Anda di halaman 1dari 10

KHALIFAH RASYIDAH

By Novia Nur Fadhila


MSI UMJ 2014 |1

JAN 2015

KHALIFAH RASYIDAH
Novia Nur Fadhila
Magister Studi Islam, Sekolah Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Jakarta
nurfadh.12@gmail.com

PENDAHULUAN
Masa Khilafah Rasyidah merupakan masa kepemimpinan setelah Nabi
Muhammad saw wafat., yaitu mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali ibn
Abi Thalib. Para khalifahnya disebut Al-Khulafa Al-Rasyidun (khalifah-khalifah
yang mendapat petunjuk).1 Al-Khulafa Al-Rasyidun bertugas menggantikan
kepemimpinan Nabi Muhammad saw dalam masalah kenegaraan yaitu sebagai
kepala Negara atau kepala pemerintahan dan pemimpin agama.
Tugas Al-Khulafa Al-Rasyidun sebagai kepala negara adalah mengatur
kehidupan rakyatnya agar tercipta kehidupan yang damai, adil, makmur, aman,
dan sentosa. Sedangkan sebagai tugas sebagai pemimpin agama adalah mengatur
hal-hal yang berhubungan dengan masalah keagamaan. Jika terjadi perselisihan
pendapat Al-Khulafa Al-Rasyidun maka khalifah berhak mengambil keputusan.
Namun demikian Al-Khulafa Al-Rasyidun tetap melakukan musyawarah kepada
para sahabat.
Setelah Nabi Muhammad saw. wafat, sebagai pemimpin pemerintahan,
beliau tidak pernah meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan
beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau
tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk
menentukannya. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dipilih tidak harus
berasal

dari

keluarga

atau

keturunannya.

Namun

berdasarkan

sikap

kepemimpinan, kedalaman ilmu dan akhlaknya.


Karena itulah tidak lama setelah beliau wafat; belum lagi jenazahnya
dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di Balai Kota
1

Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2008. h.42

JAN 2015

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |2

Bani Saidah, Madinah.2 Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih


menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing
pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi
pemimpin umat Islam. Namun, dengan semangat ukhuwah Islamiyah yang tinggi,
akhirnya, Abu Bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar
mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing
pihak menerima dan membaiatnya.3
Abu Bakar adalah khalifah pertama di masa khilafah rasyidah atau setelah
wafatnya Nabi Muhammad. Dan masih ada tiga khalifah lainnya yaitu Umar ibn
Khathab, Utsman ibn Affan, dan Ali ibn Abi Thalib. Sehingga diperlukan
penjelasan lebih lanjut tentang sejarah dari tiap-tiap masa khalifah.

PEMBAHASAN
A. Abu Bakar
Abu Bakar merupakan seorang pendukung dan teman setia Nabi
Muhammad saw paling awal, yang percaya kepada Nabi Muhammad saw, dan
memimpin shalat jamaah selama sakit terakhir yang diderita Nabi Muhammad
saw. bahkan Abu Bakar diberi gelar Ash-Shiddiq (yang percaya). Abu Bakar
melaksanakan semua tugas dan meneladani semua keistimewaan Nabi
Muhammad saw. Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar
disebut Khalifah Rasulillah.4
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun5. Dalam kurun dua tahun
tersebut beliau habiskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama
tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa arab yang tidak mau

Ibid. h.35.
Hasan Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta:Kota Kembang. 1989. h.34
4
Khalifah Rasulillah berarti pengganti rasul, yang dalam perkembangan selanjutnya disebut
khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah Nabi Muhammad saw wafat untuk
menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
(Badri Yatim. Op. cit. H.35.)
5
Abu Bakr (632-634 M), pada tahun 634 M, Abu Bakar wafat. (Philip. K. Hitti. History of the
Arabs; From The Earliest Times To The Present. New York: Palgrave Macmillan. Edisi revisi ke10. 2002. Diterjemahkan oleh R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta. h.218)
3

JAN 2015

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |3

tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Mereka menganggap, bahwa


perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad saw, dengan sendirinya telah
batal setelah Nabi Muhammad saw wafat. Karena itu mereka menentang Abu
Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat
membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan
ini dengan apa yang disebut Perang Riddah.6 Dan Khalid ibn Al-Walid adalah
jenderal yang banyak berjasa dalam perang Riddah ini.
Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, dijalankan
sebagaimana pada masa Nabi Muhammad saw, bersifat central, kekuasaan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain
menjalankan roda pemerintahan, khalifah juga melaksanakan hukum.
Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad saw, Abu Bakar selalu
mengajak sahabat-sahabt besarnya untuk bermusyawarah.
Setelah menyelesaikan urusan perang dalam negeri, barulah Abu Bakar
mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid ibn Walid dikirim ke Irak dan
dapat menguasai Al-Hirah di tahun 634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di
bawah pimpinan empat jenderal yaitu, Abu Ubaidah, Amr ibn Ash, Yazid ubn
Abi Sufyan, dan Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah yang
masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid
diperintahkan meninggalkan Irak dan melalui gurun pasir yang jarang dijalani,
dia sampai ke Syria.
Pada tahun 634 M pula Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan
depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah.
Abu Bakar perannya sebagai khalifah diganti oleh tangan kanannya, yaitu
Umar ibn Khathab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia
bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar
sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan
terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam.7 Kebijaksanaan

