Hakikat Taubat
Ujang Jaenal Mutakin, S.Ag.,MM*
ََوتُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َج ِمي ًعا َأيُّ َها ا ْل ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحون
ين َأ ْس& َرفُوا َعلَى َأ ْنفُ ِس & ِه ْم اَل تَ ْقنَطُ&&وا ِم ْن َرحْ َم& ِة هَّللا ِ ِإ َّن
َ ي الَّ ِذ
َ قُلْ يَا ِعبَا ِد
ِ وب َج ِميعًا ِإنَّهُ هُ َو ْال َغفُو ُر الر
َّحي ُم َ ُهَّللا َ يَ ْغفِ ُر ال ُّذن
II. Pembahasan
A. Pengertian taubat
· Dalam beberapa kamus bahasa Arab, kata tobat diartikan sebagai al-rujû’ min
al-dzambi yang artinya “kembali dari perbuatan dosa”. Di dalam hadist
disebutkan bahwa al-nadmu taubatun “penyesalan itu manifestasi tobat”. Orang
yang bertobat kepada Allah (wa tâba ilâ Allâh) adalah kembali kepada Allah dari
perbuatan maksiat dengan taat kepada-Nya (wa ra’aja ‘an al-ma’siat ilâ al-tâ’at).
Jadi menurut Abu Mansur, asal dari kata tobat adalah kembali kepada Allah.
yakni ketika seorang hamba telah bertobat kepada Allah, maka Allah akan
kembali menerima hamba-Nya dengan pemberian ampunan. Senada dengan
pengertian di atas, Ibrahim Anis, et. al, mendefinisikan tobat sebagai berikut :
berkata “saya melakukan karena sebab begini”, atau “saya melakukan dan dan
saya berkehendak dan sungguh saya telah mencabutnya”. Tobat secara syara’
adalah menanggalkan perbuatan dosa karena kejelekannya, dan menyesal atas
kealpaannya serta bertekad untuk meninggalkan kebiasaan buruk.
B. Syarat taubat
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh orang yang bertobat agar
tobatnya diterima Allah awt. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Tobat harus dilakukan seketika juga, yaitu setelah sadar bahwa ia telah
berbuat dosa.
2. Tobat harus dilaukan dalam eadaan tidak mempunyai tanggungan hak
orang lain. Contohnya adalah utang. Tobat tidak diterima sebelum utang
tersebut dibayar.
3. Tobat harus merupakan nasuha, yaitu benar-benar menyesal atas kesalahan
yang diperbuat dan bertekat tidak akan mengulangi lagi.
4. Tobat harus desertai pengakuan dan kesadaran bahwa manusia sangat
membutuhkan ampunan dari Allah swt.
5. Tobat harus diikuti dengan perbuatan baik.
ََوتُوبُوا ِإلَى هَّللا ِ َج ِمي ًعا َأيُّ َها ا ْل ُمْؤ ِمنُونَ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُحون
"Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung."
"Maka Mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun
kepada-Nya?. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
وب َج ِمي ًعا ِإنَّهُ ه َُو ا ْل َغفُو ُر ُّ س ِه ْم اَل تَ ْقنَطُوا ِمنْ َر ْح َم ِة هَّللا ِ ِإنَّ هَّللا َ يَ ْغفِ ُر
َ ُالذن ِ ُس َرفُوا َعلَى َأ ْنف
ْ ي الَّ ِذينَ َأ
َ قُ ْل يَا ِعبَا ِد
ال َّر ِحي ُم
سي ُء اللَّ ْي ِل َحتَّى تَ ْطلُ َع َ سطُ يَ َدهُ بِانَّ َها ِر لِيَت
ِ ُوب ُم ُ سي ُء النَّ َها ِر َويَ ْب َ سطُ يَ َدهُ بِاللَّ ْي ِل لِيَت
ِ ُوب ُم ُ ِإنَّ هَّللا َ َع َّز َو َج َّل يَ ْب
س ِمنْ َم ْغ ِربِ َها
ُ ش ْم
َّ ال
5
padahal bekal makan dan minumnya berada di atasnya, lalu ia patah harapan
untuk mendapatkannya, lalu ia berteduh di bawah pohon dengan diliputi
kekecewaan. Ketika seperti itu, tiba-tiba kendaraannya berdiri di sampingnya,
lalu ia pegang tali kendalinya, kemudian berkata dengan gembiranya : "Ya
Allah, Engkau adalah hambaku sedangkan akku adalah tuhan-Mu!! Dia telah
melakukan kesalahan karena terlalu gembira."
