Anda di halaman 1dari 10

PERADABAN ISLAM PADA MASA

KHULAFA’ RASYIDIN, MUAWIYAH DAN


ABBASIYAH

KELOMPOK 4
Irham Arwi Atalah 0701192083
Maghfira Aida 0701212205
Dian Suharta 0701212250
Winky Ananda 0701211040
A. MASA KHULAFA’ RASYIDIN

Khalifah (pengganti) adalah menggantikan kedudukan


Rasulullah sebagai pemimpin umat Islam untuk menjaga
agama sekaligus menjadi pemimpin politik.

Khulafa’ Rasyidin bermakna pengganti-pengganti Rasul


yang cendekiawan, yaitu Khalifah Abu Bakar, Umar bin
al-Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abu Thalib.
MASA KHULAFA’ RASYIDIN

1. Abu Bakar al-Shiddiq


Abu Bakar merupakan orang yang pertama kali masuk Islam ketika Islam mulai didakwahkan.
Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul untuk
memusyawarahkan yang akan dipilih menjadi pemimpin. Semangat keagamaan Abu Bakar
membuatya terpilih menjadi Khalifah.

Pertama kali yang menjadi perhatian Khalifah adalah merealisasikan keinginan Nabi yang hampir
tak terlaksana. Faktor keberhasilan Abu Bakar adalah dalam membangun pranata sosial di bidang
politik dan pertahanan keamanan.

Khalifah Abu Bakar meniggal dunia pada tanggal 22 Jumadats tsaniyah 13 H (23 Agustus 634 M),
malam selasa antara Maghrib dan Isya’, dalam usia 63 tahun.
MASA KHULAFA’ RASYIDIN

2. Umar bin al-Khaththab

Umar lahir 30 tahun sebelum diangkatnya Muhammad Saw sebagai Nabi. Abu Bakar memilih untuk
mencalonkan Umar bin al-Khaththab sebagai Khalifah dan meminta pendapat beberapa sahabat yang
pantas ikut campur proses pencalonan tersebut. Peserta musyawarah sepakat atas pencalonan Umar
sebagai khalifah.

Belum genap satu tahun memerintah, Umar telah menorehkan tinta emas dalam sejarah perluasan
wilayah kekuasaan ini. Khalifah Umar telah berhasil membuat dasar-dasar bagi pemerintahan yang
handal untuk melayani tuntutan masyarakat baru yang terus berkembang.

Umar meninggal pada bulan Dzulhijjah tahun 23 H, yaitu tiga hari setelah peristiwa penikaman atas
dirinya oleh seorang budak bangsa Persia bernama Fairuz atau Abu Lu’lu’ah ketika beliau mendirikan
shalat Subuh di Masjid Nabawi.
MASA KHULAFA’ RASYIDIN
3. Utsman bin Affan
Utsman bin Affan lahir di Thaif 6 tahun pasca tahun gajah, bertepatan dengan tahun 567 M. Utsman
dijuluki dzun nurain (pemilik dua cahaya). Sejak kecil Utsman telah masyhur dengan budi pekertinya
yang utama. Ketika menjelang wafat, Umar menunjuk 6 sahabat untuk dicalonkan sebagai
penggantinya. Tim ini bermusyawarah dan menunjuk Utsman sebagai khalifah.

Karya besar Utsman ialah susunan kitab suci Al-Qur’an. Pada paruh terakhir masa kekuasaannya,
Khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan di dalam negeri. Berbagai fitnah dihembuskan
oleh Abdullah bin Saba’ yang berasal dari Yahudi Sana’a dan dikenal dengan sebutan Ibnu Sauda’.

Pada bulan Dzulhijjah tahun 35 Hijriah, para penyebar fitnah berangkat pada musim haji. Sebagian
dari mereka bersikap kasar sampai masuk kerumah Utsman. Utsman terbunuh ketika ia sedang
membaca Al-Qur'an. Ketika itu Utsman sedang berpuasa, maka jiwanya pergi menuju Allah sebagai
syahid.
MASA KHULAFA’ RASYIDIN
4. Ali bin Abu Thalib
Ali bin Abu Thalib lahir sepuluh tahun sebelum Nabi Saw diutus Allah menjadi Rasul. Ali bin
Abu Thalib dibaiat sebagai Khalifah setelah Utsman terbunuh. Prosesi pembaiatan Ali kemudian
disebarkan ke seluruh penjuru wilayah Islam dan semua menyetujui kecuali Mu’awiyah.

Pertama kali yang dilakukan Ali setelah menjadi khalifah ialah mengganti semua pejabat yang
diangkat Utsman. Masa pemerintahan Ali bin Abu Thalib disibukkan dengan berbagai
permasalahan dalam negeri. Pada tanggal 16 Ramadhan tahun 40 H, Abdurrahman bin Muljam
menyusup di kegelapan menanti Ali keluar. Ia menikam Ali di depan pintu masjid. Masyarakat
langsung datang dan menangkap orang Khawarij tersebut.

Pada bulan Syawal tahun 40 H, penduduk Madinah membaiat Hasan bin Ali menjadi Khalifah.
Pada tanggal 25 Rabi’ul Awal tahun 41 H, Hasan mengundurkan diri dan menyerahkannya
kepada Muawiyah demi persatuan umat.
B. MASA DINASTI UMAYYAH

Pendiri dinasti ini adalah Muawiyyah bin Abu Sufyan Shakr bin Harb bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf
bin Quashay al-Qurasy al-Umawi. Muawiyyah menjabat sebagai gubernur Damaskus (Syam) pada masa kekhalifahan
Umar bin al-Khaththab. Muawiyyah kemudian memindahkan ibu kota kekuasaan Islam dari Kufah ke Damaskus.

Muawiyyah memimpin dengan kecerdasan, kecerdikan, dan kompetensinya untuk memperkokoh keamanan dan
stabilitas di dunia Islam. Dinasti Umayyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun, dengan 14 orang
Khalifah.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Dinasti Umayyah sampai pada kehancurannya, yaitu:
• Perselisihan diantara para personal di dalam keluarga Bani Umayyah, tentang siapa yang berhak untuk menjadi
khalifah.
• Berdirinya kekuasaan Bani Abbasiyah yang terus memerangi Bani Umayyah.
• Lemahnya pemerintahan daulah Bani Umayyah disebabkan oleh sikap hidup mewah dilingkungan istana
sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan.
C.MASA DINASTI ABBASIYAH

Al-Walid bin Abdul Malik, khalifah saat itu, mengalokasikan al –Humaimah (wilayah
di Yordania) untuk Ali bin Abdullah bin Abbas. Oleh karenna itu, Ali bin Abdullah bin
Abbas diam dan menetap di sana. Inilah yang menjadi asal muasal golongan Abbasiyah
yang merupakan cabang dari golongan Hasyimiyah.

Dalam perjalanan dan rentang sejarah, Bani Abbas lebih banyak berbuat dari pada Bani
Umayyah. Pergantian Dinasti Umayyah kepada dinasti Abbasiyah tidak hanya sebagai
pergantian kepemimpinan, lebih dari itu telah mengubah, menoreh wajah dunia Islam
dalam refleksi kegiatan ilmiah. Pengembangan ilmu pengetahuan pada Bani Abbasiyah
merupakan iklim pengembangan wawasan dan disiplin keilmuan.

Masa kemunduran dimulai sejak Abbasiyah diperintah oleh khalifah Ja’far Muhammad
al-Muntashir sampai jatuhnya Baghdad saat khalifah berada di tangan Abu Ahmad
Abdullah al-Musta’shim.
KESIMPULAN
Sejarah sangat penting untuk dipelajari. Dengan memahami dan mempelajari sejarah
yang benar, kita akan mampu menghadapi masa depan dengan penuh optimisme dan
belajar dari kegagalan masa lalu agar terhindar dari pesimisme.

Baik masa Khulafa’ Rasyidin, masa Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah setiap
Khalifahnya memiliki cara ataupun kebijaksanaan yang berbeda dalam
pemerintahannya. Namun tujuan mereka sama, yaitu membuat Islam maju.

Beratnya beban sebagai seorang Khalifah membuat beberapa Khalifah wafat karena
tidak sanggup memikul tanggung jawab Khalifah yang besar. Bahkan, menjadi seorang
Khalifah dapat merenggut nyawa Khalifah itu sendiri karena saat itu masih banyak
orang yang tidak suka pada Islam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai