Anda di halaman 1dari 3

BUAH MANIS MENJAGA LISAN

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, was-sholaatu wassalaamu ‘alaa asyrofil anbiyaa-i wal


mursaliin, wa’ala alihi wa’ashabihi aj’ma’iin, Amma ba’du.

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala. Atas limpahan rahmat dan nikmatnya yang
tak terhingga kepada kita semua. Nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat sehat wal afiat,
sehingga kita masih bisa menjalani aktivitas kita di Bulan Ramadhan ini .

Selanjutnya, Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi kita, Nabi Muhammad
Shollallhu ailihi wassalam, kepada keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang senantiasa
istiqomah berjalan dibawah naungan sunnahnya hingga akhir zaman.

Sahabat Insan Madani yang di Rahmati Allah.


Melalui kesempatan kali ini izinkan saya untuk menyampaikan sebuah kultum singkat dengan
tema “Buah Manis Menjaga Lisan”.

Nikmat Allah kepada kita sangat banyak dan tidak terhingga. Di antara nikmat yang hendaknya kita
renungkan adalah nikmat yang Allah sebutkan dalam firman-Nya :

‫َأَلْم َنْج َع ل َّلُه َع ْيَنْيِن َو ِلَس انًا َو َشَفَتْيِن‬

“Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lisan, dan dua buah bibir.” (Al Balad : 8-9

Di antara bentuk mensyukuri nikmat lisan dan kedua mata adalah senantiasa menggunakannya dalam
ketaatan kepada Allah dan menjaganya dari perkara-perkara yang Allah murkai. Barangsiapa yang Allah
muliakan dengan penjagaan lisan dan pandangannya maka dia akan mendapat faidah dan buah manis
berupa banyaknya kebaikan yang akan dia dapatkan di dunia dan di akhirat. Pada kesempatan ini kita
akan membahas tentang faidah dan buah manis dari menjaga lisan yang akan didapatkan oleh pelakunya
di dunia dan akhirat.

(1). Menjaga lisan adalah sebab diampuniya dosa-dosa dan sekaligus akan memperbaiki amal. Allah
Ta’ala berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar. “ (Al Ahzab : 70-71)

(2). Menjaga lisan merupakan jaminan bagi hamba untuk masuk surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda :

“Barangsiapa yang menjamin untukku sesuatu yang berada di antara jenggotnya (mulut) dan di antara
kedua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga.” (HR. Bukhari)
Pemberi jaminan adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jaminannya adalah masuk surga. Cara
untuk mendapatkannya yaitu seorang hamba menjaga kemaluannya dan lisannya.

(3). Menjaga lisan menyebabkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin
‘Aamir radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “ Wahai Rasulullah, apakah keselematan itu ? “. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :

“Jaga lisanmu, tetaplah tinggal di rumahmu, dan tangisilah dosa-dosamu.“ (HR. Tirmidzi, shahih)

Dari sahabat ‘Abdullah bin Amru, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫َم ْن َص َم َت َنَج ا‬

“Barangsiapa yang diam niscaya ia akan selamat. “ (HR. Tirmidzi, shahih)

(4). Seluruh anggota badan akan lurus dan istiqomah dengan lurusnya lisan, sebagaimana anggota badan
akan menyimpang karena penyimpangan lisan. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Jika manusia berada di waktu pagi, maka semua anggota badannya menyalahkan lisan. Mereka berkata,
“ Wahai lisan, bertakwalah kepada Allah dalam urusan kami karena sesungguhnya kami tergantung pada
dirimu, Jika kamu bersikap lurus, maka kami pun akan lurus. Namun jika engkau menyimpang, maka
kamipun akan menyimpang. “ (HR. Tirmidzi, shahih)

(5). Menjaga lisan akan mengangkat derajat seorang hamba sehingga menjadi tinggi kedudukannya dan
mendapatkan kebahagian berupa keridhoaan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Sungguh seorang hmba mengucapakan sebuah kalimat yang Allah ridhoi, yang dia tidak
memperhatikannya, namun dengan sebab itu Allah mengangkatnya beberapa derajat. “ (HR. Bukhari)

(6). Menjaga lisan adalah pokok dari segala kebaikan.

Yahya bin Abi Katsiir rahimahullah berkata :

“ Tidaklah seseorang ucapannya baik, kecuali akan tampak pada semua aktifitasnya. Dan tidaklah jelek
ucapannya, kecuali akan tampak pula pada semua aktifitasnya.“ (Hilyatul Auliyaa’)

(7). Menjaga lisan merupakan tanda keimanan dan ciri kebaikan agama seseorang yang menunjukkan
kuatnya iman dan hubungannya dengan Allah Ta’ala. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

‫َم ْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِباِهَّلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر َفْلَيُقْل َخ ْيًرا َأْو ِلَيْص ُم ْت‬

“Barangispa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya dia berkata yang baik atau diam. “
(HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah di antara beberapa pengaruh dan buah manis dari menjaga lisan. Seorang hamba yang beriman
wajib untuk senantiasa mengingat nikmat lisan ini. Allah ‘Azza wa Jalla memberikan anugerah dan
kemuliaan dengan nikmat ini. Maka ingatlah dan syukurilah nikmat ini dan semangatlah untuk menjaga
lisan dari berbagai dosa-dosa lisan yang menyebabkan seorang hamba celaka di dunia dan akhirat.
Sedangkan orang yang Allah beri anugerah untuk menjaga lisan dan ucapannya maka dia kan mendapat
keberuntungan yang banyak dan buah manis di dunia dan di akhirat.

Demikianlah, kultum singkat yang dapat sayan sampaikan. Segala manfaat dan pengetahuan semua
datangnya dari Alllah, sementara jika ada salah ucapa atau perbuatan itu datangnya dari saya. Mohon
maaf atas segala kekurangannya.

Wabillahi taufiq wal hidayah, Wassalamaualaikum Warohmatullahi wabarokatuh..

Anda mungkin juga menyukai