1.Revolusi Abbasiyah
Kekhalifahan Abbasiyah berusaha menggulingkan Kekhalifahan Umayyah karena mengklaim
sebagai penerus sejati Nabi Muhammad, berdasarkan garis keturunan mereka yang lebih
dekat.
Pemberontakan yang dilakukan Bani Abbasiyah didukung oleh sebagian besar orang Arab
yang dirugikan dengan tambahan faksi Yaman dan Mawali mereka.
Muhammad bin Ali, cicit dari Abbas, kemudian mulai menjalankan kampanye untuk
mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keluarga Bani Hasyim di Parsi pada masa
pemerintahan Khalifah Umar II.Pada masa pemerintahan Khalifah Marwan II, pertentangan
mereka semakin memuncak.Akhirnya pada 750 masehi, Abu al-Abbas al-Saffah berhasil
meruntuhkan Dinasti Umayyah dan kemudian dilantik sebagai khalifah.
2.Masa pemerintahan dan pucak keemasan
-Al-Mahdi (775-785 M)
--Al-Hadi (775- 786 M)
-Harun Ar-Rasyid (786-809 M)
--Al-Ma'mun (813-833 M)
-Al-Mu'tashim (833-842 M)
3.Jatuhnya Kekhalifahan Abbasiyah
a.Persaingan antarbangsa
b.Kemerosotan ekonomi
c.Perang Salib
d.serangan Bangsa Mongol dan jatuhnya Baghdad
Pada 1258 masehi, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar
200.000 orang menyerang Baghdad.Penguasa terakhir Kekhalifahan
Abbasiyah benar-benar tidak berdaya membendung tentara mongol
sebanyak itu.Jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Mongol secara
otomatis mengakhiri kekuasaan Bani Abbasiyah.
D.Kejayaan Peradaban Islam Bidang Keagamaan
Dan Politik
1. Bidang keagamaan
Masa kejayaan pada bidang keagamaan di tandai dengan pendidikan Islam yang
merupakan satu periode dimana pendidikan
Islam berkembang
pesat yang ditandai dengan berkembangnya lembaga
pendidikan Islam dan madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-
universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Di masa Dinasti
Abbasiyah, perpustakaan dan masjid dijadikan pusat pendidikan umat Islam.
Para pelajar dan ilmuwan melakukan kajian dan debat ilmiah di masjid dan
perpustakaan-perpustakaan.
Selain perpustakaan, institusi pendidikan juga
tumbuh subur. Bahkan, tiga universitas tertua di
dunia berdiri di masa kejayaan Islam yang terus
langgeng hingga sekarang, yaitu Universitas Al-
Karaouine di Maroko, Universitas Al-Azhar di
Mesir, dan Universitas Nizamiyya di Bagdad.
2.Bidang politik
Pada Periode kekhalifahan Umar tidak diragukan lagi karena merupakan “abad
emas” Islam dalam segala zaman. Ia bukan sekedar seorang pemimpin biasa, tetapi
seorang pemimpin pemerintahan yang professional. Ia adalah pendiri
sesungguhnya dari sistem politik Islam.
Banyak metode yang digunakan Umar dalam melakukan perluasan wilayah, sehingga musuh
mau menerima Islam karena perlakuan
adil kaum Muslim. Di situlah letak kekuatan politik terjadi.
Dalam rangka desentralisasi kekuasaan, pemimpin pemerintahan
pusat tetap dipegang oleh Khalifah Umar bin Khattab,
sedangkan di
propinsi, ditunjuk Gubernur (oramg Islam) sebagai
pembantu Khalifah
untuk menjalankan roda pemerintahan. Di antaranya
adalah :
1. Muawiyah bin Abu Sufyan, Gubernur Syiria, dengan ibukota Damaskus.
2. Nafi’ bin Abu Harits, Gubernur Hijaz, dengan ibu kota Mekkah.
3. Abu Musa Al Asy’ary, Gubernur Iran, dengan ibu kota Basrah.
4. Mughirah bin Su’bah, Gubernur Irak, dengan ibu kota Kufah.
5. Amr bin Ash, Gubernur Mesir, dengan ibu kota Fustat.
TERIMA KASIH