Sebenarnya ia ingin berkata: "Ya Allah, Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu"
tapi, lidahnya terbalik seperti di atas karena kegembiraan yang luar biasa. Maka
Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya melebihi kegembiraannya.
"Setiap anak Adam pasti memiliki kesalahan, dan sebaik-baik orang yang
bersalah adalah mereka yang mau bertaubat." (Dihasankan oleh Syaikh Al-
Albani dalam al Misykah dan shahih sunan Ibni Majah).
D. Dosa yang wajib bertaubat
7
Kesalahan atau kekhilafan yang dilakukan terhadap orang lain, diantaranya seperti
hal-hal berikut.
1) Tidak memuliakan anak yatim piatu, tidak menganjurkan dan memberi makan
orang miskin, memakan harta dengan mencampuradukkan yang hak dengan
yang bathil dan mencintai harta yang berlebihan (lihat QS Al Fajr: 15-20)
2) Bakhil, merasa tidak cukup dan mendustakan pahala yang baik (lihat QS Al
Lail : 1-13)
3) Mengumpat, mencela, prasangka dan olok-olok (lihat QS Al humazah : 1, dan
Al Hujurat : 11-13)
4) Tidak melaksanakan rukun Islam, terutama mendirikan salat
E. Hukum Taubat
"Barangsiapa yang melakukan suatu amalan ibadah yang tidak ada perintah dari
kami, maka ia tertolak." (HR. Muslim, no. 2747)
“Taubat termasuk ibadah yang bersifat khusus yang bisa diketahui caranya hanya
melalui Al-Qur'an dan As-Sunnah”
Taubat tidak mungkin dengan tetap melaksanakan dosa yang ia bertaubat darinya.
Orang yang bertaubat tapi tetap melaksanakan dosa tersebut berarti ia telah
berdusta dan menghina Allah 'Azza wa Jalla.
Keempat, Menyesali perbuatan dosa.
Kalau ia tidak menyesalinya, hal itu sebagai bukti bahwa ia ridla dengan
perbuatan dosa tersebut dan pasti akan selalu melakukannya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ٌةRRRَالنَّ َد ُم ت َْوب "Menyesal adalah
(inti) taubat." (Ibnu Majah : 4252, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
Menyesal adalah berangan-angan, seandainya kesempatan itu datang lagi, ia pasti
akan melaksanakan kewajiban yang telah ditinggalkan, tidak akan berbuat dosa,
akan istiqamah terhadap perintah Allah dan senantiasa taat kepada-Nya.
Kelima, Bertekad tidak akan mengulangi dosa itu selama-lamanya.
Kalau seandainya ia sengaja melakukan dosa tersebut, maka taubatnya batal, ia
harus bertekad lagi untuk tidak mengulanginya. Tapi, barangsiapa yang tergoda
oleh syetan setelah itu, lalu terjerumus melakukan dosa tersebut, ia harus
bertaubat lagi, sedangkan taubatnya yang pertama tetap sah.
Dari Uqbah bin Amir radliyallah 'anhu, ada seorang laki-laki datang kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu berkata: "Wahai Rasulullah, salah seorang
kami melakukan dosa."
Beliau berkata: "Dicatat sebagai dosa (ia berdosa)."
Ia berkata: "Kemudian ia minta ampun dan bertaubat."
eliau berkata: "Diampuni dosanya dan diterima taubatnya."
