Anda di halaman 1dari 6

MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN GARUDA

Disusun oleh :

Anisa

Erlangga Ali Kalang

Khairunnisa Salma N.

Nazlah Khadijah S.

Raidah Luthfiyyah I.

Rasyid Syafiq A.

Kelas : XII MIPA 1

SMAN 12 Bandung

2018 - 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT dan junjungan besar Nabi
Muhammad SAW, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Melalui makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada ibu guru dan semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan
kerendahan hati kami mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi berbagai pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 26 Februari 2019

Penulis
MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN GARUDA
A. PENDAHULUAN

Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif menyatakan, bahwa bangsa Indonesia akan
senantiasa aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dunia. Dalam rangka ikut mewujudkan
perdamaian dunia, maka Indonesia memainkan sejumlah peran dalam percaturan internasional. Peran
yang cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah dalam rangka membantu mewujudkan
pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.Untuk mewujudkan misi ini, maka Indonesia
mengirimkan misi perdamaian dunia dengan nama Pasukan Garuda. 

Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional
Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta
mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957. Dalam hal
ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri. Sampai
tahun 2014 Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan kontingen Garuda
yang ke duapuluh tiga (XXIII).

B. LATAR BELAKANG

Nasionalisasi Terusan Suez yang dilakukan oleh pihak Mesir mengakibatkan negara-negara
yang mempunyai kepentingan atas Terusan Suez, seperti Inggris dan Prancis menolak nasionalisasi
itu. Pendekatan-pendekatan dengan Jalan damai terus dilakukan, namun Mesir tetap pada
pendiriannya bahwa Terusan Suez adalah bagian dari wilayahnya. Upaya-upaya melalui pendekatan
damai akhirnya buyar setelah pasukan Israel melakukan penyerbuan pada tanggal 30 Oktober 1956
hingga melewati garis perbatasan Mesir. Tujuannya adalah menduduki daerah Gurun Sinai sampai ke
Terusan Suez.

Pergolakan yang terjadi di wilayah Terusan Suez itu mengundang perhatian PBB untuk
mencarikan jalan keluar dan mendamaikan negara-negara yang sedang bersengketa. Oleh karena
itulah, PBB mengirimkan pasukan perdamaian ke Mesir. Pemerintah Indonesia menyatakan
kesediaannya untuk ikut serta dalam Pasukan PBB dengan mengirimkan Pasukan Garuda. Pada
tanggal 31 Desember 1956, Pasukan Garuda I di bawah pimpinan Mayor Sudiyono mengadakan apel
persiapan di Istana Merdeka.

Pasukan Garuda I yang dikirim ke Mesir selanjutnya bergabung dengan UNEF (United Nations
Emergency Force) di Abu Suweir, Mesir. Pasukan Garuda I, di bawah pimpinan Letnan Kolonel
Infantri Suyudi Sumomihardjo, bertugas di daerah Gurun Sinai dan Jalur Gaza yang berbatasan
dengan Israel. Pasukan Garuda I berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Pada tanggal 12
September 1957, Pasukan Garuda I kembali ke tanah air. Setelah pengiriman pasukan Garuda sebagai
pasukan perdamaian. Indonesia pun senantiasa aktif mengirimkan pasukan perdamaian ke negara-
negara yang  sedang mengalami krisis, seperti ke Kongo, Vietnam, Kamboja, Bosnia Hersegovina dan
daerah-daerah lainnya. Hal ini menunjukkan betapa besar, hasrat Indonesia untuk ikut serta membantu
perdamaian dunia.

C. TUJUAN PENGIRIMAN KONTINGEN GARUDA

Dalam rangka ikut mewujudkan perdamaian dunia, maka Indonesia memainkan sejumlah peran
dalam percaturan internasional. Peran yang cukup menonjol yang dimainkan oleh Indonesia adalah
dalam rangka membantu mewujudkan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Dalam
hal ini Indonesia sudah cukup banyak pengirimkan Kontingen Garuda (KONGA) ke luar negeri.
Sampai tahun 2015 Indonesia telah mengirimkan kontingen Garudanya sampai dengan kontingen
Garuda yang ke duapuluh enam (XXVI).

Bagi bangsa Indonesia pengiriman Misi Garuda untuk memenuhi permintaan PBB memiliki
alasan yang kuat. Yang pertama sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi
ikut melaksanaka ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial dan kedua sesuai
dengan politik Luar Negeri Indonesia bebas aktif, diantaranya :

1. Ikut serta sebagai anggota Dewan Keamanan PBB


2. Mewujudkan Landasan ideologi Indonesia (Pancasila)
3. Menyesuaikan Landasan Konstitusional Indonesia ( Pembukaan UUD 1945)
4. Perwujudan dari politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

D. NEGARA YANG TERLIBAT DALAM MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN


KONTINGEN GARUDA

Negara yang terlibat dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian Kontingen Garuda yaitu Indonesia. Misi
ini salah satunya dilatarbelakangi oleh PBB yang membentuk pemelihara perdamaian di Timur
Tengah yaitu United Nations Emergency Forces (UNEF), sehingga misi inipun melibatkan negara-
negara anggota PBB lainnya.

E. KRONOLOGI MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN KONTINGEN GARUDA

Sejak tahun 1957 sampai sekarang Pasukan Garuda sudah melahirkan setidaknya 26 Kontingen
Garuda diantaranya Kontingen Garuda I, Kontingen Garuda II, Kontingen Garuda III, Kontingen
Garuda IV, Kontingen Garuda V, Kontingen Garuda VI, sampai dengan Kontingen Garuda XXVI-C2
yang memiliki misi yang berbeda-beda namun tujuannya yang sama yaitu mencapai perdamaian dunia
sesuail UDD 1945.

Pengiriman Misi Garuda yang pertama kali dilakukan pada bulan Januari 1957. Pengiriman Misi
Garuda dilatarbelakangi adanya konflik di Timur Tengah terkait masalah nasionalisasi Terusan Suez
yang dilakukan oleh Presiden Mesir Ghamal Abdul Nasser pada 26 Juli 1956. Sebagai akibatnya,
pertikaian menjadi meluas dan melibatkan negara-negara di luar kawasan tersebut yang
berkepentingan dalam masalah Suez. Pada bulan Oktober 1956, Inggris, Perancis dan Israel
melancarkan serangan gabungan terhadap Mesir. Situasi ini mengancam perdamaian dunia sehingga
Dewan Keamanan PBB 216 Kelas XII SMA/MA turun tangan dan mendesak pihak-pihak yang
bersengketa untuk berunding. Dalam Sidang Umum PBB Menteri Luar Kanada Lester B.Perason
mengusulkan agar dibentuk suatu pasukan PBB untuk memelihara perdamaian di Timur Tengah. Usul
ini disetujui Sidang dan pada tanggal 5 November 1956 Sekjen PBB membentuk sebuah komando
PBB dengan nama United Nations Emergency Forces (UNEF). Pada tanggal 8 November Indonesia
menyatakan kesediannya untuk turut serta menyumbangkan pasukan dalam UNEF. Sebagai
pelaksanaanya, pada 28 Desember 1956, dibentuk sebuah pasukan yang berkuatan satu detasemen
(550 orang) yang terdiri dari kesatuan-kesatuan Teritorium IV/Diponegoro dan Teritorium
V/Brawijaya. Kontingen Indonesia untuk UNEF yang diberinama Pasukan Garuda ini diberangkatkan
ke Timur Tengah pada bulan Januari 1957.

Untuk kedua kalinya Indonesia mengirimkan kontingen untuk diperbantukan kepada United
Nations Operations for the Congo (UNOC) sebanyak satu batalyon. Pengiriman pasukan ini terkait
munculnya konflik di Kongo (Zaire sekarang). Konflik ini muncul berhubungan dengan kemerdekaan
Zaire pada bulan Juni 1960 dari Belgia yang justru memicu pecahnya perang saudara. Untuk
mencegah pertumpahan darah yang lebih banyak, maka PBB membentuk Pasukan Perdamaian untuk
Kongo, UNOC. Pasukan kali ini di sebut “Garuda II” yang terdiri atas Batalyon 330/Siliwangi,
Detasemen Polisi Militer, dan Peleton KKO Angkatan Laut. Pasukan Garuda II berangkat dari Jakarta
tanggal 10 September 1960 dan menyelesaikan tugasnya pada bulan Mei 1961. Tugas pasukan
Garuda II di Kongo kemudian digantikan oleh pasukan Garuda III yang bertugas dari bulan Desember
1962 sampai bulan Agustus 1964. Peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia terus
berlanjut, ketika meletus perang saudara antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan.

Indonesia kembali diberikan kepercayaan oleh PBB untuk mengirim pasukannya sebagai
pasukan pemelihara perdamaian PBB. Untuk menjaga stabilitas politik di kawasan Indocina yang
terus bergolak akibat perang saudara tersebut, PBB membentuk International Commission of Control
and Supervission (ICCS) sebagai hasil dari persetujuan internasional di Paris pada tahun 1973.
Komisi ini terdiri atas empat negara, yaitu Hongaria, Indonesia, Kanada dan Polandia. Tugas ICCS
adalah mengawasi pelanggaran yang dilakukan kedua belah pihak yang bertikai. Pasukan perdamaian
Indonesia yang dikirim ke Vietnam disebut sebagai Pasukan Garuda IV yang berkekuatan 290
pasukan, bertugas di Vietnam dari bulan Januari 1973, untuk kemudian diganti dengan Pasukan
Garuda V, dan kemudian pasukan Garuda VII. Pada tahun 1975 Pasukan Garuda VII ditarik dari
Vietnam karena seluruh Vietnam jatuh ketangan Vietcong (Vietnam Utara yang komunis).

Pada tahun 1973, ketika pecah perang Arab-Israel ke 4, UNEF diaktifkan lagi dengan kurang
lebih 7000 anggota yang terdiri atas kesatuan-kesatuan Australia, Finlandia, Swedia, Irlandia, Peru,
Panam, Senegal, Ghana dan Indonesia. Kontingen Indonesia semula berfungsi sebagai pasukan
pengamanan dalam perundingan antara Mesir dan Israel. Tugas pasukan Garuda VI berakhir 23
September 1974 untuk digantikan dengan Pasukan Garuda VIII yang bertugas hingga tanggal 17
Februari 1975.

F. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MISI PEMELIHARAAN PERDAMAIAN


KONTINGEN GARUDA
 Dampak Positif:
 Terpeliharanya perdamaian
 Indonesia semakin diakui dunia
 Membantu Negara yang berselisih dalam bidang kesehatan, infrastruktur dan
ketertiban Negara
 Angkatan perang semakin terlatih
 Dampak Negatif:
 Jatuhnya korban jiwa dalam melaksanakan tugas
 Sedikit mengurangi kekuatan pertahanan dan keamanan dalam negeri

G. KESIMPULAN
Sejak tahun 1975 hingga kini dapat dicatat peran Indonesia dalam memelihara perdamaian dunia
semakin berperan aktif, ditandai dengan didirikannya Indonesian Peace Security Centre (IPSC/Pusat
Perdamaian dan Keamanan Indonesia) pada tahun 2012, yang didalamnya terdapat unit yang
mengelola kesiapan pasukan yang akan dikirim untuk menjaga perdamaian dunia (Standby Force).
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Kontingen_Garuda

http://www.gurusejarah.com/2015/01/pengiriman-pasukan-garuda.html

http://historia-rockgill.blogspot.sg/2011/12/pengiriman-pasukan-garuda-i.html

http://pejuang-blog.blogspot.sg/2009/03/kontingen-garudakonga.html

https://www.sridianti.com/pengiriman-pasukan-garuda-i-dan-deklarasi-djuanda.html

https://www.scribd.com/document/372917415/Misi-Garuda

https://www.kompasiana.com/putrawiwoho/55b9c876f47a6154122361ca/sisi-humanis-
pasukan-garuda

Anda mungkin juga menyukai