Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KEBUTUHAN DAN KEINGINAN DALAM EKONOMI,


MASALAH VCUTILITY

Tugas Individu
(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikro)

Oleh :

NUR AMALIA

22202038602020

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan dan Keinginan dalam Ekonomi dan masalah vcutility

Banyak orang yang sering mengartikan bahwa kebutuhan dan


keinginan itu sama. Keinginan adalah hasrat seseorang yang apabila tidak
ditunaikan maka tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan. Sementara itu
kebutuhan bisa didefinisikan menjadi sebuah pertentangan atau kesenjangan
yang terjadi antara realitas dengan desakan yang terdapat dalam diri
(Mangkunegara, 2005:5). Begitu banyaknya kebutuhan serta bermacam-
macam ini memunculkan pertanyaan besar. Apa benar keinginan dan
kebutuhan manusia tidak terbatas?
Ketika seseorang sudah kenyang, mudah sekali nafsu makannya
terlampaui (Rosyidi, 2006:50). Pada kenyataannya, keinginan manusia
dibatasi.. Namun, dikarenakan penduduk dari semua Negara yang sangat
banyak apalagi penduduk di dunia yang mempunyai kebutuhan maupun
keinginan yang berbeda-beda, sehingga kuantitasnya jauh melebihi kuantitas
barang maupun jasa yang bisa mencukupi kebutuhan ataupun keinginan
manusia itu.
1
kebutuhan hidup yang cukup sambil memutuskan produk dan
layanan mana yang akan digunakan. Pemilihan umum diselenggarakan oleh
rakyat karena masalah ekonomi. Menurut Ahman dan Rohmana dalam
bukunya Pengantar Teori Mikro (2009:1), perkara ekonomi adalah bagaimana
manusia bisa memenuhi kebutuhannya yang sebagian besar tidak terbatas,
yang dapat ditentukan oleh fakta bahwa tidak banyak cara untuk
melakukannya (scarcity/kelangkaan). Karena hanya ada sedikit cara untuk
merasa puas, orang harus bisa mengambil keputusan yang bijak untuk

1 Ella Maulidya, 2013

Studi Deskriptif Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumsi Universitas


Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kebutuhannya yang prioritas.

2.1.1 Defenisi Kebutuhan


Kebutuhan, menurut Mangkunegara (2005:6), merupakan
landasan perilaku konsumen..2 Oleh karena itu, tanpa pengetahuan
tentang tuntutan konsumen, tidak mungkin kita memahami perilaku
konsumen. Berbagai perubahan perilaku konsumen dipengaruhi oleh
perkembangan zaman. Semuanya kini lebih mudah didapatkan tanpa
harus bosan mengantri, menawar, atau keluar rumah untuk membeli
barang berkat popularitas internet dan keterbukaan konsumen yang
semakin meningkat. Hal yang sama berlaku untuk slogan perusahaan,
"The World in Your Hand" (http://www.telkom.co.id).
2.1.2 Konsep Islam tentang Kebutuhan
Mengenai kebutuhan atau keinginan, paradigma ekonomi
(kapitalisme), terkadang dikenal sebagai kapitalisme, menyediakan
segala sesuatu yang mungkin dibutuhkan orang untuk menjalani
kehidupan yang sejahtera. Kebutuhan adalah kekurangan yang
dirasakan atau kebutuhan manusia yang tidak terpenuhi yang harus
dipenuhi. Orang membutuhkan sesuatu karena, tanpanya, mereka
merasa kekurangan..

Hal ini sejalan dengan definisi kebutuhan yang dikemukakan


oleh Kardes dkk., yaitu: “A need is a fundamental physical or
psychological state of felt deprivation 3. Kondisi perasaan tidak mampu
terhadap beberapa pemuas fundamental atau esensi biologis, baik
secara fisik maupun psikologis, merupakan salah satu contoh definisi
kebutuhan. Muhammad juga memiliki keinginan yang kuat atau

2 Mangkunegara (2005:6)
3Frank R. Kardes, Maria L. Cronley, dan Thomas W. Cline, ConsumerBehavior, (Mason:
South-Western Cengage Learning, 2011), hal.190.
keinginan untuk memenuhi kebutuhan tertentu 4.

Jelas dari definisi kebutuhan dan keinginan bahwa


pengertian ini berkaitan dengan segala sesuatu yang dibutuhkan
seseorang untuk menjalani hidupnya seperti biasa. Manusia yang
ingin diakui memiliki kebutuhan untuk merefleksikan perasaan
ketidakpuasan atau kekurangannya. Padahal, menurut Imam Al-
Ghozali, kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang berbeda,
namun ia tidak menyinggungnya dalam khutbahnya..

Kebutuhan primer manusia, menurut Imam al-Ghazali,


adalah memperoleh barang-barang yang diperlukan untuk
mempertahankan kualitas keberadaannya dan memenuhi tujuan
yang dimaksudkan, yaitu memenuhi kewajibannya sebagai duta
Allah dengan menawarkan tingkat tertinggi dari memuja. Seorang
individu harus berusaha untuk memenuhi kebutuhannya agar dapat
memenuhi kewajibannya untuk beribadah (berdoa) kepada Allah
dengan baik. Selain itu, ini akan memaksakan persyaratan seperti
aturan pada keyakinan mereka..

Keinginan manusia dibagi menjadi dua kelompok: yang dapat


dipenuhi dengan membeli komoditas dan jasa, dan yang tidak bisa.
Kelompok keinginan sebelumnya disebut sebagai permintaan efektif..5
1. Dharuriyat (primer)
Persyaratan utama, atau dharuriyat, adalah yang paling krusial.
Untuk memiliki kehidupan yang lebih bahagia, orang harus memenuhi
kondisi ini. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, baik aspek religius
maupun nonreligius dalam kehidupan masyarakat akan menderita.
Khifdu din (memelihara agama), Khifdu nafs (melindungi jiwa), Khifdu

4 Muhammad, Ekonomi Mikro……, hal.224.

5 (Sukirno ,2001:34)
'aql (memelihara akal), Khifdu nasl (memelihara keturunan), dan
Khifdu mal (memelihara harta benda) adalah beberapa kebutuhan.
Untuk menjaga unsur-unsur tersebut maka syari’at Islam diturunkan.
Sesuai firman Allah SWT, dalam QS. Al-Baqarah:179 dan 193.

Artinya :” dan dalam qishaash itu ada (jaminan


kelangsungan) hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal,
supaya kamu bertakwa.” (Al-Baqarah (2): 179)6

Artinya :”dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada


fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk
Allah. jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka tidak ada
permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim”. (Al-
Baqarah (2): 193) 7.
Oleh karena itu, Dharuri, tujuan utamanya adalah memberi
manusia kehidupan abadi. Lima kebutuhan Dharuriyah harus
dipenuhi; jika salah satu dari mereka tidak terpenuhi,
ketidaksetaraan akan terjadi atau keamanan manusia di dunia ini dan
selanjutnya akan terancam. Jika kelima syarat itu terpenuhi,
seseorang bisa hidup bahagia.
2. Hajiyat (sekunder)
Setelah utang dharuriyat, utang hajiyat merupakan angsuran
kedua atau ketiga. Kehidupan sehari-hari manusia tidak akan
terpengaruh jika kebutuhan hajiyat tidak terpenuhi, tetapi individu

6 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan…, hal. 34.

7 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan…, hal. 37.


tersebut mungkin merasa kesulitan untuk menyelesaikan beberapa
tugas. Ini adalah indikasi kedua dari belakang bahwa dharuriyat
diperlukan.
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan hidup,
mengurangi stres, dan mendorong pertumbuhan lima aspek penting
dari keberadaan manusia. Jika kebutuhan tidak terpenuhi, akan
timbul kesulitan selain berdampak pada kualitas hidup. Dalam hal
ini, tingkatan Hajiyat merupakan pelengkap tingkatan Dharuriyat,
memperkuat dan memeliharanya. Lebih khusus lagi, ia berupaya
mengurangi atau mengakhiri segala bentuk penderitaan bagi orang-
orang di mana pun 8.
3. Tahsiniyat (tersier)
Lima kebutuhan dasar manusia, khifdu din (pelindung agama),
khifdu nafs (pelindung jiwa), khifdu aql (pelindung jiwa), khifdu nasl
(pelindung cucu), dan khifdu. (menjamin kesejahteraan)—tidak
terancam oleh kebutuhan tahsiniyah).
Permohonan kali ini merupakan permohonan pelengkap setelah
terpenuhinya permohonan munculnya daruriyah dan hajiyat.
2.2 Masalah Vcutility
Ada dua kategori konsep ekonomi yang berfokus pada konsumen,
dalam pandangan Mufllih: kegunaan atau utilitas dan maslahah 9. Kata
"utilitas" dalam linguistik menunjukkan "kegunaan", "bantuan", atau
"manfaat". Dalam lingkungan ekonomi, utilitas didefinisikan sebagai
penggunaan barang oleh konsumen saat mengkonsumsi barang tertentu.
Gejala ini dapat diartikan sebagai sensasi "membantu" dari kesulitan yang
ditimbulkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu.
Mereka sering digunakan oleh konsumen sebagai bentuk pembayaran
karena jelas berguna. Terlepas dari kenyataan bahwa kepuasan biasanya

8 Konsumen Dalam Ekonomi Islam dan Konvensional diakses pada 15 November 2014.

9Muhammad mufllih,Perilaku Konsumen Dalam Perfektif Ilmu EkonomiIslam,(Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada,2006), hal. 99.
dianggap sebagai konsekuensi yang diciptakan oleh utilitas, kepuasan dan
utilitas sebanding dalam hal ini10.
Perbedaan antara Maslahah dan Utility:
a) Sedangkan kemanfaatan (kepuasan) ditentukan oleh keinginan (desire),
konsep maslahah ditentukan oleh kebutuhan (need).
b) Selain individu, kelompok individu, organisasi, atau seluruh masyarakat
dapat menggunakan utilitas atau perilaku yang dimotivasi secara
individual..
c) Mudah untuk menentukan apakah setiap perputaran ekonomi memiliki
maslahah atau tidak karena maslahah didasarkan pada standar objektif
(kriteria halal atau unggul), sehingga lebih objektif. Berlawanan dengan
utilitas, yang didasarkan pada standar yang lebih sewenang-wenang, hasil
individu dapat bervariasi.
d) Maslahah sosial dan pribadi sebagian besar konsisten. Sebaliknya, utilitas
individual seringkali bertentangan dengan utilitas kolektif.
e) Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat luas, termasuk
konsumsi, produksi, dan distribusi, akan berhasil mencapai tujuan yang
sama, yaitu terwujudnya perdamaian, jika maslahah menjadi tujuan
semua pelaku ekonomi (konsumen, produsen, dan distributor).
Konsumen memisahkan diri dari ide yang dihasilkan konsumen dan
memaksimalkan keuntungan bagi produsen dan distributor, yang
menghasilkan tujuan masa depan yang berbeda dari ekonomi utilitas
tradisional11.
f) Dalam konteks perilaku konsumen, utilitas adalah gagasan kepuasan
pelanggan saat menggunakan barang atau jasa..

10 Anita Rahmawaty, Ekonomi Mikro Islam, (Kudus: Nora Media Enterprise,2011), hal. 69.

11 Ibid, hal. 71.

Anda mungkin juga menyukai