Anda di halaman 1dari 6

Khotbah Jumat

-Ucap-

Assalamu’allaikum warahmatullahi wabarakatuh

-Duduk diam mendengarkan adzan-

َ ‫ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِ ْلهُ فَاَل هَا ِد‬


ُ‫ي لَه‬ ِ ‫ان ْال َح ْم َدهللِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ َستَ ْغفِ ُرهُ َونَعُوْ ُذ ِباهللِ ِم ْن ُشرُوْ ِر اَ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬
ِ ‫ت اَ ْع َمالِنَا َم ْن يَّ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل ُم‬ ّ

”Innal hamda lillah nahmaduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruh, wa na’udzubillahi min syururi anfusina wa
min sayyiati a’malina man yahdillah fala mudhilla lah wa man yudhlilhu fala haadiya lah”

ُ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬ ِ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإاَّل هَّللا ُ َوحْ َدهُ اَل ش‬
َ ‫َري‬

“Asyhadu An Ilaaha Illallah Wahdahu Laa Syarikalah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Warasuluh”

‫صحْ بِ ِه اَجْ َم ِع ْينَ اَ َّما بَ ْع ُد‬


َ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ألِ ِه َو‬ َ ‫اللّهُ َّم‬
ِ َ‫صلِّي َو َسلِّ ْم َوب‬

”Allahumma sholli wa sallim wa baarik ‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi wa sohbihi ajma’in amma
ba’du”

َّ ‫يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ا اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬


َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموْ تُ َّن اِاَّل َواَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُموْ ن‬

“Ya ayyuhalladzina amanuttaqullaha haqqa tuqotihi wala tamutunna illa wa antum muslimun”

hadirin jamaah jumat yg InsyaAllah tanpa kecuali seluruhnya di muliakan dan dirahmati oleh Allah subhana wa ta'ala

Mengawali Jumat ini Khatib mengajak pada kita semua untuk bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, masih
diberikan kita semua kesempatan untuk menunaikan ibadah Jumat berjamaah.

ini adalah bagian yang mesti kita syukuri, karena perintah Jumat dalam Alquran dilekatkan dengan kalimat Iman,
sekaligus menandakan ukuran tingkat keimanan seorang hamba.

Quran surah ke-62 dengan namanya Al Jumuah di ayat ke-9

“Yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu'ati”


“hei seluruh orang-orang yang beriman tanpa kecuali”
panggilannya menggunakan kata alladzina disebutkan sebanyak 1080 kali dalam Alquran, menunjuk kepada objek
Tanpa Batas, besarkah, kecilkah, tuakah, mudakah sepanjang punya iman. diawali dengan kalimat ayyuha “ ayu nya
munada, ha nya tanbih” penguat pengingat disebutkan 150 kali dalam Alquran seakan Allah ingin mengatakan Hei
semua orang yang beriman, tanpa kecuali aku ingatkan kalian semua

“idzaa nuudiya li-shshalaati min yaumil jumu'ati  faas'au ila dzikrillahi”


jika sudah tiba ada panggilan untuk menunaikan salat Jumat maka respon bergegas untuk Ingat kepada Allah
subhanahu wa taala. rumus tafsir mengatakan jika ada informasi dalam Alquran Apakah berupa perintah atau
larangan atau sekedar informasi saja namun dibuka dengan kalimat Iman maka Informasi yang disampaikan
sekaligus menjadi ukuran tingkat keimanan seorang hamba, salat perintahnya dibuka dengan kalimat Iman

al-baqarah ayat ke-3

“Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta”

sebelum dilakukan salat dibuka dengan iman, maka salat menunjukkan tingkat keimanan seorang hamba semakin
semangat salatnya semakin menunjukkan imannya kuat, semakin malas berkurang kuantitas salatnya semakin
menunjukkan imannya lemah.
Jumat dibuka dengan kalimat Iman sekaligus memberikan kesan tingkat keimanan seorang hamba, Alhamdulillah
dari sekian Jumat yang pernah kita tunaikan Sampai detik ini kita masih diakui beriman kepada Allah Subhanahu Wa
Ta'ala Sampai detik ini kita masih dipanggil oleh Allah subhanahu wa taala karena tidak setiap hamba yang tinggal di
muka bumi bisa mendapatkan panggilan Iman dari sisi Allah subhanahu wa taala.

