PENDAHULUAN
yang diberikan Allah Swt. kepada manusia adalah kemampuan berbicara dan
Lisan manusia bukanlah lisan seperti burung beo yang tidak memahami apa
yang diucapkannya. Lisan bagaikan pedang bermata dua. Lisan bisa dipergunakan
untuk bertakwa kepada Allah, menyebarkan kebaikan kepada sesama dan juga bisa
dijadikan alat untuk mencegah kemungkaran di tengah umat. Selain itu, lisan ternyata
memecah belah kaum muslimin dan perbuatan lainnya yang dilarang oleh Allah dan
Rasul-Nya.
karena lisan sangat memberikan kontribusi bagi akhir amalan seorang hamba.
Seorang manusia akan terjerumus ke dalam jurang neraka yang jaraknya antara
Timur sampai Barat ketika ia tidak bisa menjaga lisannya. Walaupun mungkin
amalan ibadah ritualnya sangat baik, tapi tatkala lisannya kurang mendapat tempat yang
cukup untuk dijaga, maka sudah barang tentu akibatnya akan merusak ibadah yang
1
lainnya.
Salah satu bahaya lisan yang telah menyebar di kalangan masyarakat Islam dan
atau yang lainnya, tanpa disadari selalu saja ada orang yang membicarakan keburukan
orang lain. Bahkan, orang yang menggunjing pada umumnya memiliki hubungan
orang lain, mereka tampak asyik menggunjing orang lain ketika ada perkumpulan
arisan, pengajian, atau kegiatan yang lainnya. Padahal tanpa disadari siksa pedih telah
1.2.1 Lisan yang bagaimana yang berbahaya, baik bagi diri sendiri maupun oran lain?
1.2.2 Mengapa lisan dapat membahayakan bagi diri sendiri dan orang lain?
1.3 Tujuan
1. Mampu menjaga lisan yang baik sehingga tidak merugikan diri sendiri
1. Mengetahui macam-macam lisan yang tidak baik (berbahaya) baik bagi diri
2
1.4 Manfaat
lisan yang berbahaya agar dapat terhindar dari lisan yang tidak baik.
Dapat terhindar dari segala jenis konflik dan perpecahan akibat lisan yang tidak
baik.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, bencana yang ditimbulkan oleh lidah ada dua yaitu berbicara
batil (kerusakan, sia-sia), dan diam dari al-haq yang wajib diucapkan.
sedangkan orang yang diam dari kebenaran adalah setan yang bisu".
bermaksiat kepada Allah Ta`ala. Sedangkan orang yang diam dari kebenaran ialah
setan yang bisu, ia juga bermaksiat kepada Allah Ta`ala. Seperti seseorang yang
dia berkata lembut, tanpa mengingkarinya, walau di dalam hati. Atau melihat
kemungkaran, dan dia mampu mengubahnya, namun dia membisu karena menjaga
kehormatan pelakunya, atau orang lain, atau karena tak peduli terhadap agama.
dua jenis bencana lidah sebagaimana di atas. Sedangkan orang yang beruntung, yaitu
orang yang menahan lidahnya dari kebatilan dan menggunakannya untuk perkara
bermanfaat.
4
Bencana lidah termasuk bagian dari bencana-bencana yang berbahaya bagi
manusia. Bencana lidah itu bisa mengenai pribadi, masyarakat, atau umat Islam secara
keseluruhan.
diri dari makanan haram, berbuat zhalim kepada orang lain, berzina, mencuri, minum
khamr, melihat wanita yang tidak halal dilihat, dan lainnya, namun dia seakan sulit
menjaga diri dari gerakan lidahnya. Sehingga terkadang seseorang yang dikenal dengan
dengan satu kalimat itu saja, dapat menyebabkan dirinya bisa terjerumus ke dalam
neraka melebihi jarak timur dan barat. Atau ia tersungkur di dalam neraka selama tujuh
puluh tahun.
bersabda:
yang ia tidak mengetahui secara jelas maksud yang ada di dalam kalimat itu, namun
dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka lebih jauh dari antara
5
Alangkah banyak manusia yang menjaga diri dari perbuatan keji dan maksiat,
hidup atau yang sudah meninggal. Dia tidak peduli dengan apa yang sedang ia ucapkan.
menceritakan ada seorang laki-laki berkata: "Demi Allah, Allah tidak akan
yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan,
Oleh karena bahaya lidah yang demikian itulah, Rasulullah Shallallahu `alaihi
Rasulullah, katakan kepadaku dengan satu perkara yang aku akan berpegang
khawatirkan atasku?". Beliau memegang lidah beliau sendiri, lalu bersabda: "Ini".
