. Di
dalamnya terdapat detail peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta.
Tempat ini terjaga dari setan yang berusaha mengintai dan mencari tahu
isinya.
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu adalah kitab Allah
yang mulia, tersimpan dalam Lauh Mahfudh. Tidak ada yang dapat
menandingi isi dan susunan kata-katanya, terpelihara dari pemalsuan dan
perubahan.