Ia berkata: "Lalu ia mengulanginya lagi dan melakukan dosa?"
Beliau berkata: "Dicatat sebagai dosa (ia berdosa)."
Ia berkata: "Kemudian ia minta ampun dan bertaubat."
10
Beliau berkata: "Diampuni dosanya dan diterima taubatnya, dan Allah tidak akan
bosan (mengampuni dan menerima taubat) sampai kalian bosan (minta ampun dan
bertaubat)." (HR. At-Thabrani dan Imam Al-Haitsami dengan isnad yang hasan)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang diriwayatkan dari Rabb-
nya 'Azza wa Jalla, Allah berfirman: "Hamba-Ku telah berbuat dosa." Lalu ia
berkata: 'Ya Allah ampuni dosaku!' Lalu Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman:
"Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu ia tahu, bahwa ia mempunyai Tuhan yang
akan mengampuni dosa dan menghukum dengan dosa tersebut."
Kemudian ia kembali lagi berbuat dosa dan berkata: "Ya Allah ampuni dosaku!"
maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu ia
tahu bahwa ia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa dan menghukum
dengan dosa tersebut."
Kemudian ia kembali lagi berbuat dosa dan berkata: "Ya Allah ampuni dosaku!"
maka Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman: "Hamba-Ku telah berbuat dosa, lalu ia
tahu, bahwa ia mempunyai Tuhan yang akan mengampuni dosa dan menghukum
dengan dosa tersebut. Berbuat-lah sesukamu, Aku telah mengampuni dosamu."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Keenam, Mengembalikan hak kepada pemiliknya jika berkaitan dengan hak
adami. Seperti mencuri, menipu dan lainnya, maka ia harus mengembalikan hak
itu kepada pemiliknya, kecuali kelau setelah itu ia mengikhlaskan untuknya.
Ketujuh, Taubat dilakukan pada waktu yang tepat/masyru', yaitu sebelum dua hal:
a. Sebelum nyawa berada di kerongkongan. Ia yakin akan segera mati sehingga
tidak punya pilihan lain kecuali itu, seperti Fir'aun, dikisahkan dalam QS. Yunus:
91-92.
ِْإ َّن هَّللا َ يَ ْقبَ ُل تَوْ بَةَ ْال َع ْب ِد َما لَ ْم يُغَرْ ِغر
11
"Surga memiliki delapan pintu; tujuh buahnya tertutup, dan ada satu buah yang
terbuka untuk taubat sehingga matahari terbit dari barat." (HR. Ath-Thabrani,
dicatat oleh Imam Al-Mundziri dalam Taghib Wa Tarhib dengan isnad hasan.
Namun hadits ini didha'ifkan oleh Syaikh Al Albani dalam dza'if al Targhib wa al
Tarhib)
"Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan
menerima taubatnya." (al Hadits).
1. Ikhlas. Artinya, taubat pelaku dosa harus ikhlas semata-mata karena Allah,
bukan karena lainnya.
5. Istighfar. Yaitu memohon ampun kepada Allah atas dosa yang dilakukan
terhadap hakNya.
12
6. Memenuhi hak bagi orang-orang yang berhak, atau mereka melepaskan haknya
tersebut.
7. Waktu diterimanya taubat itu dilakukan di saat hidupnya, sebelum tiba ajalnya.
Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam : “Sesungguhnya Allah akan menerima
taubat seorang hambaNya selama belum tercabut nyawanya.” (HR. At-Tirmidzi,
hasan).
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.remajaislam.com/gaya-muda/cinta/199-3-syarat-taubat-dari-
pacaran.html
2. http://www.satumedia.info/2012/08/sebuah-taubat-yang-sempurna.html
3. http://hbis.wordpress.com/2007/11/23/tobat-dan-raja%E2%80%99/
4. http://jokosiswanto77.blogspot.com/2010/06/taubat-dan-raja.html
5. http://mihwanuddin.wordpress.com/2011/09/13/pengertian-taubat-dan-
raja%E2%80%99/