yang manusia merasa amat tenteram terhadapnya ialah lidah mereka, padahal lidah
6
yang paling dikhawatirkan Nabi n atas umatnya. Dan yang nampak, lidah itu seolah-
2.2.1 Ghibah
Ghibah yaitu menbicarakan kejelekan atau aib orang lain dibelakangnya, dan
jika ia mnegetahui maka ia tidak suka walaupun yang dibicarakan adalah benar. Dalam
hadits Nabi saw pun telah dijelaskan pengertian ghibah sebagai berikut;
dinamakan ghibah itu?, ghibah ialah menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang
apa yang diceritakan itu benar apa adanya?, Rosulullah menjawab, kalau memang
ada padanya maka itu ghibah namanya, dan jika tidak maka kamu telah berbuat
buhtan (dusta).
2. Membicarakan aib orang lain, walaupun yang dibicarakan adalah benar adanya pada
3. Jika yang dibicarakan mengetahui maka ia akan tidak suka aibnya dibicarakan pada
orang lain.
7
4. Hal yang dibicarakan meliputi, kehidupan pribadi, keluarga maupun spiritual
sesorang.
licik dan pasti perbuatan ini mengandung unsur keinginan untuk merusak harga diri,
Beberapa hadits yang berbicara tentang Ghibah atau bahaya lisan sangat banyak
Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata
Wahai sekalian yang beriman dilidahnya dan belum masuk kedalam hatinya,
cari aib mereka karena siapa yang mencari-cari aib saudaranya, niscaya Allah akan
mencari aibnya, niscaya Dia akan membuka kejelekannya meskipun berda dalam
Iman seorang hamba tidak istiqomah sebelum hatinya istiqomah, dan hatinya tidak
Siapa yang menjamin bagiku apa diantara dua tulang dagunya (lidah) dan apa
diantara dua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin baginya surga.(HR. al-
Ada dua pelanggaran yang dilakukan oleh yang suka membicarakan orang lain,
yaitu pelanggaran terhadap hak Allah, karena ia melakukan apa yang dimurkainya, dan
8
tebusannya adalah dengan taubat dan menyesali perbuatannya. Sedangkan yang kedua
adalah pelanggaran terhadap kehormatan sesama. Jika ghibah telah di dengar oleh
orangnya maka dia harus menemuinya dan meminta maaf atas perbuatannya dalam
membicarakan aibnya. Dalam hal ini sangatlah berat karena dosanya tidak hilang
selama orang tersebut tidak memaafkan. Dalam hal ini Abu Hurairah meriwayatkan
dosa ghibah itu, sebelum dia dihukum, sementara dia tidak memepunyai dirham atau
pun dinar. Jika dia memilki kebaikan, maka kebaikan-kebaikan itu akan diambil lalu
diberikan pada saudarnya itu. Dan jika tidak, maka sebagian keburukan-keburukan
besar dari kalangan ibu-ibu, maka sebelum membicarakan solusi agar terhindar dari
sifat ghibah, terlebih dahulu menjelaskan sebab yang umum terjadinya ghibah dalam
1. Ingin mengangkat derajat diri sendiri dengan membicarakan keburukan orang lain,
artinya untuk menguatkan posisinya atas orang lain, serta agar orang lain
2. Karena penyakit hati seperti, iri dengan keberhasilan dan kemulyaan teman atau
tetangganya, sombong akan kelebihan diri sehingga merendahkan orang lain dengan
9
ghibah, serta balas dendam terhadap kejahatan yang pernah orang lain lakukan
terhadap dirinya.
3. Dalam rangka melampiaskan amarah yang memuncak, ketika ia sedang marah maka
4. Terkadang terdapat dalam lelucon atau gurauan yang merendahkan orang lain.
5. Terkadang karena iba terhadap teman yang ditimpa kesedihan karena perbuatan
sesorang misalnya, maka ia dengan tidak sadar agar temannnya merasa lega yaitu
dengan menggunjing orang tersebut, dalam hal ini dikarenakan salah paham dalam
6. Dalam realita social, ghibah terjadi juga dikarenakan oleh nilai materi, misalnya
dalam tayangan infotaiment yang akan menjadi daya jual bagi produser-produser
televisi.
1. Dengan slalu ingat bahwa Allah sangat membenci seseorang yang mengunjing
saudaranya, sedangkan kebaikan akan kembali pada orang yang dibicarakan dan jika
pun orang yang dibicarakan tidak memilki kebaikan maka keburukannya akan
2. Jika terlintas dalam fikiran untuk melakukan ghibah, maka hendaklah introspeksi
diri dengan melihat aib diri sendiri dan slalu berusaha memperbaikinya. Mestinya
merasa malu jika membicarakan aib orang lain sedangkan aib sendiri tidak terhitung
jumlahnya.
10
3. Jika pun merasa tidak memiliki aib, maka hendaklah senantiasa mensyukuri nikmat
yang telah dilebihkan Allah, bukan malah dengan mengotori diri dengan melakukan
ghibah.
4. Menjada diri dari sifat-sifat tercela seperti iri dengki dengan keberhasilan orang lain,
5. Jika berghibah karena pengaruh teman, atau karena takut dikucilkan karena tidak
ikut serta dalam ghibah, maka hendaklah selalu mengingat bahwa murka Allah
terhadap siapa yang mencari keridhaan manusia dengan sesuatu yang membuat
Allah murka.
Ada beberapa hal yang ditolerir karena menyebut-nyebut keburukan orang lain
adalah yang mempunyai tujuan yang benar menurut sayriat yang tujuan ini
menurutnya tidak dapat dicapai kecuali hanya dengan cara itu, dalam hal ini dosa
1. Karena adanya tindak kedzoliman, orang yang didzolimi boleh menyebut keburukan
orang yang berbuat dzolim kepada sesorang yang mampu atau bisa mengembalikan
perkara yang hak), dalam al-Quran surah an-Nisa ayat 148 Allah berfirman:
Allah tidak mencintai orang yang suka menceritakan keburukan orang lain kecuali
bagi orang yang teraniaya, dan Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui
11
2. Sebagai sarana untuk mengubah kemungkaran dan mengembalikan orang dzlim atau
yang berbuat maksiat kepada jalan yang benar (memperingati dari kejahatan).
Dalam hal ini umat muslim saling tolong-menolong dalam beramar maruf nahi
munkar.
4. Dalam hal ini ulama sepakat dalam menilai rawi (al-Jarh wa Tadil) boleh dan
6. Dalam rangka meminta fatwa, artinya dalam rangka membela haknya, namun dalam
memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya. Sikap ini bisa merupakan
reaksi atas orang lain, bisa juga dilakukan dari awal berbicara.
12
Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya orang yang paling
dibenci Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka bertengkar (HR. Al Bukhariy).
Biasanya orang yang diserang merasa tidak suka, dan penyerang ingin menunjukkan
kesalahan orang lain agar terlihat kelebihan dirinya. Hal ini biasanya disebabkan oleh
taraffu (rasa tinggi hati) karena kelebihan dan ilmunya, dengan menyerang
Rasulullah SAW bersabda: Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka
Tirmidziy)
Imam Malik bin Anas berkata: Perdebatan akan mengeraskan hati dan
mewariskan kekesalan.
dengan ungkapan vulgar, misalnya hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb. Hal ini
Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu yang keji
dan perbuatan keji dalam riwayat lain:Surga itu haram bagi setiap orang yang
13
Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji
Ada seorang Arabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi: Sabda Nabi:
Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka
jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan
pahalanya ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata Arabiy
tadi: Sejak itu saya tidak pernah lagi mencaci maki orang. (HR. Ahmad.)
Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri Para
sahabat bertanya: Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri? Jawab
Nabi: Dia mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki
Perkataan keji dan jorok disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang
menyakiti orang lain, atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang
Pengertian Mulut sering kali cepat berjanji, kemudian hati mengoreksi dan
memutuskan tidak memenuhi janji itu. Sikap ini menjadi pertanda kemunafikan
seseorang.
14
Firman Allah: Wahai orang-orang beriman tepatilah janji (QS 5:1)
Pujian Allah SWT pada Nabi Ismail as: Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar
Rasulullah SAW bersabda: ada tiga hal yang jika ada pada seseorang maka
dia adalah munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku muslim. Jika berbicara
dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya khiyanat Muttafaq alaih dari Abu
Hurairah.
Pengertian Berbohong dalam hal ini adalah dosa yang paling buruk dan cacat
Sesungguhnya berbohong akan menyeret orang untuk curang dan kecurangan akan
menyeret orang ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang yang berbohong akan terus
Ada tiga golongan yang Allah tidak akan menegur dan memandangnya di hari
dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang memanjangkan kain (HR
Muslim.)
Celaka orang berbicara dusta untuk ditertawakan orang, celaka dia, celaka
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang bahaya lisan di atas, harus dipahami tentang lisan
yang tidak terkontrol yang kita ucapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita
hendaknya kita selalu menjaga agar terhindar dari perkataan yang dilarang oleh Tuhan
16
17