Anda di halaman 1dari 8

NAMA : M.

KHALID FATUR RAHMAN JAMIL

NIM : 2220203861206119

PRODI : PERBANKAN SYARIAH

MATKUL : SEJARAH PERADABAN ISLAM

Khulafaur Rasyidin

Khulafaur Rasyidin berasal dari dua kata yakni Khulafa’ dan ArRasyidin. Khulafa’ berarti jama’ dari
khalifah yang memiliki arti “pengganti“.

Sedangkan kata Ar-Rasyidin yaitu “mendapat petunjuk.” Jadi Khulafaur Rasyidin adalah para
pengganti yang mendapatkan petunjuk.

Khulafaur Rasyidin ialah para pemimpin yang menggantikan tugastugas Rasulullah SAW. sebagai
kepala negara, kepala pemerintahan dan pemimpin umat. Adapun tugas kenabiannya tidak bisa
digantikan.

Allah SWT. berfirman dalam Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 40:

Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara
kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu.”

Khulafaur Rasyidin adalah para khalifah yang sangat arif bijaksana. Mereka adalah keempat sahabat
Nabi yang terpilih menjadi pemimpin kaum muslimin setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

(Imam as-Suyuthi:2015) Telah menguraikan sejarah lengkap tentang para Khalifah, serta membaginya
dari beberapa masa. Salah satu masa diantaranya adalah masa kekhilafahan Khulafaur Rasyidin.
1. Abu Bakar as-Siddiq ra. (11-13 H / 632-634 M)

Nama aslinya adalah Abdul Ka’bah. Kemudian rasul menggantinya dengan nama Abdullah.
Lengkapnya Abdullah bin Abi Quhafah at-Tamimi. Terlahir dari pasangan Usman (Abu Quhafah) bin
Amir dan Ummu Khair Salma binti Sakhr yang berasal dari suku Taim, suku yang melahirkan
tokohtokoh terhormat.

Sejak kecil, beliau terkenal dengan sifat yang lemah lembut, jujur dan sabar. Sehingga, disaat
usianya menginjak remaja, beliau telah bersahabat dengan Rasulullah SAW. Ia terkenal dengan
julukan Abu Bakar, dan “AsSiddiq” merupakan gelar yang diberikan oleh para sahabat, karena ia
sangat mempercayai dan membenarkan Rasulullah SAW. dalam segala hal.

Abu Bakar diangkat menjadi khalifah dengan jalan musyawarah antara kaum Anshar dan kaum
Muhajirin di Saqifah Bani Sa’idah (balai pertemuan di kota madinah). Dalam masa kepemimpinannya,
khalifah Abu Bakar telah mencapai usaha dan prestasi yang sangat luar biasa.

2. Umar bin Khattab ra. (13-23 H / 634-644 M)

Usia Umar lebih muda 13 tahun dari Nabi muhamad. Sejak usianya masih kecil, ia sudah terkenal
dengan sifat pemberani dan cerdas. Tidak pernah takut menyatakan kebenaran dihadapan siapa pun.
Jadi, tidak heran saat Umar bin Khattab memeluk Islam, barisan kaum muslimin ditakuti oleh orang
kafir Quraisy. Sebelum memeluk Islam, ia sangat menentang Islam. Namun setelah masuk Islam, ia
sangat berani menghadapi musuh-musuh Islam. Terkenalah ia sebagai “Singa Padang Pasir” yang
amat disegani.

Karena kepribadiannya yang tegas dan sangat kuat dalam memperjuangkan kebenaran, masyarakat
memberinya gelar “al-Faruq” yakni dengan tegas membedakan mana yang benar dan salah.Pada
masa pemerintahannya, wilayah Islam semakin luas sampai ke Mesir, Irak, Syam, dan Negeri-Negeri
Persia lainnya. Umar lah yang pertama kali membentuk badan kehakiman dan menyempurnakan
pemerintahan. Juga meneruskan usaha Abu Bakar dalam membukukan Al-Qur’an. Beliau wafat pada
usia 63 tahun. Memerintah selama 10 tahun 6 bulan. Ia wafat oleh tikaman pedang Abu Lu’lu’ah,
seorang budak milik al-Mughirah bin Syu’bah saat shalat Shubuh.
3. Usman bin Affan ra.

Usman bin Affan adalah seorang saudagar kaya raya dan seorang penulis wahyu yang terkenal.
Usianya lima tahun lebih muda dari nabi Muhamad. Usman dikenal sebagai orang yang pendiam dan
berbudi pekerti yang terpuji. Ia banyak melakukan amal kebaikan, sehingga ia mendapat gelar
“Ghaniyyun Syakir” yakni orang kaya yang banyak bersyukur kepada Allah SWT.

Sekalipun ia sebagai orang yang kaya raya, namun ia tak segansegan untuk ikut berperang dan tidak
pernah menjaga jarak dengan masyarakat kelas bawah. Karena banyaknya kebaikan yang telah
dilakukannya, maka ia dinikahkan dengan putri Nabi Muhamad yakni Ruqayyah. Setelah Ruqayyah
wafat, ia dinikahkan lagi dengan putri Nabi yang bernama Ummu Kullsum. Oleh karena itu, ia diberi
julukan “Dzun Nurain” (Yang memiliki dua cahaya).

Jasa-jasa Usman bin Affan diantaranya: menyalin dan membukukan Al-Qur’an menjadi beberapa
naskah. Dan beliau menetapkan pelafalan bacaan Al-Qur’an menjadi seragam dan serentak, tidak ada
perbedaan. Karena karya besarnya sangat bermanfaat bagi umat Islam, maka mushaf tersebut
dinamakan “Mushaf Usmani” sebagai penghargaan atas jasa beliau. Selain itu, beliau juga
membentuk angkatan laut, memperluas wilayah Islam, merenovasi masjid Nabawi, dan masih banyak
lainnya.

4. Ali bin Abi Thalib ra. (36-41 H / 656-661 M)

Beliau dilahirkan di kota Mekah pada tanggal 12 Rajab tahun ke 30 setelah kelahiran Nabi Muhamad.
Ibunya bernama Fatimah binti Asad. Ibunya memberinya nama al-Haidarah yang berarti Asad (singa),
kemudian ayahnya menggantinya dengan sebutan Ali.

Beliau dibesarkan dan dididik oleh Nabi Muhamad SAW. Ia masuk Islam setelah Siti Khadijah.
Karena keberaniannya yang luar biasa, beliau mendapat gelar “Singa Allah” dan “Karamallahu
Wajhahu” (semoga Allah memuliakan wajahnya).

Beliau merupakan putra dari paman Nabi sekaligus sebagai menantu Nabi Muhamad SAW. Ali bin
Abi Thalib masuk Islam diusia yang sangat muda dan banyak membantu perjuangan Nabi. Setelah
enam hari dari wafatnya Usman bin Affan, beliau diangkat menjadi khalifah pengganti perjuangan
Usman bin Affan.

Beliau berjasa dalam mengganti pejabat-pejabat yang kurang cakap, membenahi keuangan Negara
(Baitul Maal), memajukan bidang Ilmu bahasa, memajukan pembangunan, memadamkan
pemberontakan di kalangan Umat Islam dan lainnya.
Dalam menjalankan tugasnya, para Khulafaur Rasyidin senantiasa meneladani kepemimpinan
Rasulullah. Sifat dan akhlaknya sebagai pemimpin masyarakat, kepala Negara dan kepala
Pemerintahan tercermin dari sifat-sifat utama yang dimilikinya. Sifat-sifat Khulafaur Rasyidin
diantaranya:

• Arif dan bijaksana


• Berwibawa dan disiplin
• Berilmu agama yang luas dan mendalam
• Berani bertindak dan berkemauan yang keras

DINASTI BANI UMAYYAH DI DAMASKUS

Proses perpindahan periode kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib (Khalifah Rasyidin ke-4) kepada
Umayyah ini dicatat sejarah sarat akan hikmah sehingga patut dicermati dan dikaji lebih mendalam. Tidak
hanya itu, pergulatan politik yang terjadi pada awal berdiri Dinasti Umayyah hingga perkembangan dan
perubahan sistem khilafah menjadi monarki sangat menarik untuk ditelaah.

