Anda di halaman 1dari 2

Cerita Maulid Nabi Muhammad SAW.

Oleh : Abdul Munif, S.Pd.I.


Sabtu, 8 oktober 2022

Peringatan Maulid Nabi 2022 Disambut Meriah Oleh Warganet


Umat muslim hari ini, Sabtu (8/10/2022), memperingati Maulid Nabi, hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Kemeriahan menyambut Maulid Nabi 2022 juga terasa hingga ke ranah internet, dimana banyak
warganet mencuitkan untaian doa dan ucapan di Twitter.

Alhasil, keyword Maulid Nabi Muhammad SAW sudah menjadi trending topic, diikuti dengan 12
Rabiul Awal 1444 H yang beranjak naik.

Hingga artikel ini dipublish, sudah ada 5,408 cuitan yang menggunakan keyword Maulid Nabi
Muhammad SAW.

Maulid nabi adalah peringatan momen kelahiran Nabi Muhammad SAW oleh seluruh umat muslim di
dunia, termasuk di Indonesia. Waktunya jatuh setiap 12 rabiul awal. 

Mengutip dari Nu Online, Sabtu (8/10/2022), Nuruddin Ali dalam Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul
Mustafa menjelaskan seorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul
Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah.

Ia lalu memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Dari Madinah, Khaizuran ikut menyambangi Makkah dan memberikan perintah yang sama kepada
penduduk Makkah. Jika di Madinah bertempat di masjid, Khaizuran memerintahkan kepada penduduk
Makkah untuk merayakan Maulid di rumah-rumah mereka.

Khaizuran merupakan sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah,
yaitu di masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami) dan Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-
Rasyid (putra). Dikarenakan pengaruh besarnya tersebut, Khaizuran mampu menggerakkan masyarakat
Muslim di Arab.

Peringatan itu dilakukan supaya teladan, ajaran, dan kepemimpinan mulia Nabi Muhammad bisa terus
menginspirasi warga Arab dan umat Islam pada umumnya. Pada masa Dinasti Abbasiyah, pembaruan
pemikiran banyak terjadi di semua sektor kehidupan, dari perkembangan ilmu-ilmu umum, arsitektur,
hingga situs-situs sejarah.

Khaizuran merupakan salah satu sosok yang punya perhatian besar terhadap Nabi Muhammad beserta
situs-situs sejarah peninggalan Nabi. Ia memprakarsai penghormatan terhadap kelahiran Nabi
Muhammad SAW yang diyakini lahir pada 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (570 Masehi).

Menurut M. Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati (2007), kondisi ini kerap dilekatkan dengan
keputusan Allah yang menurunkan Rasul terakhirnya di tanah tersebut.

Masyarakat Arab berada di tengah impitan imperium Romawi dan Persia. Kedua kekuatan ini
memperebutkan wilayah Hijaz di Timur Tengah yang waktu itu belum terkuasai.

Letak Hijaz atau Jazirah Arab yang berada di tengah itulah yang dijadikan patokan para mufasir dan
sejarawan Islam untuk menafsirkan ‘teka-teki ketuhanan’ mengapa Muhammad lahir di daerah ini.
Quraish Shihab berpendapat, jika pesan hendak disampaikan ke seluruh penjuru, si penyampai pesan
mesti berdiri di tengah agar pesan mudah tersebar dan menghindari kekuatan yang dapat menghalangi
tersebarnya pesan tersebut.

Timur Tengah adalah jalur penghubung Timur dan Barat, sehingga wajar apabila kawasan tersebut
menjadi tempat menyampaikan pesan Ilahi yang terakhir.

Makkah sebagai tempat kelahiran Nabi merupakan pusat Hijaz yang menjadi simpul pertemuan para
pedagang dan seniman dari pelbagai penjuru.

Muhammad berasal dari suku Quraisy yang berpengaruh di Makkah. Suku ini mempunyai dua keluarga
besar yakni Hasyim dan Umayah.

Sejumlah sejarawan sepakat bahwa Nabi Muhammad lahir pada tahun gajah, yaitu saat Ka’bah diinvasi
oleh tentara gajah di bawah komando Raja Abrahah.

Sementara, terjadi perbedaan pendapat mengenai bulan kelahiran Nabi. Hanya saja argumen yang paling
unggul adalah yang mengatakan bulan rabiul awal. 

Hari, bulan, dan tahun kelahiran Nabi Muhammad bukan kebetulan. Menurut Sayyid Muhammad bin
Alawi al-Maliki, hikmah Nabi Muhammad lahir pada bulan Rabiul Awal adalah karena Allah SWT
ingin menepis adanya anggapan Raasulullah memperoleh kehormatan karena lahir di bulan-bulan mulia
seperti asyhurul ḫurum atau Ramadan. Hal itu berbeda dari Nabi Adam yang dilahirkan pada hari Jumat
yang merupakan momen istimemwa bagi umat Musim.

Sayyid Muhammad melanjutkan, Rasulullah lahir pada hari Senin merupakan bentuk rahmat (kasih
sayang) bagi semesta alam. Senin merupakan hari yang tidak ada banyak tanggungan ibadah
sebagaimana, hari Jumat yang terdapat sejumlah kegiatan keagamaan bagi umat Muslim seperti salat
Jumat, khutbah, dan ibadah, dan sebagainya.

Sayyid Muhammad kemudian menegaskan poin ini dengan firman Allah SWT berikut: 

َ‫ك اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِم ْين‬


َ ‫و َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬ 
َ

Artinya, “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107) (Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Adz-Dzakairul
Muhamadiyah, 2006 M: halaman 29).

Anda mungkin juga menyukai