6
7

Perang Riddah adalah perang melawan kemurtadan. (Badri Yatim. Op. cit. h.36)
Hasan Ibrahim Hasan. Op.cit.h.38

JAN 2015

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |4

Abu Bakar tersebut ternyata diterima oleh masyarakat yang segera secara
beramai-ramai membaiat Umar.
B. Umar ibn Khathab
Umar pernah menggunakan gelar Khalifah khalifati Rasulillah.
Namun dalam perkembangannya menggunakan istilah khalifah kedua. Selain
gelar tersebut, Umar juga menperoleh gelar Amir Al-Muminin, karena ia
seorang khalifah yang juga menjabat panglima tertingggi pasukan Islam.8
Umar menjabat sebagai khalifah kedua selama 10 tahun (634-644 M)9.
Pada zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan)
pertama terjadi, ibu kota Syria, Damaskus, jatuh pada tahun 635 M dan setahun
kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh
daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai
basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan Amr ibn Ash dan ke
Irak di bawah pimpinan Saad ibn Abi Waqqash. Iskandaria, ibu kta Mesir,
ditaklukkan pada tahun 641 M. dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota
Persia, Al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M pula,
Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa Umar, wilayah Islam
sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia,
dan Mesir.10
Perluaasan daerah kekuasaan yang terjadi dengan cepat menyebabkan
Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi
yang sudah berkembang terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur
menjadi delapan wilayah propinsi: Makkah, Madinah, Syria, Jazirah, Basrah,
Kufah, Palestina, dan Mesir. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan
sistempembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka
memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga

Diriwayatkan Umar pernah menggunakan gelar Khalifah khalifati Rasulillah (pengganti dari
pengganti Rasulullah). Karena terdengar terlalu panjang maka diperpendek menjadi khalifah
kedua. Umar dinobatkan sebagai khalifah pertama yang sekaligus memangku jabatan penglima
tertinggi pasukan Islam, dengan gelar khusus Amir Al-Muminin (Komandan/Panglima orangorang beriman. (Philip. K. Hitti. Op.cit.h.222 dan Badri Yatim. Op.cit.h.37)
9
Ibid.h 222 dan Ibid.h.38
10
Harun Nasution. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, jilid 1. Jakarta: UI Press. 1985.h.58

JAN 2015

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |5

keamanan dan ketertiban, maka dibentuklah jawatan kepolisian. Demikian pula


jawatan pekerjaan umum.11 Umar juga mendirikan Bait Al-Mal, menempa
mata uang, dan menciptakan tahun hijriyah.12
Umar memerintah selama sepuluh tahun. Masa jabatannya berakhir
dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu
Luluah. Untuk menentukan penggantinya, Umar tidak menempuh jalan yang
dilakukan oleh Abu Bakar. Menjelang wafatnya Umar telah membentuk
sebuah dewan formatur yang beranggotakan enam orang; ali ibn Abi Thalib,
Utsman ibn Affan, Zubayr ibn Al-Awwam, Thalhah ibn Abdullah, Saad
ibn Abi Waqqas, dan Abdurrahman ibn Auf. 13
Dewan formatur tersebut meliputi para sahabat tertua dan terkemuka,
hal ini menunjukkan bahwa gagasan Arab kuno tentang kepala suku telah
mengalahkan gagasan tentang kerajaan turun temurun. Setelah Umar wafat,
dewan formatur tersebut bermusyawarah dan menghasilkan mufakat bahwa
khalifah pengganti setelah Umar adalah Utsman ibn Affan.
C. Utsman ibn Affan
Kesenioritasan kesukuan Utsman menjadi penentu terpilihnya Utsman
sebagai khalifah ketiga yang mengungguli ali ibn Abi Thalib. Utsman
mewakili aristokrat Umayyah, berbeda dengan Abu Bakar dan Umar yang
mewakili kalangan Muhajirin.14 Pemerintahan Utsman berlangsung selama
dua belas tahun (644-655 M).15
Pada masa pemerintahan Utsman, wilayah Armenia, Tunisia, Cyprus,
Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan
berhasil dikuasai16. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini. Dan sangat
disayangkan karena belum selesai perjuangan jihad ekspansi, kaum muslimin
ditimpa bencana besar, yaitu pecahnya pemberontakan melawan Amirul

11

Syibli Numan. Umar yang Agung. Bandung: Penertbit Pustaka. 1981. H.246-276 dan 324-418
A. Syalabi. Sejarah dan kebudayaan Islam. Jilid 1. Jakarta: Pustaka Al-Husna. 1987. H.263
13
Ibid. h.267 dan Philip. K. Hitti. Op.cit.h.223.
14
Ibid. Philip. K. Hitti. h.223.
15
Badri Yatim. Op. cit. h.38.
16
Ibid.
12

JAN 2015

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |6

Muminin, Khalifah Utsman. Hal ini bermula dari perasaan tidak puas dan
kecewa di kalangan umat Islam terhadap Utsman.17
Pemberontakan dimulai dari sejumlah orang yang tidak puas dan
kecewa serta dendam terhadap Utsman, sehingga meluas ke kota-kota besar
Islam dan akhirnya sampai ke Madinah sendiri. Kepemimpinan Utsman
memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar, salah satunya mungkin
karena Utsman diangkat menjadi khalifah ketika usianya sudah lanjut yaitu 70
tahun, dan sifatnya yang lemah lembut. Pada tahun 655 M Utsman dibunuh
oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.
Salah satu factor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap
kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam
kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah Marwan ibn Hakam.
Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman
hanya menyandang gelar khalifah.18 Setelah banyak anggota keluarganya yang
duduk dalam jabatan-jabatan penting, Utsman laksana boneka di hadapan
kerabatnya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap
keluarganya. Dia juga tidak tegas terhadap bawahan. Harta kekayaan negara,
oleh kerabatnya dibagikan tanpa kontrol oleh Utsman sendiri.
Merskipun demikian tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada
kegiatan-kegiatan yang penting. Utsman berjasa membangun bendungan
untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kotakota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, masjid-masjid, dan
memperluas masjid Nabi Muhammad di Madinah.
D. Ali ibn Abi Thalib
Setelah Utsman wafat, masyarakat yang dendam terhadap Utsman
mengangkat Ali sebagai khalifah pada tahun 656 M. Sementara masyarakat
yang dendam terhadap pembunuh-pembunuh Utsman mengikuti Muawiyah

17
18

Ahmad Hasjmy. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang. h.126.
Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa. Bandung: CV. Rusyda. 1987. h.87

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |7

JAN 2015

ibn Abi Suyfan. Masa pemerintahan Ali tidak lebih lama dari Utsman, yaitu
hanya enam tahun (656-661 M).19
Selama masa pemerintahan, Ali mengahadapi berbagai macam
pergolakan. Tidak ada masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat
dikatakan stabil. Setelah menduduki jabatan sebagai khalifah, Ali memecat
gubernur

yang

diangkat

oleh

Utsman.

Ali

meyakini

bahwa

pemberontakanterjadi karena keteledoran mereka. Ali juga menarik kembali


tanah yang dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendappatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak
tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.20
Kemudian, tidak lama setelah itu, Ali menghadapi pemberontakan
Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para
pembunuh Utsman dan mereka menuntut bela terhadap darah Utsman yang
telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari
perang, kemudian dia mengirim surat kepada Thalhah dan Zubair agar
keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai.
Namun, ajakan tersebut ditolak. Akhirnya pertempuran yang dahsyat pun
berkobar. Perang ini dikenal dengan nama perang jamal (unta) karena
Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan
lawannya. Zubair dan Thalhah terbunuh ketika hendak melarikan diri,
sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.21
Bersamaan

dengan

itu,

kebijaksanaan-kebijaksanaan

Ali

juga

mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Muawiyah,


yang didukung oelh sejumlah mantan pejabat tinggi yang merasa kehilangan
kedudukan dan kejayaan. Setelah berhasil memadamkan pemberontakan
Zubair, Thalhah dan Aisyah. Ali bergerak dari Kufah menuju Damaskus
dengan sejumlah besar tentara. Pasukannya bertemu dengan pasukan
Muawiyah di Shiffin. Perang ini diakhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi
tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya
19

Philip. K. Hitti. Op.cit.h.224 dan 227


Hasan Ibrahim Hasan. Op.cit.h.62.
21
Philip. K. Hitti. Op.cit.h.224.
20

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |8

JAN 2015

golongan ketiga, al-khawarij, orang-orang yang keluar dari barisan Ali.