1.Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah di Damaskus

Berdasarkan fakta sejarah pendirian Dinasti Umayyah dilakukan oleh Mu’awiyah dengan cara menolak
membai’at Ali, berperang melawan Ali, dan melakukan perdamaian (tahkim)dengan pihak Ali yang secara
politik menguntungkan Mu‟awiyah. Keberuntungan selanjutnya adalah terbunuhnya khalifah Ali ra.
Jabatan khalifah setelah Ali wafat dipegang oleh putranya Hasan IbnAli selama beberapa bulan. Karena
tidak didukung pasukan yang kuat, sedangkan pihak Mu‟awiyah semakin kuat, akhirnya Mu’awiyah
melakukan perjanjian dengan Hasan Ibn Ali. Isi perjanjian itu adalah bahwa pergantian pemimpin akan
diserahkan kepada umat Islam setelah masa Mu’awiyah berakhir. Perjanjian ini dibuat padatahun 661 (41
H) dan tahun tersebut disebut 'am jama'at, karena perjanjian inimenyatukan umat Islam kembali menjadi
satu kepemimpinan politik, yaitu Mu'awiyah; dan Mu'awiyah mengubah sistem khilafah menjadi kerajaan.

2.Kemajuan Peradaban Dinasti Umayyah Di Damaskus

1.Bidang Pemerintahan
Pada masa Dinasti Umayyah, pusat pemerintahan dari Madinah dipindahkanke Damaskus. Keputusan ini
berdasarkan pada pertimbangan politis dan keamanan. Karena letaknya jauh dari Kufah, pusat kaum
Syi‟ah, dan juga jauh dari Hijaz, tempat tinggal Bani Hasyim. Lebih dari itu, Damaskus yang terletak di
wilayah Syam (Suriah) adalah daerah yang berada di bawah genggaman Mu‟awiyah selama 20 tahun sejak
dia diangkat menjadi gubernur di distrik ini sejak zaman KhalifahUmar bin al-Khattab.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Khalifah Dinasti Umayyah dibantuoleh beberapa


al-Kuttab
(sekretaris) yang meliputi :
a) Katib ar-Rasail
yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakanadministrasi dan surat-menyurat dengan pembesar-
pembesar setempat.
b) Katib al-Jund yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan hal-halyang berkaitan dengan
ketentaraan.
c) Katib asy-Syurthah
yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum.
d) Katib al-Qadhi
yaitu sekretaris yang bertugas menyelenggarakan tertibhukum melalui badan-badan peradilan dan hakim
setempat.

2.Bidang Hukum
Pada bidang pelaksanaan hukum, Dinasti Umayyah membentuk suatu lembaga yang bernama
Nizham al-Qadha (organisasi kehakiman). Kekuasaankehakiman di zaman ini dibagi ke dalam tiga badan,
yaitu:
a) Al-Qadhi, bertugas memutuskan perkara dengan ijtihadnya, karena pada waktu itu belum ada “mazhab
empat” ataupun mazhab - mazhab lainnya.Pada waktu itu Al-Qadhi menggali hukum sendiri dari Al-kitab
dan As-Sunnah dengan berijtihad.
b) Al-Hisbah, bertugas menyelesaikan perkara-perkara umum dan soal-soal pidana yang memerlukan
tindakan cepat.
c) An-Nazhar fil Mazhalim, yaitu mahkamah tertinggi atau mahkamah banding.

3.Bidang Militer
Pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah, perkembangan militer bangsaArab telah mencapai kemajuan
yang signifikan. Dalam peperangan dengan tentara Bizantium, bangsa Arab sekaligus mempelajari
kelebihan metode militer Romawidan menggunakannya sebagai model mereka.Sebagai organisator militer,
Mu‟awiyah adalah yang paling unggul di antara rekan-rekan sezamannya. Ia mencetak bahan mentah
yang terdiri atas pasukan Suriahmenjadi satu kekuatan militer Islam yang terorganisir dan berdisiplin
tinggi. Iamenghapus sistem militer yang didasarkan atas organisasi kesukuan.

