Anda di halaman 1dari 16

DOA ISTIFTAH/IFTITAH YANG BENAR DAN ARTINYA DALAM LATIN BAHASA INDONESIA :

Bacaan Iftitah dan terjemahannya, Doa Iftitah dalam Sholat, Doa Iftitah Allaahumma
baid baini, Doa Iftitah menurut sunnah

Doa-doa Istiftah
oleh: Al-Ustadz Muslim Abu Ishaq Al-Atsari

Rasulullah Shallallaahu alaihi


wasallam membuka bacaan beliau dalam shalat dengan mengucapkan doa-doa yang banyak
lagi beragam. Di dalamnya beliau memuji Allah Subhaanahu wa Taala, memuliakan-Nya dan
menyanjung-Nya. Doa-doa inilah yang diistilahkan dengan doa istiftah. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam bersabda kepada Rifaah ibn Rafi z, sahabatnya yang keliru
dalam shalatnya (al-musiu shalatuhu):

-

l






Sesungguhnya tidak sempurna shalat seseorang dari manusia hingga ia berwudhu lalu
meletakkan wudhunya pada tempat-tempatnya, kemudian ia bertakbir, memuji Allah
Subhaanahu wa Taala dan menyanjung-Nya serta membaca apa yang mudah baginya dari
Al-Quran (HR. Abu Dawud no. 857, dishahihkan dalam Shahih Abi Dawud)
Doa istiftah ini dibaca dengan sirr (tidak dikeraskan), dan pendapat yang rajih (kuat)
hukumnya mustahab (sunnah) sebagaimana pendapat jumhur ulama dari kalangan sahabat,
tabiin, dan orang-orang setelah mereka. Al-Imam An-Nawawi Rahimahullah berkata, Tidak
diketahui ada yang menyelisihi pendapat ini, kecuali Al-Imam Malik Rahimahullah. Beliau
berkata, Tidak dibaca doa istiftah ini dan tidak ada sama sekali bacaan apapun antara AlFatihah dan takbir. Yang seharusnya ia ucapkan adalah bertakbir: Allahu Akbar, lalu membaca
Alhamdulillahi Rabbil Alamin sampai akhir dari surah Al-Fatihah. (Al-Majmu, 3/278)
Al-Imam Al-Albani Rahimahullah berkata, Pendapat Al-Imam Malik Rahimahullah ini
memberikan konsekuensi batalnya tiga sunnah:
Pertama: doa istiftah
Kedua: istiadzah (mengucapkan Audzubillah dst, memohon perlindungan dari gangguan
setan)
Ketiga: basmalah

Padahal ini merupakan sunnah yang pasti lagi mutawatir dari Nabi n. Yang nampak, sunnahsunnah ini tidak sampai kepada Al-Imam Malik Rahimahullah. ataupun sampai kepada beliau
akan tetapi beliau tidak mengambilnya karena suatu sebab menurut beliau. (Ashlu Shifati
Shalatin Nabi n, 1/239-240)
Sebagaimana telah disinggung di atas, doa-doa istiftah itu banyak dan beragam. Rasulullah
Shallallaahu alaihi wasallam sendiri mengganti-ganti bacaan doa istiftahnya. Terkadang
membaca doa yang ini, di kali lain membaca doa yang itu dan seterusnya. Ketika shalat
fardhu beliau membaca yang satu dan ketika shalat nafilah/sunnah beliau membaca yang
lainnya.
Fadhilatusy Syaikh Al-Imam Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin Rahimahullah berkata,
Sepantasnya bagi seseorang beristiftah sekali waktu dengan (doa istiftah) yang ini dan di
waktu lain dengan (doa istiftah) yang itu, agar ia menunaikan sunnah-sunnah seluruhnya.
Dengan cara seperti itu, berarti ia juga menghidupkan sunnah serta lebih menghadirkan hati.
Mengapa? Karena bila seseorang hanya membaca satu macam doa istiftah secara terus-menerus
(tidak menggantinya dengan doa yang lain), niscaya hal itu akan menjadi kebiasaan baginya.
Sampai-sampai saat ia bertakbiratul ihram dalam keadaan hatinya lalai (tidak perhatian
dengan amalan shalatnya) sementara telah menjadi kebiasaannya beristiftah dengan
Subhanaka allahumma wa bihamdik, maka ia akan dapati dirinya tanpa sadar mulai
membaca doa istiftah tersebut. (Asy-Syarhul Mumti, 3/48)
Beberapa doa istiftah yang pernah diamalkan dan diajarkan Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam adalah sebagai berikut:
1. Bacaan:




ALLAHUMMA BAAID BAINII WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAAADTA BAINAL MASYRIQI
WAL MAGHRIB. ALLAHUMMA NAQQINII MINAL KHATHAAYAA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL
ABYADHU MINAD DANAS. ALLAHUMMAGHSIL KHATHAAYAAYA BILMAAI WATSTSALJI WAL
BARAD
Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan
antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana
dibersihkannya kain yang putih dari noda. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku
dengan air, hujan es, dan air dingin. (HR. Al-Bukhari no. 744 dan Muslim no. 1353, dari Abu
Hurairah z)
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam biasa mengucapkan doa istiftah ini dalam shalat
fardhu.

2. Bacaan:




.



.


,





.

.

WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS


SAMAAWAATI WAL ARDLA HANIIFAN WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN, INNA SHALAATII WA
NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL AALAMIIN LAA SYARIIKA LAHU WA
BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIIN ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LAA ILAAHA
ILLAA ANTA, ANTA RABBII WA ANAA ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WATARAFTU BI DZANBII
FAGHFIL LII DZUNUUBII JAMIIAN INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUB ILLAA ANTA WAH DINII
LIAHSANAIL AKHLAAQ LAA YAHDII LIAHSANIHAA ILLAA ANTA WASHRIF ANNII SAYYI`AHAA
LAA YASHRIFU ANNII SAYYI`AHAA ILLAA ANTA LABBAIKA WA SADAIKA WAL KHAIRU
KULLUHU FII YADAIK WASY SYARRU LAISA ILAIKA ANAA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA
TAAALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA
Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah memulai penciptaan langit-langit dan bumi
tanpa ada contoh sebelumnya, dalam keadaan lurus mengarah kepada al-haq, lagi berserah
diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah
sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku adalah orang yang pertama kali berserah diri1.
Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah
Rabbku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku,
maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni

dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat
menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Dan palingkan/jauhkanlah aku dari
kejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali
Engkau. Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sadaik (terus
bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai). Kebaikan
itu seluruhnya berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu2.
Aku berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi
Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu. (HR. Muslim no. 1809
dari Ali bin Abi Thalib z)
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam mengucapkan doa istiftah ini dalam shalat fardhu dan
shalat nafilah. Ini menyelisihi pendapat sebagian ulama yang mengatakan bahwa doa istiftah
ini dibaca dalam shalat lail (tahajud), seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi Rahimahullah dalam
Musnad-Nya (23) dan Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam Zadul Maad (1/51) mengatakan, Yang
benar, doa istiftah ini hanyalah diucapkan beliau n dalam qiyamul lail. Namun pendapat yang
benar sebagaimana yang telah kami sebutkan. (Ashlu Shifah Shalatin Nabi n, 1/249)

3. Bacaan:

,


.

.

Aku hadapkan wajahku kepada


Dzat yang mencipta langit-langit dan bumi tanpa ada contoh sebelumnya, dalam keadaan aku
lurus, condong kepada al-haq lagi berserah diri, dan aku bukanlah termasuk orang-orang
musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah sembelihanku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah
Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku adalah
orang yang pertama kali berserah diri. Ya Allah, Engkau adalah Raja tidak ada sesembahan
yang haq kecuali Engkau. Mahasuci Engkau dan sepenuh pujian kepada-Mu. (HR. An-Nasai no.
898 dari Muhammad bin Maslamah z. Dishahihkan dalam Shahih Ibni Majah dan Al-Misykat no.
821)

4. Bacaan:


.
.



.







Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah memulai penciptaan langit-langit dan bumi
tanpa ada contoh sebelumnya, dalam keadaan lurus condong kepada al-haq, lagi berserah diri,
dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadah
sembelihanku, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu bagiNya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Ya
Allah, tunjukilah aku kepada amalan yang terbaik dan akhlak yang terbaik, tidak ada yang
dapat memberikan petunjuk kepada amalan dan akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Jagalah
aku dari amal yang buruk dan akhlak yang jelek, tidak ada yang dapat menjaga dari amal dan
akhlak yang buruk kecuali Engkau. (HR. An-Nasai no. 896 dari Jabir c. Dishahihkan dalam
Shahih Ibni Majah dan Al-Misykat no. 820)

5. Bacaan:


SUBHANAKA ALLAHUMMA WA BIHAMDIKA WA TABARAKAS-MUKA WA TAALA JADDUKA WA LA
ILAHA GHAIRAKA
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan sepenuh pujian kepada-Mu. Berlimpah keberkahan nama-Mu,
Mahatinggi kemuliaan dan keagungan-Mu, dan tidak ada sesembahan yang benar kecuali
Engkau. (HR. Abu Dawud no. 776, An-Nasai no. 899, dan selain keduanya dari Abu Said AlKhudri z. Dishahihkan dalam Shahih Abi Dawud)
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam pernah bersabda yang maknanya, Ucapan yang paling
dicintai oleh Allah adalah seorang hamba mengucapkan: ( Diriwayatkan oleh Ibnu
Mandah dalam At-Tauhid, 2/123. Juga diriwayatkan An-Nasai dalam Amalul Yaum wal Lailah,
488/849, dengan sanad yang hasan sebagaimana dalam Ash-Shahihah no. 2939)

6. Bacaan:


, , ,
( ),( )
Mahasuci Engkau, ya Allah, dan sepenuh pujian kepada-Mu. Berlimpah keberkahan nama-Mu,
Mahatinggi kemuliaan dan keagungan-Mu, dan tidak ada sesembahan yang benar kecuali
Engkau. Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah (3 kali), Allah Maha Besar (3 kali).
(HR. Abu Dawud no. 775 dari Abu Said Al-Khudri z. Dishahihkan dalam Shahih Abi Dawud)

Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam mengucapkan doa istiftah ini dalam shalat malam
(tahajud).

7. Bacaan:


ALLAHU AKBAR KABIRAW WAL HAMDU LILLAHI KATSIIRAW WASUBHAANALLAAHI BUKRATAN
WA ASHIILAN
Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada
waktu pagi dan petang. (HR. Muslim no. 1357 dan yang selainnya dari Ibnu Umar c)
Doa ini diucapkan seorang sahabat ketika beristiftah, maka Rasulullah Shallallaahu alaihi
wasallam setelah menanyakan siapa pengucapnya, beliau bersabda, Aku merasa kagum
dengan doa tersebut! Dibukakan untuk doa tersebut pintu-pintu langit.

8. Bacaan:

ALHAMDU LILLAHI HAMDAN KATSIIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi diberkahi di dalamnya.
(HR. Muslim no. 1356 dari Anas bin Malik z)
Doa ini diucapkan seorang sahabat yang lain ketika beristiftah, maka Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam bersabda, Sungguh aku melihat dua belas malaikat berlomba-lomba, siapa di
antara mereka yang akan mengangkat doa tersebut.

9. Bacaan:
















,

Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian.


Engkau adalah Penegak (yang menjaga dan memelihara) langit-langit dan bumi dan siapa yang
ada di dalamnya. Dan hanya milik-Mu lah segala pujian, hanya milik-Mu lah kerajaan langitlangit dan bumi dan siapa yang ada di dalamnya. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau
adalah pemberi cahaya langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau
adalah Raja langit-langit dan bumi dan siapa yang ada di dalamnya. Hanya milik-Mu lah segala
pujian. Engkau adalah Al-Haq (Dzat yang pasti wujudnya), janji-Mu benar, perjumpaan denganMu benar, ucapan-Mu benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, para nabi itu
benar, Muhammad itu benar dan hari kebangkitan itu benar (akan terjadi). Ya Allah, hanya
kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku
bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, dan hanya karena-Mu aku berdebat, hanya
kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosa yang telah kuperbuat dan yang
belakangan kuperbuat, ampunilah apa yang aku rahasiakan dan apa yang kutampakkan. Engkau
adalah Dzat yang Terdahulu, dan Engkau adalah Dzat yang Paling Akhir, tidak ada sesembahan
yang benar kecuali Engkau, tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. (HR. AlBukhari no. 1120 dan Muslim no. 1805 dari Ibnu Abbas c, lafadz yang dibawakan adalah lafadz
Al-Bukhari)
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam biasa mengucapkan doa istiftah ini dalam shalat
tahajjud.

10. Bacaan:




Ya Allah, wahai Rabb Jibril,


Mikail dan Israfil! Wahai Yang memulai penciptaan langit-langit dan bumi tanpa ada contoh
sebelumnya! Wahai Dzat Yang mengetahui yang gaib dan yang tampak! Engkau
menghukumi/memutuskan di antara hamba-hamba-Mu dalam perkara yang mereka berselisih di
dalamnya. Tunjukilah aku mana yang benar dari apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu.
Sesungguhnya Engkau memberikan hidayah kepada siapa yang Engkau kehendaki ke jalan yang
lurus. (HR. Muslim no. 1808 dari Aisyah x)
Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam mengucapkannya dalam shalat lail (shalat malam).
11. Bacaan:

,( ) ( ) ( ).
( ) ( )
( ) .

( )
Allah Maha Besar (10 kali). Segala puji bagi Allah (10 kali). Mahasuci Allah (10 kali), tidak ada
sesembahan yang benar kecuali Allah (10 kali), aku memohon ampun kepada Allah (10 kali).
(kemudian membaca) Ya Allah, ampunilah aku, berilah petunjuk kepadaku, berilah rezeki
kepadaku dan maafkanlah aku. (10 kali)
(kemudian diteruskan dengan membaca) Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari
kesempitan pada hari penghisaban (perhitungan amalan).
(HR. Ahmad 6/143 dan Ath-Thabarani dalam Al-Ausath 62/2, dari Aisyah x, dengan sanad yang
shahih sebagaimana dalam Ashlu Shifati Shalatin Nabi n, 1/267 )

Doa-doa istiftah tersebut tidak digabungkan


saat dibaca

Doa-doa istiftah di atas tidak digabungkan saat dibaca, karena Nabi Shallallaahu alaihi
wasallam ketika ditanya Abu Hurairah Radhiyallaahu anhu tentang bacaan istiftah beliau,
beliau menjawab dengan bacaan:
.
Beliau tidaklah menyebut doa istiftah yang lain setelah itu. Ini menunjukkan bahwa beliau
tidak menggabungkan doa-doa istiftah yang ada. (Asy-Syarhul Mumti, 3/52)
Sumber :
Shifat Shalat Nabi bagian 5, Majalah AsySyariah Edisi 059, (ditulis oleh: Al-Ustadz Muslim Abu
Ishaq Al-Atsari)
Akh Abu Hana

Allahumma baid baini wa baina khotoyaya kama baadta bainal masyriki wal maghrib,
Ya Allah,jauhkanlah antara aku dengan kesalahan-kesalahanku,sebagimana Engkau
menjauhkan antara timur dan barat
Allahumma naqqini minal khotoya kama yunaqqos tsaubul abyadu minad danas,
Ya Allah,sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagimana dibersihkan kain putih dari
kotoran
Allahummagsil khotoyaya bil ma'i was salji wal barod
Ya Allah,bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun

ALFATIHAH
Bismillahi Rahmanii Rahiim
Dengan menyebut Nama Allah Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahi rabbil alamiin
Segala Puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam
Arrahmaniirrahiim
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Maalikiyaumiddiin
Yang Menguasai hari pembalasan
Iyyakana budu wa iyyaka nashtaiin
Hanya kepadaMu aku menyembah dan hanya kepadamu aku mohon pertolongan
Ihdinashirathal mustaqiim
Tunjukanlah kami jalan yang lurus
Shirathalladzina an amta alaihiim, Ghairil maqdhubi alahiim, waladzhaliim
yaitu (jalan) orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat
Amin
Perkenankanlah doa kami
RUKU'
Sub-haanakalloohumma rabbana wabihamdika alloohummagh-firlii.
Maha Suci Engkau ya Allah ya Tuhan kami, dan Aku memujiMU, Ya Allah ampunilah aku
I'TIDAL
Sami'allahu liman hamidah
Alloh Maha mendengar terhadap orang yang memujinya
Rabbanaa walakal hamdu
Wahai Tuhan kami, bagi-Mu lah segala pujian
SUJUD

Subhanakallah humma rabbana wabihamdika Allohummaghfirli


Maha suci engkau ya Alloh ya tuhan kami, dan kumemuji kepadaMu, ya Alloh ampunilah aku

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD


Allohumaghfirli, warhamni, wajburni, wa afini, wahdini warzuqni
Ya Alloh ampunilah aku, sayangilah aku, cukupkanlah segala kekuranganku, berilah aku
kesehatan, tunjukanlah aku (jln lurusMu), berilah aku rezeki
TAHIYYATUL AWAL
Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
Segala kehormatan bagi Allah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.
Assalaamu 'alayka, ayyuhannabiyyu, warahmatullaah, wa barakaatuh.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepadamu *, wahai Nabi, dan beserta rahmat Allah, dan
berkatNya.
Assalaamu 'alaynaa, wa 'alaa, 'ibaadillaahisshaalihiiin.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada kami pula, dan kepada sekalian hamba-hambanya
yang shaleh.
Asyhadu, allaa, ilaaha, illallaah.
Aku bersaksi, bahwa tiada, Tuhan, kecuali Allaah.
Wa asyhadu, anna muhammadan, 'abduhu, wa rasuluhu.
Dan aku bersaksi, bahwa muhammad, hambaNya, dan RasulNya.

Allohumash shalli 'ala Muhammad, wa'ala ali Muhammad


Ya Alloh limpahkanlah kebahagiaan (shalawat) atas nabi Muhammad, dan atas keluarganya
Kama shallaita 'ala Ibrahim, wa 'ala ali Ibrahim
Sebagaimana Engkau limpahkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya
Wabarik 'ala Muhammad, wa 'ala ali Muhammad
Dan berkatilah Nabi Muhammad serta keluarganya
Kama barakta 'ala ibrahim, wa 'ala ali ibrahim
Sebagaimana Engkau memberkati Nabi Ibrahim, serta keluarganya

Innaka hamidum majid


Sesungguhnya Engkau Maha Suci lagi Maha Mulia

Rasulullah SAW membuka bacaan dengan doa-doa yang banyak dan bermacammacam. Beliau SAW memuji Alloh, mengagungkanNya dan menyanjungNya.
Rasulullah telah memerintahkan demikian kepada orang yang tidak benar sholatnya.
Beliau bersabda Tidak sempurna sholat seseorang sehingga ia bertakbir, bertahmid
dan menyanjungNya serta membaca ayat-ayat al-Quran yang dihapal. (HR Bukhari
dan Muslim).
Dalam bacaan iftitah (pembukaan), terkadang Beliau SAW membaca doa sebagai
berikut:


1. Allahumma baid baini wa baina khotoyaya kama baadta bainal masyriki wal
maghribi, Allahumma naqqini min khotoyaya kama yunaqqo atstsaubul abyadu
minad danas, Allahummaghsilni min khotoyaya bil mai was tsalji wal barodi.


2. Allahu akbar kabiiraa wal-hamdulillahi katsiiraa wa subhaanallahi bukrotan wa
atsiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan
muslimaan wa maa ana minal-musyrikiin. Inna shalaati wa nusukii wa mahyaaya wa
mamaati lillaahi robbilaalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal
muslimin.
3. Subhaanaka Allohumma wabihamdika wa tabaarakasmuka wadduka walaa ilaha
ghoiruka.
yang artinya Mahasuci Engkau ya Alloh, Maha Terpuji Engkau, Mahamulia Engkau
serta
Mahatinggi kehormatanMu dan tiada tuhan selain Engkau (HR Ibnu Mundih dan
Nasai)
4. Dan lain-lain.
B. Tata Cara Bacaan Dalam Sholat
1. Membaca Taawwudz.
Kemudian Rasulullah SAW membaca taawwudz dengan
mengucapkan Audzubillah minasyaithonirrojim min hamazihi wanafkhihi
wanafatsihi (Aku berlindung kepada Alloh darigodaan setan yang terkutuk dari
semburannya, kesombongannya, dan embusannya) (HR Abu Daud, Ibnu Majah,
Daruquthni & Hakim).
Terkadang Beliau SAW menambahinya denganAudzubillahis-samiiilalim
minasysyaithoonirrojim (Aku berlindung kepada Alloh Yang Mahamendengan lagi
Mahamengetahui dari godaan setan yang terkutuk) (HR Abu Daud, Tirmidzi &
Ahmad).
Setelah itu Beliau SAW membaca Bismillahir-rahman-nirrahim (Dengan nama Alloh
Yang Mahapengasih dan Mahapenyayang) (dengan tanpa
mengangkat/mengeraskan suara). (HR Bukhari, Muslim & Ahmad)

2. Membaca Surat al-Faatihah, Ayat per Ayat


Kemudian Rasulullah SAW membaca surat al-Faatihah dengan memotong setiap
ayat :
a. Bismillaahir-rahmanir-rahim.
b. Alhamdulillaahirab-bilaalamiin.
c. Sampai dengan akhir ayat.
Demikian Rasulullah SAW membaca al-Fatihah sampai akhir surah. Beliau SAW
tidak menyambung ayat dengan ayat berikutnya. Demikian yang diriwayatkan Abu
Daud dan Sahmi.
3. Membaca al-Faatihah Sebagi Rukun Dan Keutamaannya
Beliau selalu mengagunggkan surat ini dengan sabdanyaTidak sah sholat
seseorang apabila belum membaca surah al-Faatihah (dan seterusnya). (HR
Bukhari, Muslim dan Baihaqi)
4. Mengeraskan Bacaan Bagi Makmum
Sebelumnya Rasulullah SAW membolehkan makmum membaca al-Fatihah dengan
keras. Akan tetapi pada suatu sholat Subuh Beliau SAW merasa terganggu oleh
bacaan seorang makmum. Setelah selesai sholat Beliau SAW bersabda Apakah
kalian tadi ikut membaca bacaan imam? Mereka menjawab Benar, akan tetapi
dengan cepat wahai Rasulullah Rasulullah berkata Janganlah kalian lakukan
kecuali kalian membaca al-Fatihah. Sesungguhnya tidak sah sholat seseorang
kecuali membacanya. (HR Bukhari, Abu Daud & Ahmad).
Tetapi kemudian membaca cara ini dilarang oleh Nabi SAW. Yaitu ketika Rasulullah
SAW kembali dari sholat jahr(sholat yang dibolehkan membaca al-Quran dengan
keras). Dalam sebuah riwayat dikatakan pertisiwa itu terjadi pada sholat Subuh.
Beliau bersabda Adakah tadikalian mengikutiku membaca al-Quran dengan suara
keras? Seseorang menjawab Aku wahai Rasulullah Nabi SAW berkata Kenapa
ada yang membaca demikian sehingga mengganggu bacaanku? Abu Hurairah
berkata Maka para sahabat berhenti membaca al-Quran dengan keras dalam
sholat dimana Rasulullah mengeraskan bacaannya ketika mereka mendengar
teguran dari Rasulullah. (Mereka membaca tanpa suara pada sholat dimana
imam tidak mengeraskan bacaan)(HR Malik, Humaidi, Abu Daud dan Bukhari).
Maka berdiam saat imam membaca al-Quran menjadi syarat kesempurnaan
bermakmum. Rasulullah SAW bersabda Sesungguhnya dijadikannya imam itu agar
diikuti oleh makmum,maka apabila mengucapkan takbir, ikutilah mengucapkan
takbir. Janganlah membaca al-Quran, diam dan dengarkanlah. (HR Abu Daud,
Muslim & Abu Uwanah).
Oleh karena itu makmum yang mendengarkan bacaan imam tidak perlu lagi turut
membacanya. Sabda Rasulullah SAW Barang siapa yang sholat bermakmum maka
bacaan imam adalah menjadi bacaannya juga. (HR Daruquthni, Ibnu Majah &
Ahmad). Ini untuk sholat-sholat yang jahr (imam mengeraskan bacaannya).
5. Kewajiban Membaca Tanpa Suara

Adapun pada sholat-sholat yang harus membaca tanpa suara, Rasulullah SAW telah
menetapkan kehaursan membaca al-Quran padanya. Jabir berkata Kami
membaca al-Faatihah dan surah al-Quran pada sholat Dzuhur dan Ashar
dibelakang imam pada dua rakaat pertama, sedangkan pada dua rakaat berikutnya
membaca al-Faatihah (saja).(Riwayat Ibnu Majah).
6. Imam Mengucapkan Amin Dengan Mengangkat Suara
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Abu Daud disebutkan bahwa ketika Rasulullah
SAW selesai membaca al-Faatihah, Beliau SAW mengucapkan amin dengan suara
jelas dan panjang. Orang-orang yang bermakmumpun dianjurkan untuk
mengucapkannya. Sabda Beliau SAWApabila imam sholat mengucapkan Ghoiril
maghdhuubialaihim waladhaaliin maka katakanlahAmin. (Sesungguhnya
malaikiat berkata Amin dan imampun mengucapkan Amin).Dalam lafal lain
disebutkan bahwa jika seorang imam sholat mengucapkan amin, makaikutilah
dengan mengucapkan amin. Apabila ucapan amin itu bersama dengan ucapan
malaikat, (Dalam lafal lain disebutkan : Apabila seseorang mengucapkan amin
dalam sholat, dan para malaikat di langit mengucapkan amin dengan bersamaan)
niscaya dosa-dosanya akan diampuni. (HR Bukhari, Muslim & Nasai).
Rasulullah SAW juga bersabda Tidak ada suatu yang paling menjadikan orangorang Yahudi iri kepada kalian kecuali ucapan salam dan amin (dibelakang
imam). (HR Bukhari, Ibnu Majah dan Ahmad).
7. Bacaan Setelah Membaca al-Faatihah.
Setelah membaca al-Faatihah, Rasulullah SAW membaca surah lainnya. Terkadang
membaca surah panjang dan kadang surah pendek karena suatu penyebab seperti
sedang dalam perjalanan, sakit batuk atau sakit lainnya. Atau mendengar tangis
anak kecil sebagaimana yang disebutkan oleh Anas bin Malik ra.
8. Boleh Hanya Membaca al-Faatihah
Muadz pernah sholat Isya berjamaah dengan Rasulullah SAW di akhir waktu, lalu
pulang. Disana ia sholat lagi bersama sahabat-sahabatnya sebagai imam. Dalam
jamaah itu terdapat seorang anak muda bernama Sulaim dari bani Salamah. Anak
muda itu merasakan sholatnya terlalu lama, maka ia keluar dan sholat sendiri di
pojok masjid. Usai sholat ia bergegas keluar masjid dan menunggang untanya
langsung meninggalkan tempat itu.
Setelah sholat Muadz diberitahu akan kejadian ini. Ia berkata Sungguh hal ini
perbuatan munafik!. Aku akan laporkan apa yang diperbuatnya kepada
Rasulullah.Anak muda itu juga berkata Aku juga akan adukan apa yang dilakukan
kepada Rasulullah.
Keesokan harinya mereka datang kepada Rasulullah. Muadz mengadukan apa
yang dilakukan anak muda itu, dan anak muda itupun melaporkan apa yang
diperbuat oleh Muadz. Ia berkata Wahai Rasulullah dia telah sholat yang lama
denganmu. Lalu ia pulang dan mengimami kami dengan lama. Rasulullah
menjawabWahai Muadz akankah engaku membuat fitnah?Rasulullah bertanya

kepada anak muda itu Apa yang engkau lakukan dalam sholatmu? Ia menjawab
Aku membaca al-Faatihah, lalu berdoa memohon surga kepada Allah,
dan berlindung dari siksa neraka. Aku tidak tahu apa yang engaku baca dengan
suara lirih danyang dibaca Muadz Nabi menyahut Aku dan Muadz seperti ini
(telunjuk dan jari tengah). Anak muda itu berkata Akan tetapi Muadz akan tahu
kalau musuh datang, sedangkan mereka telah diberitahu bahwa musuh telah datang
di tempat mereka. Orang yang meriwayatkan hadits ini berkata Kaum tersebut
kemudian datang menyerang dan anak muda itu gugur sebagai syahid. Lalu
Rasulullah SAW bersabda kepada Muadz Setelah peristiwa itu bagaimana kamu
dengan orang yang mengadukanmu kepadaku? Muadz menjawab Wahai
Rasulullah, Allah Mahabenar dan saya keliru. Anak muda itu telah gugur sebagai
syahid. (HR Ibnu Khuzaimah, Baihaqi, Ahmad, Abu Daud, Bukhari & Muslim)
9. Membaca al-Faatihah Dengan Suara Keras dan Tanpa Suara Pada Sholat Lima
Waktu Dan Sholat Lainnya.
Pada sholat Subuh dan pada rakaat pertama dan kedua pada sholat Maghrib dan
Isya Rasulullah SAW membaca al-Faatihah dan surah lainnya dengan suara keras.
Sedangkan pada sholat Dzuhur dan Ashar Beliau SAW membacanya dengan tanpa
suara. Para sahabat mengetahui apa yang dibaca oleh Rasulullah SAW dalam
sholat-sholat yang tanpa suara dari gerakan jenggotnya dan terkadang Nabi SAW
sendiri memperdengarkan bacaannya. Demikian penjelasan Bukhari dan Abu Daud.
Beliau SAW juga membaca dengan mengangkat (mengeraskan) suara pada sholat
Jumat , Idul Fitri, Idul Adha, Istisqa (sholat meminta hujan), dan sholat Kusuf
(gerhana).
C. Bacaan-Bacaan Sholat Nabi SAW
Bacaan sholat Rasulullah SAW bermacam-macam. Kadang Nabi SAW membaca
surat ar-Rum (60 ayat), kadang ash-Shaffat (182 ayat), kadang surat Zalzalah (7
ayat) dan lain-lain.
D. Bacaan Tartil dan Memerdukan Suara
Perintah Allah terhadap Rasulullah SAW adalah agar membaca al-Quran dengan
tartil, tidak pelan, dan tidak terlalu cepat. Tetapi dibaca kalimat per kalimat sehingga
bacaan satu surah lebih lama daripada dibaca dengan biasa.
Beliau SAW bersabda Kelak akan dikatakan kepada orang yang membaca alQuran Bacalah, telitilah dan tartillah sebagaimana engkau mentartilkannya di
dunia. Sesungguhnya kedudukanmu adalah diakhir ayat yang engkau baca. (HR
Abu Daud dan Tirmidzi).
Beliau menyuruh para sahabatnya untuk membaca al-Quran dengan suara merdu
dalam sabdanya Hiasilah al-Quran dengan suaramu. Sesungguhnya suara yang
bagus dapat menjadikan al-Quran bertambah indah.(HR Bukhari, Abu Daud &
Hakim).
Beliau juga bersabda Sesungguhnya orang yang bagus suaranya adalah apabila
engkau

mendengarkan suara bacaan al-Quran sedangkan kamu mengira bahwa dia adalah
orang yang takut kepada Allah. (HR Thabrani, Ibnu Mubarak & Abu Nuaim).
E. Membetulkan Bacaan Imam Yang Salah
Abu Daud, Ibnu Hibban dan Thabrani meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
menyuruh
membetulkan imam yang salah membaca al-Quran. Beliau pernah melakukan
sholat dan salah dalam membaca al-Quran. Usai sholat Beliau bertanya kepada
Ubay, Apakah engkau sholat bermakmum dengan saya? Ubay menjawab Benar
Beliau menimpali Kenapa tidak membetulkan bacaanku yang salah?
F. Bertaawwudz Dan Meludah Saat Sholat Untuk Menghilangkan Gangguan
Dalam hadits riwayat Muslim dan Ahmad disebutkan bahwa Utsman bin Abi Ash
berkata kepada Rasulullah SAW Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah
menggangguku ketika aku membaca al-Quran saat sholat sehingga sholatku
kacau. Rasulullah SAW bersabda Itulah setan yang bernama Khinzib. Jika engkau
merasakan keahdirannya, bacalah taawwudz danmeludahlah ke sebelah kirimu tiga
kali. Utsman berkata Aku kemudian melakukannya sehingga Allah mengeyahkan
setan dariku.

Anda mungkin juga menyukai