Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA NABI

MUHAMMAD SAW
Putri Pungkas Sari
Mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Kudus
Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam
2022

A. PENDAHULUAN
Dunia menjelang lahirnya islam telah menyimpang jauh dari ketentuan
Allah, karena pada masa pra Islam bangsa Arab Sebelum datangnya Islam
memiliki kepercayaan yang kuat tehadap penyembahan pohon, binatang, dan
batu, dan bangsa Arab juga masih dikuasai oleh dua kekuatan peradaban
dunia yaitu peradaban Romawi Timur dan peradaban Persia yang keduanya
merupakan tetangga bangsa Arab.
Peradaban Arab saat itu memiliki corak yaitu hancurnya moralitas
bahkan sama sekali tidak mencerminkan budaya yang positif, sehingga
peradaban Arab ketika itu disebut sebagai peradaban jahiliyyah. Pada kondisi
tersebut, Nabi Muhammad diutus Allah untuk membawa Agama Islam
dengan menjunjung tinggi peradaban bermoral.
Dalam berdakwah, Nabi Muhammad tidak hanya menggunakan aspek
kenabiannya dengan menggunakan tablik namun juga menggunakan strategi
politik dengan memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam
menyelesaikan persoalan. Seperti, dakwah di Mekkah yang terbagi menjadi
dua yaitu dakwah secara diam-diam dan dakwah secara terbuka. Disini dapat
kita lihat adanya strategi Nabi dalam menyeruh umat manusia untuk
beribadah kepada Allah SWT. Walaupun dalam menjalankan perintah Allah,
Nabi mendapat banyak tantangan yang besar dari berbagai pihak namun atas
izin Allah segalah hal yang dilakukan Nabi dapat berjalan lancar.

1
B. PEMBAHASAN
1. Peradaban Pada Zaman Nabi Muhamad SAW
A. Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw. lahir pada hari Senin tanggal 12 Rabi‟ul Awal
tahun gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 April 570 M. Ayahnya
bernama Abdullah anak Abdul Muththalib dan ibunya Aminah binti Wahab
dari bani Zuhrah.
Tahun kelahiran Nabi Muhammad dinamai tahun gajah karena 50 hari
sebelum kelahiran beliau, datang Abrahah al-Habsy, gubernur kerajaan Habsy
(Ethiopia) di Yaman, beserta pasukannya berjumlah 60.000 personel yang
mengendarai gajah untuk menghancurkan Ka‟bah. Abrahah marah karena
gereja besar (al-Qulles) yang dibangunnya di Shan‟a ibu kota Yaman,
temboknya dilumuri kotoran oleh seseorang dari Bani Kinanah. Abrahah
mendirikan gereja tersebut karena melihat bangsa Arab setiap tahun
berbondong-bondong ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji sehingga
beliau ingin mengalihkannya agar bangsa Arab menunaikan ibadah haji ke
sana.
Nabi adalah seorang yang bijaksana. Peristiwa penting yang
memperlihatkan kebijaksanaan Nabi Muhammad terjadi pada usianya yang ke
35 tahun. Waktu itu bangunan ka‟bah rusak berat. Perbaikan ka‟bah di
lakukan secara gotong royong. Para penduduk Mekkah membantu perkerjaan
itu dengan suka rela. Tetapi pada saat terakhir, ketika pekerjaan tinggal
mengangkat dan meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula, timbul
perselisihan. Setiap suku merasa berhak melakukan tugas terakhir dan
terhormat itu. (Jasman,Jurnal Sejarah Peradaban Islam 2017,100)

2
B. Periode Mekkah: Muhammad Sebagai Pemimpin Agama
Periode Mekkah bagi Nabi adalah masa ketika beliau berada di kota
Mekah sejak menerima wahyu pertama sampai hijrah ke Yatsrib (Madinah).
Masa antara Nabi menerima wahyu pertama pada tanggal 17 Ramadlan/6
Agustus 611 M sampai beliau hijrah ke Yatsrib pada hari Jum‟at tanggal 12
Rabi‟ul Awwal 1 H (tahun ke-13 dari kenabian) adalah 13 tahun 6 bulan.
Selama periode Mekah tersebut, Nabi Muhammad saw. berperan sebagai
pemimpin agama. Kata “pemimpin agama” berasal dari kata dasar pimpin
ditambah awalan pe dan kata agama. Kata “pemimpin” artinya:
1). Orang yang memimpin;
2). Petunjuk, buku petunjuk/pedoman.(KBBI,1989,684)
Sementara itu, kata agama diartikan sebagai tuntunan, teks, kitab suci
dan diwarisi turun temurun.(Nasution, 1984, 9) Jadi, arti pemimpin agama
secara sederhana adalah orang yang memberikan tuntunan. Perkataan
pemimpin agama yang dimaksud adalah orang yang memberikan petunjuk
(tuntunan) dan mengajarkan tentang persoalan-persoalan agama. Perkataan ini
sejalan dengan peran Nabi Muhammad saw. di kota Mekah yakni sebagai
pemimpin agama (dai dan pendidik).
Menurut Ahmad Syalabi,(Syalabi,1994,32) dakwah yang dilakukan
oleh Nabi Muhammad saw. ada 3 fase yaitu:
1. Menyeru seorang-seorang (secara sembunyi-sembunyi)
Setelah turun surat al-Muddatstsir (74): 1-7 yang menyuruh Rasulullah
menyeru kepada agama Allah, beliau menyeru keluarga dan sahabat-sahabat
terdekat (karib) kepada pokok-pokok agama Islam yaitu percaya adanya
Tuhan dan meninggalkan pemujaan kepada berhala. Siti Khadijah (istri Nabi),
Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Harisah (sahaya yang menjadi anak
angkat Nabi), dan Ummu Aiman (pengasuh Nabi) dapat menerima seruan
Nabi. Selanjutnya, banyak orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu
Bakar yang terkenal dengan “Assabiqunal Awwalun” (orang-orang yang lebih

3
dahulu masuk Islam). Mereka adalah Usman ibnu „Affan, Zuber ibnul
„Awwam, Sa‟ad ibnu Abi Waqqash, Abdur Rahman ibnu “Auf, Thalhah ibnu
„Ubaidillah, Abu Ubaidillah ibnul Jarrah, dan al-Arqam ibnu Abil Arqam.
Selain mereka, banyak hamba sahaya dan orang-orang miskin yang masuk
Islam.
2. Menyeru Bani Abdul Muththalib
Nabi menyeru agama baru kepada Bani Abdul Muththalib setelah
Allah SWT menurunkan firman-Nya:

   


Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.
(Q.S. as-Syuara (26): 214).(Depag RI,2005,276)
Seruan Nabi disambut baik dan dibenarkan oleh sebagian Bani Abdul
Muththalib, namun sebagian lagi mendustakannya seperti Abu Lahab (paman
Nabi) dan isterinya. Khusus untuk Abu Lahab dan isterinya, Allah SWT
berfirman:

                 

         
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan
binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia u
sahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu
pula) istrinya, pembawa kayu bakar,Yang di lehernya ada tali dari sabut
(Q.S. al-Lahab (111): 1-5).(Depag RI,2005,603)
3. Seruan umum (secara terang-terangan)
Setelah menyeru Bani Abdul Muththalib, Nabi menyeru kepada
segenap lapisan manusia, baik golongan bangsawan ataupun hamba sahaya,
kaum kerabat ataupun orang jauh untuk menganut agama Islam secara terang-
terangan. Awal mula Nabi menyeru penduduk Mekah, kemudian penduduk

4
negeri-negeri lain, dan orang-orang dari berbagai negeri yang berdatangan ke
Mekah untuk melaksanakan haji. Seruan umum ini dilakukan Nabi setelah
turun firman Allah:

      


Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik
(Q.S. al-Hijr (15): 94).(Depag RI,2005,267)

C. Periode Madinah : Muhammad Sebagai Pemimpin Agama dan


Pemerintahan
Periode Madinah bagi Nabi adalah masa ketika beliau berada di kota
Madinah sejak hijrah sampai beliau wafat. Masa antara hijrahnya Nabi pada
hari Jum‟at tanggal 12 Rabi‟ul Awwal 1 H (tahun ke-13 dari kenabian)
sampai beliau wafat pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632
M. adalah 10 tahun. Hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah,
bukanlah karena beliau merasa takut terhadap ancaman orang-orang Quraisy,
tetapi sebagai strategi pengembangan Islam.
Pada periode Madinah, Nabi berperan sebagai kepala agama dan
kepala pemerintahan. Peran kepala agama telah beliau sandang sejak diangkat
menjadi Rasul Allah ketika menerima wahyu yang pertama di gua Hira
Mekah. Sementara itu, peran Nabi sebagai kepala negara beliau emban sejak
kedatangannya ke Madinah ketika hijrah dari Mekah.
Langkah-langkah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. dalam
membangun masyarakat Islam di Yatsrib(Mubarok,2004,29-30) adalah:
1). Mengubah nama Yatsrib menjadi Madinah (Madinat al-Rasul, Madinat al-
Nabi, atau Madinat al-Munawwarat) yang menggambarkan cita-cita Nabi
membentuk sebuah masyarakat yang tertib, maju, dan berperadaban.