Mu’awiyah melaksanakan perubahan besar dan menonjol di dalam pemerintahannya dengan


mengandalkan angkatan daratnya yang kuat dan efisien.Dia dapat mengandalkan pasukan orang-orang
Suriah yang taat dan setia, yang tetap berdiri di sampingnya walau dalam keadaan yang berbahaya
sekalipun. Dengan bantuan pasukan ini, Mu‟awiyah berupaya mendirikan pemerintahan yang stabil.

4. Bidang Ekonomi

Pada masa Dinasti Umayyah, ekonomi mengalami kemajuan yang luar biasa.Dengan wilayah
penaklukan yang begitu luas, maka hal itu memungkinkannya untukmengeksploitasi potensi ekonomi
negeri-negeri taklukan. Mereka juga dapatmengangkut sejumlah besar budak ke dunia Islam. Penggunaan
tenaga kerja inimembuat bangsa Arab hidup dari negeri taklukan dan menjadikannya kelas pemungut
pajak dan sekaligus memungkinkannya mengeksploitasi negeri-negeritersebut, seperti Mesir, Suriah dan
Irak. Adapun sumber utama pemasukan sama saja dengan sumber pendapatan pada masa Khulafa ar-
Rasyidin, yaitu pajak. Di setiap provinsi, semua biaya untuk urusanadministrasi lokal, belanja tahunan
negara, gaji pasukan, dan berbagai bentuklayanan masyarakat dipenuhi dari pemasukan lokal, dan sisanya
dimasukkan kedalam kas negara.
5.Bidang Sosial

Masyarakat pada masa Dinasti Umayyah terbagi ke dalam empat kelas sosial.Kelas tertinggi biasanya
diisi oleh para penguasa Islam, dipimpin oleh keluargakerajaan dan kaum aristokrat Arab. Kelas sosial
kedua adalah para muallaf yangmasuk Islam melalui pemaksaan sehingga negara mengakui hak penuh
mereka sebagai warga muslim. Kelas sosial ketiga adalah anggota sekte dan para pemilikkitab suci yang
diakui, yang disebut ahl al-dzimmah, yaitu orang Yahudi, Kristen danSaba yang telah mengikat perjanjian
dengan umat Islam. Selanjutnya, kelas palingrendah dalam masyarakat adalah golongan budak. Meskipun
perlakuan terhadap budak telah diperbaiki, tetapi dalam prakteknya mereka tetap menjadi pendudukkelas
rendah.Khalifah Dinasti Umayyah banyak yang bergaya hidup mewah dan samasekali berbeda dengan
para khalifah sebelumnya. Meskipun demikian, mereka tidak pernah melupakan orang-orang lemah,
miskin dan cacat. Pada masa tersebutdibangun berbagai panti untuk menampung dan menyantuni para
yatim piatu, faqir miskin dan penderita cacat. Untuk orang-orang yang terlibat dalam
kegiatankemanusiaan tersebut mereka digaji oleh pemerintah secara tetap.

6.Bidang Keagamaan dan Ilmu Pengetahuan

a.Penyempurnaan tulisan Alquran

Alquran yang dikodifikasi pada zaman Abu Bakar dan Ustman Ibn Affanditulis tanpa titik, sehingga
tidak dapat dibedakan antara huruf Fa dengan Qof, Ba dengan Ta dan Tsa; dan baris sehingga tidak dapat
dibedakan antara dhommat yang berbunyi “u”, fathat yang berbunyi “a”, Kasrat yang berbunyi “i”.
Menurut salah satu riwayat, ulama yang pertama kali memberikan baris dan titik pada huruf-huruf Alquran
adalah Hasan al-Bashri (642-728 M)atas perintah Abd al-Malik Ibn Marwan (yang menjadi khalifah antara
685-705 M).

