Salah satu kenikmatan yang kita dapat adalah lidah. Namun kebanyakan orang tidak menggunakan lidahnya dengan baik.
Mulai dari omongan kotor, kebohongan bahkan bergunjung. Padahal sesungguhnya lidah diciptakan untuk banyak
menyebut asma Allah SWT. Ali Bin Abi Thalib R.A pernah berkata: “Seseorang mati karena tersandung lidahnya dan
seseorang tidak mati karena tersandung kakinya.Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya sedangkan
Sebagian ulama berkata: “Seluruh adab yang baik itu bersumber pada empat hadits, antara lain adalah Hadits “barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam”. Sebagian ulama
memaknai hadits ini dengan pengertian; “Jika seseorang ingin berkata, dan yang ia katakan itu baik lagi benar, dia diberi
pahala. Oleh karena itu, ia mengatakan hal yang baik itu. Jika tidak, hendaklah dia menahan diri, baik perkataan itu
Rasulullah SAW juga telah mengingatkan kita akan bahaya dari omongan yang tidak berguna. “Sesungguhnya
kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya” (HR. Ath Thabarani, Ibnu Abi Dunya dan Al Baihaqi)
Ada banyak keutamaan diam dalam Islam juga keutamaan menjaga lisan dalam islam, diantaranya adalah:
Rasulullah saw bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi
badan? Diam dan akhlak yang baik ” (HR. Ibnu Abi Dunya)
Begitu berbahayanya dampak dari perkataan yang tidak berguna, hingga diam dianggap menjadi ibadah yang paling
tinggi. Sebagaimana sabda Rasul: ”Diam adalah bentuk ibadah yang paling tinggi.” (HR. Dailami, dari Abu
Hurairah). Rasul memerintahkan untuk diam dari segala sesuatu yang tidak bermanfaat, tapi berbeda halnnya jika
sesorang dalam kondisi sendirian, maka diamnya bukanlah ibadah. Suatu hari Rasulullah Saw. ditanya, “Siapakah
Muslim yang paling utama?” Beliau menjawab,“Orang yang bisa menjaga lisan dan tangannya dari berbuat buruk
Layaknya pedang bermata dua, lidah dapat menjadi penyebab amal jariyah atau malah termasuk hal-hal yang menghapus
amal ibadah bahkan dosa besar dalam Islam. Ketika ada suatu pembicaraan mengenai keburukan atau aib seseorang,
hendaklah diam dan berlalu. Sungguh akan masuk ke dalam neraka jahanam, mereka yang suka bergunjing dan menebar
kebohongan juga riya dalam islam. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu
kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (HR.
Al-Bukhari)
Dari ‘Uqbah bin ‘Aamir, dia berkata, “Aku bertanya, wahai Rasulullah, apakah sebab keselamatan?” Beliau menjawab,
“Kuasailah lidahmu, hendaklah rumahmu luas bagimu dan tangisilah kesalahanmu”. (HR. Tirmidzi)
“Dan tidakkah nanti seseorang akan diseret ke neraka dengan wajah-wajah mereka (di tanah), terkecuali itu karena ulah
Dalam Al-Quran juga terdapat cerita tentang pembicaraan penghuni surga dan neraka: “”Apakah yang memasukkan kamu
ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan
kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-
Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW berkata, ”Tidak akan lurus iman seseorang sebelum lurus hatinya dan tidak akan
lurus hati seseorang sebelum lurus lidahnya. Dan tidak pernah masuk surga seseorang yang tetangganya tidak aman dari
gangguan lidahnya.” Orang yang lidahnya senang mengganggu tetangganya diharamkan masuk surga. Di zaman Nabi,
suatu hari dilaporkan kepada Nabi perihal seorang perempuan yang kerjanya setiap hari berpuasa dan setiap malam salat
tahajud, tetapi perempuan ini sering menyakiti hati tetangganya dengan lidahnya. Rasulullah saw mengatakan, “Dia berada
di neraka.”
Maka dari itu kebanyakan penghuni neraka adalah wanita dikarenakan lidah mereka sendiri yang suka menggunjing orang
lain terutama tetangga. Bukan hanya dalam sejarah Islam saja, bahkan hingga sekarang pun kita sering melihat atau
mendengar tetangga yang saling bergunjing bahkan hingga bertengkar satu sama lain, Astaghfirullah.
3. Keberuntungan di akhirat
Diriwayatkan oleh Khlaid bin Abi ‘Imran, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda serambi memegang lisannya dalam
waktu yang lama,“Semoga Allah merahmati seorang hamba, yang telah berkata benar maka ia akan mendapatkan
keberuntungan yang besar atau diam dari keburukan maka ia akan selamat.” (HR. Ibnu Al Mubarak)
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat maka berkatalah yang baik, atau (jika tidak), diamlah “. (HR.
Hanya dengan diam dari keinginan berkata buruk, seorang manusia dapat selamat di akhirat nanti. Lidah yang lebih tajam
daripada pedang dapat menghancurkan segala sesuatunya. Untuk itulah Rasul pun memerintahkan untuk menjaga
lisan. Abdullah bin Sufyan meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata:”Aku berkata kepada Rasulullah SAW, wahai
Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang islam, dengan suatu perkara yang aku tidak akan bertanya lagi kepada
orang lain sesudahmu.”. Nabi saw bersabda: “Katakanlah, aku beriman, kemudian istiqamahlah”. Dia berkata: “Lalu
apakah yang harus aku jaga?”, kemudian Rasulullah saw mengisyaratkan dengan tangan beliau ke lidah beliau. (HR. At
Diam membuat kita jauh dari sifat munafik. Sebagaimana sabda Rasul: ”Diam itu adalah perhiasan bagi orang ’Alim dan
Dikatakan oleh imam Hasan Al Bashri:“Sesungguhnya lidah orang mukmin berada dibelakang hatinya, apabila ingin
berbicara tentang sesuatu maka dia merenungkan dengan hatinya terlebih dahulu, kemudian lidahnya menunaikannya.
Sedangkan lidah orang munafik berada di depan hatinya, apabila menginginkan sesuatu maka dia mengutamakan
islam, perbedaan ghibah dan fitnah, manfaat menghindari ghibah, kesombongan dalam islam, penyakit hati menurut islam,
Sahl bin Sa’ad meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw, dimana beliau bersabda (yang artinya):”Siapa yang menjamin
untukku (agar menjaga) apa yang ada diantara dua janggutnya (lidah) dan yang ada diantara dua kakinya (kemaluan),
Anas, seorang sahabat Nabi, bercerita; Suatu hari pada Perang Uhud, aku melihat seorang pemuda yang mengikatkan batu
ke perutnya lantaran kelaparan. Ibunya lalu mengusap debu dari wajahnya sambil berkata, ”Semoga surga menyambutmu,
wahai anakku.”
Ketika melihat pemuda yang terdiam itu, Nabi berkata, ”Tidakkah engkau ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin ia
tidak ingin berbicara yang tidak perlu atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.” Dalam riwayat lain,
Nabi bersabda, ”Kalau engkau temukan seseorang yang sangat berwibawa dan banyak diamnya, ketahuilah mungkin ia
”Diam itu mengandung hikmah yang banyak, tetapi sedikit orang yang melakukannya.” (HR. Qadha’i, dari Anas dan
Itulah beberapa keutamaan diam dalam Islam. Sungguh diam merupakan jalan keselamatan bagi kita, namun juga dapat
menjadi penyebab masuknya kita ke neraka. Semoga kita semua dapat menjaga lidah kita agar tidak menjerumuskan kita.
Aamiin.