A. Latar Belakang
waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari
serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris. Kita
mengenal musim itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun
Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat
khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun
mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad
1
SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu
yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji
kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-
peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut
ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi
peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah
bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan
2
dikenal sebagai Kitab Barzanji sampai sekarang sering dibaca masyarakat di
rasul. Karya itu juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi
Nama Barzanji diambil dari nama pengarang naskah tersebut yakni Syekh
Ja’far al-Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Barzanji berasal dari nama
direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa
atau Muludan dimanfaatkan oleh Wali Songo untuk sarana dakwah dengan
3
perayaan Maulid Nabi disebut Perayaan Syahadatain, yang oleh lidah Jawa
diucapkan Sekaten.
baru masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat terlebih dulu
dan para pembesar keluar dari keraton menuju masjid untuk mengikuti
Gerebeg Poso (menyambut Idul Fitri) dan Gerebeg Besar (menyambut Idul
Adha).
Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal (Mulud), sudah
dihapal luar kepala oleh anak-anak NU. Acara yang disuguhkan dalam
peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan
sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakdo Mulud). Ada
4
sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang
bid’ah atauperbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah
memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi tidak ada namun
Muludan.
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada malam 12 Robi’ul Awwal dan juga pada
waktu yang lain, sebagaimana mereka juga tidak boleh merayakan hari
5
kelahiran selain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, karena perayaan
semasa hidup beliau, beliau adalah penebar agama Islam dan pembuat
beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan para pengikut beliau yang baik di
masa generasi yang utama, sehingga jelaslah, bahwa hal ini adalah
saja (bahasa Arab: مولد النبي،)مولد, adalah peringatan hari lahir Nabi
Muhammad SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul
Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir.
6
pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang
itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan pasukan Kristen
Allah membalas jerih payahnya terhadap Islam dan kaum muslimin dengan
menjawab:
pada malam ke 12 (dua belas) Rabi’ul Awwal tidak ada dasarnya, bila
2. Di lihat dari sisi syar’i, maka peringatan maulid Nabi r juga tidak ada
7
dalam agama kita, maka pastilah acara maulid ini telah di adakan oleh
Nabi atau sudah barang tentu telah beliau anjurkan kepada ummatnya.
Dan jika sekiranya telah beliau laksanakan atau telah beliau anjurkan
termasuk dari ajaran agama. Dan jika ia bukan termasuk dari ajaran
Nabi r tersebut.
jalan lain dari jalan Allah, agar kita bisa sampai kepada Allah.? Hal ini
telah membuat syari’at baru pada agama-Nya yang tidak ada perintah
Allah ta’ala :
8
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan
dari ajaran agama, karena Allah ta’ala berfirman: “Pada hari ini telah
maulid Nabi tersebut. Dan ini semua termasuk dari ibadah. Cinta
9
manusia. Demikian pula bahwa memuliakan (mengagungkan)
perantara untuk mendapat berkah itu, pada mulanya hanya dikenal oleh
Hijriyah.
ada yang mensinyalir bahwa mereka dari orang Majusi (penyembah api)
10
“Orang yang pertama kali mengadakan peringatan hari Maulid Nabi
adalah penduduk Irbal, Raja Agung Abu Sa’id Kau Kaburi bin Zainuddin
Dan ini diikuti oleh Syaikh Muhammad bin Abu Ibrahim Alu Syaikh:
“Bid’ah peringatan Maulid Nabi ini, pertama kali diadakan oleh Abu Sa’id
dalam Islam yang diadakan oleh sulthan Irbal pada akhir abd ke-6H atau
Bukan tidak sah mengatakan bahwa penguasa Irbal adalah orang yang
11
aneka makanan mendapatkan pesanan yang beragam dan melimpah, sesuai
kalangan pejabat, raja dan pemimpin umat Islam dengan saling memberi
memperingati hari kelahirannya, begitu juga dengan para sahabat dan tabi’in
F. Tradisi Fathimiyyah
mereka lah pertama kali yang mengadakan peringatan hari kelahiran Nabi
Nabi saw.
12
Inilah kenyataan sejarah yang menjadikan sebagian ulama fiqh menolak
agama yang tidak ada dasar hukumnya. Rasulullah saw tidak pernah
yang tidak ada dasar hukumnya, maka ia tertolak.” Artinya tidak termasuk
yang dilihat oleh ahli fiqh sekaligus da’i, Abdul Karim Al Hamdan, adalah
penyebaran aqidah syi’ah dengan kedok cinta keluarga Nabi dan disertai
13
G. Bagi Yang Tidak Memperingati
kelahirannya, beliau bersyukur kepada Allah pada hari itu, atas nikmat
Rasulullah saw ditanya tentang sebab beliau berpuasa pada hari Senin dalam
Bukhari dan Muslim, ()ذلك يوم فيه ولدت. “Itu hari, saya dilahirkan.”
generasi awal Islam, tidak otomatis menjadi bid’ah yang tidak boleh
haram.”
14
Menurut padangan Dr. Al Husni, jika memperingati maulid Nabi
manfaat.
H. Tergantung Kegiatan
firman Allah swt, {“ }وذكرهم بأيام هللاDan ingatkanlah mereka dengan hari-hari
Allah.”
15
sungguh dalam meraih keagungan pahala, mengutamakan amal. Itulah
alasan memperingati hari ini. Dan bersyukur kepada Allah swt atas
pemberian-Nya yang sangat besar, berupa kelahiran Nabi akhir zaman yang
secara khusus. Bahkan dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah swt atas
pribadi Rasul, tidak keluar dari koridor syariat dan berubah menjadi hal
yang diharamkan secara hukum, seperti ikhthilat atau campur baur laki-laki
dan perempuan, cenderung kepada kegiatan yang tidak ada gunanya dan
bid’ah adalah tawasul terhadap kuburan, sesuatu yang tidak sesuai dengan
Namun jika hal-hal positif lebih dominan dan manfaat secara syar’i
I. Kesimpulan
dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala, dan pengagungan
16
terhadap Rasulullah r termasuk dari ibadah. Jika ia termasuk ibadah maka kita
tidak diperbolehkan untuk mengadakan perkara baru pada agama Allah (bid’ah)
yang bukan syari’at-Nya. Oleh karena itu peringatan maulid Nabi termasuk bid’ah
Dan juga kita mendengar informasi tentang kebodohan sebagian orang yang
mengikuti acara peringatan maulid Nabi tersebut , dimana ketika dibacakan kisah
maulid (kelahiran) beliau, lalu ketika sampai pada perkataan (dan lahirlah
Musthafa ), maka mereka semua serentak berdiri. Mereka mengatakan bahwa ruh
kedatangan ruh Nabi, karena Rasulullah merasa enggan (tidak senang) apabila
pengagungan para sahabat terhadap Rasulullah melebihi yang lainnya, akan tetapi
melihat keengganan Rasulullah dengan perbuatan tersebut. Jika hal ini tidak
17
mereka lakukan pada saat Rasulullah masih hidup, lalu bagaimana hal tersebut
(tiga) kurun waktu yang terbaik (masa sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in).
sesungguhnya Peringatan maulid Nabi telah menodai kesucian aqidah dan juga
DAFTAR PUSTAKA
wa Sallam, tulisan dari syaikh kami Ali bin Hasan al-Halabi – hafidhahullah – Al-
http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/1/pustaka-172.html
http://www.box.net/encoded/6870461/67171703/226a37b841e29f599bfb2
18
19