5
2). Mendirikan masjid, selain tempat shalat juga menjadi sarana musyawarah
untuk mempersatukan kaum muslimin dan merundingkan masalah-masalah
yang dihadapi serta sebagai pusat kegiatan pemerintahan.
3). Membentuk kegiatan persaudaraan (mu‟akhat), yaitu mempersaudarakan
kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Yatsrib) dengan
Anshar (orang-orang yang menerima dan membantu kepindahan Muhajirin di
Yatsrib) yang diharapkan dapat mengikat kaum muslimin dalam satu
persaudaraan dan kekeluargaan.
4). Membentuk persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama
Islam,
5). Membentuk pasukan tentara untuk mengantisipasi gangguan-gangguan
yang dilakukan oleh musuh.
Madinah al-Munawwarah secara teoretis telah dikategorikan sebagai
sebuah negara karena telah memenuhi unsur-unsur negara. Adapun unsur-
unsur negara yang ada pada negara Madinah adalah: 1). Adanya dimensi
wilayah Madinah, 2). Adanya dimensi penduduk Madinah yang terdiri dari
suku Aus, Khazraj, Anshar, Muhajirin, Yaudi, Nashrani, dll. 3). Adanya
Muhammad sebagai penguasa (Kepala Negara), dan 4). Adanya Piagam
Madinah yang dijadikan undang-undang di samping al-Qur‟an dan sunnah
rasul.
Bila diperhatikan dari fungsi negara, negara Madinah mempunyai
fungsi:
1. Perlindungan konstitusional
2. Independensi dalam membuat keputusan. Nabi secara pribadi dan para
sahabatnya yang mewakili badan/lembaga yudikatif,
3. Kebebasan bagi rakyat dalam mengeluarkan pendapat.
Dari sisi sifat-sifat seorang Kepala Negara, Nabi mempunyai sifat-sifat
yang sangat layak untuk menduduki jabatan Kepala Negara di antaranya:

6
a) Knowledge/keilmuan. Dalam hal keilmuan, Nabi mempunyai sumber ilmu
yang menjadikannya sangat cakap dalam menjalankan roda
pemerintahannya sebagaimana tertera dalam al-Qur‟an surat an-Nisa ayat
113
b) Skill/kecakapan mengoperasionalkan seluruh teori-teori yang ada.
Allah Telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan telah
mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. dan adalah karunia
Allah sangat besar atasmu.
c) Attitude/sikap mental yang mulia. Nabi adalah manusia yang banyak dipuji
oleh kawan maupun lawan, semua itu karena Muhammad adalah orang yang
sangat mencintai dan menyayangi makhluk Tuhan, bukan hanya manusia,
sekaligus dia adalah manusia yang sangat santun lagi lemah lembut pada
musuh, amanah dalam perjanjian, benar dalam kata dan perbuatan.
Adapun pembangunan yang dilakukan oleh Muhammad Rasulullah
saw. adalah:
1. Pembangunan internal umat beragama,
diantaranya: (1)Mempersaudarakan antar sesama muslim, dari yang bersifat
perorangan sampai yang bersifat kelompok antar umat Islam al-Muhajirin dan
Anshar.(2)Membentuk Bait al-Mal (kas negara)(3)Membentuk angkatan
bersenjata.(4)Membentuk team-team spionase/mata-mata/inteljen.
(5). Memberlakukan tata administrasi negara yang formal, dengan membuat
stempel cincin di atasnya ditulis Muhammad Rasulullah(6)Menata dan
mengembangkan aspek-aspek teologi, sosial, dan budaya.
2. Pembangunan antar umat beragama yaitu: Membuat fakta perjanjian antar
kaum Muslim dengan orang-orang Yahudi dan yang lainnya
3. Ekspansi, yaitu memberikan perlawanan pada kekuatan luar (berperang)
seperti futuh Mekah pada tahun 8 H, menginvasi daerah-daerah yang secara
teoritis akan membahayakan perkembangan Islam, dan mengadakan
pengintaian-pengintaian dan ekspedisi.(Husein,1984,262-424)

7
2. Sejarah Peradaban Islam
A. Pengertian Sejarah
Secara harfiah, kata history yang diekuivalenkan dengan sejarah
mengandung empat pengertian, yaitu:
1. Sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa, suatu kejadian;
2. Riwayat dari sesuatu yang telah berlalu, suatu peristiwa, suatu kejadian;
3. Semua pengetahuan tentang masa lalu;
4. Ilmu yang berusaha menentukan dan mewariskan pengetahuan.
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa sejarah
mengandung tiga pengertian: (1). Kesusasteraan lama: silsilah, asal usul; (2).
Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau; (3). Ilmu,
pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian dan peristiwa yang benar-benar
terjadi pada masa lampau serta riwayat.(Poerwadarminta,1952,646)
Definisi sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau
yang dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu,
diberi tafsiran dan analisa kritis, sehingga mudah dimengerti dan dipahami.

