Anda di halaman 1dari 2

Urut-urutan khotbah jumat

ASSALAMU’ALAIKUM WR.WB (DUDUK)

(ADZAN)

 Alkhamdulillahi nahmaduhu wa nas ta’inuhu - wa nas tagfiruhu wa na’uu dzu bilahi minsyururi
anfusinaa - wamin saiyiaati a’maalinaa - maiyahdillahu falaa mudhilalah - wamaiyudzlilhu falaa
haadiyalah.
 Ashadu ala ilaha ilallah wahdahula syarikalah, wa as haduanna Muhammadan abduhu
warasulluhu lanabiya ba’dah.
 Allahuma shali wa salim wabarik ala Muhammadin wa’ala ‘alihi wa as haabihi ajma’in, ama
ba’du.
 Faya ‘ibadallah usikum wa iya ya bitaqwallah faqad fayal muttakun.

Sidang jamaah jumat yang dimuliakan Allah.

1. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan
rahmat, hidayah dan inayyahnya kita masih bisa menjalankan ibadah sholat jum’at ini tanpa
halangan suatu apapun.
2. Tak lupa sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang membawa risalah Islam, yang merubah zaman jahiliyah menuju zaman
terang benderang.

Sidang jamaah jumat yang dimuliakan Allah.

( Tidak lupa khotib mengajak untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan )

(…Materi Khutbah……)

Barakallahu li walakum bil quranil ‘adhim wanafangani waiyakum bima fihi minal ayati wadzikril
hakim. Fatakobal mini waminkum tilawatahu inahu huwal ghafururrahim, Wakurabbighfir warham
wa anta khoirurrakhimin.

(DUDUK SEJENAK)

 Alhamdulillahiladzi hadza nali hadza wama kunna linahtadiya laula an hadanallah ashadu anla
ilahaillallah wa as hadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuluh.
 Allahumma shali ‘ala Muhammad wa’ala alihi wa as habihi wattabingiina ila yaumil qiyaamah,
ama ba’du.
 A’udzubillahiminasaitonirojim ya ayyu haladzi na aamanu khuan fusakum wa ahlikum naaro.

KESIMPULAN

1. ….
2. ….

(DOA)

Wa’lamu annallaha ta’alayakuulu: Innallaha wamalaikatuhuu yusholuna ‘ala nabi, yaa ayyuhaladziina
aamanu sholu’alaina wasaliimu taslimaa Allahumma sholi wasallim wabarik’ala saiyidina
muhammadin wa’ala aalihi wa as habihi ajma’in.

(SAMBIL MENGACUNGKAN TANGAN)

 Allahummagfir - lilmuslimin wal muslimat - wal mu’minin wal mu’minat - al ahya iminhum wal
amwat innaka sami’un kharibun mu’jibudda’wat - innaka ’ala kulli syai’in khodir.
 Robbana latuzikulubana - ba’dait hadaitana wahablana miladunkarohmah - inaka antal wahab.
 Robbana hablana min azwajina - wadzuriatina kurota’ayun - waj’alnalilmutakina imama
 Robbana dholamna anfusana - wailam taghfirlana - watarhamna lanakunanna minal khosirin
 Robbana atina fiddun ya khasanah wafil a khiroti khasana waqina adza bannar
 Walhamdulillah hirobbil ‘alamin

(IQOMAH)
Berkatalah Yang Baik atau Diam

Sidang jamaah jumat yang dimuliakan Allah,


Dalam hadist (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6.018; Muslim, no.47) disebutkan:

‫َم ْن َكانَ يُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم ْاآل ِخ ِر فَليَقُلْ خَ ْيرًا َأوْ لِيَصْ ُمت‬

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau
hendaklah ia diam.”

Dalam hadis ini, Nabi SAW mengaitkan antara berkata baik dengan keimanan seseorang
kepada Allah dan Hari Akhir. Hal ini disebabkan penjagaan terhadap lisan, mempergunakannya
untuk ucapan-ucapan yang baik dan diam untuk ucapan yang buruk, adalah salah satu tanda dari
keimanan seseorang.

Sesuatu yang paling berat bagi lisan adalah menjaganya, sebagaimana hadis terkenal yang datang
dari Mu’az RA, ketika beliau bertanya kepada Nabi SAW,

“Ya Rasulullah apakah kami akan disiksa karena perkataan yang kami ucapkan?” Beliau SAW
menjawab, “Celaka engkau wahai Mu’az, bukankah manusia telungkup di atas hidungnya atau di
atas wajahnya di neraka disebabkan perbuatan lisannya?”

Hal ini menunjukkan bahaya lidah tak bertulang, mudah mengucapkan kata, tapi jika tidak
digunakan dalam kebaikan bisa menjadi keburukan baginya.

Ini memberi isyarat bahwa seseorang yang ingin berbicara sesuatu hendaknya dia pikir-pikir
dahulu. Jika terlihat tidak ada bahaya yang ditimbulkan, ia boleh berbicara. Namun, jika ada
tanda-tanda bahaya atau dia ragu-ragu, sebaiknya dia diam.

Dengan kata lain memerintahkan untuk berbicara dalam hal yang baik-baik dan diam untuk hal
yang buruk.

Perkataan yang baik mencakup berkata untuk dirinya sendiri dan berkata baik untuk orang lain.
Berkata baik untuk dirinya sendiri ketika seseorang berzikir kepada Allah, bertasbih kepada-Nya,
memuji-Nya, termasuk juga membaca Alquran, mengajarkan ilmu, serta amar makruf nahi
mungkar, maka semua ini menjadi kebaikan untuknya.

Adapun berkata baik kepada orang lain itu berupa perkataan yang membuat senang teman
duduknya, meskipun belum tentu baik untuk dirinya sendiri.

Termasuk dalam menjaga tulisan. Saat ini, begitu mudah kita menorehkan kata-kata, dalam
pesan singkat (SMS), Whatsapp, sebagai ganti ucapan lisan, sejatinya tetap terjaga dalam
kerangka saling menasihati dalam kebaikan dan kesabaran (QS al-Ashr [103]: 3).

Sahabat Ali bin Abi Thalib RA memberi nasihat, “Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah
yang bermanfaat” dan “Seseorang mati karena tersandung lidahnya, dan seseorang tidak mati
karena tersandung kakinya.

Semoga kita semua bisa menjaga lisan kita sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai