Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jumat Aktual: Menjaga Lisan di Tengah Arus Politik

Saat berada di tahun politik, hendaknya umat Islam tetap menjaga lisan. (Foto: NOJ/DTk)
‫الَّس َالُم َع َلْيُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك اُته‬
‫ َو َفَّج َر ِم ْنُه َيَناِبيَع اْلِح ْك َم ِة َو اْلَبَيان‬،‫ َو َجَعَل َلُه الِّلَس ان‬، ‫ َاْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ي َخ َلَق اِإْل ْنَس اَن‬،‫َاْلَحْم ُد ِهلل‬.
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الُم ْص َطَفى َس ِّيُد َو َلِد َع ْد َنان‬،‫َأْش َهُد َأْن اَل إلَه ِإَّال ُهللا اْلَم ِلُك اْلَح ُّق الَّد َّيان‬.
‫ َو َع ٰل ى آِلِه َو َص ْح ِبِه ِفي ُك ِّل َز َم اٍن َو َم َك ان‬، ‫ َع ْبِد َك َو َر ُسوِلَك الَّنِبِّي اُأْلِّمِّي‬، ‫اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد‬.
‫ َم ا َيْلِفُظ ِم ْن َقْو ٍل‬:‫ َو َقاَل ُهللا َتَع اٰل ى ِفي ْالُقْر آِن اْلَك ِرْيم‬.‫ َو اَل َتُم وُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو ن‬،‫ ِاَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه‬،‫ َفَيا َأُّيَها اْلَح اِض ُرْو ن‬:‫َأَّم ا َبْعُد‬
‫ َص َدَق ُهللا اْلَعِظ ْيم‬. ‫ِإَّال َلَد ْيِه َرِقْيٌب َع ِتْيٌد‬

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Sudah sepatutnya bagi kita selaku hamba Allah yang masih diberi kesempatan hidup di dunia
untuk selalu meningkatkan rasa syukur dan ketakwaan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Tentu, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya lah, kita masih diberi usia yang berkah. Mudah-
mudahan, kita senantiasa dalam lindungan Yang Maha Kuasa. Amin ya rabbal ‘alamin.

Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia


Di tahun 2024 ini, kita dihadapkan dengan musim politik. Di mana kita diberikan hak untuk
memilih calon pemimpin yang akan memimpin negara ini menuju Indonesia yang lebih maju.
Fenomena ini menjadikan semua kalangan masyarakat ikut berpartisipasi menyukseskannya
dengan khidmat. Setiap orang memiliki jagoannya masing-masing. Namun mirisnya, masih
sering kita jumpai lisan yang tidak bisa dikondisikan, lisan yang tak mampu dijaga, lisan yang
selalu mengumpat dan mencaci maki saudara kita yang tak sejalan dengan pilihan kita. Ucapan-
ucapan yang tidak pantas dikeluarkan, sehingga menjadikan dunia ini semakin tersulut api yang
panas.

Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah


Bukankah kita tahu, bahwa setiap dari kita selalu ada malaikat yang mengawasi dan mencatat
seluruh amal ibadah kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan:

‫َم ا َيْلِفُظ ِم ْن َقْو ٍل ِإَّال َلَد ْيِه َرِقْيٌب َع ِتْيٌد‬


Artinya: Tidak ada suatu kata yang diucapkan, melainkan di sisinya ada malaikat pengawas
yang selalu siap (mencatat). (QS Qaf: 18)

Pada ayat di atas, Allah menegaskan bahwa di setiap ucapan kita, semuanya akan dicatat dan
dipertontonkan kelak di hari kiamat untuk dimintai pertanggung jawaban. Untuk itu, manusia
seharusnya bisa berpikir, sebenarnya apa gunanya lisan itu?

Allah menciptakan lisan sebagai alat untuk berkomunikasi. Allah menciptakan lisan sebagai alat
untuk berzikir dan mengucap kalimat-kalimat thayyibah. Allah menciptakan lisan agar
memudahkan kita membaca Al-Qur’an. Tidak ada maksud yang buruk dari penciptaan lisan ini.
Dengan lisan, kita sebenarnya diberikan petunjuk untuk bisa memahami mana jalan yang benar
dan mana jalan yang salah. Pada surat Al-Balad ayat 8 sampai 10, Allah memberikan isyarat
kepada kita:

‫) َو َهَدْيَناُه الَّنْج َد ْيِن‬9( ‫) َو ِلَس اًنا َو َشَفَتْيِن‬8( ‫َأَلْم َنْج َع ْل َلُه َع ْيَنْيِن‬

Artinya: Bukankah Kami telah menjadikan kepada manusia kedua mata, lisan dan dua bibir,
dan telah Kami tunjukkan kepadanya dua jalan (jalan kebaikan dan jalan keburukan). (QS Al-
Balad: 8-10)

Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia


Masing-masing dari kita, ketika dihadapkan dengan situasi politik, maka seakan menjadi
pengamat politik ulung. Padahal kita sebenarnya hanyalah orang awam biasa. Setiap berita yang
ada, kita komentari, baik melalui lisan secara langsung atau melalui tangan kita di sosial media.
Namun tak sedikit dari kita, yang tidak bisa mengendalikan lisan. Sehingga seringkali, masing-
masing dari kita menjelek-jelekkan calon lainnya yang tidak kita sukai, mencibir dan mencaci
maki, bahkan menebar berita bohong tanpa dasar yang selalu membuat panas hati.

Sadarkah kita bahwa itu menyakitkan? Sadarkah kita sebenarnya kita sendiri yang membuat
suasana menjadi memanas? Untuk itu, mari kita ubah dan kita koreksi bersama. Mari kita
kembalikan fungsi lisan yang sesungguhnya, sebagai alat untuk mengeluarkan kata-kata yang
baik dan terpuji.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Setidaknya, ada dua cara yang perlu kita terapkan bersama untuk menjaga lisan dari gencaran
situasi politik ini.

Pertama, apabila kita tergolong orang yang ahli dan mampu untuk berpikir secara luas dan
mendalam, maka seharusnya kita harus bijak dalam berbicara. Berpikir terlebih dahulu,
menimbang terlebih dahulu, apakah ucapan yang akan dikeluarkan akan berdampak positif bagi
orang lain atau justru sebaliknya. Untuk itulah, Imam Syafii telah mengingatkan kepada kita,
agar berpikir dahulu dengan matang sebelum berbicara. Beliau memberi nasihat:

‫ َلْم َيَتَك َّلْم َح َّتى َتْظَهَر‬، ‫ َو ِإْن َشَّك‬. ‫ َتَك َّلَم‬،‫ َفِإْن َظَهَر ِت اْلَم ْص َلَح ُة‬.‫ َفَع َلْيِه َأْن ُيَفِّك َر ِفي َكاَل ِمِه‬، ‫ِإَذ ا َأَر اَد َأَح ُد ُك ُم اْلَكاَل َم‬

Artinya: Jika kalian ingin berbicara, maka berpikirlah terlebih dahulu tentang apa yang hendak
kalian bicarakan. Jika mengandung kemaslahatan, maka bicaralah. Namun, jika masih ragu,
maka janganlah berbicara sampai benar-benar nampak adanya kemaslahatan yang nyata.

Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia


Kedua, apabila kita tergolong orang yang awam, orang yang biasa-biasa saja dan tidak tahu
menahu tentang perpolitikan, bahkan tidak pandai untuk berpikir, maka sebaiknya kita
mengambil sikap untuk diam tanpa berkomentar. Inilah satu-satunya jalan yang dapat
menyelamatkan kita dari bahaya lisan yang menyakitkan. Kita harus benar-benar mengingat
pesan Rasulullah SAW dalam sabdanya:

‫ َفْلَيُقْل َخْيًرا َأْو ِلَيْص ُم ْت‬، ‫َم ْن َك اَن ُيْؤ ِم ُن ِباِهلل َو اْلَيْو ِم اآْل ِخ ِر‬

Artinya: Barang siapa yang mengimani Allah dan hari akhir, maka seharusnya ia berkata
dengan perkataan yang baik atau hendaknya (mengambil sikap) diam. (HR Bukhari dan
Muslim)

Kedua cara inilah, bentuk ikhtiar kita untuk selalu menjaga lisan dari segala hal yang tidak
diinginkan. Turut andil memberikan rasa kenyamanan dan kedamaian kepada semua masyarakat
untuk mewujudkan pemilu yang khidmat dan bermartabat.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Oleh karena itu, mari bersama menjaga lisan di tengah situasi politik yang semakin memanas ini.
Dan sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya menjadi figur yang dapat menyelamatkan
saudara kita melalui lisan yang baik. Rasulullah SAW bersabda:

‫الُم ْس ِلُم َم ْن َسِلَم اْلُم ْس ِلُم ْو َن ِم ْن ِلَس اِنِه َوَيِدِه‬

Artinya: Seorang muslim adalah orang yang saudara-saudara muslim lainnya menjadi selamat
dari lisan dan tangannya. (HR Bukhari dan Muslim)

Mudah-mudahan, kita selalu diberikan kedamaian di setiap tempat dan waktu. Kita selalu
diberikan kesejahteraan untuk keluarga dan masyarakat sekitar kita. Menjadikan lisan senantiasa
dapat mengeluarkan kalimah thayyibah sebagai pengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
terhindar dari mengucapkan kalimat yang tidak bersahaja, untuk mewujudkan pemilu yang
damai dan sejahtera, sehingga kita mendapatkan pemimpin yang adil dan amanah, mengantarkan
Indonesia semakin unggul, maju dan sejahtera, menjadi negara yang sesuai digariskan oleh
Allah: baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, amin, amin ya rabbal ‘alamin.

‫ ِإَّنُه ُهَو الَّس ِم ْيُع‬،‫ َو َتَقَّبَل ِم ِّني َوِم ْنُك ْم ِتاَل َو َتُه‬.‫ َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفيِه ِم َن اآْل َياِت َو الِّذْك ِر اْلَحِكْيم‬.‫َباَر َك ُهللا ِلي َو َلُك ْم ِفي اْلُقْر آِن اْلَعِظ ْيم‬
‫ َو َأْنَت َخْيُر الَّراِحِم ْين‬، ‫ َو ُقْل َر ِّب اْغ ِفْر َو اْر َح ْم‬.‫اْلَعِلْيم‬

Khutbah kedua

‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه‬.‫ ِإْر َغاًم ا ِلَم ْن َج َح َد ِبِه َو َكَفر‬،‫ َأْش َهُد َأْن آَل ِإٰل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َله‬.‫َاْلَحْم ُد ِهلل َحْم ًدا َك ِثْيًرا َك َم ا َأَم ر‬
،‫ َأَّم ا َبْعُد‬.‫ َو َع ٰل ى آِلِه َو َص ْح ِبِه َم ا اَّتَص َلْت َع ْيٌن ِبَنَظٍر َو ُأُذ ٌن ِبَخ َبر‬، ‫ اللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد‬.‫ َس ِّيُد اِإْل ْنِس َو اْلَبَش ر‬،‫َو َر ُسوُله‬
‫ َيـآ َأُّيَها اَّلِذ ْيَن‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َع َلى الَّنِبّي‬:‫ َو َقاَل َتَع اٰل ى‬.‫ َو َذ ُروا اْلَفَو اِحَش َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطن‬،‫ ِاَّتُقوا َهللا‬،‫َفَيا َأُّيَها الَّناس‬
‫ َو َع ٰل ى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد‬، ‫ اللهم َص ِّل َع ٰل ى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد‬.‫آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِلْيًم ا‬
‫ اللهم اْدَفْع َع َّنا‬.‫ ِبَر ْح َم ِتَك َيا َو اِهَب اْلَعِط َّيات‬،‫ َاَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو ات‬،‫ َو اْلُم ْس ِلِم يَن َو اْلُم ْس ِلَم ات‬،‫اللهم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َنات‬
‫ َو َع ْن‬،‫ َع ْن َبَلِد َنا ِإْنُد ْو ِنْيِسَيا ٰهَذ ا َخ اَّص ًة‬، ‫ َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن‬، ‫ َو ُسْو َء اْلِفَتِن‬،‫ َو الَّز اَل ِز َل َو اْلِمَح ن‬،‫ َو الِّر َبا َو الِّز َنا‬،‫اْلَباَل َء َو اْلَو َباء‬
‫ اللهم اْج َع ْل ُص ْم َتَنا ِفْك ًرا‬.‫ ِم ْن آَفاِت الُّد ْنَيا َو َع َذ اِب اآلِخَر ة‬،‫ اللهم َس ِّلْم َنا َو اْلُم ْس ِلِم ْين‬.‫ َيا َر َّب اْلَع اَلِم ْين‬،‫َس اِئِر ِباَل ِد اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‬
‫ َو اْلَحْم ُد ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِم ْين‬.‫ َوِفي اآْل ِخَرِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّنار‬،‫ َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة‬.‫َو ُنْطَقَنا ِذ ْك ًرا‬
‫ِعَباَد هللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْل ْح َس ان‪َ ،‬و ِإْيَتآِء ِذ ي اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش آِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي ‪َ ،‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو ن‪َ .‬فاْذ ُك ُروا‬
‫َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْشُك ُروُه َع َلى ِنَعِمِه َيِزْد ُك ْم ‪َ ،‬و اْسَئُلوُه ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم ‪َ ،‬و َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َب‬

Anda mungkin juga menyukai