B. Pengertian Peradaban
Sutan Takdir Alisyahbana sebagaimana dikutip Jaih Mubarok,
menjelaskannya beberapa pengertian kebudayaan sebagai berikut: (a).
Kebudayaan, suatu keseluruhan yang kompleks yang terjadi dari unsur-unsur
yang berbeda dan segala kecakapan yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat, (b). Warisan sosial atau tradisi, (c). Cara, aturan, dan jalan hidup
manusia, (d). Penyesuaian manusia terhadap alam sekitarnya, (e). Hasil
perbuatan atau kecerdasan manusia, (f). Hasil pergaulan atau perkumpulan
manusia.(Mubarok,2004,2)
Menurut Jaih Mubarok, `Effat al-Sharqawi yang mengutip sosiologi
aliran Jerman mengatakan bahwa kebudayaan adalah bentuk ungkapan
tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Manifestasi-manifestasi

8
kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Sebagian
peneliti Jerman cenderung berpendapat bahwa kebudayaan adalah apa yang
kita rindukan (ideal), sedangkan peradaban adalah apa yang kita lakukan
(real). Kebudayaan terrefleksi dalam seni, sastra, religi, dan moral; sedangkan
peradaban terrefleksi dalam politik, ekonomi, dan
teknologi.(Mubarok,2004,6)
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat dirumuskan bahwa definisi
peradaban adalah segala hasil kegiatan yang dilakukan oleh manusia, yang
dipandang memiliki nilai tinggi dalam kehidupan manusia.

C. Pengertian Islam
Kata “Islam” merupakan mashdar dari kata kerja aslama-yuslimu-
Islaman, mempunyai beberapa pengertian yaitu: (1) melepaskan diri dari
segala penyakit lahir dan batin, (2) kedamaian dan keamanan, dan (3) ketaatan
dan kepatuhan.
Islam merupakan agama samawi (langit) yang diturunkan oleh Allah
SWT melalui utusan-Nya, Muhammad saw., yang ajaran-ajarannya terdapat
dalam kitab suci al-Quran dan sunah dalam bentuk perintah-perintah,
larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia, baik di
dunia maupun di akhirat.(Ensiklopedi Islam,1997,246)

D. Pengertian Sejarah Peradaban Islam


Setelah memahami pengertian sejarah, peradaban, dan Islam, kini
dapat dirumuskan bahwa pengertian Sejarah Peradaban Islam adalah segala
peristiwa yang dialami manusia pada masa lalu sebagai manifestasi atau
penjelmaan kegiatan muslim yang didasari ajaran Islam. Dengan demikian,
peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam sejak lahirnya agama Islam
sampai sekarang merupakan kajian Sejarah Peradaban Islam.

9
Peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam dikaji secara
keseluruhan, tidak hanya membahas yang baik-baiknya saja, yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia seperti pembukuan al-Qur‟an, pembangunan tempat-
tempat ibadah, penemuan dan pengembangan berbagai disiplin ilmu yang
mencapai puncaknya pada masa Dinasti Abbasiyah, atau yang lainnya.
Namun, peristiwa-peristiwa negatif yang dialami umat Islam masa lalu seperti
terjadinya peperangan antar sesama umat Islam (perang Jamal dan perang
Shiffin pada masa Khalifah Ali Ibn Abi Thalib), pembunuhan dalam
perebutan kekuasaan (Abu Abbas as-Shaffah membunuh semua keturunan
Dinasti Umayyah kecuali Abdurrahman ad-Dakhil), peristiwa Mihnah pada
masa pemerintahan Khalifah al-Ma‟mun dari Dinasti Abbasiyah, dan yang
lainnya juga dibahas agar menjadi ibrah (pelajaran) bagi umat Islam di masa
yang akan datang.