namun hadirin dari sekian Jumat yang pernah kita tunaikan yang mempertaruhkan keimanan Kita di hadapan Allah
subhanahu wa taala. berapa jumatkah yang telah berhasil kita lalui dalam pandangan Allah subhanahu wa taala
dalam catatan khatib yang sederhana seorang balir yang berusia 20 tahun setidaknya telah menunaikan 650 kali
Jumat dalam hidupnya Jika ia berusia 30 tahun setidaknya ia telah menunaikan 1.150 kali Jumat dalam hidupnya Jika
ia berusia 40 tahun setidaknya ia telah menunaikan Jumat 1650 kali dalam hidupnya dari sekian ratus ribu Jumat
yang telah kita tunaikan,

pertanyaannya berhasilkah Jumat yang telah kita tunaikan itu benarkah Jumat yang telah kita tunaikan dalam
pandangan Allah itu ?

maka perhatikanlah satu kalimat singkat yang menjadi ukuran keberhasilan Jumat kita dalam pandangan Alquran
yang benar

“faas'au ila dzikrillahi” 2 kata


Jumat yg benar itu kata Allah bukan Jumat yang sekedar datang untuk formalitas, datang untuk sekedar duduk
mendengarkan khutbah kadang-kadang mengantuk bahkan ada yang tertidur lantas pulang begitu saja, bukan itu
yang diinginkan kata Alquran bukan Jumat seperti itu kata Allah yang didambakkan

“faas'au ila dzikrillahi”


sekian pekan kita menunaikan Jumat ratusan ribuan kali, tujuan utamanya yaitu zikrillah2x

hadirin kalimat zikir dalam Alquran setidaknya ketika diungkapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala secara umum
memiliki dua makna utama. zikir, pertama adalah keadaan yang mampu mengingatkan kita kepada Allah yang
dengan ingat itu terdorong kita untuk meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wa taala karena itu segala jenis
ibadah dalam Alquran dinamakan dengan zikir,

kita menunaikan salat, salat disebut dengan zikir oleh Alquran

Quran Surah ke-20 Thaha ayat yang ke-14 Allah berfirman

“Innanī anallāhu lā ilāha illā ana fa'budnī wa aqimiṣ-ṣalāta liżikrī”

“sungguh Akulah Allah Tuhan yang paling Haq tidak ada Tuhan yang layak dipertuhankan disembah selain aku”

kata Allah

“ fa’budni” maka sembah aku. bagaimana caranya ya Allah?

“Wa aqimis salat” tunaikan salat. tunaikan salat.

“li Zikri” sebagai bagian dzikir kepadaku kata Allah.

jadi saat kita menunaikan salat itu adalah zikir kita kepada Allah subhanahu wa taala. kita datang menunaikan ibadah
Jumat, di Jumat diberikan tausiyah Jumat, diberikan pengingat, di Jumat diberikan wasiat meningkatkan takwa, di
antara ciri takwa yang pertama adalah semakin banyaknya kita meningkatkan ibadah salat kita kepada Allah
subhanahu wa taala.

“Zalikal-kitabu la raiba fih(i), hudal lil-muttaqin” Siapa orang Taqwa ini


“Allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta”

sampai dengan Jumat ini dari sekian ratus kali ribu kali berapa kuantitas dan kualitas Salat kita yang pernah
ditingkatkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Jangan2x sampai ribuan kali Jumat salatnya masih standar standar saja masih yang fardu saja,

tahajud masih belum mampu bangun, duha belum dikerjakan, selama hidup enggak pernah salat syuruq,

selama hidup kurang rowatib tapi cita-citanya berjumpa dengan Allah !! bersua dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam.

mana bekal kita di hadapan Allah ?

Alquran disebut dengan zikir, Quran surah ke-54 ayat 17 ayat 22 ayat 32 ayat ke-40

Wa laqad yassarnal-qur`āna liż-żikri fa hal mim muddakir

“sungguh Kami telah memudahkan Al Quran, sungguh Kami telah mudahkan Alquran telah memudahkan Alquran”

untuk apa LI ZIKRI untuk dijadikan dzikir kepada Allah subhanahu wa taala.

bacaan Quran itu zikir karena itu ketika anda baca Alquran anda merasa lebih dekat dengan Allah subhanahu wa
taala. mempelajari Alquran itu zikir, karena itu ketika anda mengkaji Tafsir Alquran Bukankah anda merasa lebih
dekat dengan Allah subhanahu wa taala.

menghafal Quran itu dzikir karena itu para penghafal Quran, semakin dekat keadaannya dengan Allah Subhanahu
Wa Ta'ala.

dari sekian Aktivitas kehidupan yang telah kita lalui sampai dengan detik Jumat ini berapa banyak Alquran telah kita
hidupkan, berapa banyak Al quran telah kita bacakan ? jangan-jangan Jumat ini pun belum sempat baca Alquran
jangan-jangan telah berlalu sekian hidup kita belum sempat menghafal Quran dengan baik,

salat belum mengerti bacaannya puluhan tahun salat tidak mengerti apa yang dibaca dalam salat.

Mau Sampai kapan ?

bagaimana salatnya bisa khusyuk kalau tidak paham apa yang dibacakan, Alquran belum sempat dipahami
jangankan menghafal sudah puluhan tahun untuk baca saja Enggak sanggup, bacakan dengan baik Berapa lama lagi
waktu yang dibutuhkan, Bukankah hadisnya Shahih at Tirmidzi nomor hadis 2015 itu saat seseorang akan masuk
surga maka perintah pertama yang dimintakan oleh Allah adalah membacakan Alquran yang dia biasa bacakan saat
di muka bumi.

baca Quran yang biasa kau bacakan saat di dunia itu akhir bacaan Quran mu itulah kedudukanmu di surga di sisi
Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

karena itulah perhatikan anak-anak di Palestina dengan keadaan yang sangat terbatas anak-anak di India dengan
keadaan yang tidak mudah karena cita-citanya menghadap Allah dalam kebaikan surga tingkat tertingginya mereka
berlomba menghafal Alquran, Alhamdulillah di Indonesia sekarang anak-anak kecil sudah menghafal Alquran yang
lumpuh otak menghafal Al Quran, yang tidak bisa melihat menghafal Alquran dan kebanyakan mereka masih belum
balir.

Anak belum balir sebelum waktu salat sudah berjemaah datang ke masjid anak belum balir sudah mulai menghafal
Alquran sudah lancar bacaan Quran sudah banyak hafalan Quran

Duhai Anda yang 40 tahun 50 tahun 60 tahun berapa banyak bekal yang disiapkan untuk menghadap Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.

harta yang dikumpulkan selesai sudah dengan kematian, tuntas uang-uang itu tidak berguna lagi, kendaraan yang
dikumpulkan dipajang dipamerkan tidak ada manfaat lagi bekal apa yang kita bawa menghadap kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.
zikir kita amal saleh kita apa yang Anda gunakan dengan uang itu,

infak itulah zikir kepada Allah subhanahu wa taala.

kendaraan yang mengantarkan Anda untuk Jumat untuk taklim untuk mendekat kepada Allah. bekerja beramal saleh
itulah zikir kita di hadapan Allah subhanahu wa taala

sampai dengan detik Jumat ini berapa banyak aset yang telah Allah titipkan kepada kita digunakan untuk zikir
kepada Allah subhanahu wa taala.

hadirin yang kedua

jika disebutkan kalimat zikir dalam Alquran maka diartikan oleh para ulama berdasarkan paparan Alquran sebagai
keadaan Ingat kepada Allah yang dengan ingat itu terjauh kita dari perbuatan maksiat.

pertama terdorong kita mengumpulkan amal saleh yang kedua terjauh kita dari perbuatan maksiat,

zikir keadaan Ingat kepada Allah subhanahu wa taala karena kita ingat kepada Allah kita merasa diawasi oleh Allah
subhanahu wa ta'ala.

kita merasa dilihat oleh Allah kita merasa didengar oleh Allah karena itu orang yang merasa dilihat oleh Allah maka
mustahil dia bisa berbuat maksiat dalam kehidupannya.

keluar dari masjid mustahil Tertukar sandal karena ketika ia akan gunakan ia merasa dilihat oleh Allah subhanahu wa
taala.

mustahil berbuat curang dalam pekerjaannya, mustahil lihat korupsi, mustahil yang mencuri, mustahil yang
membegal, mustahil dia berselisih, mustahil yang membuat hoax, mustahil ia berbuat maksiat.

Karena ia merasa dilihat dan di dengar oleh Allah subhanahu wa taala. Karena itulah sampai dengan detik Jumat ini
berapa banyak Jumat kita yang telah memberikan manfaat dalam hidup ini dari Jumat ke Jumat jangan-jangan
bahkan masih bermaksiat juga ada yang tanpa malu datang ke Jumat belum selesai urusannya dengan Allah
subhanahu wa taala.

ada yang belum bertobat, di kantongnya masih ada handphone dengan gambar-gambar yang tidak baik, apa tidak
malu salat menghadap Allah di handphone-nya ada koleksi gambar-gambar yang tidak disenangi oleh Allah
subhanahu wa ta'ala.

Ada video yang tidak Allah sukai, ada hubungan dengan orang tua yang belum selesai, ada hubungan dengan
tetangga yang belum tuntas, ada hubungan dengan anak istri yang belum tuntas,cita2x masuk surga, cita2x
berjumpa dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

amal apa yang telah anda siapkan ? apa tidak malu menghadap Allah dengan lumuran maksiat, apa tidak malu
berjumpa dengan Rasulullah berlumuran maksiat.

perhatikan saudara bila sampai Jumat ini ratusan kali ribuan kali belum membantu kita membuat kita ingat kepada
Allah maka perhatikanlah peringatan Allah yang disampaikan 15 abad yang lalu bahkan sejak di era sahabat
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam

Quran surah ke-57 Al Hadid di ayat yang ke-16 ayat ini diturunkan pada dua kondisi satu saat kalangan orang
beriman dari sahabat-sahabat rasulullah yang semula berada di Mekah dalam keadaan terhimpit oleh kesulitan,

tiba-tiba hijrah ke Madinah merasakan kenikmatan dengan nikmat itu bisa nyaman makan Kembali, minum kembali
nyaman beraktivitas yang semula tertekan terintimidasi saat berada di Mekkah hijrah ke Madinah mendapatkan
segala kenyamanan dengan kenyamanan itu mulai lupa dengan Alquran mulai lupa dengan kualitas salat yang
sebelumnya khusyuk di tunaikan mulai lupa dengan Ingat kepada Allah maka turunlah

Quran surah ke-57 ayat ke-16 ini


A lam ya`ni lillażīna āmanū an takhsya'a qulụbuhum liżikrillāhi wa mā nazala minal-
ḥaqqi wa lā yakụnụ kallażīna ụtul-kitāba ming qablu fa ṭāla 'alaihimul-amadu fa qasat
qulụbuhum, wa kaṡīrum min-hum fāsiqụn

Hei kata Allah, “belum tibakah waktu Bagi orang-orang yang mengatakan dirinya beriman itu kepada Allah untuk
serius imannya untuk benar-benar mendekat kepada Allah untuk benar-benar khusyuk menyembah Allah

“LI ZIKRILA” untuk ingat Allah.

untuk mulai sadar menyiapkan bekal pulang, kalian itu akan wafat kata Allah. kalian pulang Anda apapun pekerjaan
Anda, kedudukan yang tinggi anda dapatkan harta yang banyak Anda raih tetap anda akan wafat.

orang-orang dulu wafat yg kemarin wafat yang sekarng pun akan wafat tunjuk diri anda di cermin duhai Heru azis
anda wafat, duhai fulan anda wafat.

kata Allah masih tidak sadar juga, masih belum ada juga kekhusyukan untuk Ingat kepada Allah masih belum sadar
juga akan di hisab.

mana salat kalian ? yang dgn satu amalan itu akan menjadi penentu amalan yang lainnya.

Sungguh amalan pertama yang akan dihisab oleh Allah di hari kiamat itu salat.

Mana ? amal soleh yg dikumpulkan kenapa masih banyak maksiat yg dikerjakan.

Apa blum waktunya untuk khusyuk mendekat kepada Allah.

Duhai hadirin saudara sekalian, kalimat iman disampaikan oleh Allah. Dan membuka kalimat jumat

Sekaligus memberikan pesan pengingat kepda kita agar kita setiap jumat kita mengevaluasi amalan kita.

jangan-jangan selama ini sibuk dengan dunia jangan-jangan selama ini sibuk dengan kehidupan dunia lupa
menyiapkan kehidupan akhirat kita.

jangan sampai kata Allah seperti orang-orang sebelum kalian terlena dengan urusan dunia lupa dengan permainan
dunia karena itulah waktu kemudian semakin dilewati lupa dengan Allah subhanahu wa taala.

sehingga ibadah dan Al Quran tidak memiliki kesan lagi Alquran hanya 11 menjadi pajangan saja ibadah jadi
formalitas saja akhirnya Jumat pun tidak ada rasa lagi, cuma sekedar duduk datang kadang terlambat tunggu Khatib
naik setelah itu pulang begitu saja.

Alquran cuma jadi pajangan hiasan saja, salat cuma jadi formalitas saja kalau itu terjadi dalam kehidupan kita maka
tanda alarm harus dinyalakan dalam jiwa kita itu pertanda ada Keadaan hati kita yang belum khusyuk menghadap
Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Maka kalau sudah seperti itu kebanyakan lupa dengan Allah ujung-ujungnya menjauh dan banyak berbuat Maksiat
karna itu khatib ingin mengajak kepada kita semua dalam waktu Jumat yang singkat ini menjadikan Jemaat sebagai
evaluasi untuk mendekat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

ingat-ingat untuk suatu saat kita akan wafat, ingat anak-anak kita ingat orang tua kita, demi Allah sebentar saja
renungkan.

setiap anda berapa pun usianya pasti punya orang tua mungkin di antara kita ada yang sudah wafat yang ibunya
berharap supaya anak nya mengantarkan Amalan sholeh. Anak nya rajin salat, anak nya rajin baca Quran sehingga di
akhirat dikumpulkan Kembali.
Duhai anda yang org tua saya yakin anda punya anak, punya keluarga, jangan sampai terpisah diakhirat nant.

Jaga diri baik” jaga keluarga baik” jaga amalan kita.

karena rasanya tibalah waktunya sekarang apa yang disampaikan Nabi di masa-masa yang telah lalu, hati2x akan
tiba masa dimana maksiat itu akan hadir di sekitaran kita tanpa bisa dibatasi.

sekarang datang kepada kita sendiri, di handphone ada maksiat, di tv ada maksiat, di internet ada maksiat sehingga
sulit membedakan mana yang benar mana yang salah mana yang baik mana yang keliru.

pada saat itulah nabi berpesan kepada kita jika tiba masanya segera berhijrah kepada Allah subhanahu wa taala.

untuk memperbanyak amal saleh dan meninggalkan amalan yang sia-sia, Semoga kita dirahmati oleh Allah
subhanahu wa ta'ala dan diberikan kekhusyukan pada jiwa kita dan dikumpulkan dengan keluarga dalam keadaan
yang baik untuk menghadap kepada Allah dan berpulang dalam keadaan khusnul khatimah.

Doa sebelum duduk diantara khutbah

ِ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ أ ِن ال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ االَيَا‬
‫ت َو ِذ ْك ِرال َح ِكي ِْم َو تَقَبَّ َل هللاُ ِمنِّي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ ه َُو ال َّس ِم ْي ُع ال َعلِي ِْم‬ َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬

“Barakallah li wa lakum fil qur’anil ‘adzim wa nafa’ani wa iyyakum bima fihi minal ayati wa dzikril hakim, wa
taqobbala minni wa minkum tilawatahu innahu huwas sami’ul ‘alim”

ِ ‫ اِنَّهُ هُ َو ال َغفُوْ ُر الر‬,‫اَقُوْ ُل قَوْ لِي ه َذا َوا ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ال َع ِظيْم لِي َولَ ُك ْم‬
‫َّحي ِْم‬

 “Aquulu qoulii haadza. wastaghfirullah al-‘adzim li wa lakum, innahu huwal ghofuru rohim”

Doa penutup

َ ‫ُصلُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي ۚ َيا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا‬


‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‬ َ ‫ِإ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ ي‬

“innAllaha wa malaikatahu yusholluna alan nabiy, ya ayyuhalladzina amanu shollu alaihi wa sallimu
taslima”

‫ت‬
ِ ‫اجا‬
َ ‫الح‬ ِ َ‫ت ِو يَا ق‬
َ ‫اض َي‬ ِ ‫ت االَحْ يِا ِء ِم ْنهُ ْم َواالَ ْم َوا‬
َ َّ‫ت اِن‬
ِ ‫ك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد ْع َوا‬ Vِ ‫للّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َوال ُم ْسلِ َما‬
ِ ‫ت َوال ُمْؤ ِمنِ ْينَ َوال ُمْؤ ِمنَا‬

Allahummaghfir lil muslimina wa muslimat wal mukminina wal mukminat al-ahya minhum wal amwat inaka
sami’un qoribun mujibud da’wat ya qodhiyal hajat”

َ‫َر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬ ‫ْأ‬


ِ ‫ِإ َّن هَّللا َ يَ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواِإْل حْ َسا ِن َوِإيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن ْالفَحْ شَا ِء َو ْال ُمنك‬

 InnAllaha yakmuru bil ‘adli wal ihsan wa iytaai dzil qurba, wa yanha ‘anil fahsyaai wal munkar wal bagy.
ya’idzukum la’alakum tadzakkarun.

َّ ‫ َأقِ ْي ُموْ ا ال‬, ْ‫فَ ْاذ ُكرُوْ ا هللاَ ال َع ِظيْم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َوا ْسَألُوْ هُ ِم ْن فَضْ لِ ِه يُ ْع ِط ْي ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَر‬
َ‫صاَل ة‬

Udzkurullah al-‘adzima yadzkurkum, wasykuruhu ‘ala ni’amihi yazidkum, was’aluhu min fadlihi yu’thiykum.
wala dzikrullahi akbar, Aqimus sholah.

Anda mungkin juga menyukai