b. Penulisan Hadist

Umar Ibn Abd Aziz adalah khalifah yang mempelopori penulisan (tadwin) hadist. Beliau memerintahkan
kepada Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn AmrIbn Hajm (120 H) gubernur Madinah, untuk menuliskan hadist
yang adadalam hafalan-hafalan penghafal hadist. Atas perintah khalifah, pengumpulan hadist dilakukan
oleh ulama. Di antaranya adalah Abu BakarMuhammad Ibn Muslim Ibn Ubaidillah Ibn Syihab al-Zuhri
(guru ImamMalik). Akan tetapi kitab hadist yang dikumpulkan oleh Imam al-Zuhri tidak diketahui dan
tidak sampai kepada kita. Dalam sejarah tercatat bahwa ulama yang pertama kali membukukan hadist
adalah Imam al-Zuhri.

c.Teologi Khawarij dan Murji‟ah

Awal pendirian Umayyah ditandai dengan munculnya kelompok yang kontra terhadap Ali dan
Mu‟awiyyah, yaitu khawarij. Disamping berperan sebagai gerakan politik, khawarij juga berperan sebagai
aliran teologiIslam. Gagasan Khawarij adalah tentang kewajiban menggunakan hukumAllah dengan
adagium la hukm illa lillah. Bagi Khawarij, menyelesaikansengketa bukan dengan hukum Allah adalah
pengingkaran; dan dalam pandangan mereka tahkim antara pihak Ali dan Mu‟awiyah dilakukantanpa
hukum Allah. Oleh karena itu, Ali dan Mu’awiyah dianggap telah melakukan dosa besar; dan mereka
mengkafirkan pihak-pihak yang melakukan dosa besar.
d..Madrasah Hasan al-Bashri

Hasan al-Bashri dilahirkan pada zaman Khalifah Umar Ibn Khattab ra dan meninggal pada zaman
Hisyam Ibn Abd al-Malik (Dinasti Umayyah).Beliau meninggalkan sejumlah kitab yang berharga,
diantara karya yang bisa dijumpai saat ini adalah Risalat fi Dzamm al-Qodariyyat dan Kitab fi Tafsir al-
Qur’ani.

e.Aliran Fikih

Secara umum, pada zaman Dinasti Umayyah terdapat dua aliran fikih:aliran Kufah (Madrasat al-Ra'y)
dan aliran Madinah (Madrasat al- Hadist). Aliran Kufah dibesarkan oleh Abu Hanifan dan aliran Madinah
dibesarkan oleh Imam Malik; dan di Madinah terdapat Fuqoha' Sab'at.

3. Keruntuhan Dinasti Umayyah di Damaskus

Sepeninggal Umar Ibn Abd al-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkanoleh Yazid Ibn Abd Malik
(720-724M). Masyarakat yang sebelumnya hidup dalamketenteraman dan kedamaian, pada masa itu
berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan
konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid Ibn Abd Malik cendrung kepada kemewahan dan kurang
memperhatikan kepentingan rakyat. Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah
berikutnya,Hisyam bin Abd Malik(724-743 M). Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru
dikemudian hari menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah.Kekuatan itu berasal dari
kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh golongan mawali.

Adapun beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya
kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:

1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan yang lebih menekankanaspek senioritas,
pengaturannya tidak jelas dan Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan
terjadinya persaingan yang tidak sehatdi kalangan anggota keluarga istana.

2. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikaphidup mewah di
lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan
tatkala mereka mewarisi kekuasaan.Disamping itu, para Ulama banyak yang kecewa karena
perhatian penguasaterhadap perkembangan agama sangat kurang.

3. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan darikonflik-konflik
politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi'ah (para pengikut Abdullah bin Saba') dan Khawarij
terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun
secaratersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah.Penumpasan terhadap
gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.

4. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalahmunculnya kekuatan


baru yang dipelopori oleh keturunan al-Abbas ibn Abdal-Muthalib. Gerakan ini mendapat
dukungan penuh dari Bani Hasyim dan kaum mawali yang merasa dikelas duakan oleh
pemerintahan Bani Umayyah.

Anda mungkin juga menyukai