3. Kondisi dunia pra-Islam


A. Peradaban Romawi Timur
Kerajaan Romawi disirikan pada tahun 753 sebelum Masehi (SM).
bulan Mei 30 M terjadi perpecahan dalam Kerajaan Romawi yang berpusat di
Roma, yaitu pecah menjadi dua Kerajaan, Kerajaan romawi Barat (Roma) dan
Kerajaan Romawi Timur, dengan ibu kota Konstatinopel, dan Konstantinus
Agung (Kaisar constantin) sebagai Maharajanya.Kerajaan Romawi
mengalami puncak kejayaan pada masa Maharaja Yustianus (527-565 M).
Perbedaan teologi antara sekte-sekte agama Nasrani telah membuat
porak poranda ketuhanan kerajaan besar ini. Pertikaian dan perbedaan antara
medzhab Ortodok dan Gejera Timur, serta perbedaan antara madzhab Katolik
dan gereja Barat yang menimbulkan peperangan menyebabkan tewasnya
puluhan ribu manusia. Selain itu, diantara sekte-sekte tersebut melakukan
penyiksaan terhadap lawannya dengan cara membakar atau menenggelamkan
hidup-hidup, padahal mereka masih dalam satu aliran yakni Kristen Ortodok.

10
Negeri-negeri yang berada dibawah kekuasaan kerajaan Romawi
Timur pada umumnya beragama Nasrani (kristen), yang terpecah dalam dua
aliran, yaitu:
a. Aliran Yaaqibah / al- manufisiyyah yakni penduduk Mesir yang
meyakini hakikat ketuhanan yang tunggal pada diri Isa Al masih, yang
pengikutnya dari Mesir, Habsyah, dll
b. Aliran Mulkaniyah yakni yang meyakini dualitas hakikat Isa Al masih,
bahwa Isa memiliki dua hakikat, hakikat manusia dan hakiat
ketuhanan. yang pengikutnya dari Afrika Utara, Sacilia, yiria dan
Spanyol.

B. Peradaban Persia
Kerajaan Persia merupakan saingan dari kerajaan Romawi Timur,
dimana diantara kedua kerajaan tersebut terus menerus terjadi peperangan
karena masing-masing ingin merebut daerah kekuasaan. Permusuhan
antara dua kerajaan tersebut terus berlangsung sehingga keduanya
mengalami kemunduran dan kehancuran.
Masyarakat Persia cenderung menyembah berbagai alam nyata, seperti
langit biru, cahaya, api, udara, air yang semua makhluk itu mereka anggap
tuhan. Salah satu yang disembah adalah terhadap api, bahwa cahaya tuhan
memancar dari segala yang bersinar dan menyala dan tidak untuk
pekerjaan yang menggunakan api. Pekerjaan penduduk Persia mayoritas
sebagai pedagang dan bertani.
Kedudukan manusia di dalam masyarakat Persia tunduk di bawah
aturan kastra-kastra sosial yang sangat ekstrem. Hal ini merupakan hinaan
besar bagi harkat kemanusiaan. Kasta manusia terbagi kedalam tujuh
kasta, yaitu:
a. Kasta para Kisra yaitu kasta tertinggi dan paling mulia,

11
b. Kasta para ningrat yaitu tujuh keluarga mulia dan kemuliaannya tidak
dapat berpindah ke,pada yang lain,
c. Kasta para tokoh agama,
d. Kasta para panglima pasukan dan ahli perang,
e. Kasta para cendekiawan, seperti para penulis, dokter dan penyair,
f. Kasta para kepala desa dan pemungut pajak,
g. Persia Kasta rakyat biasa, penduduk Persia yang mayoritas para
pekerja, sebagai petani, pedagang, dan budak.

C. Peradaban Arab Jahiliyah


Jazirah Arab adalah tempat lahirnya agama Islam dan kemudian
menjadi pusat Islam, merupakan pusat dari peradaban dan kebudayaan
Islam.
Penduduk tanah Arab dari segi kebangsaan, terdiri dari bangsa Arab
yahudi dan bangsa Arab Persia. Sedangkan dari segi keprcayaan, pada
umumnya penyembah berhala. Sebagian ada juga yang memeluk agama
Majusi, Yahudi dan Nasrani.
Pengaruh lingkungan bangsa Arab terhadap corak perkembangan
Islam, terdapat beberapa karakteristik, diantaranya sebagai berikut,
(a) masyarakat arab sangat cinta dan setia pada adat dan tradisi kabilahnya
masing-masing, (b) Ibnu Khaldun mengungkapkan pada masa jahiliyyah
masyarakat Arab adalah masyarakat yang sangat tidak beradab. Gemar
melakukan perampasan dan perusuhan, tidak memiliki skill dan ilmu.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat Arab pada saat itu mempunyai
dua sifat yaitu sifat positif dan sifat negatif. Sifat positifnya itu yang akan
menunjang perkembangan Islam dan pendorong perkembangan
masyarakat Arab. Sedangkan sifat negatifnya akan merusak kebesaran dan
persatuan mereka.
Mayarakat arab mempunyai kebiasaan buruk, antara lain:

12
(1) memandang rendah derajat manusia dan membunuh bayi-bayi
perempuan yang baru lahir, wanita diperjualbelikan untuk pelampiasan
nafsu laki-laki, (2) minum-minuman yang memabukkan, (3) berjudi,
mencuri, merampok dan menghalalkan segala cara untuk mewujudkan
keinginan, (4) menyembah berhala, (5) suka peperangan antar kabilah
hanya karena masalah sepele, karena perbedaan pendapat.

4. Kondisi bangsa Arab pra-Islam pada masa Nabi Muhammad saw


A. Letak Geografis Bangsa Arab
Kondisi Geografis Jazirah Arab berada di bagian barat daya Asia.
Sebuah semenanjung terbesar dalam peta dunia. Wilayah ini memiliki luas
1.745.900 km dengan deretan padang pasir yang menjadi ciri khas dataran ini.
Semenanjung ini berbatasan dengan Teluk Oman dan Teluk Persi (Teluk
Arab) di sebelah timur, Laut Merah di sebelah barat, Lautan India di sebelah
selatan, serta Irak dan Syiria di sebelah Utara.(Amin,1975,1-2)
Jazirah Arab berbentuk empat persegi panjang, sebelah utara
berbatasan dengan daerah-daerah yang terkenal dengan “Bulan Sabit yang
subur” (Fertile Crescent), yaitu daerah Mesopotamia, Syria, dan Palestina,
dengan tanah perbatasan yang berpadang pasir; di sebelah timur dan selatan
dibatasi oleh Teluk Parsi dan Samudera Hindia; sebelah barat dibatasi Laut
Merah.(Lewis,1994,1)
Secara garis besar, wilayah Jazirah Arab terbagi dua bagian yaitu
bagian tengah dan bagian tepi.(Syalabi,1994,32) Bagian tengah terdiri dari
tanah pegunungan yang jarang terjadi turun hujan, penduduknya disebut kaum
Badui (penduduk gurun/padang pasir) hanya sedikit jumlahnya, terdiri dari
kaum pengembara yang selalu berpindah-pindah tempat (nomaden),
mengikuti turunnya hujan, dan mencari padang-padang yang ditumbuhi
rumput tempat mengembalakan binatang ternak seperti unta yang diberi nama
Safinatus Shahara (bahtera padang pasir). Bagian tengah Jazirah Arab terbagi

13
dua bagian: bagian utara disebut Najed dan bagian selatan disebut Al-Ahqaf.
Bagian selatan penduduknya sangat sedikit sehingga dikenal dengan nama Ar-
Rab‟ul Khali (tempat yang sunyi).
Bila di lihat dari asal usul keturunan, penduduk jazirah Arab dapat di
bagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Arab Ba’idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang sejarahnya tidak bisa
dilacak secara rinci dan komplit. Seperti Ad, Tsamud, Thasn, Judais, Amlaq
dan lain-lainnya.
2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya‟rub
bin Yasyjub bin Qahthan, atau disebut pula Arab Qahthaniyah.
3. Arab Musta’ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan
Isma‟il, yang disebut pula Arab Adnaniyah.(Sulasman Suparman,2013,20)
Berkembangnya budaya di daerah Arab menjelang kebangkitan Islam
berasal dari pengaruh budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih awal
maju dari pada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk ke
jazirah Arab melalui beberapa jalur di antaranya ialah melalui hubungan
dagang dengan bangsa lain, melalui kerajaan-kerajaan Protektorat, Hirah dan
Ghassan dan melalui masuknya misi yahudi dan Kristen.
Walaupun agama yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab,
bangsa Arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka yaiu percaya
kepada dewa yang diwujudkan dalam bentuk berhala dan
patung.(Yatim,2005,15)
Adapun sejarah bangsa Arab penduduk negeri, adalah lebih jelas.
Negeri-negeri mereka ialah: Jazirah Arab sebagian selatan, kerajaan Hirah dan
Ghassan, dan beberapa kota di tanah Hejaz.(Syalabi,2003,27-28)

14
B. Kondisi Ekonomi dan Sosial budaya bangsa Arab
Sebagian di antara mereka ada yang berdagang. Dalam hal ekonomi
perdagangan, bangsa Arab mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Perdagangan merupakan sarana dominan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Makkah menjadi jalur perdagangan lokal dan jalur perdagangan dunia yang
sangat penting, yang menghubungkan antara utara (Syam), dan selatan
(Yaman), antara timur (Persia), dan barat (Abesinia dan Mesir). Peradaban di
mekkah menjadi sangat maju dan menjadi peradaban dan
kebudayaan.(Khoiriyah,15)
Kehidupan sosial bangsa Arab pada masa itu hanya terkenal dengan
adanya syair-syair Arab. Syair adalah salah satu seni yang paling indah yang
sangat dihargai dan dimuliakan oleh bangsa Arab. Seorang penyair
mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dalam masyarakat bangsa Arab.
Salah satu pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat
meninggikan derajat seseorang yang tadinya hina atau sebaliknya dapat
menghina-hinakan orang yang tadinya mulia.(Syukur,2009,24)
Khusus di bidang bahasa, masyarakat Arab pada saat itu telah
menggemari kehidupan baca tulis dan seni syair telah menjadi sebuah tradisi
masyarakat yang meluas. Oleh karena itu, menurut Amin di bidang bahasa,
bangsa Arab sebelum Islam adalah masyarakat yang sangat maju, bahasa
mereka sangat indah dan kaya, syair-syair mereka sangat banyak, dalam
lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati, dan setiap tahun di
“pasar Ukaz” diadakan pentas sajak yang monumental.(Munir,2009,60)
Jika dilihat dari segi peradaban dan pemukimanya, bangsa Arab biasa
dibagi dua istilah, yakni Hadharah (kota menetap) dan Badawah (nomaden
baduwi). Menurut Ibnu Khaldun pada mulanya bangsa Arab merupakan
bangsa nomaden yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain hanya
untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek mereka sehari-hari, sampai
akhirnya kebutuhan pun semakin meningkat dengan upaya mereka memenuhi

15
kebutuhan hidup jangka panjangnya, karena merasa dengan memanfaatkan
buruan dan tumbuhan tidaklah mencukupi kebutuhannya, maka mereka
memulai sistem produksi dengan berternak dan bertani. Bangsa Arab yang
menetap pada akhirnya beranakpinak dan mulai mengalami penguatan ras
yang sering mereka istilahkan dengan nasab. Penguatan nasab ini tercermin
dalam penggunaan „alam kuniyyah atau nama yang turut menyebutkan garis
keturunan biasanya diistilahkan dengan menyandarkan garis keturunan
lakilaki.(Barir,2014,109)
Nabi Saw. Merumuskan piagam yang berlaku bagi seluruh
pendudukan Yatsrib, baik orang muslim maupun non muslim (Yahudi).
Piagam inilah yang oleh Ibnu Hasyim disebut sebagai Undang-undang Dasar
Negara Islam (Daulah Islamiyah) yang pertama.
a. Setiap kelompok mempunyai pribadi keagamaan dan politik. adalah hak
kelompok, menghukum orang yang membuat kerusakan dan memberi
keamanan kepada orang patuh.
b. Kebebasan beragama terjamin buat semua warga Negara.
c. Kewajiban penduduk madinah, baik kaum muslimin maupun bangsa
Yahudi, untuk saling membantu, baik secara moril atau materil. Semuanya
dengan bahu membahu harus menangkis setiap serangan terhadap kota
Madinah.(Subarman,2008,36)

C. Kondisi Politik dan kepercayaan bangsa Arab


Rasulullah adalah kepala Negara bagi penduduk Madinah. Kepada
beliaulah segala perkara dibawa dan segala perselisihan yang besar
diselesaikan..(Supriyadi,2008,65) Dengan terbentuknya negara Madinah,
Islam makin bertambah kuat. Selain tiga dasar di atas, langkah awal yang
ditempuh Rasullullah setelah resmi mengendalikan Madinah adalah
membangun kesatuan internal dengan mempersaudarakan orang muhajirin
dan anshar. Dengan cara ini, akan menutup munculnya ancaman yang akan

16
merusak persatuan dan kesatuan dalam tubuh umat islam. Langkah politik ini
sangat tepat untuk meredam efek keratakan sosial yang ditimbulkan oleh
berbagai manuver orang-orang yahudi dan orang-orang munafik (hipokrif)
yang berupaya menyulut api permusuhan antara Aus dan Khazraj, antara
Muhajirin dan Ansar.
Ketika Abd Dar meninggal, saat itu terjadi perebutan penguasaan
Makkah antara bani Abdu Dar dengan bani Abdu Manaf. Ada lima hal yang
diperebutkan oleh para bani yakni siqayah (Pengelolaan Air) dan rifadah
(Perpajakan dan Penyantunan Masyarakat Miskin) yang jatuh ketangan Bani
Abdu Manaf serta liwa‟ (Kebijakan Perang), hijabah (Pemegang Kunci
Kabah), dan Dar an-Nadwa (Tempat Perkumpulan) yang jatuh pada Bani
Abdu Dar. Pada masa selanjutnya kepemimpinan rifadah dan siqayah
dipegang Hasyim dan setelah Hasyim meninggal, terjadilah perselisihan
antara Muthalib dengan Umayyah. Perselisihan ini terus berlanjut sampai
akhirnya Air zam-zam berhasil ditemukan dan Abdul Muthalib menjadi
pengendali suku lainnya.(Wijaya,2009,25)
Kebanyakan masyarakat Arab adalah penganut agama Watsani
(penyembah berhala). Menurut sebagian pendapat, penyebar agama Watsani
pertama di tengah-tengah masyarakat Arab adalah Amr bin Luhay al-Khuza‟i.
dia merupakan orang yang membawa patung dari Syam ke Kabah.
Tiap suku Makkah biasanya memiliki berhalanya masing-masing yang
berbeda antara satu suku dengan suku lainya dan masing-masing suku
meletakkan berhalanya di sekitar Kabah. Menurut sejarawan, berhala-berhala
ini sampai mencapai angka 360 lebih. Banyaknya berhala ini tentunya
menjadi simbol tentang ego dan fanatisme kepercayaan bangsa Arab.
Sebagaimana yang diketahui, ada empat berhala yang dikenal dalam tradisi
Arab, pertama yaitu Latta yang merupakan dewa tertua yang terletak di Thaif,
„kedua „Uzza yang bertempat di Hijaz, ketiga adalah manah yang bertempat di

17
Yasrib (sekarang Madinah), dan keempat adalah Hubal yang dianggap
sebagai dewa terbesar yang berada di Ka‟bah.(Rofiq,2009,29)

C. PENUTUP
Simpulan
Proses peradaban Islam yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw
Proses peradaban Islam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW terbagi
menjadi dua periode yaitu: pertama, periode Mekkah Nabi Muhammad
sebagai pemimpin agama. kedua, Periode Madinah Nabi Muhammad sebagai
pemimpin agama dan pemerintahan.
Kondisi dunia pra-Islam
Dunia pra Islam ada beberapa peradaban diantaranya peradaban romawi
timur, peradaban persia, peradaban arab jahiliyah.
Kondisi bangsa Arab pra-Islam pada masa Nabi Muhammad saw
Kondisi ekonomi dan sosial bangsa Arab mengalami kemajuan yang sangat
pesat dalam hal perdagangan. Kondisi politik dan keagamaan pra-Islam segala
perkara dan segala perselisihan yang dihadapi orang Madinah dilaporkan dan
diselesaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Ahmad. 1975. Fajr al-Islam, cet. ke-11. Kairo: Maktabah an-Nahdhah al-
Misriyyah.
Barir Muhammad. 2014. Buruh dan Perbudakan dalam Perspektif al-Qur‟an dalam
al- Quran dan Isu-Isu Sosial. Yogyakarta: Idea Press.
Ernard Lewis. 1994. Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah. Terjemahan oleh Said
Jamhuri. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Gazalba Sidi. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara.

18
Husein Muhammad, Haekal. 1984.. Hayat Muhammad. Terj. Dunia Pustaka Jaya.
Jakarta.
Khoiriyah, M.Ag. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam. Penerbit Teras. Perum
POLRI Gowok Blok D 3 No. 200 Depok Sleman Jogjakarta.
Mubarok Aih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Nasution Harun. 1984. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid 1. Jakarta: UI-
Press.
Poerwadarminta W.J.S. 1952. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
RI Departemen Agama. 2005. Al-Qur‟an dan terjemahnya special for women.
Jakarta: Syamil Cipta Media.
Rofiq Choirul. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.
Samsul Munir Amin. Amzah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta.
Subarman Munir. 2008. Sejarah Peradaban Islam Klasik. Cirebon: Pangger
Publishing.
Sulasman, Suparman. 2013. Sejarah Islam di Asia dan Eropa. Bandung: Pustaka
Setia.
Supriyadi Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Syalabi A. 1994. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jilid I, Terjemahan oleh Mukhtar
Yahya. Jakarta: Pustaka Alhusna.
Syukur Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
Wijaya Aksin. 2009. Arah Baru Studi Ulumul Qur‟an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yatim Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

19

Anda mungkin juga menyukai