Akibatnya, di ujung masa pemerintahan Ali, umat Islam terpecah menjadi tiga
kekuatan politik, yaitu Muawiyah, Syiah (pengikut Ali), dan Al-khawarij
(orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Keadaan ini tidak menguntungkan
Ali. Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah,
sementara posisi Muawiyah semakin kuat.22
Pada tahun 661 M, ketika Ali sedang dalam perjalanan menuju masjid
Kufah, Ali terkena hantaman pedang beracun di dahinya. Pedang tersebut,
yang mengenai otaknya, diayunkan oleh seorang pengikut kelompok Khawarij,
Abd al-Rahman ibn Muljam, yang ingin membalas dendam atas kematiaan
keluarga seorang wanita, temannya, yang terbunuh di Nahrawan.23 Dan dengan
meninggalnya Ali maka masa Khilafah Rasyidah pun telah berakhir.
Setelah Ali wafat, maka sebagian besar kaum muslimin bersepakat
mendukung Muawiyah menjadi khalifah. Setelah masa Khilafah Rasyidah
berakhir, kaum muslimin terpecah ke dalam tiga kelompok besar24, yaitu:
1. Jumhurul Muslimin, yang mendukung Muawiyah dan pemerintahannya
2. Syiah, yang tetap mencintai Ali dan ahli bait-nya serta menentang keras
regim Muawiyah
3. Khawarij, yang marah mendendam kepada Utsman, Ali, dan
Muawiyah

PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa Khilafah Rasyidah merupakan masa kepemimpinan setelah Nabi
Muhammad saw wafat., yaitu mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali
ibn Abi Thalib. Para khalifahnya disebut Al-Khulafa Al-Rasyidun (khalifahkhalifah yang mendapat petunjuk). Al-Khulafa Al-Rasyidun bertugas

22

Ibid. 225-226.
Ibn Muljam adalah salah satu dari tiga orang yang bersumpah di depan Kabah bahwa pada hari
yang sama mereka akan membersihkan komunitas Islam dari tiga tokoh pengacau: Ali,
Muawiyah, dan Amr ibn Ash.(Ibid. 227.)
24
Ahmad Hasjmy. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang. 1995.h.129.
23

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
MSI UMJ 2014 |9

JAN 2015

menggantikan

kepemimpinan

Nabi

Muhammad

saw

dalam

masalah

kenegaraan yaitu sebagai kepala Negara atau kepala pemerintahan dan


pemimpin agama.
Ciri masa khilafah ini adalah para khalifah betul-betul berusaha
menurut teladan Nabi Muhammad saw. mereka dipilih melalui proses
musyawarah. Khalifah pada masa ini tidak pernah bertindak sendiri ketika
negara menghadapi kesulitan. Mereka selalu bermusyawarah dengan pemukapemuka atau pembesar-pembesar yang lain.
Masa jabatan sebagai khalifah pada khilafah rasyidah tidak ada yang
lebih dari 12 tahun, yang paling singkat adalah pada khalifah Abu Bakar yaitu
hanya dua tahun, dan masa jabatan sebagai khalifah yang terlama adalah pada
khalifah Utsman yaitu dua belas tahun. Setiap masa kekhalifahan memiliki
permasalahan dan polemik yang berbeda-beda. Dan pada masa Ali-lah dikenal
sebagai masa pemberontakan umat Islam dan perpecahan sesama umat Islam.
Masa jabatan setiap khalifah berakhir setelah khalifah tersebut
meninggal dunia. Abu Bakar meninggal karena sakit, sedangkan Umar,
Utsman, dan Ali meninggal dengan cara yang zalim, yaitu dengan dibunuh.
Umar dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Luluah.
Utsman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang
selalu berhasil dihasut oleh Abdullah ibn Saba. Dan Ali dibunuh oleh
seorang pengikut kelompok Khawarij, Abd al-Rahman ibn Muljam.
Dan dengan wafatnya Ali maka masa Khilafah Rasyidah pun telah
berakhir. Setelah masa Khilafah Rasyidah berakhir, kaum muslimin terpecah
ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:
1) Jumhurul Muslimin, yang mendukung Muawiyah dan pemerintahannya
2) Syiah, yang tetap mencintai Ali dan ahli bait-nya serta menentang keras
regim Muawiyah
3) Khawarij, yang marah mendendam kepada Utsman, Ali, dan Muawiyah.

JAN 2015

KHALIFAH RASYIDAH
By Novia Nur Fadhila
M S I U M J 2 0 1 4 | 10

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. 1987. Islam dari Masa ke Masa. Bandung: CV. Rusyda.
Hasan, Hasan Ibrahim. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta:Kota
Kembang.
Hasjmy, Ahmad. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Hitti, Philip. K. 2002. History of the Arabs; From The Earliest Times To The
Present. New York: Palgrave Macmillan. Edisi revisi ke-10. Diterjemahkan
oleh R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi. 2006. Jakarta: PT
Serambi Ilmu Semesta.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid 1. Jakarta:
UI Press.
Numan, Syibli. 1981. Umar yang Agung. Bandung: Penertbit Pustaka.
Syalabi, Ahmad. 1987. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jilid 1. Jakarta: Pustaka
Al-Husna.
Yatim, Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai